Anda di halaman 1dari 13

OECONOMICUS Journal of Economics

Vol. 6, No. 2, June 2022


Print ISSN: 2548-6004; Online ISSN: 2715-4882
Journal hompage: http://jurnalfebi.uinsby.ac.id/index.php/oje

Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut dalam Kebijakan


Penataan Ruang Wilayah Pesisir dan Laut
Pungki Ari Wibowo, Fia Birtha Al Sabet
Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Syaikhona Kholil Sidogiri
Email: Pungki_ari@apps.ipb.ac.id , Fia.birtha@gmail.com

Article Info Abstract


Article history:
Penerapan instrument ekonomi dalam penataan ruang
Published: June 19, 2022
wilayah pesisir dan laut sangat penting mengingat bahwa
Page: 74-85 Indonesia sebagai negara mega biodiversity dengan
keanekaragaman hayati yang melimpah. Penataan ruang
Keyword:
wilayah pesisir dan laut berdasarkan penilaian jasa ekosistem
valuasi ekonomi, penataan memiliki peluang dan kendala. Peluang utama dalam
ruang, sumberdaya pesisir menggunakan penilaian jasa ekosistem dimana penataan
dan laut
ruang tersebut dapat direkontruksi sesuai dengan kerangka
kerja dari jasa ekosistem dan memasukkan pendekatan jasa
ekosistem yang relevan dari rencana tersebut.
Kata Kunci: valuasi ekonomi, penataan ruang, sumberdaya
pesisir dan laut

The application of economic instruments in the spatial


planning of coastal and marine areas is very important
considering that Indonesia is a mega biodiversity country
with abundant biodiversity. Spatial planning for coastal and
marine areas based on the assessment of ecosystem services
has both opportunities and constraints. The main
opportunity in using ecosystem services assessment is that
the spatial arrangement can be reconstructed according to
the framework of ecosystem services and incorporate the
relevant ecosystem services approach of the plan
Keywords: economic valuation, spatial planning, coastal
and marine resources

Copyright © 2022 OECONOMICUS Journal of Economics

Pendahuluan dunia, dengan garis pantai 95.000 km dan


Indonesia sebagaimana kita ketahui merupakan yang terpanjang kedua di dunia
memiliki kurang lebih 17.480 pulau dan setelah Kanada, dimana 2/3 wilayah
merupakan negara kepulauan terbesar di negaranya merupakan lautan, dikenal
Editorial Office:
Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya
Jl. Ahmad Yani 117 Surabaya, Jawa Timur 60237, Indonesia.
Email: oje@uinsby.ac.id
74 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

sebagai negara dengan “mega biodiversity”. diasimilasi tersebut masih sesuai atau
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan dibawah kemampuan daya dukung dan
bilamana Indonesia dapat dianggap sebagai potensi lingkungannya, mungkin tidak
jantung keanekaragaman hayati dunia, menimbulkan masalah yang menjadi
termasuk keanekaragaman hayati pesisir dan bencana lingkungan. Dampak pencemaran
lautnya (KKP, 2006; Wahyudin dan di pesisir relatif mudah menyebar luas,
Mahipal, 2013). mengenai apa saja yang dilaluinya seperti
Indonesia mempunyai kekayaan ekosistem mangrove, terumbu karang
keanekaragaman hayati pesisr dan laut yang hingga padang lamun (Maulana, 2017)
melimpah. Keanekaragaman hayati pesisir Masalah dan isu lingkungan wilayah
dan laut diantaranya adalah ekosistem pesisir dan laut tidak jarang hanya berhenti
mangrove, lamun, dan terumbu karang. Luas di tingkat identifikasi. Artinya isu dan
mangrove Indonesia pada tahun 2016 tercata masalah wilayah pesisir tidak masuk dalam
seluas 3.668.345,60 ha, luas ekosistem pertimbangan pengelolaan karena sifatnya
lamun 474.920,93 ha, dan ekosistem yang tidak terukur (intangible), sehingga
terumbu karang mencapai 2.424.721,23 ha. dalam input bagi kebijakan masih relatif
Nilai kekayaan keanekaragaman hayati kurang diperhitungkan. Selain itu,
Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan paradigma lama pengelolaan wilayah pesisir
mencapai sebesar Rp 1.353,55 triliun, terdiri memang hanya memperhitungkan faktor
atas kekayaan keanekaragaman hayati ekonomi (benefit economy) dibandingkan
mangrove sebesar Rp 340,46 triliun, dengan environmental cost yang terkait
ekosistem lamun sebesar Rp 76,29 triliun, dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah
dan ekosistem terumbu karang sebesar Rp produktif ini. Sementara itu, paradigma baru
936,80 triliun (KKP, 2016 ; Wahyudin, pengelolaan wilayah pesisir dan laut
2017; Wahyudin, 2019). mengacu dengan konsep pembangunan
Hal inilah yang membuat Indonesia berkelanjutan (suistainable development)
memiliki kekayaan sumber daya alam yang yang menitikberatkan pada keseimbangan
tinggi. Namun dengan melihat kejadian antara pertumbuhan ekonomi serta kualitas
pengrusakan lingkungan yang terjadi, sudah lingkungan dan alam (Maulana, 2017).
sepatutnya kita untuk melindungi sumber Pada dasarnya, sumberdaya alam
daya yang kita miliki. Pengelolaan pesisir merupakan bagian dari ekosistem yaitu
dan laut secara terpadu sangat diperlukan, lingkungan tempat berlangsungnya reaksi
mengingat 140 juta penduduk atau 60% timbal balik antara makhluk hidup dengan
penduduk Indonesia tinggal di wilayah faktor-faktor alam. Sumberdaya alam selain
pesisir dalam jarak 50 km ke arah darat dari menghasilkan barang dan jasa yang dapat
pantai. Hal ini secara nyata telah dikonsumsi, juga menghasilkan jasa-jasa
menimbulkan tekanan pada lingkungan lingkungan yang memberikan manfaat lain,
dimana berbagai jenis Limbah (padat misalnya manfaat keindahan, rekreasi.
maupun cair) terminal akhirnya adalah laut. Mengingat pentingnya manfaat dari
Apabila jumlah limbah yang harus
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 75

