PUSKESMAS KALIJUDAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
C. SASARAN PEDOMAN
Seluruh pelaksana program Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kalijudan, yang terdiri
dari 6 program UKM esensial dan 4 program UKM pengembangan.
1. Upaya KIA – KB
4. Upaya Gizi
2
E. BATASAN OPERASIONAL
E.1 Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat.
E.2 Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk
menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan terhadap penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan
penyembuhan suatu penyakit di masyarakat.
E.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang
berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak
bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang
berkualitas.
E.4 Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan
status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan
serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
E.6 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat upaya puskesmas dalam melakukan perawatan
bagi penderita yang dilakukan dirumah.
E.7 Upaya Kesehatan Tradisional adalah cara menganggulangi masalah kesehatan dengan
perawatan dan pengobatan tradisional
E.8 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat adalah kegiatan pelayanan kesehatan gigi yang
diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas sehingga masyarakat mau
dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah kesehatan gigi dan mulut
E.9 Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23).
3
E.10 Upaya Kesehatan Anak,Remaja,Usila adalah upaya kesehatan yang meliputi
promotif,preventif,kuratif,rehabilitatif pada usia anak,remaja dan lanjut usia
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kalijudan terdiri dari 6 program UKM esensial dan 4 program
UKM pengembangan, dimana diketuai oleh 1 orang penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dengan
kualifikasi pendidikan profesi D3 Keperawatan, sedangkan masing – masing program dipegang oleh
penanggung jawab program yang terdiri dari :
5
B. JADWAL KEGIATAN
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. STANDAR FASILITAS
7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
1. Upaya KIA-KB
Ruang lingkup kegiatan KIA/KB luar gedung antara lain pelaksanaan kelas ibu hamil, kelas ibu
balita, kunjungan rumah, pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah/SDIDTK di Posyandu, PAUD, dan TK.
Ruang lingkup kegiatan Kesehatan Lingkungan di luar gedung antara lain melakukan inspeksi
sanitasi terhadap tempat pengelolaan sampah (TPS) sampah dan tempat pengelolaan akhir
(TPS) sampah, perumahan, sarana air bersih, tempat – tempat umum, tempat penelolaan
makanan. Melakukan pembinaan dalam upaya menurunkan risiko terjadinya angka kesakita
akibat kondisi lingkungan dengan melakukan intervensi yang tepat antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sehingga hilang atau berkurangnya breeding place
yang menjadi sumber berkembangbiaknya binatang penular penyakit
3. Upaya Gizi
3.1 Pemantauan kadarzi (keluarga sadar gizi), yang meliputi pemantauan status gizi pada :
8
e. Menganjurkan agar keluarga selalu mengkonsumsi garam beryodium.
f. Menganjurkan ibu hamil untuk datang memeriksakan kehamilannya secara rutin kepada
bidan kelurahan atau ke Puskesmas antara lain :
1. Pemeriksaan kehamilan minimal 12 kali selama kehamilan :Trisemester 1 sebanyak
3 kali,Trisemester 2 sebanyak 3 kali,Trisemester 3 sebanyak 6 kali.
2. Pemeriksaan laboratorium lengkap.
3. USG (Dopler felowcimetri)
4. Pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa Unair dan GELIAT unair.
g. Membantu sasaran untuk mendapatkan suplemen gizi, anjuran yang disampaikan yaitu :
1). Ibu hamil perlu mendapatkan dan minum tablet besi minimal 90 tablet selama hamil
untuk mencegah dan menanggulangi anemia.
2). Ibu nifas perlu mendapatkan dan minum 2 kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI
(kapsul merah), 1 kapsul setelah bayi lahir dan 1 kapsul hari berikutnya atau paling lama
30 hari setelah melahirkan, dapat diperoleh di posyandu atau Puskesmas lain untuk
mencegah dan menanggulangi kekurangan vitamin A pada bayi yang disusui.
3). Bayi umur 6-11 bulan perlu mendapatkan dan minum 2 kapsul vitamin A dosis tinggi
100.000 SI (kapsul biru) setiap bulan Pebruari dan Agustus, dapat diperoleh di posyandu
atau Puskesmas untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan vitamin A.
4). Balita 12-60 bulan perlu mendapatkan dan minum kapsul vitamin A dosis tinggi
200.000 SI (kapsul merah) setiap bulan Pebruari dan Agustus, dapat diperoleh di
posyandu atau Puskesmas untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan vitamin A.
