Anda di halaman 1dari 42

Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir

(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2017-2025, Kawasan Utara Medan merupakan salah
satu Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi yang termasuk dalam Destinasi
Pariwisata Provinsi (DPP) Medan dan DPP Deli Serdang. Oleh sebab itu
Kawasan Utara Medan menjadi kawasan yang berpotensi tumbuh dan
berkembang secara pesat dalam hal kepariwisataan, dimana pola ruang
wilayahnya masih didominasi kelautan dan mangrove sehingga mendukung
berkembangnya wisata bahari
Dengan adanya Perencanaan Ruang publik ini diharapkan dapat
menciptakan keserasian dan keseimbangan lingkungan, dan meningkatkan
daya guna dan hasil guna pelayanan dalam upaya memanfaatkan ruang
secara optimal dan mendukung adanya perkembangan pembangunan
wisata bahari di Kawasan ini.
Selain itu dengan adanya perencanaan ini tersebut dapat membantu
menetapkan pengembangan Kawasan tepi air Kota Medan dan menjadi
pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci
yang mendukung wisata bahari di kawasan ini.

1
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

1.2 Maksud Dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud utama dari perencanaan ruang publik di kawasan pesisir
adalah menciptakan ruang dan lingkungan yang berkualitas, lebih tertata,
aman, nyaman, serasi dan berwawasan lingkungan.

1.2.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
1) Menyusun rencana pengembangan kawasan tepi air Belawan
sebagai pedoman Pembangunan dan arahan perwujudan fisik
segmen – segmen kawasan perencanaan guna Menunjang
kegiatan wisata tanpa mengaburkan identitas kawasan;
2) membuat model perancangan kawasan tepi air yang tanggap
terhadap potensi dan Permasalahan lingkungan sekitar baik di
sekitar kawasan perencanaan maupun kota Medan secara
keseluruhan.
3) membuat model perancangan kawasan tepi air yang tanggap
terhadap potensi dan Permasalahan lingkungan sekitar baik di
sekitar kawasan perencanaan maupun kota Medan secara
keseluruhan.

1.3 Pedoman Dan Landasan Dasar Hukum


Dasar hukum bagi landasan kegiatan ini adalah sebagai berikut ;
1. Undang-undang No 26 Tahun 2007, Tentang Penataan-Ruang;
2. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5/2018 tentang
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017-2025.

2
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

2 KAJIAN LITERATUR

2.1 Kawasan Pesisir


Pesisir merupakan peralihan antara daratan dan lautan. Berdasarkan
garis pantai (coastline), wilayah pesisir memiliki dua macam batas
(bounderies), yaitu batas yang sejajar garis pantai (longshore) dan batas tegak
lurus terhadap garis pantai (cross-shore). Untuk keperluan pengelolaan,
penetapan batas-batas wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai relatif
mudah, sedangkan penetapan batas suatu wilayah pesisir yang tegak lurus
terhadap garis pantai belum ada kesepakatan. Hal ini disebabkan oleh batas
wilayah pesisir berbeda dari satu negara ke negara lain.

Gambar 1
Batas Program Pengelolaan Wilayah Pesisir

3
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Kawasan pesisir merupakan kawasan yang memiliki konsentrasi


penduduk yang besar dengan ekosistem yang unik. Kawasan pesisir
merupakan kawasan yang vital dan terdapat banyak industri yang
menghubungkan kegiatan ekonomi dari darat dan laut.
Ekosistem pesisir terdiri dari ekosistem permanen (berkala tergenangi air)
yaitu hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, rumput laut, estuari,
pantai pasir, pantai berbatu, pulau-pulau kecil, dan laut terbuka. Sedangkan
ekosistem tidak tergenangi air (uninundated coast) yaitu formasi pascarpae
dan formasi baringtonia.
1. Ekosistem permanen (berkala tergenangi air)
a. Hutan mangrove. Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika
yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove berfungsi
meredam gelombang, erosi, menahan lumpur, angin taufan,
sebagai bahan organik, nursery ground, spawning ground, kayu
bakar, bahan bangunan, bahan baku kertas, peralatan rumah
tangga, pupuk, obat-obatan, dan lainnya.
b. Padang lamun (Sea grass beds). Padang lamun adalah
tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri
untuk hidup terbenam di dalam laut. Ekosistem padang lamun ini
merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya.
Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologi yaitu produktivitas primer,
sumber makanan bagi organisme, menstabilitaskan dasar yang
lunak, tempat berlindung organisme, pembesaran bagi spesies,
dan peredam arus.
c. Terumbu karang (Coral reefs). Terumbu terbentuk dari endapan-
endapan masif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh
organisme karang. Terdapat karang hermatifik (jenis karang yang
banyak di daerah tropis) dan ahermatifik.
d. Rumput laut (Sea weeds). Rumput laut tumbuh pada perairan
yang memliki substrat keras yang kokoh untuk tempat melekat.
Tumbuhan rumput laut ini hanya dapat hidup di perairan dimana

4
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

tumbuhan mudanya yang kecil apabila mendapatkan cukup


cahaya.
e. Estuari. Estuari adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup,
tempat air tawar dan air laut bertemu dan bercampur.
Kebanyakan ekosistem estuaria didominasi oleh substrat
berlumpur.
f. Pantai pasir (Sandy beach). Kebanyakan pantai pasir terdiri dari
kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling
keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung.
g. Pantai berbatu (Rocky beach). Pantai berbatu merupakan pantai
yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.
h. Pulau-pulau kecil (Small islands). Pulau kecil adalah pulau
berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya
(Mainland).
i. Laut terbuka (Lautan). Laut terbuka biasanya sangat berstratifikasi
dan beragam secara horizontal dan musiman.
2. Ekosistem tidak tergenangi air (Uninundated coast)
a. Formasi pescaprae. Ekosistem pescaprae ini umumnya terdapat
di belakang pantai berpasir. Formasi pescarpae didominasi oleh
vegetasi-vegetasi pionir, khususnya Impomea pes-caprae
(kangkung laut).
b. Formasi baringtonia. Ekosistem baringtonia ini berkembang pada
pantai berbatu tanpa deposit pasir. Habitat berbatu ini ditumbuhi
oleh komunitas rerumputan dan belukar dari berbagai species
seperti Casuarina equistifol (cemara laut) dan Callophylum
innopphylum (nyamplung) yang mendominasi dari komunitas ini.