sumberdaya alam tersebut, maka manfaat keadilan dalam distribusi manfaat SDA
tersebut perlu dinilai (Maulana, 2017). tersebut (Maulana, 2017).
Penataan ruang kawasan pesisir dan laut Kajian valuasi ekonomi sumberdaya
perlu mendapat perhatian mengingat akan pesisir dan laut merupakan salah satu upaya
keberlanjutan pembangunan untuk positif yang dilakukan untuk melihat sejauh
kesejahteraan masyarakat. Ruang kawasan mana fungsi-fungsi ekonomi-ekologi dapat
pesisir perlu ditata agar dapat dipelihara dihitung manfaatnya, baik yang bersifat
sehingga memberikan dukungan yang manfaat langsung maupun tidak langsung.
nyaman terhadap manusia serta makhluk Dengan adanya kajian valuasi ekonomi
hidup lainnya dalam melakukan kegiatan terhadap sumberdaya pesisir dan laut,
dan memelihara kelangsungan hidupnya diharapkan Indonesia mempunyai database
secara optimal (Poli dan Tinangon, 2011). yang kuat dan terpercaya dan pada
Penelitian ini akan membahas bagaimana gilirannya kebijakan penataan ruang di
peranan valuasi ekonomi sumberdaya wilayah pesisir dan laut dapat lebih optimal
pesisir dan laut dalam kebijakan penaataan dan tepat sasaran serta memberikan manfaat
ruang wilayah pesisir dan laut di Indonesia. yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
Dengan harapan terciptanya keseimbangan pesisir.
dan keharmonisan dalam pemanfaatan Metode Penelitian
antara kawasan pesisir dan laut dengan zona Metode yang digunakan dalam kajian
penyangga, yang pada akhirnya akan ini adalah studi literatur atau pustaka yang
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan terdiri dari bahan primer, sekunder, dan
masyarakat. tersier. Dalam studi ini, penulis banyak
Kajian Pustaka mengutip dan menulis ulang intisari dari
Pendekatan perhitungan ekonomi berbagai tulisan, jurnal atau paper yang
untuk jasa ekosistem dan Sumber Daya berkaitan dengan valuai ekonomi sumber
Alam (SDA) digunakan untuk menjelaskan daya pesisir dan laut serta kebijakan
kepada pemangku kepentingan, alasan pengeloaan ataupun penataan ruang wilayah
pentingnya melindungi suatu kawasan pesisir dan laut. Kajian bahan hukum primer
pesisir atau ekosistem lainnya dari suatu dalam penulisan ini terdiri dari peraturan
kegiatan lain yang bersifat kontra produktif. perundang-undangan serta buku yang terkait
Penilaian ekonomi bermanfaat untuk dengan sistem pembangunan kelautan,
mengilustrasikan hubungan timbal balik pengelolaan wilayah pesisir, dan
antara ekonomi dan lingkungan, yang perekonomian. Sementara itu, kajian bahan
diperlukan untuk melakukan pengelolaan hukum sekunder dalam penulisan ini
SDA dengan baik. Hubungan itu merupakan bahan hukum yang membantu
menggambarkan keuntungan atau kerugian menganalisis bahan hukum primer, seperti
yang berkaitan dengan berbagai pilihan karya-karya penelitian ilmiah para ahli
kebijakan dan program pengelolaan SDA, hukum. Kajian terakhir dalam bahan hukum
sekaligus bermanfaat dalam menciptakan tersier terdiri dari bahan-bahan yang
memberi informasi terkait bahan hukum
76 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

