Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Teori dan Praktek Perencanaan

Dosen : Prof. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP


Mahasiswa : Kadek Wahyu Palguna
NIM : 2281811002

Tema : Pengaruh Kekuasaan/Politik Terhadap Perencanaan Kota


Judul : Izin Bangunan pada Kawasan Pesisir Pantai Kabupaten
Klungkung

1. Latar Belakang
Pesisir atau wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap
suatu perubahan, baik secara alami maupun perubahan karena perbuatan manusia.
Fenomena yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, dimana eksploitasi wilayah
pantai hanya demi kepentingan pemilik modal besar. Sekitar 80% wilayah pantai
telah dikuasai oleh swasta, termasuk pengusaha1. Walaupun ada peraturan yang
mengatur tentang sempadan pantai yaitu Perpres No. 51 Tahun 2016 tentang Batas
Sempadan Pantai, eksploitasi terhadap wilayah pantai tetap berjalan secara masif.
Hal tersebut disebabkan juga oleh campur tangan dengan penerbitan peraturan di
daerah-daerah.
Visi Gubernur Bali adalah menata secara fundamental dan komprehensif
pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama, yaitu alam, krama dan
kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan
lokal Sad Kerthi. Yang terdiri dari Atma Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Segara
Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi 2.
Dalam tata ruang kosmik Hindu, Segara Kerthi adalah laut atau samudera
sebagai sumber alam tempat leburnya semua kekeruhan, yang harus dilestarikan
dengan tidak melakukan pencemaran dan pengerusakan lingkungan pesisir dan laut
serta menjaga nilai-nilai kesucian dan keasriannya .
Secara sekala, Segara Kerthi dilaksanakan dengan menjaga kebersihan,
kelestarian pantai dan laut, serta berbagai sumber-sumber alam yang ada
didalamnya. Karena lautan memegang peranan yang penting pada kehidupan di
bumi ini.
Secara niskala, Segara Kerthi dilaksanakan dengan melaksanakan berbagai
upakara yang terkait dengan pembersihan-penyucian lautan secara niskala, serta
melestarikan pura-pura segara. Tujuannya adalah menjaga vibrasi energi positif
pada samudera.
Pantai adalah daerah antara muka air surut terendah dengan muka air pasang
tertinggi. Batas Sempadan Pantai adalah ruang Sempadan Pantai yang ditetapkan
berdasarkan metode tertentu. Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian
pantai, yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal
100 m (seratus meter) dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Kawasan Sempadan
Pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Tujuan perlindungan adalah untuk
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi
pantai.
Sebaran kawasan sempadan pantai terdapat di tiap wilayah kabupaten/kota
dengan panjang pantai 610,10 km, kecuali Kabupaten Bangli yang tidak memiliki
garis pantai.
Kebijakan pengelolaan kawasan sempadan pantai adalah :
1. Pemanfaatan kawasan budidaya non terbangun seperti kawasan pertanian lahan
basah, budidaya perikanan (tambak), kegiatan ritual keagamaan.
2. Kawasan pantai yang berupa jurang, pengelolaan setara dengan penerapan
sempadan jurang.
3. Kawasan pantai yang berupa hutan bakau pengelolaan setara dengan penerapan
kawasan pantai berhutan bakau .
4. Kawasan pantai yang memiliki batas berupa jalan atau pedestrian di sepanjang
pantai, pengelolaannya dapat didasarkan atas jarak sempadan pantai atau jarak
sempadan bangunan dari sisi terdalam jalan/pedestrian dengan jarak yang
minimal sama dengan jarak sempadan pantai yang ditetapkan sebelumnya dan
disesuaikan dengan keserasian tata bangunan dan lingkungan setempat.
5. Pengembangan program pengamanan pantai pada seluruh kawasan pantai rawan
abrasi.
6. Kawasan pantai yang rawan tsunami wajib menyediakan tempat-tempat
evakuasi baik berupa tanah lapang pada ketinggian di atas 10 meter dari
permukaan laut, jalur-jalur evakuasi menuju tempat lain yang memiliki
ketinggian di atas 10 meter dari permukaan laut atau penyediaan bangunan-
bangunan perlindungan berupa bangunan dengan struktur terbuka pada lantai
bawah.
7. Perlindungan dan penanaman terumbu karang pada pantai dengan ekosistem
yang sesuai .