2.2 Pariwisata dan Wisata Pesisir


Pariwisata merupakan suatu kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya
(WTO, 1991). Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

5
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (Undang-Undang Dasar


Nomor 10 Tahun 2009).
Sistem pariwisata terdiri dari komponen manusia dengan unsur
pengunjung, komponen industri yang terdiri dari unsur organisasi dan industri,
dan komponen spasial atau geografis yang terdiri dari unsur wilayah penghasil
pelaku wisata, tempat atau rute transit dan tempat tujuan wisata. Komponen
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yaitu seperti hukum, ekonomi,
lingkungan, politik, teknologi, dan sosial.
Sumberdaya pesisir memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan wisata. Aktifitas wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan
sumberdaya alam yng mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia.
Kebutuhan kegiatan wisata terhadap sumberdaya alam semakin meningkat
seiring dengan bertambah banyak sumberdaya yang mengalami kerusakan
atau degradasi baik secara kualitas maupun kuantitas.
Menurut Hutabarat et al. (2009) bahwa konsep pengelolaan wisata
pesisir harus memenuhi tiga unsur keberlanjutan dalam implementasinya yaitu
aspek ekologi merupakan bahan baku sumberdaya merupakan syarat utama
yang harus dipenuhi bagi pengembangan wisata alam. Aspek sosial sebagai
pelaku wisata (manusia yang mengelola, terlibat, menikmati jasa) yang dapat
menentukan implementasi kegiatan wisata. Sedangkan aspek ekonomi melalui
pendekatan industri. Wisata yang lebih mengandalkan karakter sumberdaya
alam dari pada sumberdaya lainnya adalah ekowisata.
Ekowisata bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut
dikembangkan dengan pendekatan konservasi laut. Konsep pengembangan
ekowisata dengan tujuan antara lain: 1) Menjaga tetap berlangsungnya
proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan, 2) Melindungi
keanekaragaman hayati, 3) Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies
dan ekosistemnya, dan 4) Memberikan kontribusi kepada kesejahteraan
masyarakat.

6
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

2.3 Ruang Publik (Public Area)


Ruang publik adalah ruang yang berfungsi untuk tempat menampung
aktivitas masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana
bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa
bangunan. Tipologi ruang publik penekanan kepada karakter kegiatannya,
lokasi dan proses pembentuknya, yaitu Jalan, taman bermain, jalur hijau,
perbelanjaan dalam ruang, ruang spontan dalam lingkungan hunian, ruang
terbuka komunitas, square dan plaza, pasar, tepi air.
Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam
suatu bangunan.
b. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar
bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).
Dalam menilai kualitas ruang publik yang tanggap dan bersahabat
berdasarkan beberapa hal diantaranya adalah :
1) Permeability, yaitu Tingkatan kemampuan suatu lingkungan dalam
menyediakan pilihan akses untuk pergerakan warga dari satu
tempat ke tempat lain /lingkungan harus bersifat aksesibel.
2) Variety. Aspek yang berkaitan dengan penciptaan
suasana/pengalaman meruang, Keragaman pengalaman dicapai
lewat desain bentuk elemen ruang, kegunaan dan makna yang
beragam, Tempat yang memiliki variasi fungsi menyediakan
beragam bentuk dan tipe bangunan hunian, komersil,dsb
3) Legibility. Kualitas yang mengakibatkan identitas suatu lingkungan
atau tempat mudah dikenali/diingat, Legibilitas lingkungan dicapai
dari bentuk desain, struktur dan pola ruang suatu tempat
4) Robustness. Lingkungan atau tempat mampu memberikan
peluang bagi berlangsungnya berbagai aktivitas dan tujuan yang
berbeda, Lingkungan harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan berbagai fungsi baru pada masa yang akan
datang

7
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

5) Richness. Berkaitan dengan kemampuan suatu lingkungan untuk


meningkatkan pengalaman seseorang mengindera lingkungannya
termasuk perasaan terhibur dan memperkaya pengalaman
meruang, Pengalaman seseorang dalam hal sensory ,
pemandangan indah/bisa dilihat, diraba, penciuman /bau
6) Visual Appropriatness. Berkaitan dengan kualitas tampilan fisik
lingkungan mempengaruhi persepsi pengamat terhadap
lingkungan.
7) Personalization.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan ruang publik secara
ideal antara lain:
a) Kemudahan akses : masyarakat tentu akan merasa senang
mengunjungi tempat yang memiliki akses jalan yang bagus, dekat
dengan pemberhentian kendaraan umum, maupun mudah
dijangkau dengan berjalan kaki.
b) Desain yang fleksibel : artinya tempat tersebut bisa digunakan
untuk berbagai kegiatan, Tidak terbatas pada satu atau dua
kegiatan.
c) Ketenangan : ruang terbuka akan sangat baik jika memiliki kualitas
dimana orang akan merasakan ketenangan. Anda bisa
membaca, mendengarkan musik maupun menulis dan mendapat
inspirasi dengan merasakan ketenangan.
d) Memiliki daya tarik : hal ini memungkinkan warga datang karena
tertarik dengan keistimewaan yang ada di ruang publik tersebut.
Bisa dimulai dengan membuat konsep yang unik seperti taman
jomblo atau taman lansia. Atau bisa diberikan fitur lain seperti sewa
sepeda gratis, air mancur, adanya pertunjukan serta atraksi dan
sebagainya.
e) Keramahan : keramahan berhubungan dengan siapa yang akan
mengunjungi ruang publik tersebut. Ruang publik yang baik
tentunya harus bisa diakses oleh semua orang, tanpa perlu
memandang status sosial maupun umur. Dan jika ruang public

8
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

tersebut berupa gedung atau tempat dimana perlu adanya


petugas yang berjaga, pastikan bahwa petugas yang ada selalu
mengutamakan kenyamanan para pengunjung. Dengan cara
memberikan pelayanan yang prima dan ramah

2.4 Waterfront Development


Waterfront Development adalah konsep pengembangan daerah tepian
air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. Pengertian “waterfront” dalam
Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang
berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). Konsep
pengembangan ini sudah di pakai oleh beberapa negara maju dan
berkembang antara lain : Amerika serikat, Dubai, dan beberapa Negara Eropa
dan Asia lainnya. Pengembangan kawasan tepi air ini sebenarnya sudah mulai
di kembangkan sejak tahun 1980 dan bermula di wilayah Negara Amerika.
Pengembangan di Amerika serikat sendiri bermula dari pengembangan
kawasan pelabuhan yang sudah tidak aktif lagi. Kawasan pelabuhan tersebut
kemudian di ubah menjadi kawasan bisnis, hiburan bahkan permukiman.
Sehingga lahan pelabuhan yang sudah tidak aktif menjadi lebih optimal. Kini di
Indonesia sendiri sedang dikembangkan pula Waterfront Development.
Beberapa daerah sudah mulai mengembangkan daerahnya dengan konsep
Waterfront Development antara lain : Manado, Makasar, serta beberapa
daerah lain yang memiliki daerah tepian air. Melihat kondisi Indonesia sendiri
yang notabene nya adalah negara kepulauan maka pantas jika daerah –
daerah yang dekat dengan tepian air mengembangkan wilayahnya dengan
acuan Waterfront Development karena selain mngoptimalkan lahan juga
dapat menjadi area bisnis serta rekreasi tersendiri. Dengan begitu maka
pemasukan daerah pun akan tetap terpenuhi.
Jenis – jenis Waterfront antara lain:
a) Konservasi, adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih
ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati
masyarakat.