primer dan sekunder, antara lain kamus, UNEP (1993) mendefinisikan jasa
majalah, jurnal, koran, internet, dan lain-lain ekosistem sebagai manfaat yang diperoleh
(Trinanda, 2017). manusia dari ekosistem, termasuk
didalamnya penyediaan layanan seperti
Hasil dan Pembahasan makanan dan air, jasa pengaturan banjir dan
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir pengendalian penyakit, layanan budaya
dan Laut seperti spiritual, rekreasi, dan manfaat
Wilayah pesisir adalah suatu daerah budaya, dan jasa penunjang seperti siklus
pertemuan antara darat dan laut. Ke arah hara, yang menjaga kondisi lahan untuk
darat wilayah pesisir meliputi bagian kehidupan di bumi. Adapun Earth
daratan, baik kering maupun terendam air Economics mendefinisikan jasa ekosistem
yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut sebagai manfaat yang dapat diperoleh
seperti pasang surut, angin laut dan manusia dari suatu ekositem, termasuk
perembesan air asin, sedangkan ke arah laut diantaranya manfaat air, makanan, bahan
wilayah pesisir mencakup bagian laut yang baku, stabilisasi tepi pantai, perlindungan
masih dipengaruhi oleh proses-proses alami dari banjir dan badai, pengaturan aliran air,
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan kualitas air, pengendali penyakit manusia,
aliran air tawar, maupun yang disebabkan pengolahan limbah, stok karbon, regulasi
oleh kegiatan manusia di darat seperti dan siklus nutrien, habitat, produksi primer,
penggundulan hutan dan pencemaran pendidikan dan ilmu pengetahuan, wisata,
(Soegiarto,1976; Dahuri et al. 1996). estetika dan rekreasi (Wahyudin, et al.
Sumberdaya pesisir dan laut 2019).
memainkan peran penting bagi Wilayah pesisir dan laut umumnya
kesejahteraan manusia berkat jasa-jasa mempunyai tiga ekosistem utama yang
ekosistem yang didapatkan secara langsung saling berinteraksi, yaitu ekosistem terumbu
maupun tidak langsung. Jasa secara karang, padang lamun dan hutan mangrove
langsung merupakan aktivitas eksploitasi (Wahyudin, 2011). Ketiga ekosistem
manusia terhadap sumber daya yang tersebut masing-masing memberikan
memberikan keuntungan ekonomi, termasuk manfaat ekonomi dan ekologi (Wahyudin,
sebagai sumber makanan, energi dan 2016). Manfaat ekonomi yang dapat
kenyamanan. Tipe manfaat secara langsung diperoleh merupakan manfaat yang secara
umumnya dapat dengan mudah langsung ternilai (direct use value),
dimonetisasi. Pada sisi lain, manfaat tidak sedangkan manfaat ekologi merupakan
langsung diperoleh manusia dari keberadaan manfaat yang dapat diperoleh akan tetapi
ekosistem sebagai penyedia siklus nutrien, nilainya bersifat tidak langsung (non use
rantai makanan, dan berbagai fungsi value) (Adrianto et al., 2007). Tabel 1
ekologis lainnya (Nunes, van den Bergh & menunjukkan tentang definisi nilai
Nijkamp, 2000 dalam Ramadhan dan Salim, sumberdaya sesuai dengan tipologi nilai
2019). ekonomi total (TEV), yang terdiri atas nilai
kegunaan (use value) dan nilai non kegunaan
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 77

(non use value). Nilai kegunaan terdiri atas pemanfaatan/ penggunaan (Use Value; UV)
nilai kegunaan langsung (direct use value), dan nilai ekonomi berbasis bukan
nilai kegunaan tidak langsung (indirect use pemanfaatan/ penggunaan (Non-Use Value;
NUV). UV terdiri dari nilai-nilai
value), dan nilai pilihan (option value), penggunaan langsung (Direct Use Value;
sedangkan nilai non kegunaan terdiri atas DUV), nilai ekonomi penggunaan tidak
nilai pewarisan (bequest value) dan nilai langsung (Indirect Use Value; IUV), nilai
keberadaan (existence value) (Wahyudin et pilihan (Option Value; OV). Sementara itu,
al. 2019). nilai ekonomi berbasis bukan pada
pemanfaatan (NUV) terdiri dari 2 komponen
Tabel 1. nilai yaitu nilai bequest (Bequest Value; BV)
Definisi nilai sumberdaya sesuai tipologi dan nilai eksistensi (Existence Value; EV).
nilai ekonomi total (TEV). Gambar 1 berikut ini menyajikan tipologi
Tipologi TEV di mana definisi dan contoh dari
No. Definisi
Nilai masing-masing nilai tersebut.
A Use Value
(UV)
1 Direct Use Nilai ekonomi yang diperoleh
Value dari pemanfaatan langsung
(DUV) dari sebuah
ekosistem/sumberdaya.
2 Indirect Nilai ekonomi yang diperoleh
Use Value dari pemanfaatan tidak
(IUV) langsung dari sebuah
ekosistem/sumberdaya.
3 Option Nilai ekonomi yang diperoleh
Value dari potensi pemanfaatan
(OV) langsung maupun tidak
langsung dari sebuah
ekosistem/sumberdaya di Gambar 1. Tipologi nilai ekonomi total
masa mendatang.
(TEV)
B. Non Use
Value
Sumber: Adrianto et al., (2016)
(NUV) Pentingnya valuasi ekonomi didorong
1. Bequest Nilai ekonomi yang diperoleh atas adanya kebutuhan manusia akan barang
Value dari manfaat
(BV) ekosistem/sumberdaya dan jasa yang secara langsung maupun tidak
untuk kepentingan generasi langsung dapat dipenuhi oleh lingkungan
masa depan.
2. Existence Nilai ekonomi yang diperoleh sumberdaya pesisir dan laut, berupa energi,
Value dari sebuah persepsi bahwa makanan dan mineral, ruang rekreasi,
(XV) keberadaan (existence) dari
sebuah tanaman dan kehidupan biota, ruang udara,
ekosistem/sumberdaya itu air dan limbah daratan, ruang kehidupan
ada, terlepas dari apakah
ekosistem/sumberdaya lainnya. Lingkungan dalam hal ini dapat
tersebut dimanfaatkan atau
tidak.
dipenuhi melalui proses ekstraksi, jasa dan
Sumber: Barton (1994); Adrianto (2006); estetika, kapasitas asimilatif dan ruang
Adrianto et al. (2007); Wahyudin (2017); hidup. Segenap pemenuhan ini dapat dinilai
Wahyudin et al. (2019). dengan menggunakan pendekatan penilaian
berbasis pasar maupun non pasar, dimana
Dalam konteks ini, TEV merupakan
penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis nilai yang diperoleh masih merupakan nilai
78 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

