Anda di halaman 1dari 15

REVITALISASI KAMPUNG AKUARIUM BUKTI NYATA

PENTINGNYA PENATAAN KAMPUNG KOTA


Gregorius Vincent Sugian, Slamet Ashar Abadi, Ariyan Noerrochman
Mahasiswa S2 Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
8112001023@student.unpar.ac.id, 8112001022@student.unpar.ac.id,
8112001024@student.unpar.ac.id

ABSTRAK

Kampung kota merupakan permukiman informal yang muncul dalam area


perkotaan sebagai hunian masyarakat desa yang melakukan urbanisasi. Upaya
penataan kampung kota terbagi menjadi 2, yaitu forced eviction dan on site
improvement. Hasil pembahasan kasus objek studi Kampung Akuarium menunjukkan
strategi forced eviction / penggusuran paksa merupakan strategi yang tidak tepat
dalam membuat masyarakat kampung sejahtera dan makmur, karena penggusuran
paksa hanya akan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat kampung kota.
Strategi on site improvement yang diusulkan 2 tahun kemudian oleh pemkot Jakarta
yang baru membawa hasil yang positif dengan adanya sambutan baik dari masyarakat
karena adanya upaya pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi
langsung dalam penataan kampung mereka dalam program Community Action Plan.
Penataan kembali kampung ini juga memperhatikan karakter dan pekerjaan dari
masyarakat kampung kota tersebut yang menjadikan desain revitalisasi kampung kota
ini sebagai suatu desain yang baik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kata Kunci: Kampung kota, penggusuran paksa, penataan kembali,
revitalisasi, Kampung Akuarium.

1. PENDAHULUAN
“Cita-cita kemakmuran yang mulai hidup dalam kalangan rakyat jelata harus
senantiasa kita hidupkan, kita kuatkan. … Hidupkan kembali semangat self-help
(gotong royong) dalam membangun dan mengokohkan perumahan nasional.”
Pernyataan ini dikutip dari Bung Hatta pada kongres Perumahan Rakyat Kedua
(1952). Kutipan singkat dalam pidato Bung Hatta ini disampaikan pada pendahuluan
dari paper ini untuk menyadarkan kita bahwa setiap masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali berhak atas hidup yang makmur dan sejahtera termasuk rakyat jelata yang
tinggal pada permukiman informal dalam area perkotaan.
Permukiman informal atau yang disebut ‘Kampung kota’ di Indonesia
memiliki berbagai pengertian. Berdasarkan tinjauan proses pembentukannya:
 Kampung kotas are informal, unplanned, and recently unserviced housing area
which from a large part of most Indonesian cities. (Devas, 1980:4)
 Kampung kota dapat diartikan suatu desa yang masih asli dan bersifat tradisional
yang akan berkembang dan melebur menjadi bagian kota tetapi masih
mempertahankan ciri-ciri desa. (Ever, 1985)
Berdasarkan tinjauan kualitas lingkungan fisiknya:
 Kampung kota merupakan kawasan permukiman kumuh dengan penyediaan
sarana umum yang sangat buruk atau tidak ada sama sekali. Seringkali disebut
sebagai slum / squater (Abrams, 1966)
 Kampung kota merupakan suatu lingkungan tempat tinggal yang berkepadatan
tinggi, terdiri atas kumpulan rumah dengan konstruksi bangunan temporer atau
semi permanen, tanpa halaman cukup, serta prasarana fisik lingkungan yang
kurang memadai. Lingkungan biasanya dikelilingi oleh deretan bangunan-
bangunan permanen.(Sujarto, 1980)
Berdasarkan tinjauan kondisi umum masyarakatnya:
 Kampung kota merupakan lingkungan perumahan tradisional yang spesifik
Indonesia, ditandai oleh ciri kehidupan yang terjalin dalam ikatan kekeluargaan
yang erat (Herbasuki, 1984)
 Kampung kota merupakan kawasan hunian masyarakat berpendapatan rendah
yang kondisi fisiknya kurang baik. (Rutz, 1987)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
‘Kampung Kota’ merupakan hunian informal masyarakat berpenghasilan rendah yang
berkepadatan tinggi, tidak terencana, dan memiliki sarana dan prasarana yang kurang
baik, yang di mana lingkungan hunian bersifat tradisional dan memegang erat sifat
kekeluargaan yang tinggi.
Sarana Penghasilan
Hunian Informal
Prasarana rendah
kurang baik

