NIM : 2006581036
Mata Kuliah : Manajemen Lanskap Berkelanjutan
Program Studi : Arsitektur Lanskap
Soal.
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pesisir merupakan satu kesatuan bentang alam/lanskap.
Hal-hal yang terjadi di DAS akan sangat berpengaruh terhadap pesisir, demikian juga
sebaliknya. Bagaimanakah pengelolaan terbaik yang anda sarankan agar bentang alam ini
berkelanjutan? Buatlah jawaban anda dalam skema dan jelaskan/deskripsikan skema
tersebut!
2. Salah satu pemanfaatan area pesisir di Bali adalah kawasan/daya tarik wisata. Wisata
pesisir merupakan wisata yang disukai wisatawan karena menampilkan pemandangan
alam yang indah serta aktivitas pantai yang menyenangkan. Pemanfaatan pesisir untuk
wisata memerlukan pengelolaan yang cermat agar pariwisata maupun lanskap dapat
berkelanjutan. Jelaskan gagasan yang anda berikan sebagai seorang mahasiswa arsitektur
lanskap terhadap pengelolaan wisata pesisir ini!
Jawaban.
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh
punggung bukit yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan
ke anak sungai hingga ke sungai utama dan terus mengalir hingga bermuara di danau
atau ke laut. Sedangkan pesisir adalah suatu wilayah daratan yang terletak di tepi laut
yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan
air laut. Hubungan antara kedua lanskap ini merupakan suatu hubungan timbal balik
yang saling berpengaruh dimana air sungai ini akan terus mengalir hingga akhirnya
akan terus menuju pesisir laut. Adapun pengelolaan lanskap yang cocok untuk kedua
lanskap ini agar terus membentuk satu-kesatuan yang utuh dan terus berkelanjutan.
Pengelolaannya dapat dilihat pada skema dibawah ini:
Penjelasan skema diatas adalah pelaksanaan untuk melakukan pengelolaan
lanskap di Daerah Aliran Sungai dan di Pesisir perlu adanya perbaikan dan manajemen
di masing-masing lanskap agar tetap mempertahankan fungsi awal dari kedua lanskap
yaitu memiliki hubungan timbal balik. Di bagian DAS, terbagi menjadi 3 bagian yaitu
hulu, tengah dan hilir. Pada bagian hulu, dapat dilakukan pengelolaan terhadap
bagaimana pemanfaatan lahan yang lebih efisien serta dapat mengurangi alih fungsi
lahan di daerah hulu agar mata air masih tetap terjaga. Selanjutnya, di daerah tengah
dapat diterapkan pemanfaatan lahan sedimentasi serta pengurangan pemanfaatan hasil
bumi berlebih dan terakhir di hilir dapat dilakukan pembersihan kawasan hilir untuk
mengurangi dampak sedimentasi yang berasal dari hulu.
Untuk kawasan pesisir, dibagi kedalam dua bagian yaitu pantai dan laut. Pada
pantai, bentuk pengelolaan yang dilakukan yaitu mengawasi kawasan sedimentasi,
mengurangi dampak sampah dari hulu. Untuk laut, dapat menjaga ekosistem dasar laut
serta menjaga air laut tetap asri. Dengan melakukan berbagai pengelolaan tersebut
diharapkan dapat mencapai tujuan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan di kedua
lanskap tersebut.
Daftar Pustaka.
Binilang, Ravel dkk. (2018). Pengembangan Kawasan Pesisir Yang Berkelanjutan Di
Kabupaten Minahasa Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Ika. (2018). Pengelolaan DAS Indonesia Perlu Direformulasi. Diakses pada tanggal 22 april
2022 dari https://www.ugm.ac.id/id/berita/17271-pengelolaan-das-indonesia-perlu-
direformulasi
Juwono, P. T., & Subagiyo, A. (2019). Integrasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dengan
Wilayah Pesisir. Universitas Brawijaya Press.
Subagiyo, Aris. (2021). Interaksi Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan Wilayah Pesisir.
Diakses pada tanggal 22 April 2022 dari http://arissubagiyo.lecture.ub.ac.id/2021/05/interaksi-
daerah-aliran-sungai-das-dengan-wilayah-pesisir/
Tim Redaksi. (2018). Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan DAS Makin Meningkat. Diakses pada
tanggal 22 April 2022 dari https://darilaut.id/berita/pemanfaatan-wilayah-pesisir-dan-das-
makin-meningkat.
Widayati, Atik dkk. (2014). Pengelolaan Lanskap Daerah Hulu untuk Penyediaan Air Bersih
– Daerah Tangkapan Air Biang Loe, Bantaeng, Sulawesi Selatan. Bogor: AgFor