Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PEMUKIMAN KUMUH DI

JL.NAMBANGAN KEC.KENJERAN
SURABYA
(Arsitektur Pemukiman)

Disusun Oleh: Yuniska Meisari


Aringga Yudha
Rizal
Ahmad Muji S S

Latar Belakang
Disalah satu kota terbesar dan terpadat di indonesia yaitu surabya ini,
tidak akan luput dengan yang namanya pemukiman kumuh. Persoalan
peukiman kumuh ini menjadi masalah yang serius karena dikhawatirkan
akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang kronis dan
kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial diluar kontrol
kemampuan pemerintah kota untuk menangani. Arti dari pemukiman itu
sendiri ialah sebagai kawasan lindung, dapat berupa perkotaan atau
pedesaan yang dapat berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal /hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan penghidupan.
Menurut WHO Pemukiman kumuh diartikan sebagai suatu kawasan
pemukiman atau pun bukan kawasan pemukiman yang dijadikan sebagai
tempat tinggal yang bangunan-bangunannya berkondisi substandar atau
tidak layak yang dihuni oleh penduduk miskin yang padat. Kawasan yang
sesungguhnya tidak diperuntukkan sebagai daerah pemukiman di banyak
kota besar, oleh penduduk miskin yang berpenghasilan rendah dan tidak
tetap diokupasi untuk dijadikan tempat tinggal, seperti bantaran bibir
pantai, di pinggir rel kereta api, tanah-tanah kosong di sekitar pabrik atau
pusat kota, dan di bawah jembatan. Jadi secara sederhana, pemukiman
kumuh adalah tempat tinggal/hunian yang kotor.

RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.
4.

Bagaimana karakter pemukiman kumuh?


Apa dan siapa penyebab terjadinya pemukiman kumuh?
Kenapa didaerah nambangan memiliki potensi pemukiman kumuh?
Bagaimana cara mengatasi dalam permasalahan pemukiman kumuh ini?

TUJUAN
1.
2.
3.

4.

Dapat mengetahui karakter pemukiman kumuh


Mengenal dan mengetahui penyebab terjadinya pemukiman kumuh?
Mengetahui aspek-aspek penyebab terjadinya pemukiman kumuh di
Nambangan
Dapat mengetahui solusi dari maslah pemukiman kumuh

Analisa keadaan

Analisa keadaan

Orientasi tempat dari kota yaitu mengarah ketimur-utara, akses menuju spot
jika ditempuh dari kota kira-kira 10 Km,

Kondisi Lingkungan

Tidak adanya Penghijauan(pohon) sehingga daerah


ini terlihat gersang apalagi radiasi yang dihasilkan
penguapan air laut, sehingga menyebabkan iritasi
pada kulit.
Infrastruktur masih belum memadai karena meski
sudah menggunakan aspal akan tetapi masih terdapat
banyak jalan-jalan yang berlubang didaerah ini.
Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah(TPS)
untuk daerah ini sehingga warga sering membuah
sampah ke laut.
Saluran selokan sering mengalami mampet karena
jarangnya diadakannya gotong royong dalam
membenahi kampung.
Kontur tanah

Kondisi tiap rumah

Tidak adanya sistem satu rumah harus


memiliki penghijauan.
Tidak adanya Tempat penampungan
sampah(TPS), dan minimnya
pengetahuan cara mengolah sampah,
sehingga sepserti pemandangan
disamping sampah beserakan.
Tidak adanya tempat untuk menjemur
pakaian di setiap rumah,sehingga para
warga menjemur pakaiannya didepan
bangunan.

Jumlah Kepadatan bangunan

Kawasan nambangan
memiliki 71 rumah.
Pada umumya ukuran kafling
tanah didaerah ini 5x10.
Setiap rumah terdiri dari 10
orang( kakek,nenek,ayah,ibu
,
Dua orang anak,paman,bibi,
Dua orang anak)

Pekerjaan Sumber daya manusia(sdm)


Bidang
Kelautan

Bidang
Konstruksi
Pembangunan

Bidang
Transportasi

Buruh Pabrik

Pegawai
negeri

Pengangguran/
Dll

-Nelayan

-Tukang Bangunan
- Kuli bangunan

-Sopir
- Kernet

-Buruh

-TNI AD
-TNI AL
-TNI AU
-dll

-Pengrajin Aksesoris
dari bahan laut
- Pengrajin Dll

Total:+/- 51
Orang

Total : +/- 17 Orang

Total : +/- 23
Orang

Total : +/- 31
Orang

Total:0 Orang

Total: 19 Orang
- Pengusaha Swasta

Total: 11 Orang
Pengangguran
Total : Lebih umumnya
Pengangguran

Pendapatan Sdm per/hari


Bidang
Kelautan

Bidang
Konstruksi
Pembangun
an

Bidang
Transportasi

Buruh Pabrik

Pegawai
negeri

Penganggur
an/
Dll

+/- Rp.100.000
(jika Hasil Banyak)