9
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

b) Redevelopment, adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi


waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk
kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun
kembali fasilitas - fasilitas yang ada.
c) Development adalah usaha menciptakan waterfront yang
memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara
mereklamasi pantai.
Fungsi Waterfront antara lain:
1) Mixed Used Waterfront, adalah waterfront yang merupakan
kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit,
dan/atau tempat-tempat kebudayaan.
2) Recreational Waterfront, adalah adalah semua kawasan waterfront
yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan
rekreasi, seperti taman, arena bermain, tempat pemancingan, dan
fasilitas untuk kapal pesiar.
3) Residential Waterfront, adalah perumahan, apartemen, dan resort
yang dibangun di pinggir perairan
4) Working Waterfront, adalah tempat-tempat penangkapan ikan
komersial, reparasi kapal pesiar, industri berat, dan fungsi-fungsi
pelabuhan.
Dalam menentukan suatu lokasi terebut waterfront atau tidak maka ada
beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai lokasi suat tempat apakah
masuk dalam waterfront atau tidak. Berikut kriteri yang ditetapkan :
a) Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut,
danau, sungai, dan sebagainya)
b) Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman
atau pariwisata
c) Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman,
industri, atau pelabuhan
d) Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan.
e) Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horisontal.

10
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Pada perancangan kawasan tepian air, ada dua aspek penting yang
mendasari keputusan - keputusan rancangan yang dihasilkan. Kedua aspek
tersebut adalah faktor geografis serta konteks perkotaan.
1) Faktor Geografis
Merupakan faktor yang menyangkut geografis kawasan dan akan
menentukan jenis serta pola penggunaannya. Termasuk di dalam hal
ini adalah Kondisi perairan, yaitu dari segi jenis (laut, sungai, dst),
dimensi dan konfigurasi, pasang-surut, serta kualitas airnya. Kondisi
lahan yaitu ukuran, konfigurasi, daya dukung tanah, serta
kepemilikannya. Iklim yaitu menyangkut jenis musim, temperatur,
angin, serta curah hujan.
2) Konteks perkotaan (Urban Context)
Merupakan factor-faktor yang nantinya akan memberikan ciri khas
tersendiri bagi kota yang bersangkutan serta menentukan hubungan
antara kawasan waterfront yang dikembangkan dengan bagian
kota yang terkait.
Di dalam Waterfront Development ada beberapa fungsi yang dapat
diterapkan sehingga pengembangannya dapat berfungsi secara ekonomis
dan efektif. antara lain :
a) Sebagai Kawasan Bisnis
Di dalam “Waterfront Development” dapat dikembangkan sebagai
kawasan bisnis yaitu terlihat di tepian air banyak gedung - gedung
perkantoran serta kondominum. Kawasan tersebut dapat menjadi
pusat bisnis.

b) Sebagai Kawasan Hunian


Di dalam “Waterfront Development” dapat diterapkan
pengembangan kawasan hunian di tepi air. Pengembangan hunian

11
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

di tepi air tentunya harus melihat kondisi airnya tersebut pastinya


airnya tidak berbau dan kotor karena jika terbangun hunian di lokasi
tersebut dengan kondisi air yang buruk maka produk huniannya akan
sulit terjual ataupun terhuni. Dalam pengembangan hunian di tepi air
dapat di bangun produk rumah ataupun kondominium.

c) Sebagai Komersial Dan Hiburan


Di dalam “Waterfront Development” dapat pula dikembangkan
sebagai kawasan komersial ataupun hiburan. Dengan kondisi air
yang baik dan tidak berbau maka kawasan tersebut terjamin akan
banyak di singgahi pengunjung.

2.5 Studi Banding Kasus Serupa


1) Toronto Waterfront
Waterfront Toronto adalah salah satu wisata favorit untuk dikunjungi
selama musim panas. Waterfront ini telah mengalami perubahan
yang signifikan selama bertahun-tahun karena Waterfront Proyek
Revitalisasi oleh Waterfront Toronto. Berada di daerah Fort York,
menyenangkan untuk berjalan mulai dari Bathurst Street ke Bay
Street. Pada peta, mungkin pengunjung berpikir akan melewati jalan
yang panjang, tapi percaya atau tidak pengunjung tidak akan
menyadarinya jarak yang jauh karena ada begitu banyak yang bisa

12
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

untuk dilihat. Bagian Timur dari Bathurst, pertama kali akan


ditemukan Garden Music. Taman Musik ini terinspirasi oleh Bach,
diciptakan oleh perancang lanskap Julie Moir Messervy dengan luas
3Ha. Kemudian terdapat Spadina Wave Deck. Ini adalah 1 dari 3
deck bergelombang yang dikerjakan selama beberapa tahun
terakhir. Berfungsi menjadi tempat berkumpulnya bagi orang yang
menikmati Waterfront. Duduk di bangku yang panjang
membentang menghadap air, rasanya seolah-olah waktu berhenti
dan semua stress hilang. Adanya Taman HTO sebagai taman
menuju ke pantai. Dengan kotak pasir buatan manusia yang
membentang sepanjang pantai, dan cerahnya payung logam
kuning dengan kursi Muskoka, menciptakan "Toronto Urban Pantai"
seperti yang direncanakan. Pada malam hari, lampu LED warna-
warni dinyalakan sampai menerangi bukit dan jalan, sehingga
menjadi lokasi yang ideal untuk berjalan-jalan di malam hari. Dek
bergelombang 2 adalah Wavedeck Simcoe dimaksudkan untuk
"memberikan penduduk kota merasakan kehidupan di danau."
Sedangkan deck bergelombang 3, memiliki lintasan yang paling
menarik di antara ketiga deck gelombang. Umumnya anak-anak
suka bagian gelombangnya karena dapat meluncur di sepanjang
sisi deck gelombang. Dek gelombang Rees adalah tambahan
terbaru untuk pantai, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lebih
banyak ruang publik sepanjang Waterfront. Tidak jauh dari dek
gelombang Rees, terdapat Harbourfront Centre. Merupakan sebuah
organisasi non profit yang inovatif budaya yang menciptakan
peristiwa dan kegiatan meramaikan, mendidik dan menghibur
publik. Boardwalk, berjalan sepanjang pantai adalah lokasi yang
ideal. Dari sini pengunjung dapat menikmati perahu dan kapal yang
merapat di marina. Melewati Pusat Harbourfront terdapat Docks
Ferry. Ini adalah lokasi yang sangat populer setiap musim panas
karena dapat menggunakan feri menuju Pulau Centre atau Point

13
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Hanlan's Ward's Island yang juga merupakan salah satu tempat


untuk harus dikunjungi.

