Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISU KONSERVASI LAUT

Kelompok 9 :

Atila Ledia Putri

Grasya Putri Wilia

Dosen Pengampu :

Novinovrita, M.M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KERINCI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa juga kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah. Adapun judul makalah
kami “ISU KONSERVASI”.

Kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah ini, kami dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kami
miliki dan dapat bermanfaat bagi pembaca . Kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen Pembimbing Novinovrita, M.M.Si selaku Dosen Pengampu
mata kuliah BIOLOGI KONSERVASI, yang telah memberikan ilmu dan
arahan pada tugas makalah ini. Dan tanpa bimbingan beliau mungkin tugas
ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat.

Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin
tidak kami sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat kami
harapkan guna perbaikan tugas makalah- makalah selanjutnya.

Kerinci, 01 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan pembahasan ............................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
A. Pengertian dan Contoh Daerah Konservasi Laut .................................. 6
B. Peran dan Manfaat Kawasan Konservasi Perairan ............................... 7
C. Penyebab Pencemaran Laut. .............................................................. 11
D. Target Pengelolaan Konservasi .......................................................... 12
E. Tantangan dan Program Pengelolaan Kawasan Konservasi .............. 13
F. Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi ....................................... 13
G. Contoh Isu Konservasi Laut ................................................................ 14
BAB III ........................................................................................................... 17
PENUTUP ..................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Konservasi
pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun 1902.
Konservasi berasal dari kata “conservation”, yang bersumber dari kata
con (together) dan servare (to keep, to save what we have). Dari kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa konservasi merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk memelihara milik kita (to keep, to save what we
have) dan kita harus memanfaatkannya secara bijaksana (wise use).
Dalam konteks yang luas, konservasi tidak hanya diartikan sebagai
menjaga atau memelihara lingkungan alam (pengertian konservasi
fisik), tetapi juga bagaimana nilai-nilai dan hasil budaya dirawat,
dipelihara, dijunjung tinggi, dan dikembangkan demi kesempurnaan
hidup manusia.

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (2020),


Indonesia memiliki luas lautan total sebesar 3.25 juta km persegi.
Lautan yang begitu luas membuat Indonesia dijuluki sebagai negara
maritim. Julukan tersebut salah satunya dibuktikan pula dengan data
statistik dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, jumlah orang yang
bekerja di sektor nelayan laut sebanyak 1.685.018 pada 2018.
Luasnya wilayah dan banyaknya orang yang bekerja di sektor
tersebut, menjadikan ekosistem laut dan isinya sangat potensial untuk
menopang kesejahteraan masyarakat pesisir. Pertanyaannya, apakah
hasil tangkapan laut berhasil menyejahterakan kehdiupan mereka.
Penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia masih memiliki banyak
masalah, baik untuk kelangsungan hidup manusia maupun dalam
konservasi ekosistem.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan contoh daerah konservasi laut?
2. Bagaimana peran dan manfaat kawasan konservasi perairan?
3. Apa penyebab pencemaran laut?
4. Apa saja target pengelolaan konservasi?

4
5. Apa saja tantangan dan program pengelolaan kawasan
konservasi?
6. Apa saja kegiatan pengelolaan kawasan konservasi?
7. Apa saja contoh isu konservasi laut?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dan contoh daerah konservasi laut.
2. Untuk mengetahui peran dan manfaat kawasan konservasi
perairan.
3. Untuk mengetahuipenyebab pencemaran laut.
4. Untuk mengetahui target pengelolaan konservasi.
5. Untuk mengetahui tantangan dan program pengelolaan kawasan
konservasi.
6. Untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kawasan konservasi.
7. Untuk mengetahui contoh isu konservasi laut.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Contoh Daerah Konservasi Laut


1. Pengertian konservasi laut
Konservasi laut adalah upaya melindungi, melestarikan,
menjaga, dan memanfaatkan sumber daya yang ada di laut untuk
menjamin ketersediaannya di masa mendatang. Konservasi ini
tidak terbatas pada lautnya saja, tetapi juga mencakup pulau kecil,
serta pesisir.
2. Contoh daerah konservasi laut
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai beberapa daerah
konservasi laut, di antaranya.
a. Wakatobi

