Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN PENGELOLAAN PESISIR TERPADU

“PENGELOLAAN OVER EKSPLOITASI PERIKANAN TANGKAP DI


INDONESIA”

Disusun Oleh :
Amila Nuskiya
26040120140044
Ilmu Kelautan B

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Ir. Chrisna Adhi Suryono, M.Phil.

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau
lebih dari 17.000 pulau termasuk pulau-pulau kecil. Dengan jumlah pulau yg
demikian banyak berdampak pada panjang garis pantai Indonesia yaitu mencapai
hampir 81.000 km. Pada wilayah pantai indonesia sering ditemukan aktivitas
pengelolaan sumberdaya perikanan. Salah satu sumberdaya perikanan yang melimpah
di Indonesia adalah sumberdaya ikan pelagis kecil. Sumberdaya ikan pelagis kecil
juga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling banyak ditangkap
untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sumberdaya perikanan ikan pelagis
kecil dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan lebih banyak
dikonsumsi bahkan jika dibandingkan dengan sumberdaya perikanan unggulan
seperti tuna yang lebih banyak diekspor dan hanya banyak dinikmati oleh kalangan
tertentu saja. Sumberdaya perikanan ikan pelagis kecil biasanya ditemukan pada
daerah neritik dan bersifat schooling untuk berperan dalam food chain. Sumberdaya
perikanan pelagis di Indonesia tersebar secara merata pada keseluruhan perairan di
Indonesia (Kusdiantoro et al., 2019).
Pengelolaan perikanan di Indonesia seringkali menimbulkan kerusakan
ekosistem, kerusakan habitat serta rentan terjadinya konflik antar masyarakat bahkan
antar negara. Pengelolaan perikanan yang dilakukan oleh suatu negara tidak terlepas
dari adanya tanggung jawab yang besar dari pemerintahnya untuk melestarikan
ekosistem perairan di sekitarnya. Kenyataannya, pengelolaan perikanan mengalami
ekploitasi secara berlebihan atau yang biasa juga disebut dengan over exploited. Over
exploited ini seringkali menimbulkan dampak negatif secara berkelanjutan. Proses
eksploitasi ini juga tidak memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga merugikan
negara serta masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumberdaya
perikanan. Oleh karena itu, untuk menjaga serta mencegah terjadinya dampak-
dampak negatif yang timbul akibat dari over exploited perlu dilakukan salah satunya
dengan cara menyeimbangkan antara proses eksploitasi dan proses konservasi
(Untung, 2021).
PEMBAHASAN

1. Potensi Sumber Daya Perikanan di Indonesia


Potensi sumber daya perikanan di Indonesia pada WPPNRI adalah jenis ikan
pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan demersal, ikan karang, udang penaeid, lobster,
kepiting, rajungan serta cumi-cumi. Selain itu, Indonesia juga mempunyai potensi
sumber daya perikanan yaitu potensi ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang merupakan salah satu sumber daya perikanan yang mempunyai peranan
penting dalam menjaga keseimbangan terhadap biota-biote serta ekosistem-ekosistem
pada wilayah perairan sekitarnya. Ekosistem terumbu karang kondisinya sangat
rentan terhadap suatu perubahan lingkungan perairan yang signifikan dalam jangka
waktu yang cepat (Tedjapranata, 2021).
Luasan terumbu karang pada wilayah perairan Indonesia diperkirakan sekitar 2,5
juta hektar. Ditinjau dari segi ekologi maupun dari segi sosial ekonomi, ekosistem
terumbu karnag memiliki peranan yang sangat penting. . Ditinjau dari segi ekologi,
ekosistem terumbu karang memiliki peran penting sebagai tempat serta habitat bagi
biota laut yang ada didalamnya. Ekosistem terumbu karang merupakan suatu sumber
keanekaragaman alam hayati yang mendukung suatu ekosistem. Selain sebagai
habitat bagi biota laut, terumbu karang juga berperan sebagai tempat mencari makan,
tempat berlindung, dan tempat memijah bagi beberapa biota laut. Atas beberapa peran
tersebut. Kondisi ekosistem terumbu karang yang baik akan dapat meningkatkan
suatu produktivitas sumber daya perikanan mengingat besarnya peran serta manfaat
yang diberikan oleh suatu ekosistem terumbu karang (Nursita, 2020).

