Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ADVOKASI DAN PROMOSI KESEHATAN

“ADVOKASI DI BIDANG KESEHATAN IBU DAN ANAK”

DI SUSUN OLEH :

PUTRI NANDA APRILIA K202101009

LA ODE FADAR WANGI K202101018

PUTRI FERDAYANTI K202101012

IAN EKA FARADITA K202101013

FERA WATI K202101022

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMI-ILMU KESEHATAN

UNVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalahyang berjudul “Sistem PelayananKesehatan”.

Dalam penyusunan Penulisan makalah tidak terlepas dari bantuan


berbagaipihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan
keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, maka


sarandan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaanMakalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagikita semua.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................


B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi.........................................................................................
B. Langkah-langkah pelaksanaan advokasi...........................................................
C. Advokasi di bidang KIA.................................................................................
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................
B. SARAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah advokasi mulai digunakan oleh World Health Organization


(WHO) pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi
kesehatan. WHOmerumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatan secaraefektif menggunakan 3 strategi pokok yakni
advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
Advokasi juga dapat diartikan sebagai upaya pendekatan
(approches) terhadaporang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Oleh karena itu yang menjadi sasaranadvokasi adalah para pemimpin
suatu organisas atau institusi kerja baikdilingkunagn pemerintah maupun
swasta serta organisasi kemasyarakatan. Darisegi komunikasi advokasi
adalah salah satu komunikasi personal, interpersonal,maupun massa yang
ditujukan kepada para penentu kebijakan (policy makers)atau para
pembuat keputusan (decision makers) pada semua tingkat dan
tatanansocial
Dalam isu-isu kesehatan masyarakat, seringkali kita harus
melakukanadvokasi sebagai bagian penting dalam strategi program. Peta
pikiran berikut ini berbicara tentang advokasi. Intinya, advokasi
merupakan proses untuk mempengaruhi pengambil kebijakan. Ia dapat
menjadi bagian dari keseluruhan strategi program,karena untuk mencapai
hasil yang kita inginkan kita memerlukan pendekatan yang lebih luas,dan
mendasar kepada penyebab majemuk.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan advokasi kesehatan.?

2. Bagaimana pelaksanaan advokasi .?


3. Bagaimana advokasi di bidang KIA.?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian advokasi KIA.?

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan advokasi .?

3. Untuk mengetahui bagaimana advokasi dalam KIA.?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Advokasi kesehatan