Tampak dalam laut Wakatobi (sumber: wakatobi.com)


Laut wakatobi tampak begitu indah, bersih, dan juga
cantik karena banyak ikan dan terumbu karang yang terjaga
dan terawat. Hal itu terjadi karena adanya konservasi laut.
b. Derawan

Tampak dalam laut Derawan (sumber: liputan6.com)

6
Sama halnya dengan Wakatobi, Derawan adalah daerah
konservasi laut. Kalau laut kita terawat, semua makhluk hidup di
dalamnya pun akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
Selain itu, kita juga bisa menikmatinya.

B. Peran dan Manfaat Kawasan Konservasi Perairan


Kawasan konservasi perairan adalah suatu ruang yang dibatasi
secara geografis dengan jelas, diakui, diabadikan dan dikelola,
menurut aspek hukum maupun aspek lain yang efektif, untuk
mencapai tujuan pelestarian keanekaragaman hayati laut dalam
jangka panjang, lengkap dengan fungsi-fungsi ekosistem dan nilai-nilai
budaya terkait.
1. Perikanan
Pemanfaatan sumber daya ikan tidak cukup didasarkan pada
potensi dan unit penangkapan ikan, namun harus
mempertimbangkan keseimbangan antara tingkat pemanfaatan
dan dampak yang ditimbulkannya sehingga dapat dihindari
eksternalitas negatif melalui pengendalian (forces) environmental
rent dan social rent, serta suistability berbagai aktivitas
penangkapan ikan dengan memperhatikan kesamaan hak, efisiensi
dan alokasi upaya pemanfaatan potneis dan ruang (zonasi), serta
relolusi konflik dan aksi kolektif untuk menghindari ekstraksi
berlebihan dan kerusakan ekosistem. Kawasan konservasi perairan
yang dikelola secara efektif dapat meningkatkan ketersediaan stock
sumber daya ikan dan menjaga keseimbangan ekosistem dan
keanekaragaman hayati laut, selain itu dapat meningkatkan
kelimpahan dan keragaman sumber daya ikan sebesar dua kali
lipat dan biomass ikan sebesar tiga kali lipat dari stok ikan
sehingga kawasan konservasi merupakan daerah perlindungan
yang dapat mengekspor larva dan spill over bagi perairan di
sekitarnya. Selain perikanan tangkap, kawasan konservasi secara
langsung dapat meningkatkan produksi dan produktivitas usaha
budidaya laut terutama budidaya Mutiara, rumput laut, dan
biddidaya ikan karang. Pembatasn jumlah tangkapan di kawasan
konservasi perairan sebesar 50 % dari standing stock dan hanya
dibatas pada zonasi perikanan berkalanjutan sehingga dengan
pembatasn tersebut maka kawasan konservasi perairan benar-