Berkepadatan
Kampung Kota Tradisional
tinggi

Kekeluargaan
Tidak Terencana Semi Permanen
Erat

Diagram pengertian Kampung kota


Sumber: pribadi

Kampung kota dapat muncul dalam area perkotaan bermula dari adanya derap
pembangunan kawasan perkotaan yang begitu cepat, lapangan pekerjaan yang banyak
dan infrastruktur yang lengkap menjadi magnet bagi masyarakat pedesaan untuk
datang mengadu nasib berharap dapat mencari rejeki di perkotaan. Hal ini
menyebabkan terjadinya urbanisasi secara besar-besaran menuju kawasan perkotaan.
Data dari World Bank (2013), menunjukan laju urbanisasi di Indonesia sekitar
4,1 persen per tahun, tumbuh lebih cepat daripada negara Asia lainnya. Kawasan
perkotaan ini tidak siap menghadapi urbanisasi masyarakat desa secara besar-besaran.
Tuntutan ilmu dan kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan formal
menyebabkan munculnya pekerjaan informal seperti pemulung, tukang parkir,
pedagang kaki lima, dsb. Ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan
formal dengan upah yang lebih layak menyebabkan masyarakat pedesaan ini tidak
mampu membayar / menyewa tempat untuk tinggal, sehingga munculah permukiman
informal / kampung kota yang dibangun pada lahan kosong perkotaan dengan
material seadanya yang bersifat semi permanen.

Gambaran kampung kota Indonesia


Sumber: kumparan.com dan Google earth
2. ISU PERMASALAHAN
Mayoritas kampung kota yang ada di Indonesia tidak mendapatkan fasilitas
dan infrastruktur yang layak dan sesuai standar. Menurut Soliman & de Soto (2004),
kampung sebagian besar dicirikan oleh rumah yang rusak dan kurangnya fasilitas
infrastruktur, saluran air limbah, dan drainase yang memadai, di mana penduduknya
menderita dengan banyak permasalahan sosial seperti narkoba, kejahatan dan
kekerasan. Selain itu, keluarga dalam kampung kota hidup dalam kondisi yang tidak
sehat dan tidak memenuhi standar minimum lingkungan perkotaan.
Menurut Turok (2014), strategi untuk menangani permukiman informal /
kampung kota bervariasi termasuk pemindahan, pembangunan sebagian, pemukiman
kembali, rehabilitasi perkotaan, peningkatan dan perbaikan. Secara umum, strategi ini
mencakup dua prinsip, (forced eviction) penggusuran paksa atau (on-site
improvement) perbaikan di tempat.

Gambaran penggusuran paksa Gambaran on site improvement


Sumber: tribunnews.com Sumber: sultrademo.com
Fokus permasalahan yang akan diangkat pada paper ini adalah pembahasan
secara mendalam mengenai kedua strategi penanganan kampung kota ini dari segi
proses, sampai dampak yang dihasilkan dari kedua strategi ini. Hal ini ditujukan untuk
mengajak pembaca memahami strategi terbaik untuk menangani permasalahan
kampung kota.
3. DATA DAN PEMBAHASAN
a) Data dan Sejarah Kampung Akuarium
Kampung akuarium memiliki luas
sekitar 1,2 hektar dan berlokasi di DKI
Jakarta tepatnya di Jakarta Utara. Lokasi
kampung ini diapit oleh Pelabuhan Sunda
Pelabuhan
Kelapa di sisi Utara dan Pasar Heksagon di Sunda Kelapa
sisi Selatan yang merupakan bangunan cagar
budaya didirikan pada tahun 1920 sebagai
salah satu bangunan bergaya Indische.
Kampung Akuarium ini dihuni oleh 103 kk Pasar Ikan
dan mayoritas bekerja sebagai nelayan. Heksagon

Bila dilihat dari sejarahnya, dulunya


pada masa Hindia Belanda di tahun 1904
Lokasi Kampung Akuarium (merah)
kawasan ini sempat dibangun bangunan Sumber: Google Earth

sederhana semi permanen visscherij station / stasiun perikanan. Kemudian di tahun