Integrasi sinergi antara berbagai pemanfaatan ruang di kawasan sempadan pantai


terutama kawasan untuk kegiatan ritual, tempat penambatan perahu nelayan
tradisional serta kawasan rekreasi pantai.
Kabupaten Klungkung memiliki panjang pantai sekitar 90 km yang terdapat di
Klungkung daratan 20 km dan di Kepulauan Nusa Penida 70 km, sehingga
merupakan potensi perekonomian laut dengan budidaya rumput laut dan
penangkapan ikan laut 3. Permukaan tanah umumnya tidak rata, bergelombang
bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus dan
sebagian kecil saja merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan tanah diatas
40% terjal seluas 16,47 km² atau 5,23% dari luas kabupaten. Bukit yang ada di
Kabupaten Klungkung bernama Bukit Mundi yang terletak di Kecamatan Nusa
Penida. Pulau Nusa Penida sebagian besar terdiri dari perbukitan dan dibatasi oleh
laut, sehingga menjadi limitasi bagi pengembangan daerahnya. Ditinjau dari
ketinggiannya, maka prosentase daerah yang kemiringan tanahnya datar/landai
relatif kecil. Kebanyakan daerah-daerah di Pulau Nusa Penida berada pada
ketinggian antara 100 m - 600 mdpal (di atas permukaan air laut). Daerah yang
memiliki kemiringan 0 - 2 % hanya sekitar 13,08%.

2. Pengaruh Kekuasaan terhadap Izin Bangunan pada Kawasan Pesisir


Pantai Kabupaten Klungkung
Seperti yang telah disebutkan, kawasan pantai harus dilestarikan dengan tidak
melakukan pencemaran dan pengerusakan lingkungan pesisir dan laut. Salah satu
tindakan dalam memeliharanya yaitu dengan penerapan sempadan pantai 100 m
(seratus meter) dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Kawasan tersebut tidak bisa
dibangun dengan bangunan yang bersifat permanen.

Gambar 1. Pesisir Pantai di Nusa Penida

Pada daerah pesisir pantai Kabupaten Klungkung, terdapat bangunan hotel, villa
maupun restoran yang terletak dekat dengan pantai. Dengan adanya Perpres No 51
Tahun 2016, bangunan hotel, villa dan restoran tersebut tidak bisa mendapatkan ijin
bangunan (IMB).
Pada tahun 2020, pemerintah Kabupaten Klungkung menerbitkan Perbup No. 1
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016
tentang Bangunan Gedung. Pada perbup tersebut pada pasal 1 point 10 terdapat
istilah IMB Sementara yaitu IMB yang diberikan oleh DPMPTSP atas permohonan
pemilik bangunan gedung pada lokasi yang belum ditetapkan ketentuan peruntukan
dan intensitas dalam RTRW, RDTR, dan/atau RTBL dengan jangka waktu
sementara sampai dengan ketentuan peruntukan dan intensitas tersebut telah
ditetapkan.

Gambar 2. Sempadan Jurang di Nusa Penida


Kemudian pada pasal 35 menyatakan IMB sementara berlaku paling lama 10
(sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang setiap 10 (sepuluh) tahun dengan fungsi
dan intensitas bangunan gedung harus disesuaikan dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam peraturan tata ruang. Dengan adanya pasal tersebut, Bangunan
Gedung Eksisting yang tidak memiliki IMB dan tidak sesuai dengan ketentuan
Sempadan Jalan, Sempadan Pantai dan Sempadan Jurang dan Sempadan Sungai
dapat diberikan IMB.

Gambar 3. Sempadan pantai hotel


Windham Jivya Lepang

Gambar 4. Sempadan pantai villa di Negari


3. Daftar Pustaka
1
Arika, Yovita dan Triana, Neli. 2002. Ketika Pantura Jateng Terjamah
Abrasi. http://www.kompas.com
2
https://tarubali.baliprov.go.id/segara-kerthi-tata-ruang-kawasan-sempadan-
pantai/ diakses pada tanggal 22 Desember 2022
3
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Kabupaten
Klungkung (2021). Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Klungkung. Klungkung

Anda mungkin juga menyukai