awal dari suatu ekosistem pesisir dan laut hasil olahan nilai dari berbagai literatur.
(Adrianto, et al. 2016). Nilai ini dapat dikatakan sebagai nilai
minimal yang dapat diberikan, dikarenakan
perkembangan teknik dan model penilaian
jasa ekosistem masih akan terus berkembang
untuk menjadi lebih detail dalam melakukan
penilaian ekonomi jasa ekosistem di masa
mendatang (Constanza et al. 1997;2014
dalam Wahyudin et al. 2019).
Gambar 2. Skema Valuasi Ekonomi
Tabel 2. Estimasi Nilai Ekonomi
Sumberdaya Pesir Dan Laut (Andrianto,
et al. 2016).
Sumberdaya Pesisir Dan Laut Menurut
Jenisnya.
Nilai Ekonomi rata-
Mayoritas nilai jasa ekosistem Jenis
No. rata (Rp
Ekosistem
diidentifikasi dengan menggunakan Juta/ha/tahun)
1 Ladang 2,68
pendekatan non pasar. Jasa pengaturan gas garam
diperkirakan mencapai sebesar US $ 1.3 2 Lamun 160,64
3 Mangrove 92,81
triliun per tahun, jasa pengaturan
4 Mutiara 13,52
gangguan/tekanan mencapai US $ 1.8 triliun 5 Pantai 12.758,26
per tahun, jasa pengolahan limbah mencapai 6 Perairan 7,39
7 Rumput 21,90
US $ 2.3 triliun per tahun dan jasa siklus Laut
nutrisi mencapai sebesar US $ 1.7 triliun per 8 Terumbu 385,94
Karang
tahun. 63% dari nilai estimasi Sumber: Wahyudin (2017) dalam Wahyudin et
disumbangkan oleh sistem laut dan pesisir, al. (2019)
dimana sistem laut menyumbang nilai Tantangan dan ancaman bagi
ekonomi sebesar US $ 20.9 triliun per tahun keanekaragaman hayati pesisir dan laut
dan sistem pesisir menyumbang sebesar US merupakan hal yang harus diperhatikan dan
$10.6 triliun per tahun. Adapun sisanya dimitigasi agar kekayaan alam Indonesia
sebesar38% berasal dari nilai taksiran dari tetap terjaga dan memberikan manfaat bagi
sistem terestrial, terutama dari hutan, yaitu kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau
mencapai sebesar US $ 4.7 triliun per tahun kecil khususnya dan rakyat Indonesia pada
dan lahan basah mencapai sebesar US $ 4.9 umumnya. Beberapa ancaman dan tantangan
triliun per tahun (Wahyudin, et al. 2019). pengelolaan yang perlu diperhatikan
Nilai ekonomi keanekaragaman hayati diantaranya dibagi menjadi dua, yaitu akibat
pesisir dan laut berdasarkan hasil iteratif dari (1)bencana alam (natural hazard) yang
berbagai literatur cukup memberikan memang merupakan faktor eksternal dan
gambaran seberapa besar nilai potensi jasa sangat sulit dihindari, kendatipun dapat
ekosistem yang ada di sekitar wilayah pesisir dimitigasi, terutama dalam konteks
dan laut Indonesia. Tabel 2 berikut ini minimalisasi dampak kerugian yang dapat
adalah hasil estimasi nilai ekonomi ditimbulkan; (2) akibat ulah manusia
ekosistem menurut jenisnya berdasarkan (human hazard) diantaranya adalah
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 79

pencemaran, reklamasi pantai, penggunaan stakeholder, namun daerah-daerah ini juga


alat tangkap yang merusak (bom, racun, dll), sensitif terhadap bencana seperti abrasi
alih fungsi lahan, kerusakan lahan dan pantai , badai dan gelombang tsunami .
sumberdaya, serta berbagai hal yang (Pelly, et al. 2018).
berkaitan dengan kesalahan (Wahyudin et Pemanfaatan jasa ekosistem pesisir dan laut
al. 2019). oleh berbagai pihak untuk kepentingan yang
Problem Kawasan Pesisir dan Laut berbeda-beda mengakibatkan potensi
Indonesia sebagai negara dengan konflik. Dengan adanya perbedaan
predikat negara maritime, memiliki garis kepentingan dalam pemanfaatan ruang laut
pantai terpanjang kedua di dunia setelah dan pesisir tersebut dimanfaatkan oleh
Kanada. Namun demikian, pengelolaan kelompok-kelompok tertentu untuk untuk
wilayah pesisir dan lautan belum optimal menjadi dasar dalam melakukan perubahan
dan merata, serta belum dapat merapihkan zonasi.
akurasi data terkait kawasan pesisir, Menurut Mujio et al. (2016) konflik
kelautan, perikanan, dan pulau-pulau kecil. kepentingan terkait pemanfaatan jasa
Data base ini penting karena menjadi dasar ekosistem pesisir dan laut yang sering terjadi
penataan ruang untuk pembangunan adalah antara industri migas dengan
kawasan pesisir dan laut. Banyaknya aktivitas perikanan dan pariwisata. Selain itu
ketidaksesuaian data tersebut menimbulkan permasalahan lain yang sering terjadi
berbagai masalah di berbagai sektor menurut Pelly et al. (2018) adalah peralihan
(Trinanda, 2017; Ridho, 2017). fungsi kawasan mangrove menjadi kawasan
Kawasan pesisir merupakan daerah di budidaya tambak
mana kekuatan alam (ekologi), sosial dan
ekonomi berpadu sangat intensif, Perubahan
penggunaan lahan di kawasan pesisir dapat
memicu konflik yang sangat berbeda dengan
kawasan lain seperti pedalaman atau di
kawasan perkotaan. Kawasan pesisir yang
berhadapan langsung dengan lautan
Gambar 3. Valuasi Ekonomi Dan Problem
memiliki ketersediaan tanah yang sangat Pembangunan (Adrianto 2016).
terbatas secara fisiografis namun banyak
dari pemangku kepentingan (stakeholders) Secara ekonomi tambak ini terkesan
yang tertarik untuk mengeksploitasi nya. Ini sangat menggiurkan, namun dapat memicu
membuat minat pemanfaatan lahan lebih beragam persoalan lingkungan juga. Dengan
tinggi dan konflik menjadi lebih intens. berkembangnya tambak yang tak terkendali,
Selain itu alternatif untuk perluasan dan mengakibatkan alih fungsi lahan yang
substitusi harus dibatasi pada kawasan mengurangi populasi tanaman-tanaman
pesisir ini. Wilayah pesisir menyediakan barrier di pesisir, peningkatan terjadinya
jasa ekosistem yang bernilai ekonomi sangat erosi akibat rusaknya ekosistem pantai
tinggi dan penting bagi masyarakat maupun seperti hutan bakau, padang lamun, dan
80 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