1914, bangunan ini dibongkar dan dibangun Laboratorium voor Onderzoek der Zee
atau Lembaga Penelitian Laut Pemerintah Hindia Belanda, di mana pada saat itu
terdapat koleksi kekayaan laut dalam
akuarium-akuarium raksasa yang
dipamerkan dan menjadi kawasan wisata.
Inilah yang menjadi asal muasal nama
Kampung Akuarium yang digunakan saat
ini. Kemudian pada akhir tahun 1970-an
Laboratorium voor Onderzoek der Zee
Sumber: koran.tempo.co laboratorium tersebut ditutup dan
akuariumnya di pindah ke Ancol. Setelah ditutup, lahan kosong ini perlahan diduduki
masyarakat sebagai permukiman mereka sejak tahun 1980-an. Masyarakat yang telah
menetap puluhan tahun di lokasi itu yang menjadi penduduk asli Kampung Akuarium.
(Puslit Oseanografi LIPI, 2020)
Bila dilihat dari penyebab munculnya Kampung Akuarium, maka perlu dilihat
secara makro lokasi Kampung Akuarium ini, yaitu Kota Jakarta yang merupakan
ibukota Indonesia yang menjadi target urbanisasi. Di mana penggerak ekonomi
nasional ada di ibukota, mulai dari perusahaan nasional, perusahaan asing, pusat
perbankan, penggerak sektor jasa dan perdagangan, hingga penggiat usaha kecil dan
menengah. Bahkan dari data kontribusi PDRB (2020) menurut wilayah menunjukkan
Jakarta yang merupakan bagian dari Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar
perekonomian Indonesia mencapai 58,75% dan Jakarta sendiri menyumbang sekitar
15% dari total persentase tsb, inilah yang menjadikan mengapa banyak masyarakat
desa terutama pada masa itu adalah masyarakat Bugis yang berasal dari Sulawesi
melakukan urbanisasi dan berlayar menuju Kota Jakarta, berlabuh di kawasan Jakarta
Utara.

Pertumbuhan dan kontribusi PDRB menurut wilayah Indonesia


Sumber: ekonomi.bisnis.com

Inilah mengapa Jakarta Utara mendominasi dalam persentase kampung


informalnya mencapai 11,56% dibandingkan kawasan Jakarta lainnya sebagai bukti
adanya urbanisasi masyarakat Bugis yang berlayar dan berlabuh di kawasan ini.
Jakarta tidak siap dengan adanya urbanisasi secara besar-besaran ini karena tuntutan

Tabel Demografis kota Jakarta


Sumber: Alzamil, W.S. (2018)

untuk bekerja di Jakarta cukup tinggi dengan dibutuhkannya skill dan juga ilmu yang
cukup, itulah mengapa akhirnya muncul sektor informal. Berdasarkan data dari BPS ,
sektor informal mendominasi dengan persentase 57,27% di Februari 2019, apalagi
sekarang yang sedang pandemi covid 19, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
persentase pekerja informal meningkat menjadi 60,47 persen pada Agustus 2020 dari
57,27 persen akibat pandemi Covid-19.
Persentase pekerja formal dan informal Jakarta
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020