+/- Rp.100.000

+/- Rp.100.000

+/- Rp.75.000

+/- Rp.0

+/- Rp.100.000
(jika laku bnayak)
+/- Rp.0

Pendidikan
SD
Total:
+/- 421 orang

SMP
Total:
+/- 320 orang

SMA
Total:
+/- 120 orang

S1
Total:
+/- 0 orang

S2
Total:
+/- 0 orang

Tidak
Beberapa SDM

fasilitas
Ada beberapa fasilita syang ada dikampung ini salah salah satunya
yaitu:
1. Masjid al-mabrur sebelah utara pemukiman warga nambangan
2. Terdapat TPI(tempat pelelangan ikan di sekitar pemukiman)
3. Terdapat pendopo untuk musyawarah bagi para
nelayan/warga nambangan
4. Terdapat sekolah madrasah,ibtidaiyah, tsanawiyah, yaitu
bernama al-falakh

ANALISA
AKSESING

Akses masyarakat
Masyarakat nambangan setiap harinya melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan sosialisi dengan warga yang lain. Contoh
1. Pagi hari para ibu melakukan aktivitasnya yaitu pergi
kepasar.
2. Bapak-bapak yang berprofesi sebagai nelayan setiap harinya
setelah
pulang dari menjaring ikan, pergi ketempat TPI. Untuk menjual
hasil
tangkapannya.
3. Pada saat masuk jam melaksanakan ibadah sholat, maka
warga nambangan berbondong-bondong pergi menuju masjid
al-mabrur
4. Biasanya pada saat para nelayan mengadakan musyawarah
maka bangunan pendopolah yang dituju para warga
nambangan.

Akses fasilitas
Akses menuju
masjid sangat dekat
dengan wilayah
pemukiman warga
nambangan

Akses menuju pasar cukup jauh


karena tidak ada pasar didekat
wilayah nambangan sehingga,
para warga harus rela menempuh
jarak kira-kira 2 Km

Jarak menuju pendopodan tapi


lumayan dekat dengan
pemukiman warga

Akses jalan menuju fasilitas


Jalan menuju masjid masih kurang
memadai, meskipun sudah aspal akan
tetapi masih banyak yang sudah rusak
Jalan menuju pasar sudah bisa dibilang layak,
akan tetapi akses menuju pasar tersebut sangat
jauh sehingga memerlukan waktu 12 menit

Jalan menuju TPI maupun pendopo


lumayan dekat akan tetapi akses jalannya
rusak dan banyak berlubang

Ciri khas pemukiman

Permasalahan pemukiman

Jemuran dmenjadi fasad bagi setiap


bangunan.
Bau ikan asin, menjadi ciri khas dari
pemukiman warga nambangan karena
kebanyakan warga memproduksinya

Kurangnya pengetahuan dan


wawasan bahwa bagaimana, hidup
sehat, go grean, go health.

Tidak adanya pepohonan yang membuat gersang suasana jl.nambangan di siang


hari.
Dengan tidak adanya tempat pembuangan sampah sehingga masyarakat bila
membuang sampah di di sembarang tempat.

Permasalahan pemukiman

Kurangnya pendidikan bagi para generasi, sehingga


minimnya wawasan dalam hal lingkup hidup sehat.
Sikap yang acuh tak acuh bagi warga,sehingga
jarangnya diadakan bergotong royong dalam hal
membenahi pemukiman.
Pola hidup yang salah masih diterapkan, dan
ditanakan pada anak cucu, sehingga tidak ada
perubahan bagi calon-calon generasi penerus

Potensi yang dapat dikembangbangkan

Masih ada harapan untuk dapat berkembang bagi


warga jl.nambangan kec.kenjeran ini, dengan
mengembangkan bakat/potensi .Seperti:
Para ibu rumah tangga mengadakan kegiatan
pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Para bapak-bapak lebih mengetahui aspekaspek yang dapat menghasilkan tangkapan yang
maksimal, sehingga menjadikan kehidupan lebih
sejahtera.

Kesimpulan
Dari hasil data yang di dapat, dapat disimpulkan
bahwa permukiman kumuh timbul dikarnakan
sebagian besarnya terjadi oleh faktor ekonomi
penduduknya yang rata-rata menengah kebawah. Hal
ini tentu menjadi problema di negara kita. Sebab bila
lingkungan kumuh tersebut dibiarkan bahkan bila
terus berkembang, hal ini akan memicu tercemarnya
lingkungan dan kesemerawutan tatanan kota. Oleh
karna itu perlu diadakannya solusi oleh pemerintah
dan dukungan oleh pendudukya agar lingkungan
kumuh tersebut segera berevolusi menjadi tatanan
permukiman yang layak.

thanks

Anda mungkin juga menyukai