Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Dan Pengertian Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu


Proses pengelolaan yang mempertimbangkan hubungan timbal-balik antara
kegiatan pembangunan (manusia) yang terdapat di wilayah pesisir dan lingkungan alam
(ekosistem) yang secara potensial terkena dampak kegiatan-kegiatan tersebut
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan
wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan
pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai
pembangunan wilayah pesisir secara berlanjutan. Dalam konteks ini, keterpaduan
(integration) mengadung tiga dimensi : sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis
(Dahuri et al., 2008).
1. Pentingnya kawasan pesisir untuk di kelolah dengan baik karena
Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi
pembangunan yang tinggi.
a. 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem pesisir (Odum and
Teal, 1976; Berwick,1982)
b. Coastal zone (6%of the worlds surface) comprising the nearshore marine
environments (I.e estuaries, coastal wetlands, mangroves, coral reefs,
continental shelves) provides 43% of the worlds ecosystem goods and services
(Costanza, et.al, 1997)
c. 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir (FAO, 1998)
2. Perencanaan dan Pengelolaan Wil. Pesisir Secara Sektoral
a. Berkaitan dengan hanya satu macam pemanfaatan sumberdaya atau ruang
pesisir oleh satu instansi pemerintah untuk memenuhi tujuan tertentu Seperti
perikanan tangkap, tambak, pariwisata, pelabuhan, dan industri minyak dan gas
b. Rawan konflik, rawan dampak dan dapat mematikan sektor lain misalnya
limbah tambang minyak dapat mematikan usaha tanbak, penangkaan ikan,
pariwisata pantai dan membahayakan kesehatan manusia
c. Pengelolaan lautan sangat terkait dengan kebijakan nasional yang mengatur
pengelolaan wilayah laut . Lautan merupakan satu kesatuan dari permukaan,
kolom air sampai ke dasar dan bawah dasar laut
d. Bedanya dengan pengelolaan wilayah pesisir hanya pada ruang lingkup
pengelolaannya. Pengelolaan wilayah pesisir mencakup kawasan daratan
sampai laut pesisir, pengelolaan lautan meliputi pengelolaan wilayah laut di luar
paparan benua.
B. Potensi Dan Permasalah Oleh Peserta Pwplt 2014
1. Potensi pembangunan ekonomi kemaritiman menurut sektor kemaritiman
yaitu sebagai berikut :
Perikanan tangkap ~ 6,4 juta ton/th potensi lestari (maximum sustainable
yield), Perikanan budidaya Budidaya laut (mariculture) ~ 24 juta ha ~ 47 juta
ton/th Budidaya pantai (tambak) ~ 1 juta ha, Industri bioteknologi kelautan ~
US $ 14 milyar/th Ekstrasi bioactive substances (Omega-3, squalence,
biopigmen, polysakarida, dll) untuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan-
minuman Genetic engineering Bioremediasi lingkungan, Pariwisata bahari
Negara bagian Queensland (2100 km coastline) ~ US $ 2,5 milyar
Indonesia memiliki panjang pantai 81.000 km, Pertambangan dan energy,
Perhubungan laut Devisa untuk pelayaran asing ~ US $ 10 milyar/th Multiplier
effects ekonomi lainnya, Industri Kapal, Bangunan Laut dan Pantai,
ekosistem Pesisir dan Laut :Hutan Pantai (mangrove); Padang lamun;
Terumbu karang, pulau-pulau Kecil, benda-benda Berharga
2. Akar permasalahan (penyebab utama) dari kerusakan lingkungan adalah
sebagai berikut :
a. Pengelolaan kegiatan pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan selama ini
umumnya dilakukan secara sektoral dan berorientasi pada keuntungan jangka
pendek secara maksimal
b. Struktur dan kinerja kelembagaan yang ada tidak dapat digunakan untuk
mengelola kegiatan pembangunan kawasan pesisir secara terpadu guna
mencapai hasil yang optimal dan berkesinambungan
c. Rendahnya pengusaan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam
memanfaatkan sumberdaya pesisir dan kelautan secara berkelanjutan serta
menguntungkan bagi rakyat, khususnya masyarakat pesisir
d. Kekurangan sumber daya manusia yang dapat melakukan kegiatan
pengelolaan kawasan pesisir dan lautan secara terpadu, dari mulai tahap
perencanaan, implementasi, sampai ke pemantauan dan evaluasi
e. Kekurangan data dan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya
pesisir dan kelautan secara rasional dan berkesinambungan
f. Kegiatan rekreasi dan pariwisata bahari yang banyak dikembangkan di
wilayah pesisir dan laut, misalnya pengembangan Taman Nasional Laut
Bunaken yang juga berfungsi untuk kawasan lindung bagi biota yang hidup
pada ekosistem terumbu karang
g. Konversi hutan menjadi lahan pertambakan tanpa memperhatikan
terganggunya fungsi-fungsi ekologis hutan mangrove terhadap lingkungan
fisik dan biologi.

C. Analisis SWOT (Strength Weaknesses Opportunities Threaths)


Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini,
bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
Tahapan analisis SWOT yang digunakan dalam menganalisis data lebih lanjut yaitu
mengumpulkan semua informasi yang mempengaruhi ekosistem pada wilayah kajian,
baik secara eksternal maupun secara internal. Pengumpulan data merupakan suatu
kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis, pada tahap ini data dapat dibagi dua yaitu :
pertama data eksternal dan kedua data internal.
Data eksternal meliputi : peluang (opportunities) dan acaman (threaths) dapat
diperoleh dari lingkungan luar yang mempengaruhi kebijakan pemanfaatan ekosistem.
Data internal meliputi : kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) diperoleh
dari lingkunagan dalam pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem di wilayah kajian

D. Pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan


Konsepsi pengembangan wilayah dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan
dan selalu terdapat isue-isue yang lebih menonjol tergantung dari kondisi wilayah pesisir
bersangkutan. Pendekatan-pendekatan ini meliputi: (1) pendekatan ekologis; (2)
pendekatan fungsional/ ekonomi; (3) pendekatan sosio-politik; (4) pendekatan
behavioral dan kultural. Pendekatan ini juga melihat wilayah sebagai teritorial, yakni
mengaitkan ruang-ruang bagian wilayah tertentu dengan satuan-satuan organisasi
tertentu. Pendekatan behavioral dan kultural, menekankan pada keterkaitan antara
wilayah dengan manusia dan masyarakat yang menghuni atau memanfaatkan ruang
wilayah tersebut.
Disamping pendekatan-pendekatan yang bersifat substansial seperti diatas,
terdapat beberapa pendekatan yang bersifat instrumental. Pendekatan instrumental ini
dapat dikategorikan dalam 4 (empat) kelompok besar, yaitu (1) instrumen hukum dan
peraturan; (2) instrumen ekonomi; (3) instrumen program dan proyek; dan (4) instumen
alternatif.
TUGAS INDIVIDU

DASAR-DASAR PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT

RANGKUMAN MATERI

OLEH :
NAMA : RAFSANJANI
NIM : L111 14 319

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

Anda mungkin juga menyukai