gumuk pasir juga merupakan permasalahan sejumlah nilai ekonomi akan barang dan jasa
serius. Selain itu aktivitas tambak yang yang terdegradasi (Andrianto, et al. 2016).
menghasilkan uap air dari turbin tambak Tingginya degradasi lingkungan di
dapat mengganggu kualitas dan wilayah pesisir membutuhkan upaya
produktivitas tanaman pangan menurun. perbaikan dalam pengelolaan wilayah
Disamping itu tambak juga menghasilkan pesisir. Dalam 2 dekade terakhir ada
limbah, akumulasi limbah ini akan dukungan untuk menggunakan nilai pasar
mengakibatkan pencemaran. untuk mendorong masyarakat
Terjadinya berbagai konflik memperhitungan biaya lingkungan dari
penggunaan ruang di wilayah pesisir dan aktivitas yang dilakukan (Russi et al., 2011).
lautan karena belum adanya tata ruang yang Sebagai contoh, tahun 2005 pemerintah
mengatur kepentingan berbagai sektor yang Jepang mengeluarkan pedoman untuk
dapat dijadikan acuan oleh segenap sektor melakukan akuntansi lingkungan pada
yang berkepentingan. Pada dasarnya hampir sektor industri yang menyebutkan
di seluruh wilayah pesisir dan lautan memperhitungkan biaya dan manfaat dari
Indonesia terjadi konflik-konflik antara aktivitas konservasi lingkungan yang
berbagai kepentingan. Penyebab utama dari merupakah tanggungjawab perusahaan
konflik tersebut, adalah karena tidak adanya (Ministry of the Environment Japan, 2005).
data base dan aturan yang jelas tentang
penataan ruang pesisir dan lautan dan Peranan Valuasi Ekonomi dalam
alokasi sumberdaya yang terdapat di Penataan Ruang Wilayah Pesisir dan
kawasan pesisir dan lautan. Setiap pihak Laut
yang berkepentingan mempunyai tujuan, Wilayah Pesisir merupakan wilayah
target, dan rencana untuk mengeksploitasi yang dinamis dan rawan. Kedinamisan
sumberdaya pesisir. Perbedaan tujuan, wilayah pesisir disebabkan karena wilayah
sasaran dan rencana tersebut mendorong tersebut merupakan pertemuan dua
terjadinya konflik pemanfaatan sumberdaya ekosistem yaitu ekosistem daratan dan
(user conflict) dan konflik kewenangan ekosistem lautan. Wilayah pesisir
(jurisdictional conflict) (Darwanto, 2003 mengandung potensi sumberdaya yang
dalam Ridho, 2017). Munculnya besar, baik hayati maupun non hayati,
permasalahan pembangunan yang termasuk jasa-jasa lingkungan. Konsekuensi
mendorong adanya eksternalitas negatif dan dari dinamika wilayah pesisir yang
menimbulkan degradasi lingkungan serta berpotensi menyebabkan manusia untuk
berdampak terhadap lingkungan sosial datang dan berinteraksi dengan ekosistem
ekonomi masyarakat yang sangat pesisir lainnya. Interaksi manusia dan
berasosiasi dengan keberadaan ekosistem, lingkungan pesisir menyebabkan terjadi
maka perlu dilakukan perhitungan biaya sejumlah kerawanan karena aktivitas
kompensasi agar eksternalitas negatif yang tersebut membutuhkan ruang dan
dihasilkan dapat menutupi kehilangan sumberdaya (Dewi, 2004).
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 81

