Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER

DAYA PERAIRAN DI INDONESIA


(Makalah Praktikum Ekologi Perairan)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. G. Nugroho Susanto, M. Sc.
Drs. Tugiyono, M. Si., PhD

DISUSUN OLEH :
1. Adib Ahmad Daffa 1957021011
2. Annisa Zahwa Salsabila 1917021057
3. Asty Awalliyah 1917021064
4. Jihan Kamila Wardani 1917021044

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat sehingga makalah
dengan judul “Implementasi Pembangunan Berkelanjutan dalam Pemanfaatan Sumber
Daya Perairan di Indonesia” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
membaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 04 Maret 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Luasnya perairan Indonesia dan melimpahnya sumber daya perikanan yang terdapat di
dalamnya tidak akan mempunyai arti jika tidak dilakukan secara bersamaan dengan
pengaturan yang sejalan dengan pengelolan yang tepat dan bertanggung jawab.
Pengelolan yang tepat dan bertanggung jawab merupakan pengelolaan yang tidak
hanya memenuhi keuntungan ekonomi, tetapi juga untuk keberlanjutan pemenuhan
kebutuhan ekonomi rakyat, di samping tetap memperhatikan pada aspek konservasi
sumber daya ikan, yang mempertahankan pada keberlangsungan keberaadaan sumber
daya yang tersedia.

Penambahan wilayah laut tidak saja terbatas pada penambahan wilayah kedaulatan,
melainkan wilayah yurisdiksi termasuk ZEE yang identik dengan sumber daya
ikan. Sumber daya yang terdapat di ZEE merupakan modal yang sangat potensial
guna menunjang peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia. Terlebih lagi ZEE Indonesia yang membentang luas dan berbatasan langsung
dengan samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, yang tentunya tidak
diragukan lagi melimpahnya sumber daya perikanan yang terdapat di dalamnya.

Sumber daya perikanan sebagai sebuah sistem, yang memiliki peranan penting dalam
penyediaan sumber makanan dan kesejahteraan ekonomi bagi rakyat Indonesia
membutuhkan pengelolaan yang berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang
biasa disebut dengan sustainable. Dengan pemanfaatan yang berkelanjutan berarti
sumber daya ikan dapat dimanfaatkan baik oleh generasi sekarang maupun untuk
memenuhi kepentingan generasi masa depan.
Keberlanjutan perikanan dicapai melalui pendekatan kemasyarakatan. Hal ini dimaknai
bahwa prioritas keberlanjutan perikanan diupayakan untuk memberi perhatian pada
aspek keberlanjutan masyarakat perikanan sebagai sebuah sistem komunitas. Dengan
demikian pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan tidak hanya ditujukan pada
kelestarian sumber daya ikan atau keuntungan ekonomi saja, akan tetapi lebih dari itu,
yaitu termasuk untuk pelestarian ekosistem perairan dan konservasi ekologi yang ada
diperairan namun tetap dapat memanfaatkan sumber daya perairan untuk diambil
sumber dayanya. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk dapat mengetahui
langkah apasaja yang dapat dilakukan masyarakat dalam membantu pembangunan
berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya perikan di perairan Indonesia.

b. Fokus Masalah

1. Bagaimana implementasi pembangunan berkelanjutan dalam pemanfaatan


sumberdaya perikanan di perairan Indonesia?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dan manfaat dari adanya implementasi
pembangunan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di
perairan Indonesia?
3. Seberapa penting dibentuknya implementasi pembangunan berkelanjutan
untuk sumberdaya perikanan bagi keberlangsungan ekosistem laut di
Indonesia?

c. Tujuan

1. Mengetahui manfaat dari implementasi pembangunan berkelanjutan dalam


pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan Indonesia;
2. Mengetahui peranan manusia dalam membentuk sumber daya perikanan yang
lebih baik dengan adanya implementasi pembangunan berkelanjutan;
3. Memberikan gambaran keberlangsungan ekosistem laut Indonesia dengan
dibentuknya implementasi pembangunan berkelanjutan untuk sumberdaya
perikanan.
BAB II

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN KEBERLANJUTAN

a. Landasan Teori

Sumber Daya Perikanan laut di Indonesia

Indonesia memiliki potensi perikanan yang tinggi sebagai negara kepulauan, hampir
dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar 3,1 juta km2, terdiri dari
perairan laut nusantara 2,8 juta km2, perairan laut teritorial 0,3 km2 dan perairan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara keseluruhan luas perairan laut
Indonesia adalah 5,8 juta km2. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi
sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar. . Garis pantai yang dimiliki
Indonesia mencapai 81.800 km (Charles, 2001). Menurut Sistem Informasi Diseminasi
Data Statistik Kelautan dan Perikanan (SIDATIK), Kementrian Kelautan dan Perikanan
volume produksi perikanan tangkap di laut Indonesia tahun 2011 mencapai 5.034.679
ton. Fakta fisik bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar
3,1 juta km² (0,3 juta km² perairan teritorial; dan 2,8 juta km² perairan nusantara) atau
62% dari luas teritorialnya. Berdasarkan United Nations Convention on the Law of Sea
(KKP, 2008) Indonesia diberi hak kewenangan memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif
seluas 2,7 juta km² yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi dan pengelolaan sumber
daya hayati dan non hayati, penelitian, dan yuridikasi mendirikan instalasi atau pulau
buatan. Batas ZEE ini adalah 200 mil dari garis pantai pada surut terendah.

