Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ningsih Widari

NIM : 121000287
Kelas :C
Matakuliah : Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan

TIGA STRATEGI DASAR PROMOSI KESEHATAN


Guna mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien,
diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Yakni teknik atau cara bagaimana mencapai
atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya
guna. Ada 3 (tiga) strategi dasar promosi kesehatan yang dirumuskan oleh WHO (1994),
yaitu Gerakan Pemberdayaan sebagai ujung tombak, Bina Suasana (mediasi), dan Advokasi.
Ketiga strategi ini merupakan isi dari piagam ottawa tahun 1986 yang diadakan di Kanada.
Ke dalam masing-masing strategi harus diintegrasikan semangat dan dukungan Kemitraan
dengan berbagai stakeholders. Kesemuanya diarahkan agar masyarakat mampu
mempraktikkan perilaku mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

1. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary
mengandung dua pengertian :
a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberi
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan,
b. Togive power of authority to, yang berarti memberi kekuasaan.
Ada banyak pengertian mengenai pemberdayaan yang diungkapkan oleh para ahli.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan dan memandirikan
masyarakat. Atau dengan kata lain adalah bagaimana menolong masyarakat untuk mampu
menolong dirinya sendiri (Edi Suharto, 2004).
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
langsung (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Pengertian lain mengenai pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut:

1
 Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan
agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).
 Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya...
pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al, 1994).

Berdasarkan berbagai pengertian pemberdayaan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan suatu kegiatan mewujudkan kemandirian
masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan agar masyarakat dapat menolong
diri mereka sendiri dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan ekonominya.

Contoh pemberdayaan
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,
seperti: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian daan pengembangan masyarakat seperti:
koperasi dan pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga
(income generating skill). Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan dari tenaga ahli
dan juga LSM. Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak
terhadap kemmpuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka.

2. Advokasi
Pengertian Umum Advokasi adalah suatu aksi atau tindakan untuk memperjuangkan
kepentingan masyarakat. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, SKM, M.Com.H., menyatakan
dalam bukunya bahwa advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.

Ada banyak pengertian mengenai advokasi yang diutarakan oleh para ahli. Berikut
adalah beberapa pengertian mengenai advokasi:

 Zastrow (1982) memberikan pengertian advokasi sebagai aktivitas menolong klien


untuk mencapai layanan ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem

2
layanan, dan membantu serta memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak
orang yang membutuhkan.
 Kaminski dan Walmsley (1995) menjelaskan bahwa advokasi adalah satu aktivitas
yang menunjukkan keunggulan pekerjaan sosial berbanding profesi lain.
 Topatimasang (2000) mengatakan bahwa advokasi adalah upaya untuk memperbaiki,
membela (confirmation) dan mengubah (policy reform) kebijakan sesuai dengan
kepentingan prinsip-prinsip keadilan.

Beberapa di antaranya mendefinisikan advokasi adalah adalah suatu tindakan yang


ditujukan untuk mengubah kebijakan, kedudukan atas program dari suatu institusi.

Advokasi dalam pengertian kesehatan adalah strategi untuk mempengaruhi para


pengambil keputusan khususnya pada saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber
daya dan mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat. Advokasi
dilakukan dengan usaha sistematik & terorganisir untuk mempegaruhi dan mendesak
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju dan semakin baik.
Advokasi merupakan ilmu dan seni yang terencana untuk mendapatkan dukungan dalam
memecahkan masalah dimana keberhasilannya diperoleh bila dilaksanakan secara sistematis.
Dalam advoksi ini, masyarakat diletakkan sebagai subjek utama perubahan. Advokasi adalah
alat yang ampuh. Di dalam negara demokratis seperti Indonesia, masyarakat dan para
wakilnya membutuhkan individu-individu yang memiliki pengetahuan, komitmen dan
kepedulian untuk mengangkat isu-isu yang ada agar keputusan yang diambil tepat sasaran.
Advokasi membutuhkan daya cipta dan imajinasi yang tinggi, terutama dalam kegiatan loby,
kampanye, pengerahan aksi massa.

Berdasarkan berbagai pengertian mengenai advokasi diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa advokasi merupakan suatu ilmu dan seni dalam tindakan yang dilakukan untuk
mencari dukungan dan mempengaruhi para pemangku kebijakan dengan cara melakukan
pergerakan massa demi kepentingan khalayak masyarakat.

Contoh advokasi
Advokasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, contohnya seperti: dalam acara
pertemuan umum dan khusus, festifal, event olah raga, di rumah, reuni, arisan, pertemuan
keluarga dll. Bahkan advokasi dapat dilakukan melalui fax ataupun telepon yang biasa
disebut sebagai advokasi tidak langsung. Dalam melakukan advokasi diperlukan isu/masalah
yang sedang terjadi di dalam lingkungan masyarakat agar isu tersebut dapat mempengaruhi
3
masyarakat. Misalnya isu yang sedang berkembang adalah mengenai rokok dan merokok.
Kemudian para advokator dapat melakukan advokasi dengan menyampaikan pesan-pesan
penting mengenai bahaya rokok kepada masyarakat melalui acara-acara arisan ataupun di
festifal atau event olahraga.
Dalam merencanakan kegiatan advokasi kita perlu menyiapkan bahan advokasi.
Syarat dari bahan advokasi adalah sebagai berikut: harus sesuai dengan kelompok sasaran,
memuat masalah dan alternatif solusinya, meliputi 5W 1H, memuat pesan yg diharapkan
dalam solusi masalah, dikemas menarik, ringkas, jelas, mengesankan, ada data pendukung,
pertimbangkan waktu dan tempat. Semuanya harus dapat dipenuhi agar kegiatan advokasi
dapat memberikan hasil yang diinginkan.

3. Mediasi

Secara umum mediasi berarti suatu kegiatan menjembatani dan menjalin kemitraan
dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan
program-program kesehatan perlu kerja sama dengan program lain di lingkungan kesehatan,
maupun sektor lain yang terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerja sama atau
kemitraan ini, peran pendidikan/promosi kesehatan sangat diperlukan.

Dalam hal ini, untuk mendukung terwujudnya suatu program promosi yang sedang
digalakkan, maka sangat diperlukan adanya mediasi ini. Melalui mediasi, maka sektor
kesehatan dapat berhubungan dengan sektor lain.

Contoh mediasi
Sebagai contoh, dalam kebijakan pemerintah daerah dalam mewujudkan toilet umum
sehat. Maka sektor kesehatan dapat bekerja sama dengan Dinas Pertamanan Kota dalam
melakukan pengawasan untuk kebijakan ini. Dalam hal ini orang-orang dari sektor kesehatan
bertugas sebagai mediator terhadap Dinas Pertamanan Kota. Pihak dinas kesehatan
menguraikan bagaimana sistem kebijakan ini dapat berjalan dan apa kebaikan atau manfaat
yang dapat diperoleh dengan terwujudnya kebijakan ini terhadap pembangunan tata kota
yang lebih terarah lagi.

Anda mungkin juga menyukai