7
benar berfungsi sebagai indicator keberhasilan keberlanjutan
sumberdaya ikan, keanekaragaman hayati laut dan ekosistemnya.
2. Pariwisata Alam Perairan
Kawasan konservasi perairan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil
dan ekosistem yang memiliki nilai ekologis, estetika dan nilai sosial
budaya sehingga kawasan ini memiliki potensi pariwisata bahari
yang sangat besar. Kawasan konservasi merupakan kontrol untuk
menjaga konsisten dan keberlanjutan nilai ekologis, nilai ekonomi
dan sosial budaya yang secara langsung dapat mendukung potensi
wisata bahari. Wisata bahari di kawasan konservasi dapat
membuka aksesibilitas dan interkoneksitas antar pulau dalam suatu
wilayah sekaligus membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan
pendapatan dan nilai tambah usaha ekonomi, pengembangan desa
pesisir sekaligus menjaga dan mempertahankan nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal.
Pengembangan destinasi pariwisata pada dasarnya
merupakan perpaduan pengembangan pada 2 (dua) aspek, yaitu
aspek produk dan pasar. Aspek produk terkait dengan penyediaan
unsur-unsur penawaran supply side yang didalamnya mencakup:
atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM, dan unsur penunjang lainnya.
Sedangkan aspek pasar berkaitan dengan permintaan demand
side yang di dalamnya mencakup demografi dan psikografi pasar
(persepsi, motivasi, dan ekspektasi). Keberhasilan pengembangan
pariwisata yaitu apabila pasar merespon pengembanan suatu
kawasan wisata yang ditunjukkan dengan tingkat kunjungan
wisatawan dalam jumlah dan pertumbuhan yang signifikan. Untuk
menarik kunjungan ini, maka diperlukan kecermatan pengelolaan
dalam memahami karakter pasar yang selanjutnya dijadikan acuan
dalam pengembangan produk dan layanan serta fasilitas
pendukung wisata yang terkait didalamnya.
3. Perlindungan Plasma Nutfah
Plasma nutfah merupakan bagian dari tumbuhan, hewan
maupun mikroorganisme yang memiliki fungsi dan kemampuan
untuk mewariskan sifat. Plasma nutfah dapat berguna untuk
merakit varietas unggul dari sebuah spesies agar dapat rentan
terhadap penyakit maupun memiliki produktivitas yang tinggi serta
akan dapat mewariskan mutu sifat dari generasi ke generasi

8
selanjutnya. Di masa yang akan datang, plasma nutfah ini memiliki
peranan yang penting dalam pembangunan dikarenakan
kebutuhan dunia dari bahan-bahan hayati untuk obat, varietas baru
tanaman pertanian dan ternak maupun proses industri dan
pengolahan akan semakin meningkat. Tinggi dan beragamanya
plasma nuftah di luat hanya dapat dipertahankan melalui upaya
perlindungan dan pelestarian, maka peran kawasan konservasi
menjadi benteng area perlindungan dan pelestarian, serta
pengembangbiakan plasma nuftah secara alami di alam.
4. Pendidikan dan Penelitian
Tujuan pengembangan dan pengelolaan konservasi dan
keankaragaman hayati laut adalah center of excellent pendidikan
dan penelitian konservasi dan kehati laut di Indonesia. Kegiatan
pendidikan dan penelitian yang dilakukan harus dapat memberikan
manfaat bagi upaya peningkatan efektivitas pengelolaan
konservasi dan kehati laut melalui scientific based management.
Pendidikan konservasi dan kehati laut ditujukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap dan perilaku pihak-pihak yang berinteraksi
dengan lingkungan kawasan konservasi kearah pengetahuan,
sikap dan perilaku yang lebih mengapresiasikan dan menghargai
lingkungan alam. Manfaat dari pendidikan konservasi dan
keanekaragaman hayati laut adalah munculnya penghargaan dan
rasa cinta terhadap lingkungan dan sumberdaya laut sehingga
dapat meminimalkan perilaku mengganggu dan perusak
lingkungan laut.
5. Pembangunan Masyarakat
Masyarakat pulau-pulau kecil karena geofgrafis wilayahnya
menyebabkan masyarakat di desa pesisir dan pulau-pulau kecil
secara sosial memiliki berganing position yang lemah dalam
transaksi ekonomi maupun kehidupan sosial. Dengan adanya
kawasan konservasi dan lembaga yang mengelolanya maka
secara langsung terjadi interaksi sosial antara pengelola kawasan
dengan masyarakat di sekitar kawasan. Melalui interaksi sosial
tersebut akan terjadi perubahan perilaku masyarakat baik perilaku
pemanfaatan sumberdaya dan menjaga keanekaragaman hayati
laut, perilaku sosial ekonomi, dan pengembangan kearifan lokal
dalam mengelola sumber daya laut dalam kawasan konservasi

