Anda di halaman 1dari 7

HUKUM TATA RUANG UNTUK WILAYAH PESISIR DESA KERAYA,

KECAMATAN KUMAI, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, PROVINSI


KALIMANTAN TENGAH

Disusun Oleh :

Ayu Soraya 187420100373

Budi Kusuma 187420100414

Noor Mailiani Putri 184720100393

Zelika Putri Yodiansari 187420100401

M. Rizky Tegar Saptio 187420100389

Ferydana (187420100383)

PRODI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Dalam melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2017-2037, kami selaku mahasiswa Universitas Antakusuma Pangkalan Bun melakuakan
study kunjungan dan wawancara ke dareah desa pesisir Keraya yang kami laksanakan pada
hari minggu tanggal 22/12/2019. Untuk mengetahui apakah daerah pesisir seperti desa keraya
menjalankan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat No.1 tahun 2018 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Seperti yang kita ketahui bahwa wilayah pesisir tidak hanya berada di wilayah
Kotawaringin Barat provinsi Kalimantan Tengah, namun juga berada di kota kota besar
bahkan di seluruh dunia memiliki wilayah pesisir. Karena, kota kota di dunia cenderung
berkembang di sepanjang pesisir baik di laut maupun di sungai. Kota – kota tersebut
kemudian berubah menjadi pusat pemerintahan yang berfungsi sebagai pusat komoditas bagi
kawasan sekitarnya. Demikian juga halnya kota kota di Indonesia, sebagian kota kota berada
di wilayah pesisir seperti Kotawaringin Barat. Sehingga masyarakat juga sangat berkaitan
dengan kawasan pesisir dan sektor kelautan dan segala potensi dan permasalahan yang ada di
dalamnya. Berkembangnya kota kota di kawasan pesisir berdampak terhadap keadaan
wilayah pesisir tersebut. Beberapa dampak yang di timbulkan antara lain seperti berikut,
peningkatan jumlah penduduk, pembangunan rumah penduduk yang yang cukup lumayan
dekat dengan bibir pantai pesisir, perkembangan ekonomi dan sosial, perkembangan industri
dan pariwisata, dan lain lain sampai dampak lingkungan yang di timbulkan baik positif
maupun negatif. Selain itu perkembangan kawasan pesisir juga memberikan dampak
perubahan terhadap ruang dan pemanfaatannya di wilayah pesisir.

Wilayah Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 99.093 km nomor dua setelah
Kanada, garis pantai ini bisa bertambah 100 km jika dilakukan pemetaan yang lebih detail,
dengan ¾ wilayah Indonesia merupakan wilayah laut dan pesisir yaitu 5.8 juta km2 dari
72.827.087 km2. Kondisi ini menyebabkan wilayah pesisir Indonesia memiliki kaya akan
sumber daya yang dapat di manfaatkan bagi kegiatan ekonomi, sosial, maupun budaya. Salah
satu yang dapat kita semua lihat yaitu di daerah pesisir Kotawaringin Barat saat ini. Kawasan
pesisir di kabupaten Kotawaringin Barat secara administrasi berada pada kecamatan arut
selatan dan kecamatan kumai dengan panjang garis pantai 156 km. Kecamatan arut selatan
memiliki luas 2.400 km2 yang terdiri atas kelurahan / desa : Tanjung Putri, Kumpai Batu
Bawah, Kumpai Batu Atas, Pasir Panjang, Mendawai, Mendawai Seberang, Raja, Sidorejo,
Madurejo, Baru, Raja Sebrang, Rangda, Sulung Kenambui, Runtu, Umpang, Natai Raya,
Medang Sari, Natai Bari, Dan Tanjung Terantang. Sedangkan kecamatan kumai memiliki
luas wilayah sebesar 4.456 km2, yang terdiri atas kelurahan/desa : Sungai Cabang, Teluk
Pulai, Sungai Sekonyer, Kubu, Sungai Bakau, Teluk Bogang, Keraya, Sebuai, Sebuai Timur,
Sungai Kapitan, Kumai Hilir, Batu Belamanan, Sungai Tendang, Candi, Purbasari, Bumi
Harjo, Kumai Hulu,Dan Sungai Bedaun.
Sesuai wawancara yang kami lakukan terhadap kepala Desa Keraya yang bernama
Bpk. Suharmanik ada beberapa hal yang kami tanyakan seputar tentang tata ruang kawasan
Desa Keraya.