Gambar 2
Toronto Waterfront

2) Darling Harbour Sydney


Darling Harbour Sydney adalah salah satu tempat wisata yang tidak
boleh terlewatkan ketika mengunjungi Kota Harbour. Terdapat
satwa liar Australia hampir tepat di jantung kota dan kompleks
pelabuhan pusat-pusat perbelanjaan, restoran, tempat hiburan,
kapal, taman dan kebun dalam satu kawasan. Darling Harbour
Sydney merupakan daerah pejalan kaki (pedestrian) skala besar
yang dirancang untuk kegiatan rekreasi dan merupakan kawasan
suci bagi pengunjung dan penduduk setempat. Darling Harbour
Sydney dinamai setelah Letnan Ralph Darling yang adalah gubernur
ketujuh dari New South Wales dari tahun 1825-1831. Darling Harbour
awalnya bernama Cockle Bay. Hal ini disebabkan karena
penemuan kerang oleh pemukim awal. Darling Harbour Sydney
telah selesai dan dibuka pada 1988. Sebelumnya hanyalah
kumpulan gudang tak terpakai dan bangunan pelabuhan.
Kompleks pelabuhan sekarang merupakan salah satu daya tarik
terbaik kota Sydney dan menarik ribuan pengunjung setiap minggu.
Adanya fungsi hotel, museum, restoran, kafe dan toko-toko di dalam
pelabuhan dengan kualitas terbaik dan patut untuk dikunjungi.
Terdapat banyak hotel yang memiliki pemandangan ke pelabuhan
Sydney dan membuat pengunjung menyukai semua fasilitas yang
ditawarkan. Atraksi wisata utama di Darling Harbour adalah Museum
Maritim Nasional, Sydney Aquarium, Sydney satwa liar Dunia, Cina

14
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Gardens. Ada juga banyak kegiatan di luar ruang dan berbagai


pertunjukan bagi wisatawan dan penduduk lokal untuk dinikmati.
Taman Cina merupakan atraksi yang menakjubkan di kompleks
Darling Harbour. Taman dibangun sebagai Chinese Garden of
Friendship. Taman dirancang menyerupai taman khas di Cina dan
terutama Ming Gardens. Taman ini menampilkan budaya dan
warisan Cina dan dibuka pada tahun 1988 sebagai bagian dari
perayaan Bicentennial dan digunakan untuk mewakili ikatan
Australia dengan China. Museum Maritim Nasional di Darling
Harbour Sydney adalah tempat yang sangat menarik untuk
dikunjungi dan dieksplorasi. Ada beberapa tampilan menakjubkan
dan pameran. Dinding kedatangan adalah yang paling menonjol
dari tampilan. Dinding terbuat dari perunggu dan menampilkan
semua nama imigran yang datang dari luar negeri dan telah
menetap di Australia. Museum menggambarkan sejarah Sydney
dan semua sejarah maritim Australia. Ada juga sejumlah pameran
seni di museum bagi pengunjung untuk dieksplorasi.

Gambar 3
Darling Harbour Sydney

3) Valletta Waterfront
Terdapat dermaga, marina baru, dermaga historis, toko dan,
terminal penumpang kapal pesiar dan kompleks Formi, dan benteng
Floriana. Selama abad ketujuh belas dan kedelapan belas kota
militer berbenteng di Valletta, mengalami perubahan tanpa henti
dan menjadi identitas salah satu pusat komersial terkemuka di
Mediterania. Transformasi ini tidak kebetulan. The Order of St John

15
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

dari Yerusalem mengidentifikasi potensi Valletta sebagai tempat


yang aman bagi kapal melintasi Mediterania yang bisa
menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk penyebaran dan
pemeliharaan kapal pelayaran, serta memberikan struktur medis
dan karantina efisien untuk kapal yang tiba dari Negara timur. Dilihat
dari Waterfront dan Grand Harbour Valletta dari pintu barat, di
sebelah kiri adalah marina baru. Adanya Terminal penumpang baru
, Cruise Valletta menambahkan stratifikasi bersejarah Grand Harbour
yang kaya. Hal ini sangat berdampak pada kegiatan komersial di
kota, dan telah berkontribusi untuk menciptakan citra baru dan
kontemporer dari pintu masuk ke pelabuhan. Proyek ini sendiri terdiri
dari pemulihan toko Baroque dan revetment kuno (yang telah
hilang dengan perpanjangan secara bertahap dari dermaga
sepanjang tahun), penciptaan marina untuk kerajinan pelayaran
kecil yang memisahkan kawasan pejalan kaki dari zona aman yang
didedikasikan untuk pengunjung kapal pesiar, dan pembangunan
terminal itu sendiri. Yang terakhir adalah bangunan dataran rendah
di tepi air bawah, atap yang membentuk bagian dari lansekap dan
berbaur atas dasar untuk bangunan bersejarah yang ada.
Rehabilitasi Waterfront telah meningkatkan citra gateway pada
arah laut untuk Valletta. Seluruh situs menjadi tujuan penting di
mana kegiatan komersial dan rekreasi bertempat di gedung-
gedung baru dan bersejarah menghasilkan hidup baru.

Gambar 4
Valletta Waterfront

16
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

4) Barceloneta Waterfront
Tahun 1992 Olimpiade diadakan di Barcelona dan regenerasi
daerah tersebut untuk acara khusus ini membawanya kembali ke
abad ke-20 dengan keras. Ini, pantai Barcelona modern trendi ini
penuh dengan toko-toko, restoran, bar dan klub. Barceloneta pantai
penuh dengan pohon-pohon palem dan restoran makanan laut
dan di belakang pantai adalah jalan abad 18 yang Felipe V
dibangun setelah menaklukkan Barcelona. Bagian dari Ribera
dibuat menjadi sebuah benteng militer yang sejak itu telah menjadi
taman yang indah.
 Port Olimpic
Seperti halnya patung tembaga ikan indah oleh Frank Gehry
(Pez y Esfera - ikan dan bola), menara Mapfre dan Hotel Seni
adalah dua tempat terkenal.
 Restoran Beachside
Restoran Beachside mengabadikan marina cantik dan pada
malam hari daerah ini penuh dengan hiburan malam trendi.
Tidak jauh adalah Museu d'Historia de Catalunya (Catalan
Sejarah Museum) yang disimpan di Palau de Mar (istana laut).
Dulu sebuah gudang tua dan sekarang menjadi bangunan
yang sangat modern penuh sejarah kota ini Catalan indah.
Museum ini dikelilingi oleh berbagai restoran lezat membentang
sepanjang Passeig Joan de Borbo. Ini adalah tempat yang ideal
untuk datang dan menikmati masakan lezat Katalan dengan
pemandangan pelabuhan.
 Port Vell
Pelabuhan tua dari Barcelona berubah selama program
regenerasi untuk Olimpiade 1992 dan Port Vell sekarang menjadi
sangat modern dan trendi kompleks penuh dengan kapal pesiar
dan kapal berlayar.

