MEDAN AREA
Mahasiswa FKM USU, stambuk 2012
Proses pendataan penduduk kurang dioptimalkan. Banyak warga yang belum terdaftar
sebagai penduduk tetap.
Setiap unit hunian memiliki kamar mandi sendiri. Tidak ada toilet umum. Fasilitas
yang tersedia adalah : musholah sebagai tempat ibadah dan perwiritan. Mayoritas penduduk
adalah etnis tionghoa. Biasanya mereka beribadah diluar wilayah rumah susun. Ada juga
lapangan basket yang awalnya akan dibangun menjadi sebuah taman kanak-kanak namun
luas wilayahnya kurang, maka dibangunlah lapangan basket. Ada aula serbaguna namun
kondisinya sudah tidak terawat. Ada posyandu namun sudah tidak terpakai. Disekitar rusun
terdapat banyak warung-warung dimana penjualnya bukan merupakan warga rusun
sukaramai II. Ada juga beberapa lahan kosong yang tidak terpakai, lahan parkir yang beralih
fungsi menjadi tempat berjualan.
Ada satu bangunan rumah susun dimana jendelanya hanya ditutupi oleh terpal biru
saja. Atapnya sudah bocor. Beberapa bangunan memiliki atap yang diatasnya banyak
sampahnya.
2) Fasilitas kesehatan
Rumah susun Sukaramai II memiliki posyandu kecil namun sudah tidak dimanfaatkan
lagi dan tidak ada puskesmas di rumah susun sukaramai II. Tapi puskesmas berada di
kelurahan sukaramai I. Keluhan yang sering dirasakan warga adalah nyamuk di malam hari
dan kulit gatal-gatal namun sebagian warga tidak memiliki keluhan ini. Keadaan hunian yang
tidak nyaman dirasakan warga sudah dianggap wajar dan maklum di lingkungan tersebut.
4) SPAL
Limbah rumah tangga berupa air di lingkungan rumah susun dialirkan langsung ke
sungai “Solang-saling”. Dulu sungai ini memiliki air yang jernih, luas, dan dalam. Namun
sekarang sudah mengalami penyempitan dan pendangkalan hingga tak ubahnya seperti parit
apalagi diatasnya telah dibangun juga rumah.
Keadaan spal-spal yang ada di lingkungan rumah susun tidak memenuhi standar
dimana spal tersebut tidak tertutup dan dipenuhi oleh sampah sehingga air tidak dapat
mengalir. Namun lingkungan rumah susun tersebut dapat dikatakan jarang terjadi banjir,
apabila terjadi banjir, itu akan cepat surut.
Warga tidak memiliki rasa memiliki atas lingkungannya sehingga malas untuk
membersihkannya. Sampah yang dibuang melalui jendela tadi dibiarkan menumpuk
disembarangan tempat bahkan di atas atap. Adapun cara pemusnahan sampah dengan cara
dibakar namun hal itu kurang efisien karena keadaan sampah yang anorganik dan basah.
Karena baru saja dilakukan penggantian jabatan lurah beberapa bulan terakhir. Lurah
yang baru belum menunjukkan kinerjanya. Sempat diadakan gotong royong namun tidak
berjalan karenaa warga yang malas.
Warga rumah susun Sukaramai II sangat berharap kiranya pihak pemerintah berkenan
untuk memberikan perhatian terhadap lingkungan rumah susun Sukaramai. Pemerintah
secepatnya melakukan tindakan-tindakan penanggulangan sampah dan memberikan solusi-
solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang terjadi agar kondisi rumah susun
Sukaramai kembali bersih dan layak dijadikan sebagai tempat hunian bagi masyarakat rumah
susun Sukaramai II.