- pada Pasal 7 huruf c, “Mengembangkan Penelitian dan Pengelolaan sumber daya


kelautan dan perikanan untuk menjadikan kekuatan utama ekonomi masyarakat
pesisir”. Bapak Kades Menjelaskan bahwa untuk masyarakat daerah desa pesisir
Keraya menjadikan sumber daya kelautan dan perikanan sebagai sumber kekuatan
ekonomi masyarakat itu sendiri, sehingga mayoritas penghasilan atau pun pendapatan
masyarakat di peroleh dari sumber daya kelatuan dan perikanan itu sendiri. Tidak
hanya kekayaan alam saja yang digunakan sebagai ekonomi sehari hari, masyarakat
sekitar desa keraya juga bercocok tanam untuk perekonomian mereka, mereka
memiliki perkebunan khusus untuk pangan, seperti sayur mayur.

- Pasal 33 huruf a, “Kawasan Sempadan Pantai dengan batas minimum 50 sampai 100
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat sepanjang pesisir pantai Kabupaten
Kotawaringin Barat dengan panjang pantai kurang lebih 304 kilometer sehingga luas
perlindungan sempadan pantai kurang lebih 2.309 hektar. Bapak Kades menjelaskan
tentang Kawasan Sempadan Pantai daerah pesisir Desa Keraya ialah 50 hingga 200
meter dari bibir pantai, jadi perkiraan aman jika ada ombak yang terjadi di Desa
Keraya.

- Pasal 36 huruf a, “ Kawasan rawan gelombang pasang berada di sepanjang pesisir


pantai kabupaten Kotawaringin Barat meliputi tanjung penghujan sampai tanjung
keluang, teluk pulau sampai teluk ranggau, keraya dan sebuai”. Bapak Kades
Menjelaskan bahwa untuk kawasan rawan gelombang di kawasan pesisir desa keraya
memang kerap terjadi gelombang pasang di kawasan pesisir desa keraya , tetapi
karena ada kebijakan dan penanggulangan bencana dari Pemerintah Daerah
membangun tanggul penahan ombak di desa keraya, dan Pemerintah Daerah
membangun pemecah ombak yang biayanya di masukan ke dalam APD Pemerintah
kabupaten Kotawaringin Barat. Dan jika terjadi abrasi di kawasan pesisir Desa
Keraya, pejabat desa dan penduduk desa hanya bisa menunggu respon laporan yag
telah Desa sampaikan kepada Pemerintah Daerah, sehingga sistem penanggulangan
bencana seperti abrasi masih kurang efesien yang harus menunggu respon dari
pemerintah daerah dulu agar bisa di tindak lanjuti penanggulangannya, dan Kepala
Desa Keraya pun beserta penduduknya bisa saling membantu untuk keberlangsungan
perkembangan Desa Keraya tersebut. Karena aturan pemerintah seperti itu,
masyarakat sekitar desa hanya bisa menunggu untuk lebih lanjut, tidak bisa secara
gegabah untuk melakukan nya. Jalan yang ada di desa keraya termasuk ke dalam jalan
pemerintah kabupaten,yang dikelola pemerintah daerah kabupaten. Sama hal nya
dengan abrasi, jika ada kerusakan apapun dari pembangunan yang dibuat oleh
pemerintah daerah, Desa tidak bisa sembarangan untuk sembarang memperbaiki
nya,hanya bisa untuk melaporkan masalah-masalah yang terjadi di Desa.
- Pasal 42, “ Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b seluas ± 7.541 hektar, terdapat di wilayah darat dan pesisir”. Bapak
Kades menjelaskan untuk kawasan budidaya di daerah kawasan Desa Keraya belum
ada, tetapi Bapak Kepala Desa berharap suatu saat di kawasan Pesisir Desa Keraya
bisa di buat dan di realisasikan Kawasan Budidaya perikanan sehingga dapat
memajukan kualitas budidaya perikanan di kawasan Desa Keraya ini sendiri, dan
dapat menjadi faktor utama perkembangan ekonomi dan wisata Daerah Desa Keraya.

- Pasal 47 huruf g, “Kawasan peruntukan bangunan sarang burung walet di arahkan


ke sepanjang pesisir pantai kecamatan Kumai”. Kades Menjelaskan, bahawa Desa
Keraya masih masuk dalam kawasan Kecamatan Kumai, maka untuk kawasan
bangunan sarang burung walet memang beberapa terdapat di kawasan Keraya, tetapi
bangunan sarang burung walet terdapat di kawasan tebing yang agak jauh dari
kawasan pesisir dan kira-kira terdapat 20 bangunan walet, karena kawasan pesisir
lebih dominan di bangun rumah warga yang notabene sudah di bangun sejak lama,
dan rencana untuk kedepan bahwa kawasan di atas tebing akan di bangun perumahan
penduduk desa keraya itu sendiri, di karenakan masyarakat lebih memilih menjadi
nelayan masyarakat lebih berniat untuk tetap bertahan di daerah pesisir karena lebih
dekat dengan laut agar lebih mudah mengaksesnya.