Menurut data Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (1999), potensi lestari
sumber daya perikanan tangkap di laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,7 juta ton
dengan rincian 4,4 juta ton di perairan laut teritorial dan perairan Laut Nusantara,
serta 2,3 juta ton di perairan laut ZEEI. Penyebaran potensi sumber daya ikan di laut
teritorial dan Nusantara, yaitu 53,6 % berada di wilayah perairan Kawasan Timur
Indonesia, yaitu 30,9 % di perairan Irian Jaya dan Maluku, 22,7 % di perairan sekitar
pulau Sulawesi. Potensi sumber daya perikanan di perairan ZEEI, sebagian besar ada di
ZEE Laut Hindia (Selatan Jawa dan Barat Sumatera), yakni sebesar 38,3 %, di Laut Cina
Selatan sebesar 23,4 %, serta Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik (Utara Irian Jaya)
sebesar 21,2 %.

Potensi Perikanan di Indonesia

Sumberdaya ikan merupakan sumber daya milik bersama dan bersifat akses terbuka
sehingga dalam pengelolaanya tidak dapat dimiliki secara perseorangan dan semua
masyarakat berhak memanfaatkanya. Salah satu bagian dari pemanfaatan sumberdaya
perikanan yaitu melalui kegiatan penangkapan. Menurut (Keraf, 2010) menyatakan
bahwa perikanan tangkap pada dasarnya adalah memanfaatkan stok “hewan liar” yang
menghuni suatu perairan yang sifatnya berburu. Sumberdaya perikanan Indonesia
tersedia sangat melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali
(renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha
penangkapan yang berlangsung secara terus menerus dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya over fishing dan penurunan hasil tangkapan ikan di suatu
perairan atau bahkan di beberapa daerah penangkapan ikan (FAO, 1995). Menurut
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (2009), Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki zona maritime yang sangat luas yaitu 5,8 juta km², laut territorial
0,8 juta km² dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif 2,7 juta km². Indonesia memiliki
potensi perikanan tangkap 6,5 juta ton pertahun dan baru termanfaatkan sebesar
63,5% atau sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat pemanfaatan (exploitation rate)
terlihat masih jauh dari potensi lestarinya (DKP).

Pembangunan Berkelanjutan
Secara definitif pembangunan berkelanjutan (sustainable development) ialah
pembangunan yang menjamin keperluan hidup manusia di masa kini dengan tetap
menyediakan bahan bagi kepentingan generasi mendatang. Lebih lanjut dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) mendefinisikan Pembangunan berkelanjutan sebagai “Upaya
sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan”.

Dalam hal sumberdaya alam hayati terbaharui (renewable resources), maka dalam
pengelolaannya harus diupayakan untuk menjaga sifat terbarukan tersebu. Sedangkan
dalam hal sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources),
maka dalam pengelolaan harus dilakukan secara terukur, dimana pada saat
ketersediaan menipis maka sudah ada upaya antisipasi dini dalam mencari pengganti
atas sumberdaya tersebut.

Sektor perikanan misalnya, tergolong sebagai sumberdaya alam yang terbaharui,


namun jika terus dieksploitasi dia atas ambang nilai lestari dan tanpa
mempertimbangkan kemampuan untuk memperbaharui diri, maka yang terjadi adalah
degradasi terhadap ketersediaan stok dan lingkungan seperti yang saat ini terjadi.

b. Kajian Teknis

Pengamatan ini dilakukan dengan metode wawancara dan juga observasi. Wawancara
ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan beberapa nelayan secara acak.
Observasi dilakukan dengan mengunjungi wilayah perairan yang dijadikan sebagai
daerah penangkapan ikan. Observasi lain yang dilakukan adalah dengan
membandingkan yang sebenarnya terjadi dilapangan dengan literatur dan kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah.
c. Hasil

Dari pengamatan yang dilakukan, sesuai dengan prinsip pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan adalah menjaga keseimbangan dari seluruh aspek utama perikanan
yaitu aspek biologi, aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial. Sebagai upaya
yang dilakukan oleh pemerintah, maka dilakukan kawasan konservasi perairan laut
atau marine protected area (MPA) dimana tujuan diadakannya konservasi kawasan ini
adalah melindungin wilayah perairan Indonesia dari upaya-upaya penangkapan
sumberdaya perairan berupa perikanan dan sejenisnya yang tidak bertanggung jawab.
Indonesia juga melakukan penguatan pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan
negara republik Indonesia (WPP NRI) sebagai salah satu bentuk implementasi untuk
menjaga sumberdaya perairan dan ekosistemnya.