9
perairan. Pembuktian kawasan konservasi perairan yang
dikembangkan telah memberikan pengaruh bagi pengembangan
perubahan perilaku masyarakat dari kebiasaan menggunakan alat
tangkap dan bahan penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan ke aktivitas yang ramah lingkungan. Pengeolaan akses
area perikanan dan pengelolaan kawasan konservasi berbasis
masyarakat untuk periwisata alam perairan laut merupakan
program pemberdayaan masyarakat kawasan konservasi untuk
meningkatkan struktur sosial ekonomi dan sosial budaya
masyarakat. Kontribusi peningkatan pendapatan masyarakat dari
kawasan konservasi perairan mencapai 50 % untuk kegiatan
perikanan dan 65 % dari aktivitas pariwisata alam perairan.
6. Membuka Aksesibilitas
Kawasan konservasi perairan secara gegrafis berada di
wilayah pulau-pulau kecil yang terbatas aksesibilitasnya baik
transportasi maupun telekomunikasi apalagi akses komunikasi
online. Dengan adanya pengelolaan kawasan konservasi perairan
di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk mengembangkan
aktivitas wisata telah mempercepat proses arus barang dan jasa
dari wilayah hinterland ke wilayah pulau-pulau kecil, penyediaan
transportasi laut, seperti speed boat, liveboat, cruise, yatch dan
lainnya, serta penyediaan home stay, resort dan hotel bagi
wisatawan merupakan salah satu faktor membuka isolasi wilayah
pulau-pulau kecil menjadi wilayah ekonomi baru. Pengembangan
pariwisata berkelanjutan berbasis potensi keanekaragaman hayati
laut, meliputi wisata bahari snorkeling, diving, wisata pesisir sea,
sun, sand, dan wisata minat khusus whale and dolphin watching,
serta wisata budaya lokal, misalnya di Lamakera dapat
dikembangkan wisata paus berbasis budaya lokal.
7. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati laut
secara ekonomi dapat memberikan kontribusi besar terhadap
PNBP khususnya melalui kegiatan perikanan dan pariwisata alam
perairan. Beberapa kawasan konservasi perairan yang dikelola
secara efektif telah berkontribusi bagi pendapatan negara dan
ekonomi wilayah. Kawasan konservasi perairan nasional, seperti
Taman Wisata Perairan Gili Matra, Raja Ampat, dan Nusa Penida

10
merupakan kawasan konservasi perairan yang telah memberikan
manfaat sangat besar bagi pengembangan ekonomi wilayah dan
penerimaan negara.

C. Penyebab Pencemaran Laut.


1. Oil Spill (Tumpahan Minyak)

Tumpahan minyak di laut (Sumber: nasional.republika.co.id)


Pencemaran ini biasanya terjadi karena kelalaian manusia,
sehingga menyebabkan minyak tertumpah ke laut dalam jumlah
yang besar. Contohnya adalah kecelakaan kapal tanker atau
kecelakaan dalam proses pengeboran sumur minyak.
2. Pencemaran oleh Logam Berat
Logam berat adalah materi anorganik baik padat atau cair yang
memiliki masa lebih dari 5 gram/cm³. Bbiasanya terjadi karena
pembuangan limbah industri secara sembarangan ke sungai
sehingga logam berat yang terkandung terbawa sampai ke laut.
Contoh dari logam berat misalnya, merkuri(Hg), seng (Zn), nikel
(Ni) dan timbal (Pb).
3. Pencemaran Mikrobiologi Laut
Akibat adanya kontaminasi yang disebabkan oleh virus, bakteri
patogen, atau parasit yang terbawa oleh aliran air sungai.
4. Pencemaran Pestisida
Pencemaran ini terjadi jika ada perkebunan/sawah yang berada
di aliran sungai menggunakan sistem irigasi dan menyemprot
tanamannya dengan pestisida. Sementara itu, pestisida tidak bisa
larut di dalam air dan justru dimakan oleh plankton, sehingga
semua jenis ikan yang memakan plankton tersebut memiliki
kandungan pestisida. Hal ini berbahaya apalagi jika ikan tersebut
dikonsumsi oleh manusia untuk jangka waktu yang lama.