- Pasal 60 ayat 5, “Pengelolaan kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud


dalam pasal 37 berupa pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil, meliputi
kegiatan perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap
interaksi manusia dalam memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau kecil serta
proses alamiah secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyaraka.” Kades Menjelaskan bahwa untuk kawasan lindung untuk di manfaatkan
sebagai objek wisata di daerah tersebut. Di desa keraya tidak memiliki pulau kecil dan
hanya bisa memanfaatkan kawasan pesisir sebagai kawasan wisata untuk menambah
pemasukan ekonomi Desa keraya itu Sendiri.

- Pasal 77 ayat 2 huruf b (4), “pengembangan sumber air bersih yang memanfaatkan
air bawah tanah dalam skala besar terutama kawasan pesisir perlu di koordinasikan
melalui kajian teknsi.” Kades Menjelaskan untuk sumber air bersih dikawasan desa
keraya menggunakan sumber air dari sumur bor, dan di kelola dengan baik
menggunakan system water treatment yang terdapat beberapa titik di kawasan desa
keraya tersebut, dan untuk setiap rumah penduduk pun di sediakan 1 sumur bor untuk
2 rumah, sehingga masyarakat desa keraya memiliki kualitas air yang sangat baik dan
tidak menggunakan air laut untuk konsumsi sehari-hari.

- Pasal 79 huruf f, “ketentutan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung


sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 ayat (2) meliputi: huruf (f). peraturan zonasi
untuk kawasn pesisir dan pulau kecil.” Kades menyebutkan bahwa untuk desa keraya
tidak memiliki kawasan gugusan pulau kecil. Tapi untuk kawasan pesisir ada
beberapa titik yang di jadikan kawasan zonasi agar dapat tetap terjaga kawasan
tersebut sehingga bisa di gunakan sebagai objek wisata untuk kawasan desa pesisir
keraya itu sendiri, dan agar dapat mengankat nilai ekonomi parawisata dearah pesisir
kerya.

- Pasal 98 huruf g, “kegiatan penangkapan ikan tidak boleh berlangsung pada aereal
kawasan konservasi terumbu kawang yang terletak di pesisir pantai untuk mencegak
kerusakan terumbu karang.” Kades menjelaskan untuk aktivitas nelayan di kawasan
desa pesisir keraya sudah di ingatkan agar untuk tidak merusak habitat hewan laut
yang ada di kawasan keraya itu sendiri,warga disana pun sudah dapat membuka
pikiran nya agar tetap melestarikan tumubuhan dan hewan-hewan yang ada di pantai,
seperti terumbu karang, dugong, dan hewan laut lainya. Sehingga para nelayan yang
melakukan aktivitas pencarian ikan tidak pernah menggunakan alat seperti bom ikan,
racun, ataupun alat yang dapat merusak kelangsungan perkembangan dan
pertumbuhan ekosistem laut di kawasan desa keraya itu sendiri.
Pasal 82 ayat (1) huruf a, “ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempedan
pantai sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a sebagai berikut :
Kawasan sempadan pantai ditetapkan 100 meter dari titik pasang tertinggi ;
Dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk dalam zona inti wilayah pesisir dan
pulau pulau kecil tidak di perkenankan dilakukan kegiatan budidaya kecuali kegiatan
penelitian, bangungan pengendalian air, dan sistem peringatan dini (eraly warming
sistem) ;
Dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk zona pemanfaatan terbatas dalam
wilayah pesisir dan pulau kecil di perkenankan melakukan kegiatan budidaya pesisir,
ekowisata, dan perikanan trdisional ;
Dalam kawasan sempadan panti yang termasuk zona lain dalam wilayah pesisir dan
pulau kecil di perkenankan melakukan kegiatan budidaya sesuai peruntukan kawasan
dan peraturan perundang undangan yang berlaku”. Kepala desa memberitahukan
bahwa kawasan zona sempadan pantai ialah 100 – 200 meter dari bibir pantai, yang
memungkinkan masih memiliki jarak sekitar 50 – 100 meter dari penetapan
sempadan pantai dari titik pasang tertinggi. Pada kawasan inti wilayah pesisir pada
desa Keraya tidak terdapat kegiatan pembudidayaan dan pesisir desa Keraya tidak
memiliki gugusan pulau kecil sehingga penduduk tidak menyalah gunakan ketetapn
yang ada. Dalam pemanfaatan zona terbatas daerah pesisir kepala desa dan penduduk
desa keraya menggunakan beberapa titik untuk dijadikan sebagai objek wisata untuk
kawasan desa pesisir Keraya dan untuk menjadikan kearifan lokal yang berada di desa
keraya itu sendiri. Kepala desa mengatakan bahwa pada saat ini beliau sudah
melakukan musyawarah terhadap pemerintah tentang kegiatan pembudidayaan yang
sesuai dengan kawasan dan perundang undangan yang telah berlaku dan beliau juga
berharap semoga kegiatan budidaya ini dapat di realisasikan dengan cepat.