Rencana tata ruang wilayah perkotaan saja tetapi juga pada kawasan
merupakan implementasi dari Undang- pesisir (Pelly, et al. 2018).
Undang Republik Indonesia Nomor 26 Berbeda dengan penataan ruang
Tahun 2007 yang menjadi dasar kebijakan daratan, paradigma yang dikembangkan di
dan perencanaan pemanfaatan lahan. wilayah pesisir bersifat lebih kompleks
Berdasarkan land policy instrument ini, karena di samping tempat muara segala
pemanfaatan lahan dapat dikendalikan dan kegiatan dan bertemunya berbagai macam
diarahkan agar tidak menimbulkan ekosistem, lebih dari itu pesisir (laut) juga
kompleksitas permasalahan ruang. mempunyai vertikal zoning yang tidak
Penataaan ruang yang optimal dan tepat dimiliki oleh daratan (Suwandono, 2000
adalah yang sesuai dengan arahan fungsi dalam Dewi, 2004). Oleh karena itu dalam
ruang pada suatu wilayah (Pelly, et al. penyusunan tata ruang pesisir perlu
2018). diupayakan cara-cara atau metode-metode
Penataan ruang dapat disederhanakan yang tidak hanya sekedar mengadopsi tata
menjadi aktivitas mengarahkan kegiatan ruang daratan, tetapi perlu dikembangkan
yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, suatu model tata ruang pesisir yang bisa
termasuk dunia usaha, bukanlah suatu mengakomodasi kepentingan stakeholders
tujuan, melainkan alat untuk mencapai yang harus bermuara pada kesejahteraan
tujuan. Dengan demikian, kegiatan tata rakyat dan keberlanjutan sumberdaya dan
ruang tidak boleh berhenti dengan di- ekosistem pesisir (Hartadi, 2001 dalam
Peraturan Daerah-kannya rencana tata ruang Dewi, 2004).
tersebut, tetapi penataan ruang harus Menurut Wahyudin (2017), pada
merupakan aktivitas yang terus menerus tahun 1970an para ekonom dunia mulai
dilakukan untuk mengarahkan masyarakat sedikit tersentak dan baru menyadari
suatu wilayah mencapai tujuan-tujuan pentingnya memasukkan komponen
pokok, seperti melakukan pekerjaan rumah sumberdaya alam dan lingkungan dalam
tangga, rekreasi termasuk kegiatan untuk perhitungan ekonomi. Terlebih bilamana
memenuhi kebutuhan spiritual, seperti perhitungan tersebut menjadi dasar acuan
menikmati keindahan alam dan tempat- pembuatan kebijakan publik. Ekonomi
tempat bersejarah (Darwanto, 2000 dalam sumberdaya alam dan lingkungan telah
Dewi, 2004). menjadi salah satu bagian yang tidak
Penataan ruang yang tepat sasaran terpisahkan dalam model pengelolaan
bertujuan untuk mensejahterakan rakyat sumberdaya alam dan lingkungan).
dengan pengunaan sumberdaya alam dan Penilaian sumberdaya alam dan lingkungan
sumberdaya lahan secara bijak tanpa menjadi bagian yang seharusnya tidak
mengorbankan kebutuhan generasi dimasa dipisahkan dari suatu upaya pengelolaan
akan datang, dapat menjadi pilar wilayah untuk pembagunan berkelanjutan.
pembangunan berkelanjutan . Pembangunan Salah satunya adalah dengan menghitung
berkelanjutan menjadi prioritas nilai kerusakan lingkungan sebagai biaya
pembangunan bukan hanya di kawasan yang harus diantisipasi dan diminimalisasi
82 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

agar pembangunan yang dilakukan tidak fungsi, wewenang dan tanggung jawab
menjadi aktivitas yang di satu sisi antar lembaga dan anggota masyarakat
“membangun” suatu wilayah dan di sisi lain 5) Menetapkan dasar hukum dan
“menghancurkan” wilayah lainnya pelaksanaanya yang benar (get the law
(Wahyudin et al. 2019). and its enforcement right) untuk
Proses penentuan nilai ekonomi memastikan bahwa ketiga unsur lain
lingkungan merupakan hal yang sangat dijalankan dengan cara yang sah
penting sebagai bahan pertimbangan dalam (legitimate) (Basyuni, 2001).
mengalokasikan sumberdaya alam yang Pada dasarnya nilai dari jasa ekosistem
semakin langka. Maka valuasi ekonomi tidak hanya berasal dari nilai pasar saja
dengan menggunakan nilai uang akan dapat tetapi dari nilai non pasar yaitu nilai yang
menunjukkan nilai indikasi penerimaan dan diukur dari preferensi masyarakat namun
kehilangan manfaat atau kesejahteraan banyaknya jasa ekosistem yang belum
akibat kerusakan lingkungan (Tampubolon, masuk dalam skema pasar karena gap
2008). informasi besaran nilai jasa ekosistem (ME,
1) Penilaian dari biaya pencemaran atau 2005). Jasa ekosistem yang dinilai menjadi
kerusakan Lingkungan harus melihat dari dasar untuk melakukan pembayaran jasa
sisi ekonomi Lingkungan dengan melihat ekosistem yang nantinya menjadi dasar
tingkat harga atau kesediaan membayar pembentukan instrumen ekonomi sebagai
bagi pengurangan Pencemaran tersebut. peluang untuk memperbaiki kualitas
Hal ini sepatutnya menjadi pertimbangan lingkungan yang rusak dan secara tidak
bagi Pemerintah dalam penerapan langsung untuk meningkatkan pendapatan
pembangunan berkelanjutan (Suhardiman et al, 2013 dalam Witomo,
(suistainable development) karena 2019).
kebijaksanaan yang sistemik bagi Penerapan instrument ekonomi dalam
pembangunan berkelanjutan bertumpu penataan ruang wilayah pesisir dan laut
pada empat unsur kebijakan yaitu: sangat penting mengingat bahwa Indonesia
2) Menetapkan harga yang benar (get tire sebagai negara mega biodiversity dengan
priceright) untuk memberikan insentif keanekaragaman hayati yang melimpah dan
yang sesuai bagi pelaksanaan ekonomi potensi besar secara ekonomi dari jasa
yang mengarahkan kegiatannya ke ekosistem pesisir perlu dilakukan sebagai
tujuan economic sustainability yang bentuk inovasi menjanjikan dalam menjaga
diinginkan. ekosistem pesisir dalam kegiatan
3) Menetapkan regulasi yang benar (get tire pembangunan berkelanjutan (Wunder,
regulation right) untuk menghentikan 2005; Witomo, 2019).
perusakan lingkungan dan sumberdaya Menurut Plymouth Marine Laboratory
tanpa menimbulkan distorsi dalam (2017) dalam Witomo (2019), penataan
bidang lain ruang wilayah pesisir dan laut berdasarkan
4) Menetapkan instalasi yang benar (get tire penilaian jasa ekosistem memiliki peluang
installation right) untuk meneraskan dan kendala. Peluang utama dalam
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 83