17
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Tepat di seberang pelabuhan akhir La Rambla adalah sebuah


jembatan kayu yang menakjubkan disebut Rambla de Mar
yang mengarah ke kompleks Maremagnum di Moll de Espanya.

Gambar 5
Barceloneta Waterfront

18
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

GAMBARAN KAWASAN
PERENCANAAN

Kawasan perencanaan berada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan


Medan Belawan, Kota Medan.

Gambar 6
Kawasan Perencanaan

19
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Gambar 7
Admnistrasi Kawasan Perencanaan

3.1 Sejarah Kelurahan Bagan Deli


Sejarah Kelurahan Bagan Deli Kelurahan Bagan Deli terletak di tepi
Muara Deli sampai ke tepian Kuala Deli.Tempat ini Mula Putri yang merupakan
tempat persinggahan Keluarga Sultan Deli. Berdasarkan surat pengakuan dan
membuktikan tanggal 28 November 1983 oleh Mantan Penghulu Bagan Deli
Tahun 1939 s/d 1947, yaitu Bapak Muhamad Ilyas dan Mantan Penghulu Bagan
Deli Tahun 1952 s/d 1969, yaitu Bapak Hasyim Syami, bahwa letak Kampung
Bagan Deli diperkirakan berada di tepi Muara Deli/Kuala Deli bertepatan
dengan letak persinggahan Pulau Putri tersebut. Muara Deli, perairan Kuala
Deli, dan Kampung Bagan Deli juga merupakan daerah yang strategis bagi
saudagar Bugis dan Cina untuk melakukan Tambat dan Labuh Tongkang
perahu layar mereka serta tempat beristirahat sebelum menuju Pekan Labuhan
Deli, atau sebaliknya. Begitu juga bagi masyarakat nelayan di sekitar Sungai
Deli, Kampung Bagan Deli dapat digunakan juga sebagai tempat untuk
beristirahat sebelum atau sebelum melaut. Maka tempat istirahat atau

20
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

persinggahan tersebut disebut dengan nama BAGAN di tepi Muara Deli/Kuala


Deli yang selanjutnya berlangsung Bagan Deli, walaupun Kampung Bagan Deli
waktu itu hanya beberapa waktu keluarga saja.kehidupan penduduk ketika itu
ditopang dari membuat atap Nipah dan menjalin Bilah untuk membuat belat
(alat untuk menangkap ikan). Pada tahun 1910, ketika utusan Kesultanan Deli
datang ke Kampung Bagan Deli untuk memulai bahwa keluarga Sultan Deli
akan berkunjung ke Persinggahan Pulau Putri maka satu orang Tokoh di
Kampung Bagan Deli akan mempersiapkan segala sesuatunya sehubungan
dengan penyambutan kunjungan tersebut (persiapan tempat, makanan, dan
) termasuk mamandu Perahu Kesultanan Deli dari Persinggahan Pasar Raja
(posisi sekarang diantara Lorong Pertamina dengan Lorong I Veteran) menuju
persinggahan Pulau Putri (posisi sekarang: Pantai Ocean Pasifik). Tokoh tersebut
selanjutnya dicatat sebagai orang pertama yang diangkat/ditunjuk oleh
Kesultanan Deli menjadi Penghulu Kampung Bagan Deli yaitu Bapak H.Awal,
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Kampung Bagan Deli
secara administratif setelah menjadi Desa Bagan Deli yang berada di bawah
Pemerintahan Sumatera Timur. Dan pada perkembangannya, Kampung
Bagan Deli menjadi Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Data Kependudukan


Kelurahan Bagan Deli pada Tahun 2018 (Data BPS Kecamatan Medan
Belawan dalam angka 2019) memiliki luas wilayah sebesar 2,30 km2, dan
jumlah penduduk sebanyak 16.539 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
7.191 jiwa/km2. Mata pencaharian penduduk di kawasan perencanaan
sebagian besar adalah sebagai nelayan.

3.3 Penggunaan Lahan Eksisting


Penggunaan lahan eksisting di Kawasan perencanaan terdiri dari
permukiman, fasilitas umum dan fasilitas sosial, lahan kosong serta kawasan
lindung berupa mangrove.

21
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Gambar 8
Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Perencanaan

3.4 Tata Bangunan


a) Pola Bermukim
Secara umum, pola pertapakan bangunan rumah tinggal di kawasan
perencanaan yaitu rumah di sepanjang tepi sungai/mangrove yang
rawan akan bencana banjir rob. Seluruhnya berupa rumah permanen
dengan bahan bangunan terbuat dari batu bata dan beratapkan
seng. Namun beberapa bangunan di kawasan ini berupa bangunan
non permanen yang terbuat dari kayu. Kerapatan antar bangunan
rumah warga saling berimpit satu sama lain, hanya dipisahkan lorong
sempit. Pertumbuhan permukiman ini terjadi secara incremental.

22
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Tumbuh secara natural tanpa adanya pengendalian secara spatial.


Oleh karena itu hunian tersebut tumbuh dan berkembang tidak
merata
b) Kondisi Bangunan
Kondisi fisik bangunan pada daerah permukiman berupa permanen
dan non permanen, namun beberapa bangunan tidak layak. Pola
pertumbuhan permukiman tersebut kurang teratur dan tidak merata.

Gambar 9
Kondisi Bangunan

3.5 Jaringan Jalan


Kondisi jaringan jalan di Kawasan Mangrove Sicanang dalam kondisi
baik, hanya lebar jalan yangn kurang memadai (hanya selebar 5 meter)
sehingga sulit dilalui oleh kenderaan terutama kenderaan roda empat.

Gambar 10
Jaringan Jalan Eksisting Kawasan Perencanaan

23
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

3.6 Utilitas Lingkungan


Kondisi drainase di kawasan ini masih kurang baik, terlihat dari kondisi
drainase yang ditimbuni sampah. Untuk sistem Jaringan listrik berasal dari PLN
dan sudah menyebar merata ke seluruh kawasan. Untuk sistem penyediaan air
bersih berasal dari PDAM dan sumur bor.
Kondisi sistem pengelolaan sampah di kawasan ini masih kurang baik. Hal
tersebut terlihat masih adanya beberapa tumpukan sampah dan di beberapa
titik, sampah di drainase dan di jalan.

Gambar 11
Kondisi Prasarana dan Utilitas Kawasan Perencanaan

3.7 Potensi dan Permasalahan


Potensi dan permasalahan di kawasan perencanaan antara lain:
1) Lahan kawasan yang relatif datar sehingga potensial untuk
pengembangan kawasan wisata tepi air Belawan.
2) Lahan yang relatif datar yang rawan genangan air, sehingga perlu
pembuatan drainase yang baik untuk mencegah kebanjiran.
3) Lahan yang relatif datar rawan penumpukan sampah akibat air laut
yang pasang surut sehingga perlu penangganan khusus untuk
pembuatan penghalang masuknya sampah ke dataran.
4) Minimnya pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang pada
umumnya ditumbuhi dengan tumbuhan Mangrove. Tumbuhan ini
mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran
salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini dapat
menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari

24
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

kawasan lingkungan ini dan juga dapat digunakan untuk


pembuatan budidaya jenis ikan dan juga kepiting.
5) Tidak adanya pengolahan sampah yang baik, sampah jenis organik
dan anorganik sehingga mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan. Sampah organik dan anorganik yang beracun
menyebabkan kerusakan sel, sehingga mengganggu metabolisme
tubuh.
6) Pemukiman di pinggiran sungai masih ada yang berada pada garis
sempadan dan kurang tertata serta minimnya Prasarana, Sarana
dan Utilitas permukiman
7) Promenade yang ada saat ini berpotensi untuk diaktifkan sebagai
ruang public dan fasilitas wisata

Gambar 12
Potensi dan Permasalahan Kawasan Perencanaan

25
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

4 ANALISA

4.1 ANALISA EKSTERNAL KAWASAN


Analisa eksternal/analisis makro pada dasarnya menggambarkan
analisa kawasan perencanaan yang terkait dengan sistem yang lebih luas
(eksternal linkages), meliputi :
- Struktur dan pola ruang/pemanfaatan ruang baik dalam lingkup
RTRW Kota Medan, maupun RDTR Kecamatan Medan Belawan serta
rencana detail terkait.
- Daerah-daerah interface/berbatasan langsung dengan kawasan
perencanaan baik kondisi saat ini maupun rencana di masa
mendatang/akan datang.
Jika dilihat dari rencana tata ruang, pada kawasan sekitar kawasan
perencanaan merupakan kawasan permukiman (Permukiman kepadatan
tinggi dan sedang) dan sarana pelayanan umum. Selain itu berdasarkan tata
ruang kawasan perencanaan juga termasuk dalam kawasan mangrove
Dilihat dari rencana induk pariwisata daerah (Provinsi Sumatera Utara
dan Kota Medan), kawasan perencanaan termasuk ke dalam Destinasi
pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi.
Terlihat pada Gambar 13, berdasarkan RDTR Kota Medan Tahun 2015-
2035, terlihat kawasan perencanaan merupakan kawasan permukiman, adaya
ruang terbuka biru (sempadan sungai) dan RTH Taman Hutan Kota pada
bagian barat.

26
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Gambar 13
Kawasan Perencanaan di Dalam RDTR Kota Medan

4.2 ANALISA TAPAK


4.2.1 Analisa Topografi
Kawasan perencanaan berada pada lokasi dataran pinggir sungai,
pantai dan paluh dengan kondisi lahan dengan ketinggian 0-15 meter diatas
permukaan laut. Pada kondisi topografi tersebut, penggunaan lahan yang
sesuai yaitu permukiman. Berdasarkan analisis pengamatan di lapangan,
keadaan topografi di wilayah yang berada di dekat pantai/sungai/paluh
dipengaruhi pasang surut air laut, sehingga sebagian besar air bersifat payau.
Lahan yang relatif datar sangat potensial untuk pengembangan kawasan

27
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

wisata bahari tanpa adanya persyaratan tertentu namun lahan yang relatif
datar pada umumnya rawan terhadap genangan air dan juga penumpukan
sampah yang tertinggal dari air laut yang pasang/naik ke daratan sehingga
perlu penanganan sistem drainase yang khusus pada kawasan tersebut dan
pembuatan penghalang sampah yang masuk ke area kawasan sehingga
sampah tidak tertinggal apabila air laut mengalami pasang surut.

4.2.2 Analisa Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan yang terdapat di Kawasan perencanaan pada
umumnya sudah dipenuhi oleh permukiman penduduk. Setiap permukiman
penduduk tidak mempunyai jarak antara satu dengan yang lain (sangat
rapat). Sedangkan lahan untuk kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah
digunakan untuk lahan terbangun dan berencana untuk membuat kembali
Ruang Terbuka Hijau (RTH).

4.2.3 Analisa Aksesibilitas


Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa alternatif aksesibilitas
menuju ruang publik yaitu melalui darat (jalan) yaitu dari Jalan Pelabuhan
menuju Jl. Bagan Deli.

4.3 Analisa Sirkulasi dan Jalur Penghubung


Sasaran penataan sistem sirkulasi dan jalur penghubung adalah
meningkatkan kemampuan lahan melalui perbaikan tingkat pencapaian dari
kawasan. Tujuannya penataan sistem sirkulasi dan pergerakan ini adalah :
 Menjamin keterkaitan (linkage) antara sistem pergerakan dalam
kawasan perencanaan
 Meningkatkan hubungan fungsional diantara berbagai jenis
peruntukkan lahan dalam kawasan perencanaan.
 Mengupayakan keterkaitan serta pemisahan yang jelas diantara
berbagai moda transportasi (pejalan kaki, kendaraan pribadi,
kendaraan umum dsb).
 Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana parkir.

28
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

4.3.1 Jaringan Jalan


Jaringan jalan di kawasan perencanaan terdiri dari jalan lokal yaitu
Jalan Bagan Deli dan jalan lingkungan serta adanya steiger.

4.3.2 Jalur Pejalan kaki


Untuk menciptakan kawasan yang berkarakter dan hidup maka
perancangan kawasan perencanaan harus berorientasi pada pedestrian
(pedestrian oriented), terutama untuk mengalirkan pergerakan dan
mendukung ruang publik pada lokasi perencanaan. Pengembangan jalur
pejalan kaki dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengefisienkan
pergerakan dalam kawasan perencanaan serta menghidupkan suasana
kawasan sebagaimana prinsip perancangan di atas. Untuk itu perlu
penyediaan fasilitas yang memadai sehingga menjamin keamanan dan
kenyamanan bagi pejalan kaki. Sistem jalur pejalan ini harus terintegrasi
dengan fungsi-fungsi yang ada di kawasan sehingga aksesibilitas di kawasan
terutama bagi pejalan kaki menjadi lebih optimal dan juga harus
memperhatikan keamanan, kenyamanan penggunaanya.