11
5. Pencemaran Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah segala sesuatu yang dibuang
manusia ke dalam aliran air/got/parit. Misalnya sisa makanan
organik (nasi, sayur, ikan, minyak), plastik, dan bahan anorganik
lainnya kemudian terbawa oleh aliran air hingga ke laut.
6. Pencemaran Radioaktif

Ledakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang (Sumber: yournewswire.com)

Pencemaran radioaktif dapat terjadi karena secara alami atau


akibat manusia. Contoh yang paling mudah adalah bocornya
reaktor nuklir Fukushima di Jepang, sehingga melepaskan air
yang mengandung radiasi ke laut. Hal ini sangat berbahaya,
karena jika radiasi terakumulasi dalam tubuh secara terus
menerus, dapat berakibat pada kanker.

D. Target Pengelolaan Konservasi


Target pengelolaan konservasi berupa sumber daya dan
masyarakat sekitar.
Target sumber daya meliputi:
1. Keanekaragaman hayati
 Terumbu karang padang
 Padang lamun
 Mangrove
2. Sumber daya ikan
 Mamalia
 Penyu
 Kakap kerapu
 Lobster
 Cumi

12
3. Situs budaya tradisional
 Budaya
 Kapal perang

Target masyarakat yaitu dengan melibatkan masyarakat sekitar


dalam pengelolaan kawasan mulai dari perencanaan, pengawasan,
dan pemberdayaan ekonomi.

E. Tantangan dan Program Pengelolaan Kawasan Konservasi


1. Tantangan koservasi
Tantangan konservasi ada dua, yaitu dari kelembagaan dan
aktivitas manusia. Tantangan konservasi dari kelembagaan yaitu
Kawasan konservasi yang luas, SDM pengelola terbatas,
Infrastruktur belum cukup, pendanaan pengelolaan terbatas, dan
aturan yang belum harnonis. Sedangkan tantangan dari aktivitas
manusia berupa, pengeboman karang, pembiusan ikan,
penambangan karang, penambangan pasir laut, alih fungsi lahan
mangrove, sampah, dan mass tourism.
2. Program pengelolaan kawasan konservasi
 Penetapan kawasan konservasi
 Penyediaan sarpras dasar pengelolaan
 Penyusunan NSPK konservasi
 Penyediaan SDM pengelola yang kompeten
 Penyediaan data series
 Penguatan fungsi pengawasan
 Mitigasi ancaman sumber daya
 Peningkatan peran aktif masyarakat
 Mekanisme
 pendanaan berkelanjutan
 Kemitraan

F. Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi


 Penguatan fungsi pengawasan
 Monitoring terumbu karang
 Pemasangan terumbu karang buatan
 Sosialisasi kawasan
 Pengendalian organisme perusak karang bintang laut berduri

13
 Monitoring cetacean
 Rescue penyu yang sakit

G. Contoh Isu Konservasi Laut


Tanjung Luar merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Indonesia yang jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah
Sasak, Bugis dan Bajau. Di lokasi tersebut aktivitas pemanfaatan ikan
hiu dan pari yang cukup besar dan sudah terkenal hingga
mancanegara. Ikan hiu dan pari yang diperdagangkan di Tanjung Luar
merupakan hasil tangkapan nelayan setempat yang khusus berburu
hingga ke perairan lepas di Samudera Hindia atau perairan Laut
Flores.

Tanjung luar, Lombok timur


Di pelabuhan ini setidaknya ada 67 unit kapal nelayan yang 40
diantara berburu hiu dan sebagian besar nelayannya juga berasal dari
Desa Pulau Maringkik yang berada di Gili Maringkik yang merupakan
pemekaran dari Desa Tanjung Luar. Hasil penggalian persepsi
nelayan penangkap hiu dan pari di Tanjung Luar dan Maringkik dari 30
responden yang berhasil diwawancarai secara terpisah menunjukkan
bahwa terkait aspek penangkapan dan pengetahuan terkait hiu dan
pari, seluruh responden mengetahui bahwa keberadaan hiu dan pari
cukup penting dan mereka dapat membedakan mana yang termasuk
kategori hiu dan pari walaupun untuk identifikasi jenis berdasarkan
nama ilmiah belum banyak yang mengerti, namun secara umum
berdasarkan nama lokalnya nelayan hiu dan pari relative cenderung
bisa membedakan jenisnya.