menggunakan penilaian jasa ekosistem ekonomi yang mengeliat maju dan banyak
dimana pengelolaan tersebut dapat lapangan pekerjaan, (2) Adanya komitmen
direkontruksi sesuai dengan kerangka kerja pemerintah dan masyarakat untuk
dari jasa ekosistem dan memasukkan memberikan insentif terhadap praktek-
pendekatan jasa ekosistem yang relevan dari praktek ramah lingkungan dalam bentuk
rencana tersebut. Sebagai contoh dalam kebijakan dan program, (3) Wilayah pesisir
pengelolaan wilayah pesisir memasukan dengan kondisi ekonomi rendah dan masih
program kerja terkait dengan penelitian dan banyaknya penggangguran namun masih
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh manfaat dari kegiatan
menilai dari jasa ekosistem dan membuat konservasi wilayah pesisir.
skema pembayaran jasa ekosistem yang Adapun menurut Dahuri et al., (2001)
nantinya sebagai bentuk menjaga ekosistem untuk mewujudkan pembangunan wilayah
dan menjadi sumber pembiayaan pesisir secara berkelanjutan maka
pengelolaan dengan mekanisme tata kelola diperlukan keterpaduan dalam perencanaan
yang baik dan berkelanjutan. Adapun dan pengelolaan kawasan pesisr dan laut,
kendalanya adalah penerapan instrument yaitu: (a) Keterpaduan wilayah/ekologis; (b)
ekonomi akan menemui kesulitan mengukur keterpaduan sektoral; (c) keterpaduan
dan menilai keanekaragaman hayati tidak kebijakan secara vertikal; (d) keterpaduan
dapat untuk melakukan perbaikan untuk disiplin ilmu; dan (e) keterpaduan
species yang terancam punah. Kendala Stakeholder. Selain itu, Beberapa kebijakan
lainnya adanya kendala institusional serta lain yang dapat menjadi masukan
resistensi ideologi dan political will yang diintegrasikan dalam penataan ruang pesisir
cukup berpengaruh dalam setiap level dan laut terkait dengan sumberdaya pesisir
kebijakan dan aplikasi dilapangan serta dan laut adalah (i) penegakan hukum
kapasitas dan tenaga terlatih yang terbatas. lingkungan hidup yang dilakukan secara
sistematis, terstruktur dan masif; (ii) adanya
pedoman baku penanggulangan pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan hidup yang
responsive dan antisipatif; (iii) Membatasi
pemanfaatan ruang di kawasan lindung dan
sekitarnya yang mempunyai kecenderungan
mengurangi fungsi lindung kawasan, (iv)
mengembangkan kegiatan budidaya yang
bersifat konservatif dan tidak terbangun di
sekitar kawasan lindung. (v)
Menurut Wallis (2006) dalam Witomo mengembalikan kondisi kawasan lindung
(2019) pengelolaan wilayah pesisir dengan yang telah mengalami penurunan fungsi
pendekatan instrumen ekonomi berdasarkan (Wahyudin et al. 2019).
jasa ekosistem yang sebaiknya untuk
wilayah dengan menunjukkan karakteristik
seperti (1) Wilayah pesisir dengan kondisi
84 OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022