4.3.3 Sistem Parkir


Dalam pengembangan selanjutnya, pada perencanaan ini parkir
diperlukan dikarenakan public area berada pada lokasi yang hanya bisa
dilalui oleh pejalan kaki, sehingga dibutuhkan lahan yang digunakan sebagai
lahan parkir.

4.4. ANALISA KUALITAS PENGEMBANGAN VISUAL


4.4.1 Arsitektur Bangunan
Analisis arsitektur bangunan dalam kawasan perencanaan mencakup
penataan massa bangunan, orientasi bangunan dan fasade bangunan.

29
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

Berdasarkan pada pengamatan dilakukan pada bangunan-bangunan


yang ada, ditemukan hal-hal sebagai berikut :
 Penataan massa bangunan permukiman berorientasi pada jalur
jalan yang menjadi akses bangunan tersebut, baik untuk jalan-jalan
lingkungan maupun untuk gang-gang yang kecil.
 Untuk menjaga kontinuitas visual kawasan maka dalam
pengembangan pada kawasan perencanaan, khususnya untuk
bangunan perdagangan dan jasa, massa bangunan diarahkan
menjadi blok blok massa yang terpadu. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengembangkan bangunan deret dan bangunan tunggal
yang memiliki massa bangunan besar.
Fasade bangunan pada umumnya mencerminkan fungsi bangunan
didalamnya. Untuk menciptakan kesatuan dan membangun citra kawasan
perencanaan melalui penataan wajah bangunan maka perlu dikembangkan
pola dan elemen elemen estetika bangunan yang khas yang dapat
membangun kontinuitas visual setiap bangunan dan membentuk karakter
kawasan yang didominasi oleh suku Melayu. Untuk dikarenakan adanya
permasalahan banjir rob dan umumnya masyarakat adalah nelayan serta
berada di pinggiran sungai, maka untuk menggunakan konsep rumah
panggung.

4.4.2 Struktur dan Utilitas Bangunan


Konstruksi bangunan didalam kawasan perencanaan sebagian besar
merupakan bangunan permanen dengan konstruksi kayu, namun rata rata
masih belum dilengkapi dengan sistem sanitasi yang memadai dan belum
terpadu.
Dengan mempertimbangkan pengembangan kawasan perencanaan
pada masa yang akan datang maka sistem sanitasi bangunan dapat
dikembangkan terintegrasi/terpadu dengan bangunan-bangunan lainnya
dalam satu kawasan perencanaan. Keterpaduan ini tidak saja untuk utilitas
bangunan, namun juga untuk infrastruktur lingkungan lain seperti jaringan
telepon, drainase, maupun jaringan listrik.

30
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

4.4.3 Ruang Terbuka dan Tata Hijau


Sasaran penataan ruang terbuka dan tata hijau adalah meningkatkan
kualitas kehidupan pada kawasan perencanaan dengan menyediakan
lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan menarik serta berwawasan
ekologis melalui penciptaan berbagai jenis ruang terbuka dan pola tata hijau.
Tujuan penataan sistem ruang terbuka dan tata hijau dalam kawasan
perencanaan adalah untuk memudahkan peresapan air, menciptakan
unsur/pola hijau dalam kawasan perencanaan dan menciptakan kesan
manusiawi dalam kawasan perencanaan. Citra suatu kawasan akan sangat
dipengaruhi oleh penataan ruang terbuka dan jenis jenis ruang terbuka yang
terdapat didalamnya.
Kawasan perencanaan masih kurang tanaman yang berfungsi sebagai
peneduh ataupun pengarah. Perlu adanya penanaman pohon seperti pohon
angsana dan mahoni dengan jarak rata-rata 4 – 5 m sehingga membentuk
pola tanam yang mampu menghasilkan urban lansekap yang indah dan
memiliki fungsi fungsi khusus, seperti pengarah maupun peneduh. Karena itu
untuk perkembangan ke depan, penataan ruang terbuka dilakukan untuk
mendukung pengembangan fungsi kawasan perencanaan sebagai kawasan
perdagangan dan jasa baik yang berupa ruang terbuka publik maupun ruang
terbuka privat.

4.4.4 Tata Informasi (Signage) dan Wajah Jalan (Streetscape)


Sasaran penataan tata informasi (signage) dan wajah jalan
(streetscape) adalah menciptakan lingkungan yang informatif sehingga
memudahkan pemakai kawasan berorientasi dan beraktualisasi. Jenis tata
informasi dan wajah jalan mencakup tata informasi terpadu, tata informasi
yang mengarahkan, papan nama, dan perabot jalan (Kotak sampah, lampu
jalan, bollard, dsb).
Tata informasi yang terpadu merujuk pada citra, karakter dan tata
bangunan. Tercakup didalamnya adalah bangunan yang berfungsi sebagai
landmark atau focal point, serta bahan ekterior bangunan yang mampu
memberikan petunjuk pada pengunjung kawasan. Kondisi elemen informasi
dan perabot jalan dalam kawasan perencanaan belum tertata dan

31
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

terencana sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan


kawasan perencanaan.

4.5 Analisa SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk melihat kondisi faktor Internal dan


eksternal pada penataan kawasan wisata tepi air Belawan. Dengan
menggunakan analisis SWOT dapat dievaluasi factor Internal kondisi kawasan
wisata yang merupakan kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal
yang merupakan peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai
dengan kapabilitas Internal dan eksternal.
Analisis Lingkungan Internal adalah analisis yang melihat kondisi internal
kawasan perencanaan dengan melihat Kekuatan dan Kelemahan yang
dimiliki oleh kawasan untuk dikembangkan dengan kegiatan wisata. Kekuatan
(Strength) segala sesuatu yang baik yang dapat diperbuat atau karakteristik
yang memiliki kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian (skill),
keunggulan/kompetensi inti (core competence), kemampuan bersaing dll.
Kelemahan (weakness) adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan
atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan.
Analisis eksternal merupakan analisis dari lingkungan luar. Hal ini
dilakukan untuk melihat seberapa besar daya tarik yang akan dimiliki,
seberapa peluang yang bisa diraih serta seberapa besar ancaman yang
dapat mempengaruhi kawasan perencanaan wisata tepi air Belawan di masa
sekarang dan di masa yang akan datang.
STRENGTH (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)
 Kelurahan Bagan Deli berkisar 45  Inlet/ Outlet Kelurahan Bagan Deli
menit dari pusat kota (melalui Jalan sangat sempit
Tol)  Drainase yang tidak lancer karena
 Daerah yang mudah dijangkau dipenuhi sampah
karena transportasi Lancar  Sarana Dan Prasarana (listrik dan Air)
 Hubungan yang erat antar nelayan kurang baik
yang menjadikan mereka saling bahu  Minimnya lahan untuk kawasan
membahu dalam mencari nafkah Ruang Terbuka Hijau (RTH)
 Hasil laut mudah didapat dengan
kualitas yang baik sehingga dapat
menciptakan kawasan wisata kuliner