2. Eksploitasi Sumber Daya Perikanan di Indonesia


Menurut Kusdiantoro et al. (2019), potensi sumber daya perikanan yang sangat
besar di Indonesia harus dipertimbangkan terkait pemanfaatannya yang harus
dilakukan berkesinambungan dan berkelanjutan. Eksploitasi pada sumber daya
perikanan hanya dapat merusak lingkungan. Proses eksploitasi juga biasanya
seringkali mengabaikan etika-etika serta peraturan-peraturan yang telah ada untuk
kepentingan serta keserakahan pribadi. Proses eksploitasi seringkali berawal dari
proses penangkapan ikan secara berlebihan atau yang biasa juga disebut overfishing.
Eksploitasi secara besar-besaran yang terjadi di Indonesia terjadi karena wilayah
perairan Indonesia memiliki daya tarik tersendiri. Wilayah perairan Indonesia yang
luas, potensinya yang besar, tingginya tingkat keanekaragaman hayatinya, posisi
wilayah perairan laut Indonesia yang strategis karena menjadi pintu masuk dari arus
Samudera Pasifik ke Samudera Hindia merupakan daya tarik perairan wilayah laut
Indonesia. Eksploitasi yang terjadi di wilayah perairan laut Indonesia seringkali
dilakukan oleh negara luar yang melakukan aktivitas pencurian ikan secara illegal
serta menggunakan alat tangkap ikan yang dilarang untuk digunakan. Over exploited
dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain:
- Penurunan daya dukung lingkungan akibat dari rusaknya terumbu karang
dan penurunan kualitas air laut.
- Penangkapan ikan yang melanggar hukum dan merusak lingkungan akibat
dari penangkapan ikan menggunakan alat yang dapat merusak lingkungan
dan tidak berkelanjutan.

3. Upaya Pengelolaan Sumber Daya Perikanan


Menurut de Rooy et al. (2021), perwujudan pembangunan berkelanjutan,
khususnya mengenai sumber daya hayati perikanan, pengelolaan sumber daya
kelautan dan ikan tidak pernah lepas dari tugas konservasi. Tindakan konservasi
dianggap sebagai tindakan pengelolaan yang dapat menyelamatkan dan melestarikan
potensi sumber daya kelautan dan ikan agar tetap tersedia dan dapat digunakan untuk
saat ini dan masa depan (berkelanjutan). Dengan pemanfaatan sumberdaya laut dan
ikan secara lestari diharapkan terwujud kehidupan yang lestari dan sejahtera.
Kegiatan konservasi adalah kegiatan untuk memelihara sumber daya laut dan
menjaganya agar tetap lestari. Tujuan konservasi dan pengelolaan sumber daya
perikanan di laut lepas adalah upaya pengelolaan sumber daya perikanan dalam
rangka perlindungan, konservasi dan pengembangan. Tujuan ini memastikan bahwa
sumber daya alam, khususnya sumber daya perikanan hayati, dirawat, dirawat dan
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat saat ini dan generasi mendatang.Sebagai
bagian dari pemeliharaannya, pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa hal
seperti:
- Mengeluarkan regulasi serta kebijakan terkait pengelolaan perikanan
- Melakukan implementasi pelestarian sumber daya ikan (konservasi terumbu
karang, pembentukan POKMASWAS
- Penetapan target penambahan lahan kawasan konservasi baru
KESIMPULAN

Eksploitasi sumber daya perikanan adalah tindakan pemanfaatan terhadap suatu


stok sumber daya perikanan yang ada di suatu wilayah. Sedangkan konservasi adalah
suatu upaya yang dilakukan untuk dapat menjaga dan melestarikan atau melindungi
sumber daya hayati perikanan pada suatu wilayah perairan. 2. Eksploitasi bersifat
memanfaatkan, sedangkan konservasi bersifat menjaga/melestarikan. Eksploitasi dan
konservasi merupakan suatu tindakan pengelolaan yang sudah selayaknya dapat
berjalan seimbang. Hal tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat saat
ini dan yang akan datang (berkelanjutan) dengan tetap terjaganya kelestarian
lingkungan dan kondisi sumber daya perikanan.
DAFTAR PUSTAKA

Kusdiantoro, K., A. Fahrudin, S.H. Wisudo dan B. Juanda. 2019. Perikanan Tangkap
di Indonesia: Potret dan Tantangan Keberlanjutannya. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan Dan Perikanan., 14(2): 145-162.
Untung, U.A.N. 2021. Perspektif Eksploitasi dan Konservasi dalam Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan Indonesia. Majalah Media Perencana., 2(1): 51-67.
Tedjapranata, C. 2021. Museum Garis Waktu Terumbu Karang. Jurnal Sains,
Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)., 3(2): 1527-1540.
Nursita, L. 2020. Menggagas Pembangunan Blue Economy Terumbu Karang; Sebuah
Pendekatan Sosial Ekonomi. EcceS (Economics, Social, and Development
Studies)., 7(1): 62-86.
de Rooy, O.R., H. Salmon dan R.H. Nendissa. 2021. Hak Atas Tanah Pada Kawasan
Konservasi. PAMALI: Pattimura Magister Law Review., 1(1) 40-54.

Anda mungkin juga menyukai