14
Isu konservasi hiu dan pari menjadi isu yang cukup ramai
dibicarakan di Tanjung Luar mengingat lokasi tersebut merupakan
pusat perikanan artisanal Elasmobranchii dengan hasil tangkapan
yang cukup besar. Beberapa upaya sosialisasi terkait beberapa
peraturan yang dibuat pemerintah terkait perikanan hiu dan pari telah
dilakukan. Beberapa peraturan terkait pengelolan hiu dan pari sudah
diundangkan oleh stakeholder terkait, dalam hal ini oleh Balai
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan
beberapa lembaga swadaya konservasi seperti World Wildlife Fund
(WWF) dan Wildlife Conservation Society – Indonesia Program (WCS-
IP). Berdasarkan wawancara terhadap responden ternyata 56,67%
responden telah mengetahui status perlindungan hiu dan pari, dimana
20,00% sangat tahu. Kategori sangat tahu biasanya untuk responden
dari pemilik kapal dan nahkoda serta petugas pelabuhan dan
pelelangan ikan serta pedagang. Sementara 20,00% sisanya cukup
tahu dan hanya sebesar 3,33% yang menyatakan tidak tahu. Kondisi
tersebut bisa jadi terkait bahwa sebanyak 63,33% responden
menyatakan sudah pernah menerima sosialisasi peraturan terkait
penangkapan hiu dan pari sementara hanya 36,67% yang menyatakan
belum pernah. Sikap responden terkait keberadaan peraturan hiu dan
pari menunjukkan bahwa sebagian besar (56,67%) menerima
peraturan tersebut, 23,33% menolak dan 20,00% masih ragu-ragu.
Sikap tersebut umumnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pemahaman terhadap sosialisasi yang telah dilakukan.
Terkait jumlah tangkapan hiu dan pari dalam 5 tahun terakhir yang
didaratkan di TPI Tanjung Luar, 53,33% menyatakan tetap atau tidak
ada perubahan yang berarti dalam perikanan hiu dan pari, sementara
sebanyak 13,33% menyatakan hasil tangkapan hiu dan pari meningkat
dan 33,33% menurun. Perbedaan persepsi tersebut terjadi karena
nelayan selalu memperoleh hasil tangkapannya dan terkait lokasi
penangkapan yang berbeda antar responden. Walaupun demikian,
76,67% responden menyatakan tidak ada perubahan daerah
penangkapan hiu dan pari yang signifikan sejak dulu hingga saat ini.

15
Persepsi responden di Tanjung Luar: (A) pengetahuan terkait status perlindungan hiu
dan pari; (B) pelaksanaan sosialisasi peraturan terkait penangkapan hiu dan pari; (C)
perkembangan jumlah tangkapan hiu dan pari dalam 5 tahun terakhir; dan (D) tingkat
penerimaan terhadap peraturan terkait hiu dan pari.