Hal yang dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan penguatan pengelolaan WPP,
maka pemerintah melakukan manajemen perikanan berbasis ekosistem, budi daya
laut, dan perlindungan habitat laut yang terintegrasi dalam rencana tata ruang laut,
rehabilitasi lingkungan laut terpadu berbasis alam, dan melanjutkan upaya
pemberantasan penangkapan ikan illegal, tak terlaporkan, dan tak tercatat.

Hal yang dilakukan oleh para nelayan untuk menjaga aspek biologi adalah dengan
melakukan penangkapan pada ikan yang boleh untuk ditangkap. Apabila nelayan
menjaring ikan yang dianggap masih kecil dan memiliki potensi untuk tumbuh, maka
nelayan akan mengembalikan ikan tersebut ke perairan. Dengan mengembalikan ikan
yang masih kecil dan masih mungkin untuk tumbuh, para nelayan ikut dalam hal
menjaga produktivitas alami dari perikanan yang ada di perairan Indonesia.

Dalam aspek lingkungan, hal yang dilakukan para nelayan adalah mengurangi dampak
dari yang mereka lakukan di perairan. Para nelayan telah diberikan pengetahuan untuk
tidak melakukan penangkapan ikan menggunakan pukat harimau dikarenakan selain
ikut membunuh ikan-ikan yang masih kecil, hal ini juga dapat merusak habitat asli dari
ikan-ikan yang hidup di lautan. Aspek lingkungan ini diperhatikan agar meminimalkan
dampak penangkapan ikan terhadap lingkungan dan sumber daya ikan termasuk
dengan jenis-jenis hewan yang tidak menjadi target penangkapan maupun jenis-jenis
satwa laut yang dilindungi.

Dalam aspek ekonomi, hal ini juga sudah terpenuhi dengan adanya pasar yang
menerima hasil tangkapan laut para nelayan. Masyarakat juga sudah memiliki
kesadaran untuk mengonsumsi ikan hasil tangkapan laut nelayan lokal, sehingga
penangkapan ikan ini tidak sia-sia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan
permintaan ikan untuk konsumsi yang cukup tinggi. Ikan hasil tangkapan nelayan
Indonesia juga di ekspor ke negara-negara sekitar Indonesia sehingga hasil tangkapan
ikan ini juga dapat membantu perekonomian negara.

Pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan ini memerlukan komitmen


bersama dari semua elemen serta dukungan SDM yang handal, yang mempunyai
prinsip serta kepekaan dan tanggap memberikan solusi. Komitmen dan kolaborasi dari
seluruh stakeholder serta ketersediaan SDM yang memiliki integritas, profesionalisme
dan memiliki kepedulian menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sumberdaya
perikanan secara berkelanjutan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Pembangunan berkelanjutan yang diimplementasikan dalam pemanfaatan
sumberdaya perikanan di perairan Indonesia secara baik memiliki manfaat
yakni menjaga keseimbangan dari seluruh aspek utama perikanan yakni aspek
biologi, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi;
2. Peranan yang dilakukan manusia dalam pembangunan berkelanjutan dibidang
sumberdaya perikanan ini adalah dengan menjaga tiga aspek utama perikanan
yakni aspek biologi, lingkungan dan ekonomi;
3. Ekosistem laut Indonesia dijaga dan dilestarikan dengan adanya peraturan
pemerintah yakni Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPP NRI).

b. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah dengan melaksanakan
upaya-upaya implementasi yang dapat menyukseskan pembangunan berkelanjutan ini
dengan komitmen yang penuh sehingga apa yang telah disusun dan dilakukan dari
awal tidak sia-sia. Upaya ini juga perlu diedukasikan kepada seluruh wilayah perairan di
Indonesia yang menjadikan perikanan dan sumber daya dari laut sebagai
perekonomian utama mereka sehingga tetap dapat menjaga seluruh aspek-aspek
utama dari perikanan.
DAFTAR PUSTAKA

Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Sciences. London.

Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Kompas Media Nusantara. Jakarta.

FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Food and Agriculture
Organization of The United Nations. Rome.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 995/Kpts/IK.210/9/1999 tentang


Potensi Sumber Daya Ikan dan Jumlah Tangkapan Yang diperbolehkan (JTB) Di
Wilayah Republik Indonesia. Biro Hukum dan Organisasi, Departemen
Kelautan dan Perikanan, terbitan tahun 1999.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.01/MEN/2009, tentang


Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia. Pusat Data Statistik dan
Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan, terbitan tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai