Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR PERANCANGAN PEMUKIMAN

TUGAS
SURVEY MENGENAI PERMUKIMAN KAMPUNG DIPERKOTAAN
DOSEN
Ir. Karya Subagya, MT.,IAI

DISUSUN OLEH :
Mutiara (1851500254)
Elitya Daisy Astuti (1951500071)
Sekar Indah Bestari (1951500238)
Nabila Puteri Islami (1951500287)
Widya Laras Ning Utami (1951500345)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannnya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN

Kampung kota adalah suatu bentuk pemukiman yang berada di wilayah perkotaan dan
berciri khas Indonesia. Dalam segi peduduk kampung yag memiliki sifat dan perilaki hidup
pendesaan dan juga memiliki ikatan kekeluargaan yang erat didalamnya. Kondisi bangunan
dan likngkungan kurang baik serta tidak beraturan. Tingkat kerapatan bangunan penduduk
yang tinggi serta sarana pelayanan dasar yang kurang.
Abdoumaliq simone, seorang geografer memberikan definisi kampung yang berada di
wilayah perkotaan sebagai salah satu unit dasar kota, yang secara etimologis terkait dengan
camp dan compound yang telah memiliki ambang batas optimal dan sering kali sangat padat,
pola perkotaan tingkat rendah yang bercirikan kepemilikan tanah yang sulit untuk
dibakukan. Kampung kota sering kali mengandung spektrum keberagaman etnis dan tingkat
pendapatan. Juga sering kali memasukkan struktur sosial dari pulau atau tempat lain.
Pengertian atau istilah kampung kota besifat eklusif. Kampung-kampung tak jarang
hadir di pusat perkotaan. Kadang kala kampung perkotaan merupakan suatu daerah kumuh
yang ditinggalkan, tetapi lebih sering merupakan wilayah pedesaan yang tercakup oleh
perluasan ruang kota.
KAMPUNG AQUARIUM

Kampung Akuarium telah menjadi pemukiman yang lebih sepi karena penggusuran
paksa tahun 2016. Mengakibatkan pindahnya sebagian besar warganya dari Kampung
Akuarium. Kampung Akuarium menjadi salah satu kawasan kumuh selain Pasar Ikan dan
Luar Batang yang berbatasan langsung dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. Bukan tanpa
alasan kampung ini kemudian diberi nama Akuarium. Dulunya di kawasan Sunda Kelapa
terkenal dengan laboratorium penelitian berbagai jenis ikan bagi pekerja Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Tempat penelitian ini berisi akuarium kaca berukuran besar dengan
berbagai jenis ikan. Tak hanya ikan, beberapa jenis anak buaya juga dipelihara.
Sebelum Kampung ini digusur tempat ini tersusun layaknya kampung wisata dan
tempat transit ketika kegiatan religi di Masjid Luar Batang. Namun tahun 1978, kompleks
pekerja LIPI itu kemudian dipindahkan ke kawasan Sunter Agung. Setelah tak dihuni cukup
lama, kompleks itu berubah menjadi asrama polisi. Tak bertahan lama, asrama polisi ini pun
dibiarkan kosong. Pada 1980 beberapa rumahnya bahkan dijual bagi para pendatang dari
luar Jakarta karena posisinya yang strategis dengan laut sehingga warga memperdayakan
banyaknya lapangan pekerjaan. Sehingga mayoritas penduduk kawasan ini merupakan
nelayan. Aktivitas masyarakat disana selain berlayar, juga terdapat pelelangan ikan, dan
adanya oceanography yang meneliti biota laut dan air laut (penyaringan). Kios wihana
rohani (jalur laut/transit) ke Masjid Luar Batang, serta banyaknya pendatang baru yang
bukan warga asli dari Kampung Akuarium itu sendiri. Potensi kegiatan dan perekonomian
masyarakat yang membuat banyak orang datang, itu sendiri yang membuat kampung
akuarium ini seakan menjadi kampung wisata.
A. Kepadatan Penduduk dan Bangunan
Kampung Akuarium terletak di Kampung akuarium tepatnya berada di RT 1
dan RT 12 di RW 004, kelurahan penjaringan, kecamatan penjaringan, Jakarta utara.
tepian laut, lokasi yang dimanfaatkan untuk mata pencaharian yang berhubungan
dengan laut. Kampung akuarium dulu merupakan tempat pemukiman yang cukup padat
rumah huniannya, bahkan terbangun sebagian rumah permanen dengan luas wilayah
kurang lebih 1,87 Hektar dengan jumlah Jiwa lebih dari 700 penduduk terdapat 103
kepala keluarga, KDB hunian 50%, 30% ruang lingkup terbuka lalu 20% sebagai akses.