9
b. Cara pemberian
No Sasaran Dosis Waktu
1. Bayi (6-11 bulan) 100.000 SI (kapsul 1 kali / tahun (Pebruari dan
warna biru) Agustus)
2. Anak balita (1-5) tahun 200.000 SI (1 kapsul 2 kali / tahun ( Pebruari dan
warna merah) Agustus)
3. Ibu nifas (0-42 hari) 200.000 SI (2 kapsul 1 kapsul segera setelah
warna merah) melahirkan, 1 kapsul lagi
diberikan dengan selang
waktu minimal 24 jam
4. Kejadian tertentu
a. Xeropthalmia - 100.000 SI / - Hari pertama
Bayi / Anak 200.000 SI
- 100.000 SI / - Hari ke dua
200.000 SI
- 100.000 SI /
- Dua minggu berikutnya
200.000 SI
c. Bila ada kejadian luar biasa (KLB) campak, pneumoni, diare, gizi buruk dan infeksi lain.
Kepada seluruh balita di wilayah Puskesmas diberi 1 kapsul vitamin A sesuai umur. Bila
balita tersebut telah menerima kapsul terakhir belum mencapai 30 hari pada saat
kejadian KLB, maka kepada balita tersebut tidak dianjurkan lagi untuk diberikan kapsul
vitamin A.
d. Kejadian bencana alam
Seluruh balita di wilayah bencana alam / pengungsian diberi kapsul vitamin A dengan
dosis sesuai umur.
e. Sweeping
Sweeping adalah salah satu upaya untuk menjaring sasaran dalam meningkatkan
pemberian kapsul vitamin A. Hal ini dilakukan bila masih terdapat sasaran yang belum
mendapatkan vitamin A pada hari pemberian yang telah ditentukan dalam bentuk
kunjungan rumah.
a) Penyakit Menular
Penjaringan Suspek
Pengobatan pasien
Contact Tracing
11
Pelacakan TB Mangkir
(2) Kusta
Penemuan Kasus
Kontak Serumah
(3) HIV
Penemuan Kasus
Refresing Kader
Pendampingan
(4) Campak
(5) Hepatitis
(6) Difteri
(7) AFP
(8) Diare
Penemuan Kasus
Managemen kasus
12
(9) Kecacingan
(10) DBD
(1) Posbindu
Penyuluhan
Refreshing Kader
5.1 Survei PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), antara lain :
5.2 Promosi Kesehatan pada tingkat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
13
5.4 Pelaksanaan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang meliputi :
a). Poskeskel
b). Posyandu Balita
c). Posyandu Lansia
d).Pos UKK
e).Posbindu PTM
1. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu dalam konteks
keluarga) yang berupa asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga yaitu :
a) Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
c) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).
f) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
g) Pencatatan dan pelaporan seperti kartu keluarga pencatatan posyandu.
14
2. Asuhan Keperawatan keluarga rawan dan miskin
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin
yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan dilakukan di rumah
keluarga. Kegiatannya meliputi :
a) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu dalam konteks
keluarga)
b) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di
masyarakat.
c) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
d) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
e) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
f) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).
g) Pelayanan kesehatan sesuai rencana,misalnya memantau keteraturan berobat pasien
dengan pengobatan jangka panjang.
h) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan / keperawatan di rumah.
i) Pencatatan/pelaporan.
3. Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan yang
memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu institusi maupun non institusi,kegiatannya
meliputi antara lain
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan
daerah binaan untuk :
a) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah kesehatan spesifik.
b) Meningkatkan pastisipasi msyarakat melalui kegiatan memotivasi masyarakat untuk membentuk
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
d) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader-kader kesehatan di
masyarakat.
e) Pencatatan/pelaporan.
15
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Tradisional (Kestrad), kegiatannya meliputi :
1.1 Pembinaan Battra
- Melakukan inventarisasi semua jenis pengobatan tradisional yang diakui keberadaannya
di masyarakat
- Melakukan survey lapangan
- Melakukan wajib daftar kepada semua jenis pengobatan tradisional yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat
- Melakukan pembinaan dengan cara mengelompokkan menjadi tiga pola utama yaitu :
1) Pola Toleransi yaitu pembinaan terhadap semua jenis pengobatan tradisional
yang diakui keberadaannya di masyarakat, pembinaan diarahkan pada limitasi
efek samping.
2) Pola Integrasi yaitu pembinaan terhadap pegobatan tradisional yang secara
rasional terbukti aman bermanfaat dan setelah melalui penilaian tim mempunyai
kesesuaian dengan hakekat ilmu kedokteran dapat merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan modern.
3) Pola Tersendiri yaitu pembinaan terhadap pengobatan tradisional yang secara
rasional terbukti aman, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi
memiliki kaidah tersendiri yang dapat dikembangkan dan dibina secara tersendiri.
Untuk selanjutnya mendorong agar jenis pengobatan tradisional dapat bergerak ke
jenjang lebih tinggi, yakni dari tahap informatif yaitu tahapan untuk menjaring semua
jenis pengobatan tradisional yang keberadaannya diakui oleh masyarakat, termasuk
yang belum secara rasional terbukti bermanfaat ke tahap normatif yaitu jenis pengobatan
tradisional dapat dibuktikan secara rasional mekanisme pengobatannya untuk
selanjutnya dari tahap formatif ke tahap normatif yaitu jenis pengobatan tradisional telah
secara rasional terbukti bermanfaat, aman dan dapat dipertanggung jawabkan dengan
terlebih dahulu dilakukan penapisan, penilaian, pengkajian dengan menggunakan kriteria
tertentu.
- Pemantauan, Pengawasan dan Penilaian
Pengawasan mutu pelayanan praktek pengobatan tradisional yang menyimpang
dari standar yang berlaku
Pengawasan kebersihan dan mutu sarana yang dipergunakan dalam praktek
pengobatan oleh pengobat tradisional
Pemantauan terhadap akibat sampingan yang mungkin timbul dari penggunaan
sarana yang tidak memenuhi syarat kesehatan maupun dari malpraktek oleh
pengobat tradisional
Pemantauan terhadap perkembangan jumlah dan mutu pengobatan tradisional
Pemantauan aktifitas pengobat tradisional dalam menunjang pembangunan
kesehatan
Penggunaan indikator untuk pemantauan dan penelitian pembinaan pengobatan
tradisional.
16
Pengembangan sistem pencatatan pelaporan pembinaan pengobat tradisional.
- Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan Pembinaan Battra Kesehatan Tradisional dicatat dan dilaporkan kepada dinas
kesehatan kota Surabaya setiap 6 bulan sekali.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan demo TOGA. Pelaporan kegiatan dilakukan
setiap satu bulan sekali ditujukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan Kepala Puskesmas setempat.
2. Upaya Kesehatan Kerja ( UKK)
3. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat ( UKGM )
4. Upaya Kesehatan Anak, Remaja ,Usila ( ARU)
Adapun program lain yaitu program inovasi yakni Kelas Toga. Berdasarkan hasil survey identifiksi
kebutuhan dan harapan, masyarakat mengharapkan adanya pembinaan lebih lanjut tentang
pengelolaan dan pemanfaatan TOGA agar TOGA dapat berkembang secara optimal dan
17
5.Warga dan petugas praktek bersama tentang pengolahan TOGA dan cara membudidayakan
TOGA
6.Diskusi bersama
7.Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan kelas TOGA.
18
BAB V
LOGISTIK
Logistik dalam Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi media sarana pemberian informasi
kesehatan kepada masyarakat ( poster,leaflet, lembar balik,spanduk), pemberian makanan tambahan
untuk kasus balita gizi buruk, penderita TBC,HIV,kanker, media untuk pencatatan hasil posyandu balita
dan posyandu lansia serta posbindu berupa Kartu Menuju Sehat (KMS), serta alat – alat yang
diperlukan untuk menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berupa Posbindu kit dan CHN
kit.
19
BAB VI
Pada setiap kegiatan UKM, yang selalu melibatkan masyarakat maka keselamatan masyarakat
sebagai sasaran utama kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kalijudan senantiasa
menjadi perhatian utama, oleh sebab itu tiap pemegang program atau pelaksana di lapangan bersama
tim manajemen risiko Puskesmas Kalijudan melakukan identifikasi risiko pelaksanaan kegiatan UKM
terhadap masyarakat, upaya penanganan sampai dengan evaluasi upaya penanganan apabila terjadi
sesuatu hal yang tidak diinginkan. Apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan,maka laporan kejadian
risiko akan dilaporkan kepada tim manajemen risiko, dan akan dilaporkan dalam rapat tim mutu dan
minilokakarya Puskesmas.
20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Para pelaksana kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat meletakkan keselamatan kerja pada
prioritas utama sebagai perlindungan diri sendiri maupun perlindungan bagi orang lain, seperti dengan
menggunakan alat pelindung diri (contoh handscoon) saat melakukan penyuntikan imunisasi di
Posyandu Balita, dan limbah alat bekas pakai (contoh spuit, vial imunisasi) dibuang pada safety box
yang dibawa saat berangkat posyandu balita untuk mencegah penularan penyakit.
21
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
3 bulan akan dilaporkan dalam Mini Lokakarya Tribulanan bersama lintas sektoral.
22
BAB IX
PENUTUP
23