Istilah advokasi mulai digunakan oleh World Health


Organization (WHO) pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi
global promosi kesehatan. WHOmerumuskan bahwa dalam
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secaraefektif
menggunakan 3 strategi pokok yakni advokasi, dukungan sosial,
dan pemberdayaan masyarakat
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau
bantuan terhadapseseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah
advokasi mula-mula digunakandibidang hukum atau pengadilan.
Sesorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum,
agar memperoleh keadilan yang sesungguh-sungguhnya.Mengacu
kepada istilah advokasi dibidang hukum tersebut, maka advokasi
dalamkesehatan diartikan upaya untuk memperoleh
pembelaan, bantuan, atau dukunganterhadap program Kesehatan.
Advokasi juga merupakan langkah untuk
merekomendasikan gagasan kepadaorang lain atau menyampaikan
suatu isu penting untuk dapat diperhatikanmasyarakat serta
mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk
mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan terhadap
permasalahan yangdiperkenalkan dan mengusulkan bagaimana
cara penyelesaian masalah tersebut.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi antara pendekatan
atau kegiatan individu dan social, untuk memperoleh
komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan social, dan
adanya sistem yangmendukung terhadap suatu program atau
kegiatan.
Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk
memperolehkomitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan,
atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku
sehat (DEPKES, 2007)
a. Tujuan Advokasi
Tujjuan umum advokasi adalah Adanya komitmen dan
dukungan darikebijakan pemerintah, sumberdaya, dan
keikutsertakan berbagai pihak untukmemberikan kemudahan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Secara umumtujuan
advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan kebutuhan
kelompok masyarakat yang oleh karena keterbatasannya untuk
memperoleh akses di bidangsosial, kesehatan, politik, ekonomi,
hukum, budaya, mengalami hambatan secara struktural akibat tidak
adanya kebijakan publik yang bepihak kepada mereka. Padaintinya
tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong kebijakan publik
sepertidukungan tentang kesehatan.
adapun Tujuan khusus advokasi adalah sebagai berikut:
1) Adanya pemahaman atau kesadarah terhadap masalah
kesehatan
2) Adanya ketertarikan dalam menyelesaikan masalah kesehatanc.
3) Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah
kesehatan dengan memberikan alternatif solusi
4) Adanya tindakan nyata dalam menyelesaikan masalah
kesehatane.
5) Adanya tindak lanjut kegiatan
b. Strategi advokasi
Strategi pendekatan utama dalam advokasi yaitu:
1) Melibatkan para pemimpin/ pengambil keputusan
Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan
pemahaman tentang bidang yang diberdayakan, disertai
kemauan dari kelompok sasaran yang akanmenempuh proses
pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi
kesehatanakan berlangsung dengan sukses. Agar masyarakat
mempunyai kemampuanuntuk meningkatkan kesehatannya.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu bentuk upaya
melibatkan peran serta dari masyarakat ketika kita
melakukan promosi kesehatan. Sebagai contoh yaitu
pemanfaatan kader yang telah dilatihatau anggota masyarakat
yang mempunyai kemampuan dalam memberikan promosi
kesehatan.
2) Menjalin kemitraan
kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuantertentu. Dalam kerjasama
tersebut ada kesepakatan tentang komitmen danharapan
masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap
kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat,dan saling berbagi
baik dalam resiko maupun keuntungan yang di peroleh.
3) Memobilisasi kelompok peduli
Memobilisasi kelompok peduli merupakan suatu proses
mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam
kelompok-kelompok ataumengorganisasikan kelompok yang
sudah ada. Dengan mobilisasidimaksudkan agar termotivasi
individu dapat diubah menjadi Tindakan kolektif
4) Menciptakan lingkungan yang mendukungCara masyarakat
mengatur kerja harus dapat membantu menciptakanmasyarakat
yang sehat. Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup
dankondisi kerja yang aman, yang menstimulasi, memuaskan,
danmenyenangkan.Penjajakan sistematis dampak kesehatan
dari lingkungan yang berubah pesat, terutama di daerah
teknologi, daerah kerja, produksi energi danurbanisasi sangat
esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untukmemastikan
keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat.
Perlindunganalam dan lingkungan yang dibangun serta
konservasi dari sumber daya alamharus ditujukan untuk
promosi kesehatan apa saja. Lingkungan yangMendukung
adalah lingkungan dimana kita akan menjadikan contoh yang
baiktentang kesehatan lingkungan ketika kita akan melakukan
promosikesehatan.Contoh adanya sekolah sehat yang
mempunyai lingkungan yangsehat. Gerakan Masyarakat
merupakan suatu partisifasi masyarakat yang menunjang
kesehatan. Contoh gerakan Jum’at bersih
5) Mengembangkan keterampilan individu (develop personal
skills)
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan
sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan
pengembangan keterampilanhidup. Dengan demikian, hal ini
meningkatkan pilihan yang tersedia bagimasyarakat untuk
melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkunganmereka,
dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi
kesehatan.Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui
kehidupan dalammenyiapkan diri mereka untuk semua
tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan
sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalamsekolah,
rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.
KeterampilanIndividu adalah kemapuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatandan kemampuan dalam
mencontohkan (mendemostrrasikan). Contohsederhana ketika
petugas memberikan promosi kesehatan tentang
pembuatanlarutan gula garam, maka petugas harus mampu
membuatnya dan biasa mencontohkannya
6) Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan
kesehatan dibagi diantara individu, kelompok komunitas,
profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan
pemerintah. Mereka harus bekerja sama melaluisuatu sistem
perawatan kesehatan yang berkontribusi untuk
pencapaiankesehatan. Peran sektor kesehatan harus bergerak
meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung
jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan
pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegangmandat
yang meluas yang merupakan hal sensitif dan ia juga
harusmenghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus
mendukung kebutuhanindividu dan komunitas untuk kehidupan
yang lebih sehat, dan membukasaluran antara sektor kesehatan
dan komponen sosial, politik, ekonomi, danlingkungan fisik
yang lebih luas. Reorientasi pelayanan kesehatan
jugamemerlukan perhatian yang kuat untuk penelitian
kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan
pendidikan profesional. Hal ini harus membawakepada
perubahan sikap dan pengorganisasian pelayanan kesehatan
denganmemfokuskan ulang kepada kebutuhan total dari
individu sebagai manusia seutuhnya. Contoh adalah
pemanfaatan sarana kesehatan terdekat sebagaiwadah informasi
dan komunikasi tentang kesehatan.
7) Bergerak ke masa depan (moving into the future)
Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara
pengaturan darikehidupan mereka sehari-hari di mana mereka
belajar, bekerja, bermain, danmencintai. Kesehatan diciptakan
dengan memelihara satu sama lain dengankemampuan untuk
membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap
kondisikehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa
masyarakat yag didiamiseseorang menciptakan kondisi yang
memungkinkan pencapaian kesehatanoleh semua anggotanya
8) Pemberdayaan Masyarakat (empowerment )
Pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan.Pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan lebih kepada untukmeningkatkan partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up
(dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah
kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program.
Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat maka
suatu program kesehatan dapat lebih tepatsasaran dan memiliki
daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilakukarena
dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa
kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk
kita. Dengan pemberdayaanmasyarakat, diharapkan masyarakat
dapat berperan aktif atau berpartisipasidalam setiap kegiatan.
Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan,
partisipasimasyarakat harus ditumbuhkan. Pembezrdayaan
masyarakat dalam bidangkesehatan pada dasarnya tidak
berbeda dengan pemberdayaan masyarakatdalam bidang-
bidang lainnya. Partisipasi dapat terwujud dengan
syarat :Adanya saling percaya antar anggota
masyarakat.Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan
aktif .Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan
oleh masyarakat.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan advokasi

Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah


pendekatan persuasif, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan,
yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice).
Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan
utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja
senganmedia massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa,
dan membangunkapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui
pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja, pembangunan
institusi, pembuatan forum, dan kerjasama bilateral.

Langkah-langkah pokok dalam advokasi (Menurut Depkes,2007):

a. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang


memerlukan advokasi

b. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran

c. Siapkan dan kemas bahan informasi

d. Rencanakan Teknik atau cara kegiatan operasional

e. Laksanakan kegiatan pantau,dan evaluasi serta tindak


lanjut.

Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya


adalah diperolehnyadukungan dari para pembuat keputusan
terhadap program kesehatan yang ditawarkanatau diusulkan. Oleh
sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah-langkah
sebagai berikut:

a. Tahap persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun
bahan (materi) atauinstrumen advokasi.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi sangat tergantung dari metode atau cara
advokasi. Cara advokasi yang sering digunakan adalah lobbi
dan seminar atau presentasi.
c. Tahap penilaian
Seperti yang disebutkan diatas bahwa hasil advokasi yang
diharapkan adalah adanya dukungan dari pembuat keputusan,
baik dalam bentuk perangkat lunak (software) maupun
perangkat keras (hardware).

3. Advokasi di bidang KIA

Advokasi dibidangKIA merupakan sebuah upaya yang dila


kukn orang-orang di bidang kebidanan, utamanya promosi
kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.
Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat
kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang
kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih
tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan
dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
membuat peraturan- peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan
dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat
mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud dimasyarakat.
Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan
kesehatan (kebidanan).

Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai


suatu tujuan yang merupakan suatu usaha sistematis dan
terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya
perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju.Misalnya
kita memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari
kebijakan publicdari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari
informasi kesehatan bias tersampaikan dengan kemudahan kepada
masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat
menyokong atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)

ada beberapa peran bidan sebagai Advokator di bidang KIA yaitu :


a) Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam
mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai
kesehatan yang optimal (kesetaraandalam memperoleh
pelayanan kebidanan)
b) Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika
ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan
peralatan yang tidak steril,maka bidan melakukan advokasi
kepada pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang
dilakukan oleh dukun menggunakan peralatanyang steril salah
satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi
dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi
dilapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
c) Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Advokasi juga dapat diartikan sebagai upaya pendekatan
(approches) terhadaporang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu programatau kegiatan yang
dilaksanakan. Advokasi kesehatanadalah advokasi yang
dilakukanuntuk memperoleh komitmen atau dukungan dalam
bidang kesehatan, atau yangmendukung pengembangan lingkungan
dan perilaku sehat (DEPKES, 2007).Keberhasilan komunikasi
interpersonal dalam advokasi sangat ditentukan olehefektivitas
komunikasi para petugas kesehatan termasuk bidan dengan para
pembuatatau penentu kebijakan.
Advokasi dibidangKIA merupakan sebuah upaya yang dila
kukn orang-orang di bidang kebidanan, utamanya promosi
kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.
Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat
kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang
kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih
tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan
dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
membuat peraturan- peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan
dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat
mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud dimasyarakat.
Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan
kesehatan (kebidanan).
B. SARAN

Diharapkan kepada pembuat kebijakan agar lebih


memperhatikan Kesehatan Ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES 2007
D.J Maulana, Heri. 2007. Promosi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC:Jakarta
Fatmanadia.2012. Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan
Kebidanan, http://fatmanadia.wordpress.com. Diakses oleh Martine
Onasis Matondang
Topatimasang, Roem, et al. 2005. Sehat itu Hak : Panduan Advokasi Masalah
Kesehatan Masyarakat. Koalisi Untuk Indonesia Sehat-INSIST

Anda mungkin juga menyukai