b) Permasalahan Kampung Akuarium


Kampung Akuarium ini merupakan salah
satu dari 16 kampung kota yang ada di Jakarta
Utara yang mengalami penggusuran paksa tanpa
sosialisasi bersama antara warga dengan
pemerintah. Padahal kampung ini sudah berdiri
lebih dari 40 tahun, sehingga warga merasakan
ketidakadilan atas tindakan pemerintah di kala
itu. Pada tahun 2012, telah terjadi kontrak
politik antara warga kampung dengan calon
gubernur yang akan menjabat mengenai
penataan kampung, bukan dengan melakukan
penggusuran melainkan mereka berjanji kepada
Kontrak politik warga Kampung Akuarium
warga akan mendengar keluhan warga, dengan calon Gubernur
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020
musyawarah bersama dan kampungnya akan
ditata dan di fasilitasi dengan baik.
Namun, kenyataannya berkebalikan dengan janji yang telah disetujui,
penggusuran tetap dilaksanakan dan tidak ada ganti rugi oleh pemerintah. SP1-4 yang
diberikan oleh pemerintah hanya berjarak 11 hari. Pada tanggal 11 April 2016, dan
dikerahkan sekitar 4000 personel gabungan kepolisian dan satpol PP untuk mengawal
pelaksanaan ini, dan warga
diminta untuk pindah ke relokasi
ke Rusun Marunda dan Rawa
Bebek yang jaraknya lebih dari
20 kilometer. Hal ini dirasa
merugikan warga dan tidak
memungkinkan, karena mereka
sudah terbiasa berada dalam
lingkungan ini bekerja, Kondisi Kampung Akuarium pasca penggusuran
Sumber: megapolitan.kompas.com
bersekolah dan tinggal di
kawasan ini. Akhirnya yang terjadi adalah banyak warga yang memilih untuk
mengungsi di kampung tetangga, sebagian kembali ke kampung halaman, tinggal di
atas perahu nelayan, dan banyak yang membangun tenda darurat di atas puing
reruntuhan kampung mereka.
Berdasarkan dari cerita masyarakat yang mengalaminya setelah terjadinya
penggusuran mereka mengalami perubahan secara ekonomi yang sebelumnya
memiliki tabungan untuk masa depan, untuk generasi penerus mereka, jadi terpakai
dan dihabiskan untuk bertahan hidup di tenda selepas penggusuran. Tenda darurat
yang dibangun kurang manusiawi
dan tidak sehat, terbukti dengan
adanya sekitar 24 warga yang
meninggal dunia dalam 2 tahun
terakhir. Masyarakat yang tinggal
pada tenda darurat juga tidak
difasilitasi dengan air dan listrik,
Kondisi tenda darurat masyarakat Kampung Akuarium dan identitas masyarakat (KTP)
Sumber: news.detik.com
dinonaktifkan dan dipaksa untuk
pindah ke rusun untuk mengaktifkan identitasnya kembali. Hal ini dirasa tidak
mungkin untuk dilakukan oleh masyarakat Kampung Akuarium yang telah
mengalami kerugian dengan tidak adanya ganti rugi oleh pemerintah pasca
penggusuran, biaya sewa rusun yang sangat mahal, dan tempat kerja mereka yang
berada dekat dengan lokasi Kampung Akuarium saat ini. Oleh karena itu, yang terjadi
adalah banyak anak warga Kampung Akuarium yang tidak dapat bersekolah karena
tidak dapat mendaftarkan diri dengan alamat yang valid, dan banyak warga yang sakit
berobat ke puskesmas tidak dapat membayar menggunakan BPJS karena KTP mereka
yang dinonaktifkan.

c) Upaya Revitalisasi Pemerintah


Pada November 2017, pasangan Gubernur-wakil Gubernur baru kota Jakarta
terpilih (Anies-Sandi), dan mereka langsung memulai persiapan Community Action
Plan antara pemprov DKI Jakarta dengan rakyat Kampung Akuarium. Setelah
memahami dan mendalami permasalahan Kampung Akuarium, mereka memutuskan
untuk merencanakan revitalisasi Kampung Akuarium dan mengusulkan desain berupa
kampung susun. Namun karena dibutuhkan tempat tinggal sementara yang layak,
akhirnya pada Januari 2018 pemprov DKI mengundang warga kampung yang
merupakan bagian dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) untuk rapat bersama
dan memutuskan untuk membangun shelter yang lebih layak huni sementara
berukuran 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian
dinding, sedangkan tiang dan atap
rumah menggunakan baja ringan.
Jumlah unit shelter yang dibangun total
hanya sebanyak 90 unit (3 blok) karena
ada keterbatasan biaya untuk
pembangunan, sehingga sebagian kecil
warga kampung Akuarium ada yang