Kesimpulan perlindungan laut yang terbentuk serta target


Kajian valuasi ekonomi sumberdaya pembentukan sebesar 30 juta hektar hingga
pesisir dan laut merupakan salah satu upaya tahun 2030. Disisi lain, penerepan
positif yang dilakukan untuk melihat sejauh instrument ekonomi akan menemui
mana fungsi-fungsi ekonomi-ekologi dapat kesulitan mengukur dan menilai
dihitung manfaatnya, baik yang bersifat keanekaragaman hayati tidak dapat untuk
manfaat langsung maupun tidak langsung. melakukan perbaikan untuk species yang
Indonesia memiliki kekayaan alam dan terancam punah. Kendala lainnya adanya
lingkungan yang besar dan melimpah. kendala institusional serta resistensi ideologi
Keanekaragaman hayati pesisir dan laut dan political will yang cukup berpengaruh
merupakan salah satu aset kekayaan negara dalam setiap level kebijakan dan aplikasi
yang perlu dikelola secara optimal dan dilapangan serta kapasitas dan tenaga
berkelanjutan. Nilai kekayaan terlatih yang terbatas.
keanekaragaman hayati pesisir dan laut Beberapa kebijakan lain yang dapat
Indonesia diestimasi mencapai sebesar Rp. menjadi masukan diintegrasikan dalam
1.353,55 triliun. Nilai ini tentu saja penataan ruang pesisir dan laut terkait
memberikan konsekuensi akan pentingnya dengan sumberdaya pesisir dan laut adalah
upaya untuk dapat dipertahankan. Oleh (i) penegakan hukum lingkungan hidup yang
karena itu, diperlukan rekomendasi dilakukan secara sistematis, terstruktur dan
kebijakan pengelolaan keanekaragaman masif; (ii) adanya pedoman baku
hayati yang dilakukan secara responsif, penanggulangan pencemaran dan atau
antisipatif dan adaptif sebagai masukan kerusakan lingkungan hidup yang
dalam penataan ruang wilayah pesisir dan responsive dan antisipatif; (iii) Membatasi
laut. Salah satunya adalah menjadikan nilai pemanfaatan ruang di kawasan lindung dan
asset sumberdaya pesisir dan laut sebagai sekitarnya yang mempunyai kecenderungan
instrument keberhasilan tata kelola daerah mengurangi fungsi lindung kawasan, (iv)
dalam mengelola keanekaragaman hayati. mengembangkan kegiatan budidaya yang
Peluang pengelolaan wilayah pesisir bersifat konservatif dan tidak terbangun di
dengan memasukkan instrument ekonomi sekitar kawasan lindung. (v)
berdasarkan jasa ekosistem cukup besar mengembalikan kondisi kawasan lindung
tidak hanya adanya dukungan pemerintah yang telah mengalami penurunan fungsi.
dan perlibatan masyarakat secara aktif juga.
Peluang aplikasi instrumen ekonomi dengan Daftar Pustaka
melihat perkembangan pemanfaatan Adrianto, L., Wahyudin Y., Nurjaya, I.W.,
wilayah pesisir oleh beberapa sektor Krisanti, M., Yonvitner, Trihandoyo A.
sehingga nantinya akan memberikan 2016. Valuasi Ekonomi Kerusakan
Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan laut
peningkatan efisiensi ekonomi dan Kota Bontang. Working Paper PKSPL-
efektivitas lingkungan didasari pada tata IPB. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
kelola wilayah pesisir yang terpadu dan dan Lautan IPB.
berkelanjutan dan sudah banyak daerah Basyuni, M. (2001). Konsep Ekonomi
Lingkungan Dalam Pengelolaan
OECONOMICUS Journal of Economics, Vol. 6, No. 2, June 2022 85

Sumberdaya Alam Menuju Pemanassan Global. Media Matrasain 8


Pembangunan Berkelanjutan. Medan: (1).
Program Ilmu Kehutanan Universitas Ramadhan A. dan Salim W. A. 2019.
Sumatera Utara. Mencapai Keberlanjutan Ekosistem
Congar, G. T. (1995). Environmental Laut Melalui Marine Spatial Planning
economics for Integrated Coastal Area (MSP) : Mungkinkah?. Jurnal
Management: Valuation Methods and Kebijakan Sosek KP 9 (1): 11-21.
Policy Instruments. UNEP: UNEP Ridho, M. A. 2017. Mapping Data dan
Regional Seas Reports and Studies No. Informasi Pada Kawasan Pesisir dan
164. Zona Penyangga Kawasan Pesisir.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting., M.J. Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Dalam Pengembangan Smar City.
Wilayah Pesisir dan Lautan secara Jurnal Unissula 1 (1) : 192-100.
Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. Soegiarto, A. 1976. Pedoman Umum
Dinamikanto, M. (2017, Maret 8). diakses Pengelolaan Wilayah Pesisir. Jakarta.
dari https://nusantara.news/hebat- Lembaga Oseanologi Nasional. Jakarta.
nelayan-ntt-menolak-bantuan-australia- Tampubolon, A. (2008). Kajian Kebijakan
terkait-tumpahan-minyak. Energi Kayu Bakar. Jurnal Analisis
Dewi, Ni Ketur A. 2004. Konsep Kebijakan, 5 (1) : 29-37.
Pengelolaan Wilayah Pesisir Untuk Trinanda, T. C. 2017. Pengelolaan Wilayah
Meningkatkan Kualitas Lingkungan di Pesisir Indonesia dalam Rangka
Bali. Proceedings – Seminar Nasional Pembangunan Berbasis Pelestarian
Arsitetektur, Lingkungan, dan Lingkungan. Matra Pembaruan. Badan
Pariwisata Menuju Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (BPP)
Berkelanjutan, September 2004. Kementerian Dalam Negeri.
KKP. (2006). Panduan Teknis Perencanaan Wahyudin, Y., Mulyana, D., Ramli, R.,
Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Rikardi, N., Suhartono, S., Kesewo, A.
Laut. Jakarta: Kementerian Kelautan T. 2019. Nilai Ekonomi
dan Perikanan. Keanekaragaman Hayati Pesisir dan
Maulana, S. 2017. Pentingnya Valuasi Laut Indonesia. Jurnal Cendekia Ihya
Ekonomi Sumber Daya Alam dan 2(2) : 37-51.
Lingkungan Dalam Pengelolaan Witomo, C. M. 2019. Pengelolaan Wilayah
Wilayah Pesisir dan Laut SEcara Pesisir dengan Pendekatan Instrumen
Terpadu. Ekonomi: Sebuah Review Teori dan
https://id.linkedin.com/pulse/pentingny Peluang Aplikasi. Buletin Ilmiah
a-valuasi-ekonomi-sumber-daya-alam- “Marina” Sosial Ekonomi Kelautan dan
dan-dalam-suhenra-maulana. Perikanan 5(1) 39-52).
Pelly, D. A., Fauziah N., Susanti R.C. 2018.
Arahan Fungsi Kawasan Pesisir untuk
Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Menuju Perencanaan Tata Ruang
Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan.
Seminar Nasional IV Pengelolaan
Pesisir dan Daerah Aliran Sungai,
Yogyakarta 24 Oktober 2018.
Poli, H. dan Tinangon A.J. 2011. Kajian
Tata Ruang Wilayah Pesisir Kota
Manado Menghadapi Dampak

Anda mungkin juga menyukai