32
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

OPPORTUNITY (Peluang) THREAT (Ancaman)


 Dukungan yang besar dari Pemkot  Kawasan Bagan Deli sangat dekat
Medan untuk membantu menjadikan dengan muara sungai yang banyak
Kelurahan Bagan Deli sebagai mengalirkansampah dari daerah lain
Kawasan Wisata Tepi Air Belawan di Kota Medan
 Aksesibilitas untuk kegiatan pariwisata  Keberadaan Investor yang belum
mudah dijangkau karena dekat dari maksimal untuk melakukan investasi
pusat Kota dalam usaha pengembangan wisata
 Adanya peluang pasar pariwisata Bahari
disektor kawasan Belawan terutama  Persaingan usahmkegiatan pariwisata
disektor wisa ta Bahari yang semakin kompetitif

Untuk matrik SWOT yaitu:


Strategi S-O Strategi W-O
 Merekonstruksi dan memelihara  Dukungan pemko dalam membangun
kondisi infrastruktur jalan menuju aksesibilitas jalan inlet/outlet menuju
Bagan Deli tetap terawat agar dapat Bagan Deli
mendukung kegiatan pariwisata.  Membangun dan memperbaiki sistem
 Menjadikan Kawasan Bagan Deli jaringan drainase di kawasan Bagan
sebagai salah satu Kawasan wisata Deli sesuai dengan standart peraturan
Bahari dengan memanfaatkan yang berlaku (SNI)
sumber daya yang terdapat di  Membangun dan merevitalisasi
kawasan Bagan Deli seperti hasil permukiman penduduk di kawsan
tangkapan ikan laut, pemandangan Bagan Deli sesuai dengan standart
laut, wisata kuliner seafood peraturan yang berlaku (SNI)
 Memanfaatkan posisi Bagan Deli  Membangun fasilitas dan utilitas
yang berdekat dengan pelabuhan permukiman ( listrik, air bersih, telepon)
internasional Belawan untuk di Kawasan Bagan Deli sesuai dengan
mengembangkan kegiatan standart pelayanan permukiman (SPM
pariwisata di kawasan Bagan deli Permukiman dan perumahan)
Belawan  Penyediaan lahan RTH di Bagan Deli
Belawan baik berupa RTH di tiap-tiap
kavling perumahan maupun di
kawasan perencanaan
Strategi S-T Strategi W-T
 Dukungan pemko medan dalam  Penyediaan infrastruktur yang sesuai
penyediaan fasilitas persampahan untuk kawasan Bagan Deli yang
Pemberdayaan masyarakat dalam terpengaruhi pasang surut air laut
upaya penangganan sampah di seperti Rumah Panggung, Steiger
Kawasan Bagan Deli untuk jalan, Talud (Bendungan)
 Melakukan promosi tentang kegiatan  Pemilihan kegiatan pariwisata yang
parisawata Bahari di Kawasan Bagan sesuai dengan karakteristik kawasan
Deli Belawan dan penyediaan Bagan Deli Belawan (Restoran
infrastruktur kegiatan pendukung Seafood, wisata keliling hutan
mangrove, wisata memancing)

33
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

5 PERENCANAAN KAWASAN

5.1 Site Plan


Perencanaan didalam kawasan perencanaan berupa perencanaan
ruang public berupa penataan promenade beserta fasilitas public didalamnya
seperti restoran, dermaga wisata, bangku taman, lampu, dll, ekowisata
mangrove beserta fasilitas didalamnya seperti pondok, restoran, menara
pandang, dll, taman, penataan kembali pemukiman di sempadan sungai.

Gambar 14
Site Plan

34
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

5.2 Aksesibilitas
Aksesibilitas ke kawasan perencanaan dapat dengan mudah dicapai
yaitu melalui Jl. Pelabuhan menuju Jl. Bagan Deli dengan kondisi jalan yang
baik.

5.3 Sirkulasi
Sirkulasi pada kawasan perencanaan terdiri dari sirkulasi untuk
kenderaan dan sirkulasi untuk pejalan kaki. Untuk sirkulasi kenderaan roda
empat hanya pada jalan-jalan utama seperti Jl. Bagan Deli, Jl. Proyek, Jl.
Masjid. Sedangkan jalan menuju permukiman penduduk hanya dapat dilalui
kenderaan roda dua dan pejalan kaki

Gambar 15
Sirkulasi

5.4 Ruang Publik


Ruang public di kawasan perencanaan yaitu taman, promenade, dan
sarana wisata ekowisata mangrove. Pada promenade terdapat fasilitas
pendukung seperti bangku taman, lampu jalan, restoran, dan dermaga wisata.
Terdapat dua unit taman yaitu pada awal masuk kawasan perencanaan

35
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

(sebelah kantor lurah) dan di dekat jembatan menuju ekowisata mangrove


(dapat digunakan sebagai lahan parkir kenderaan roda dua). Untuk ekowisata
mangrove terdapat beberapa fasilitas pendukung seperti pondok, restoran,
MCK umum, gapura, bangku taman, lampu, dan menara pandang.

5.5 Penataan Pemukiman Penduduk


Pemukiman yang ditata kembali yaitu pemukiman pada sempadan
sungai/pantai agar terlihat lebih rapi sehingga menambah nilai dari kawasan
perencanaan. Adapun pemukiman yang direncanakan akan tetap
mengambil konsep rumah panggung dikarenakan sebagian besar penduduk
adalah nelayan serta kondisi dari kawasan perencanaan dengan
permasalahan rob.

36
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

37
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

38
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

39
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

40
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

41
Perencanaan Ruang Publik di Kawasan Pessir
(Lokasi Studi : Kelurahan Bagan Deli)

5.6 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya (RAB) untuk kegiatan ini antara lain sebagai
berikut:
Tabel Rencana Anggaran Biaya (RAB)
No Nama Pekerjaan Pagu Dana
1 Dermaga Wisata (2 unit) 500.000.000
2 Pedestrian 1.150.000.000
3 Penataan Promenade 200.000.000
4 Menara Pandang (3 unit) 250.000.000
5 Taman 300.000.000
6 Lahan parkir dan taman 300.000.000
7 Restoran ( 4 unit) 2.000.000.000
8 Penataan jembatan 150.000.000
9 Penataan Steiger 1.050.000.000
10 Pondok 1.100.000.000
11 Gapura (2 unit) 400.000.000
Total 7.400.000.000

42

Anda mungkin juga menyukai