- Pasal 88 ayat (2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencanatsunami
ponit c, yaitu pengembangan jaringan prasarana yang mendukung upaya evakuasi
masyarakat. Kepala Desa menjelaskan bahwa jika terjadi bencana secara tiba-tiba dan
mendadak, Kepala desa sudah mempersiapkan peralatan evakuasi yang cukup untuk
melindungi warga-warga yang ada di pesisir pantai

- Pasal 67,Pengelolaan kawasan permukiman sebagaimana pada Pasal46,dilaksanakan


dengan ketentuan:

a. secara umum kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan harus dijadikan


sebagai tempat hunian yang sman, nyaman dan produktif, serta didukung oleh sarana dan
prasarana permukiman;

b. setiap kawasan permukiman harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana


permukiman sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing-masing.

Sudah ada beberapa fasilitas yang di sedikan Desa Keraya untuk masyarakat kawasan
pesisir kawasan desa keraya itu sendiri meliputi :

- Water Treatment, di gunakan untuk konsumsi sehari-hari masyarakat desa keraya itu
sendiri agar tetap mendapatkan fasilitas air yang baik.
- Home stay, di gunakan untuk fasilitas wisatawan yang ingin berkunjung dan
menginap ke kawasan Keraya itu sendiri.
- Pomp Bensin (SPBU), di sediakan desa untuk bahan bakar kendaraan seperti sepeda
motor, mobil, perahu nelayan, dan beberapa unit mesin yang menggunakan BBM.
- Saptip tank, disetiap rumah sudah dibuatkan hampr 5 biji saptip tank, jadi tidak ada
kendala dan itu juga untuk jangka yang cukup lama.
- Program Lansia, di sedikan dan di jalan kan untuk masyarakat keraya yang lansia agar
dapat menerima peralukuan dan fasilitas yang baik.
- Puskesmas, di sediakan untuk dapat melayani kegiatan program kesehatan yang baik
di desa Keraya.
- Program keluarga tidak mampu, sama seperti lansia, Desa Keraya memberikan
fasilitas dan perlakuan yang baik untuk masyarakatnya yang tergolong tidak mampu.
- Karang taruna, di sedikan untuk kegiatan yang bersifat positif untuk keberlangsungan
dan kemajuan desa Keraya itu sendiri, dan melibatkan masyarakat dari kalangan muda
sampai tua.
- Masjid, di keraya masyarakatnya keseluruan beragama Islam dan desa memberika
fasilitas ini agar masyarakat dapat melakukan ibadah dengan nyaman.

- Jumlah peduduk di desa pesisir Keraya ± 580 jiwa.

- pasal 68, Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

(1) Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk menjamin

terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau menjadi acuan
dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;dan
(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui
a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan per-izinan;

c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan

d. arahan sanksi.

Desa Keraya sendiri pun juga bekerja sama dengan pihak Dinas Pariwisata dan
mereka pun juga menjadi donatur untuk desa keraya sendiri agar memberikan pendapatan
yang cukup untuk sarana prasana pariwisata,termasuk dalam hal melestarikan trumbu karang
dan hewan-hewan yang ada di Desa Kerata tersebut.

Kepala Desa Keraya berharap ada perusahaan yang masuk dan ada investor yang ingin
membangun perusahaan nya di Desa Keraya, karena Desa Keraya sendiri masih bergantung
dengan dana APBD yang diberikan oleh pemerintah untuk terus memajukan kualitas Desa
mereka tersebut, karena pada saat musim pancaroba tiba, pendapatan dari nelayan pun
menurun karena sedikit nya ikan yang di dapat pada musim tersebut. Para warga Desa Keraya
juga hanya memiliki lahan pertanian milik pribadi dan belum dapat di peruntukan dalam
kemajuan pendapatan Desa Keraya.

Harapan Kepala Desa Keraya juga untuk wilayah Pesisir Desa Keraya di karena kan
Keraya sudah menerapkan tata ruang di karena kan desa keraya merupakan desa status
kawasan, dan program kawasan sudah di ajukan ke Pemda di karenakan untuk wilayah pesisir
sudah tidak mungkin di bangun rumah penduduk atau tempat tinggal sehingga rencana
program ke depannya untuk pemukiman sudah di sediakan pembangunan untuk rumah
penduduk di atas tebing yang kebetulan untuk wilayah tersebut mulai di lakukan
pembangunan seperti insfratruktur jalan, dan tinggal untuk menjalankan program yang sudah
di rancang oleh Kepala Desa Keraya dan Masyarakat sehingga dapat mencapai tata ruang
yang di harapkan untuk Desa Keraya itu sendiri.

Demikian kegiatan yang kami lakukan membahas tentang hukum tata ruang untuk
wilayah pesisir Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat,Provinsi
Kalimantan Tengah.

Anda mungkin juga menyukai