Hiu koboi (Carcharhinus longimanus), hiu martil (Sphyrna spp.),


pari manta (Manta spp.) dan hiu paus (Rhincodon typus) merupakan
spesies hiu dan pari yang menjadi salah satu isu konservasi sumber
daya ikan di Indonesia, khususnya di Tanjung Luar. Nelayan Tanjung
Luar karena telah mengetahui statusnya, maka umumnya nelayan
tetap menangkap komoditas tersebut dan mendaratkannya, kecuali
terhadap pari manta dan hiu paus karena statusnya yang bersifat
perlindungan penuh. Sosialisasi terkait peraturan tersebut sudah
dilakukan, namun 53,33% responden menyebutkan bahwa sosialisasi
yang dilakukan frekuensinya tidak sering (1-3 kali), bahkan 46,67%
mengaku belum pernah sama sekali.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.
2. Konservasi laut adalah upaya melindungi, melestarikan,
menjaga, dan memanfaatkan sumber daya yang ada di laut
untuk menjamin ketersediaannya di masa mendatang.
3. Indonesia sebagai negara maritim mempunyai beberapa daerah
konservasi laut, di antaranya Wakatobi dan Derawan.
4. Peran dan manfaat kawasan konservasi perairan meliputi:
perikanan, pariwisata dan alam perairan, perlindungan plasma
nutfah, pendidikan dan penelitian, pembangunan mansyarakat,
membuka aksesbilitas, dan penerimaan Negara bukan pajak.
5. Penyebab pencemaran laut meliputi: Oil Spill (Tumpahan
Minyak), pencemaran oleh logam berat, pencemaran
mikrobiologi laut, pencemaran pestisida, pencemaranlimbah
rumah tangga, dan pencemaran radioaktif.
6. Target pengelolaan konservasi :
a. Keanekaragaman hayati
 Terumbu karang padang
 Padang lamun
 Mangrove
b. Sumber daya ikan
 Mamalia
 Penyu
 Kakap kerapu
 Lobster
 Cumi
c. Situs budaya tradisional
 Budaya
 Kapal perang
Target masyarakat yaitu dengan melibatkan masyarakat
sekitar dalam pengelolaan kawasan mulai dari perencanaan,
pengawasan, dan pemberdayaan ekonomi.

17
7. Tantangan koservasi
 Kelembagaan
- Kawasan konservasi yang luas
- SDM pengelola terbatas
- Infrastruktur belum cukup
- pendanaan pengelolaan terbatas
- aturan yang belum harnonis
 Aktivitas manusia
- pengeboman karang
- pembiusan ikan
- penambangan karang
- penambangan pasir laut
- alih fungsi lahan mangrove
- sampah
- mass tourism

Program pengelolaan kawasan konservasi

 Penetapan kawasan konservasi


 Penyediaan sarpras dasar pengelolaan
 Penyusunan NSPK konservasi
 Penyediaan SDM pengelola yang kompeten
 Penyediaan data series
 Penguatan fungsi pengawasan
 Mitigasi ancaman sumber daya
 Peningkatan peran aktif masyarakat
 Mekanisme
 pendanaan berkelanjutan
 Kemitraan
8. Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi
 Penguatan fungsi pengawasan
 Monitoring terumbu karang
 Pemasangan terumbu karang buatan
 Sosialisasi kawasan
 Pengendalian organisme perusak karang bintang laut
berduri
 Monitoring cetacean

18
 Rescue penyu yang sakit
9. Isu konservasi laut:
Persepsi nelayan Tanjung Luar, Lombok Timur terhadap isu
konservasi hiu dan pari secara umum telah mulai terbangun
dengan baik sejak adanya sosialisasi peraturan terkait hiu dan
pari, namun upaya penyadartahuan bahwa hiu dan pari dapat
punah masih perlu dibangun.

B. Saran
Sosialisasi dan pemahaman terkait biologi hiu dan pari kepada
nelayan Tanjung Luar harus tetap dilakukan oleh pihak-pihak terkait
supaya upaya penangkapan hiu dan pari di Tanjung Luar dapat tetap
berjalan tanpa merusak lingkungan dan sumber daya ikan tetap
terjaga. Kebijakan pengelolaan perikanan perlu mempertimbangkan
karakteristik sosial ekonomi nelayan dan kategori apakah hiu dan pari
termasuk tangkapan utama atau hasil sampingan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Aji, seno. 2018. Penyebab pencemaran dan dampak konservasi laut. Ruang
guru https://www.ruangguru.com/blog/penyebab-pencemaran-konservasi-laut
. Diakses pada tanggal 30 november 2022.

Sungadji, ikram. 2018. Konservasi perairan dan keanekaragaman hayati laut.


https://kkp.go.id/djprl/bkkpnkupang/artikel/3307-konservasi-perairan-dan-
keanekaragaman-hayati-laut . Diakses pada tanggal 30 november 2022.

Sentosa, agus arifin. 2017. PERSEPSI NELAYAN TANJUNG LUAR,


LOMBOK TIMUR TERHADAP ISU KONSERVASI HIU DAN PARI.
file:///C:/Users/user/Downloads/PM-36.pdf . Diakses pada tanggal 30
november 2022.

20

Anda mungkin juga menyukai