B. Kondisi Sarana dan Prasarana


Bangunan pun saat ini masih berupa shelter yang memiliki fasilitas listrik, air,
berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa, terdapat tempat memancing, tempat oleh-
oleh tradisional. Namun, di kawasan ini belum terdapat drainase, sehingga masih
menggunakan septitank dan menggunakan MCK komunal.
Setelah penggusuran juga warga Kampung Akuarium mengambil air dari
Kampung Kerapu, lalu air dialirkan dari penampungan Kampung Kerapu ke
penampungan Kampung Akuarium, kemudian air dialirkan lagi ke rumah warga dengan
cara dialirkan menggunakan dinamo air atau mesin pompa air. Dan juga warga
mengumpulkan sampah dari dalam rumah, kemudian dikumpulkan di tempat
penampungan sampah, lalu sampah dipilah antara sampah daur ulang dan sampah yang
akan dibawah. Sampah yang telah dikumpulkan akan dibakar di tempat penampungan
tersebut.
Selain itu, perjalanan menuju Kampung Akuarium sulit diakses padahal lokasi
ini berpotensi karena berada dibelakang Museum Bahari. Namun, susah untuk dicari
karena tidak terdapat arahan yang jelas

1 2 3

4 5 6

C. Bentuk dan Kualitas Bangunan


Rata-rata bangunan dikampung akuarium terlihat kumuh, yang dikarnakan
kampung tersebut terjadinya penggusuran ditahun 2016 -2017 sekitar 80 % hunian
warga yang sudah menjadi permanen mengakibatkan Sebagian warga tinggal
dibangunan semi permanen dan Sebagian lainnya pergi. Keadaan bangunan kumuh
dikarnakan lokasi kampung dalam masa peremajaan karna kampung aquarium
berpotensi sebagai tempat wisata dan juga berdekatan dengan tempat wisata lainnya.

k
D. Mata Pencarian Penduduk
Kampung akuarium belokasi dilautan mata pencarian pun berhubungan dengan
laut dari nelayan sampai nakoda kapal dan juga kampung tersebut berdekatan dengan
tempat wisata peduduk disana banyak yang berjualan dari makanan sampai aksesoris
atau marvhandise oleh oleh bagi pengunjun atau wisatawan.

Sebagai kawasan wisata yang dikelilingi oleh cagar budaya kampung Akuarium
tentu memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Pada kampung-kampung yang
termasuk dalam Kepgub 878 tahun 2014, untuk menunjang perekonomian warga maka
dibentuklah koperasi yang dikelola olah warga masing-masing kampung. Kampung
Akuarium sendiri telah memiliki kooperasi yang diberi nama Akuarium Bangkit
Mandiri oleh warga. Koperasi ini dimaksudkan untuk mewadahi perekonomian warga
dari mulai kebutuhan dasar hingga penjualan produk yang dihasilkan bersama.

- Kondisi Infla struktur kawasan dan evaluasi -

sebelum
Kondisi infla struktur pada kampung ini masih jauh dari standar kampung kota
untuk itu, melihat permasalahan yang terjadi di Kampung Akuarium, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta menyadari pentingnya meningkatkan kualitas permukiman
kumuh untuk meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri karena semua orang harus
mendapatkan hak yang sama yaitu hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman membuat program Community Action Plan dalam upaya
meningkan kualitas lingkungan yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan
perkampungan kumuh di Jakarta sesuai dengan kebutuhannya. Untuk meningkat kan
kualitas lingkungan hidup perkampungan pemerintah ingin membangun ulang
kampung dengan berbagai evaluasi yaitu :
1. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar SOP ini mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 90
Tahun 2018 tentang meningkatkan kualitas permukiman dalam rangka penataan
kawasan permukiman terpadu yang kemudian ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman nomor 205 Tahun 2019 yang
telah dijelaskan pada bab dua. karena melihat kondisi Kampung Akuarium yang baru
saja mengalami penggusuran sehingga rata dengan tanah dan membutuhkan yang
waktu lebih lama daripada kampung lain di Jakarta karena pembangunan yang
dilakukan harus dari awal lagi. Berikut adalah aspek fisik lingkungan yang belum
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2018 dan
Petunjuk Pelaksanaan Program CAP di Kampung Akuarium.
a) Pertama adalah belum dapat dilaksanakannya pembangunan hunian secara
permanen karena petugas dari pihak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi DKI Jakarta pun menyadari bahwa penyesuaian antara
keinginan warga dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu tidak
mudah.Tetapi masyarakat Kampung Akuarium telah diberikan kepastian terkait
pembangunan hunian permanen yang saat ini sedang tahap Detail Engineering
Design (DED).
b) Kedua adalah tidak adanya drainase berupa parit atau gorong-gorong di
Kampung Akuarium. Pihak konsultan melalui pemaparan program CAP di
Gedung Pelelangan Ikan dalam acara International Field School menyadari
bahwa lokasi Kampung Akuarium itu seperti spons yang sudah tidak dapat lagi
menyerap air secara langsung sehingga air harus menunggu beberapa menit
bahkan jam untuk menyerap ke dalam tanah.
c) Ketiga adalah belum dapat dilakukannya pembuatan jalan lingkungan beraspal
karena berdasarkan informasi yang didapat dari narasumber, pembangunan
jalan aspal ini baru dapat dilakukan setelah pembangunan hunian permanen
terlaksana sehingga untuk sementara waktu masyarakat Kampung Akuarium
harus merasakan jalan campuran tanah dan batuan kecil.
d) Keempat adalah tidak adanya teknologi ramah lingkungan. Teknologi ramah
lingkungan yang dimaksudkan adalah untuk pengolahan limbah baik itu organik
maupun non organik karena berdasarkan pemaparan Bapak Walikota Jakarta
Utara dan tim lingkungan pada acara International Field School, teknologi ini
masih dalam percobaan untuk kelurahan lain yaitu Kelurahan Sunter dan
Cilincing Jakarta utara.
Namun jika program ini dinyatakan berhasil pada dua kelurahan tersebut
maka Kampung Akuarium akan merasakan teknologi yang sama juga untuk
pengolahan limbah sehingga dapat menjadi kampung yang mandiri. Akan tetapi
pembangunan aspek fisik lingkungan sudah terlaksana sebanyak 9 dari 12. Pada
proses pengerjaan program Community Action Plan yang pelaksanaannya
dilaksanakan di Kampung Akuarium Jakarta Utara dilakukan secara kolaborasi baik
itu antar instansi pemerintah ataupun dengan masyarakat karena pada dasarnya
program ini menggunakan pendekatan secara bottom-upyang melibatkan
masyarakat sebagai peran utamanya.
2. Standar Sosialisasi Program
Standar sosialisasi yang dimaksud oleh peneliti adalah strategi pengenalan
program Community Action Plan terhadap masyarakat Kampung Akuarium. Pada
proses sosialisasi menggunakan metode sosialisasi secara langsung dengan seluruh
masyarakat Kampung Akuarium sebagai partisipan yang kemudian dibuatkan tim
kerja beranggotakan 10 orang sebagai narasumber dan alat yang digunakan dalam
proses sosialisasi program ini adalah FGD. Pembagian kelompok tersebut terdiri dari
satu sampai dua orang fasilitator yang bertugas untuk membantu para narasumber
dalam mempresentasikan rumusan kebutuhan dan solusinya baik itu dari aspek
sosial, aspek ekonomi, maupun aspek lingkungan kepada partisipan diskusi yaitu
masyarakat Kampung Akuarium. Hasil dari FGD akan menjadi sub program yang
kemudian dibahas oleh pemerintah terkait pelaksanannya perencanaan sampai
pemeliharaan hasil Penataan Kampung.

Setelah (realisasi)
- Kondisi perumahan -
Fasilitas-fasilitas umum yang telah dihasilkan sudah mencakup untuk seluruh
masyarakat Kampung Akuarium seperti:
1. Terdapat shelter atau hunian sementara. Meskipun dengan material yang dapat
dikatakan kurang layak karena hanya berdinding kayu triplek namun
masyarakat bersyukur karena paling tidak mereka tidak kepanasan dan
kehujanan. Meskipun dari pengakuan masyarakat dikatakan cukup puas namun
masyarakat akan terus mendesak pemerintah untuk salah satu bukti fisik yang
penting yaitu mempercepat pembangunan hunian permanen kembali karena
berdasarkan pengakuan beberapa informan mengatakan bahwa masyarakat
membutuhkan hunian yang benar-benar layak yang berbahan tembok bukan
seperti kayu yang disusun menyerupai rumah.
2. Terdapat kamar mandi komunal. Meskipun digunakan secara beramai-ramai
yang kebersihannya dapat dikatakan cukup bersih namun tetap banyak sampah
plastic bekas sabun cuci yang berserakan karena menurut pengakuan
masyarakat bahwa kebersihan orang berbeda-beda jadi akan percuma kalau
hanya satu sampai dua orang yang menjaga kebersihan kamar mandi komunal
tersebut sehingga masyarakat lebih menginginkan untuk memiliki kamar mandi
sendiri agar kebersihannya dapat dijaga sendiri. Namun untuk sementara waktu
masyarakat tidak mempermasalahkan hal tersebut selagi masih bisa
membersihkan diri.
Kesimpulan
Proses ini menunjukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat di Kampung
Akuarium dirasa telah berjalan cukup baik untuk melaksanakan program ke arah yang lebih
besar lagi yaitu realisasi tujuan jangka panjang program berupa pembangunan hunian
permanen untuk mensejahterakan para masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://historia.id/galeri/articles/kampung-akuarium-cagar-budaya-dan-kehidupan-baru-
PG8k7/page/1
https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PMI/article/view/6674/4298
makalah TKI-MAI 35 BPR 1 jakarta diskusi ilmiah

Anda mungkin juga menyukai