Kondisi tenda darurat masyarakat Kampung Akuarium


mengungsi ke kampung tetangga.
Sumber: megapolitan.kompas.com Pembangunan shelter ini dilakukan di
lokasi Kampung Akuarium tepatnya di area pinggir supaya tidak mengganggu proses
konstruksi rencana bangunan revitalisasi Kampung Susun Akuarium.
Pada April 2018, didapatkan konsultan pemenang tender untuk rencana
revitalisasi kampung susun Akuarium ini dan dihasilkan usulan konsep desain yang
disesuaikan kembali dengan prinsip desain usulan warga. Pembiayaan pembangunan
ditanggung oleh swasta PT Almaron Perkasa (Lippo Group). Biaya untuk
pembangunan ditaksir mencapai sekitar 62 miliar. Bila PT Almaron tidak bisa
mencukupi biaya maka akan dicari sumber dana lain (bukan dari APBD).
Pada tahun 2018-2019, lokasi
Kampung Akuarium menjadi lokasi
Field School selama 2 tahun, di mana
pada masa Field School terjadi
workshop antara RCUS dan Kyoto
University. Mahasiswa melakukan
observasi lapangan terkait Kampung
Field school Kampung Akuarium
Akuarium dan menganalisis desain Sumber: rujak.org

usulan kampung susun akuarium dan menyempurnakan desain usulan tersebut.


Pada Agustus 2020, peletakan batu pertama untuk rencana pembangunan
Kampung Susun Akuarium dilaksanakan oleh Gubernur Pak Anies Baswedan sebagai
tanda dimulainya pembangunan revitalisasi Kampung Susun Akuarium.
Pembangunan sebenarnya direncanakan lebih awal di bulan Januari namun karena ada
pandemi covid-19, pembangunan ditunda sampai bulan Agustus. Status
perkembangan pembangunan saat ini sudah sekitar 40% dan ditargetkan selesai pada
akhir 2021.

d) Perubahan Aktivitas dan Fasilitas Masyarakat


Pasca Pembangunan
Sebelum Penggusuran Pasca Penggusuran
Shelter

 Fasilitas yang  Masyarakat tidak  Masyarakat diberikan


disediakan cukup disuplai lagi dengan hunian yang lebih layak.
memenuhi kebutuhan listrik dan air yang
masyarakat. legal.  Masyarakat difasilitas
dengan suplai air dan
 Adanya suplai air dan  Hunian tergolong tidak listrik yang legal dari
listrik yang legal dari layak huni karena pemerintah kota.
pemerintah kota sempit dan tidak sehat.
untuk masyarakat  Fasilitas yang
setempat.  Masyarakat kesulitan dihadirkan memiliki
mendapatkan pelayanan standar yang lebih baik
 Hunian tergolong publik karena dibandingkan pasca
nyaman bagi warga identitasnya ditarik penggusuran.
yang sudah tinggal pemerintah.
lama di kampung ini.

Tabel perubahan aktivitas dan fasilitas masyarakat Kampung Akuarium


Sumber: pribadi
e) Konsep Revitalisasi Kampung Susun
Pembangunan revitalisasi kampung Akuarium melibatkan musyawarah
dengan warga kampung Akuarium dalam program Community Action Plan. Hasil
dari musyawarah ini memunculkan keputusan untuk membangun sebuah kampung
susun vertikal sebagai hunian baru untuk masyarakat Kampung Akuarium. Konsep
yang digunakan pada
desain kampung susun ini
mengadaptasi dari
karakter masyarakat
kampung kota yang
mayoritas berasal dari
desa yang sifatnya
tradisional dengan Konsep final revitalisasi Kampung Susun Akuarium
Sumber: rujak.org
kekeluargaan yang tinggi,
oleh karena itu desain dari bangunan ini berbentuk tradisional dengan atap pelana dan
bangunan diangkat menjadi bangunan panggung dengan lantai dasar dijadikan sebagai
area publik komunal. Selain itu setiap lantai dalam bangunan ini juga di desain
memiliki ruang komunal untuk berkumpul bersama antar warga kampung Akuarium.
Konsep perawatan bangunan kampung susun ini akan menggunakan usulan
dari masyarakat kampung dengan menggunakan sistem koperasi dengan usaha
bersama warga Kampung Akuarium. Sistem koperasi ini akan lebih meringankan
bebas masyarakat dalam membayar biaya sewa yang umumnya mahal pada rusun-
rusun sewa. Selain itu masyarakat juga
diberikan pelatihan oleh tim RCUS dan JPI
dalam cara merawat gedung, sehingga sistem
gotong royong warga diterapkan dalam
perawatan gedung secara bersama.
Selain kampung susun, desain
revitalisasi ini juga menghadirkan ruang publik
untuk masyarakat dan turis; dan dermaga untuk
Rencana Dermaga Kampung Akuarium pelabuhan perahu-perahu layar para nelayan
Sumber: news.detik.com
yang mayoritas tinggal di Kampung Akuarium
ini. Adanya pelabuhan dermaga ini memudahkan masyarakat Kampung Akuarium
yang berprofesi sebagai nelayan untuk memarkirkan perahu-perahu mereka.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Melihat dari keseluruhan fenomena yang terjadi, menurut kami adanya
penggusuran paksa yang terjadi di masa lalu seharusnya tidak perlu terjadi karena
warga sudah dijanjikan untuk ditata kampungnya dalam perjanjian tertulis dan juga
tidak ada musyawarah dengan warga kampung sebelum dilakukannya keputusan
untuk menggusur kawasan. Dari fenomena dan pemberitaan ini juga dapat kita lihat
bahwa dampak dari penggusuran dan pemindahan paksa ke rusunawa tidak membuat
masyarakat lebih sejahtera dan makmur, karena biaya sewa rusun yang mahal dan
posisinya yang jauh dari tempat kerja mereka saat ini yang berakibat pada besarnya
biaya transportasi untuk mencapai tempat kerja mereka.
Alasan penggusuran pemerintah kota untuk membangun plaza publik dan
restorasi cagar budaya bukanlah alasan kuat untuk melakukan penggusuran, karena
pembangunan plaza dan restorasi tetap dapat dilakukan dengan mempertahankan
eksistensi Kampung Akuarium, terbukti pada rencana konsep baru revitalisasi
kampung susun, ruang publik plaza tetap dapat dihadirkan dan penggalian restorasi
cagar budaya juga tetap dapat dilakukan tanpa mengganggu masyarakat Kampung
Akuarium.
Selain itu, kawasan Kampung Akuarium merupakan bagian dari kawasan
cagar budaya Kota Tua Jakarta yang seharusnya dirawat dan dilestarikan. Namun
yang terjadi adalah sebaliknya, kampung ini mengalami penggusuran paksa dan
warga menjadi sengsara. Penggusuran paksa di kampung ini juga berdampak pada
lingkungan sekitar kampung yang ikut mengalami kerusakan, salah satunya adalah
bangunan cagar budaya Pasar Heksagon
yang berada di sisi Selatan dari kampung
ini, di mana pada saat penggusuran
bangunan cagar budaya ini mengalami
kerusakan akibat dari ekskavator yang
digunakan untuk penggusuran Kampung
Akuarium.
Kondisi bangunan cagar budaya Pasar Heksagon Perubahan terjadi setelah
Sumber: architectureheritage.or.id
dilantiknya gubernur-wakil gubernur
baru untuk kota Jakarta, di mana Kampung Akuarium yang sudah diratakan dengan
tanah menarik perhatian pemerintah baru kota Jakarta. Rencana revitalisasi kampung
susun yang melibatkan partisipasi masyarakat kampung dalam program Community
Action Plan merupakan langkah yang tepat yang perlu dilakukan, sehingga warga
yang dulu tinggal dalam kawasan ini ,mengetahui permasalahan, dan merasakan
kerugian dapat secara langsung terlibat dalam pembangunan kampung mereka.
Konsep kampung susun yang diterapkan juga menarik karena
mengadaptasikan nyawa dari sebuah kampung kota yang erat kekeluargaannya dan
bersifat tradisional, sehingga menciptakan suatu desain kampung susun yang
tradisional dan memiliki banyak area ruang publik komunal bersama dalam desainnya
berbeda dengan desain rusunawa / apartemen pada umumnya. Hanya saja penggunaan
material yang mencerminkan bangunan kampung belum sepenuhnya tercerminkan
pada desain yang mayoritas masih menggunakan struktur beton bertulang.
Selain tanggapan di atas, masukan kami untuk revitalisasi Kampung Akuarium
ini adalah:
 Merestorasi bangunan cagar budaya Pasar Heksagon yang merupakan bagian dari
lingkungan Kampung Akuarium ini. Penaatan kampung kota menurut kami harus
diikuti dengan penataan
lingkungan di sekitar kampung
tersebut. Mengingat juga
kerusakan bangunan Pasar Pelabuhan Sunda
Kelapa
Heksagon ini timbul saat
Kampung Susun
terjadinya penggusuran paksa pada Akuarium
Kampung Akuarium. Adanya
restorasi bangunan Pasar
Pasar Heksagon
Heksagon ini nantinya akan
menjadikan lingkungan Kampung
Akuarium ini memiliki suatu Museum Bahari
sekuens wisata yang unik dan
terhubung, mulai dari Pelabuhan
Sunda Kelapa - Kampung Susun Kawasan wisata
Kota Tua
Akuarium - Pasar Heksagon -
Potensi sekuens wisata Kampung Akuarium
Museum Kelautan Bahari - Sumber: pribadi

Kawasan Kota Tua Jakarta, yang tentunya akan memberi nilai tambah bagi turis
mancanegara dan memperbaiki citra kota dalam kawasan ini.
 Identitas Kampung Akuarium yang dulunya merupakan tempat laboratorium
penelitian fauna laut dan terdapat kolam ikan raksasa tempat wisata fauna laut
perlu dijadikan potensi dalam revitalisasi kampung ini. Strategi ini dapat
dilakukan dengan menghadirkan kembali
wisata yang berhubungan dengan fauna laut,
dapat berupa patung anyaman fauna laut,
lukisan mural fauna laut yang menjadi lokasi
instagrammable bagi turis, pengadaan kembali
kolam fauna laut bagi wisata maupun pentas
seni yang berhubungan dengan fauna laut
yang dapat menjadi suatu potensi wisata yang
nantinya akan berdampak langsung pada
perekonomian masyarakat Kampung

Contoh patung fauna laut yang


Akuarium yang tentunya akan membantu
dapat menjadi potensi wisata
Kampung Akuarium
mereka dalam merawat kampung susun
Sumber: kumparan.com
mereka.
Keseluruhan fenomena dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa strategi
on site improvement (penataan kembali kampung) merupakan langkah yang lebih baik
dibandingkan forced eviction (penggusuran paksa) baik secara psikologis masyarakat
kampung tersebut, maupun aspek ekonomis masyarakat kampung. Strategi
penggusuran paksa terbukti dikecam oleh masyarakat kampung yang merasa
mengalami kerugian dan tidak menyelesaikan masalah, dan di sisi lain strategi
penataan kembali dengan adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat disambut
baik oleh masyarakat kampung setempat dan akhirnya memunculkan solusi berupa
desain yang dapat mengatasi permasalahan kampung tersebut.

5. REFERENSI
Widjaja, G. P. (2013). Kampung-Kota Bandung. Graha Ilmu.

Amanda, R. S. D. (2020). Detecting Informal Settlement Development In Penjaringan


Sub-District, North Jakarta, Indonesia. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 436, No. 1, p. 012008). IOP Publishing.

Afiat, M., & Wahyudi, A. (2020). " Resettlement" Kampung Akuarium Jakarta Utara
dengan Metode Kampung Berlapis dan Innovative Self-Sustaining Living. Prosiding
(SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020.
Iqbal, M., & Vonika, N. (2019). DINAMIKA PROSES RELOKASI DI DKI
JAKARTA Studi Kasus: Kampung Akuarium Di Penjaringan, Jakarta Utara. Jurnal
Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial,, 1(1).

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190806143356-20-418880/kemiskinan-
kampung-kumuh-ibu-kota-dan-gelombang-urbanisasi

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/19/09321161/beda-nasib-kampung-
akuarium-di-tangan-dua-gubernur?page=all

https://sejarahjakarta.com/2020/08/18/bung-karno-di-kampung-akuarium/

https://kampungpasarmodal.com/article/detail/467/gdp-indonesia-2020-207-apakah-
bisa-pulih-di-2021-

https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/09/pembangunan-kampung-susun-shelter-
warga-kampung-akuarium-dipindah-sementara

https://www.ugm.ac.id/id/berita/1756-peran-sektor-informal-di-indonesia

https://ekonomi.bisnis.com/read/20180824/9/831131/lapsus-mengangkat-derajat-
sektor-informal

https://www.hestanto.web.id/ciri-dan-peran-sektor-informal/

https://rujak.org/kampung-akuarium-dan-masa-depan-perumahan-rakyat/

https://kabar24.bisnis.com/read/20200822/15/1281889/indonesia-punya-laboratorium-
kelautan-sejak-zaman-hindia-belanda

Anda mungkin juga menyukai