Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOLOGI KONSERVASI

KELOMPOK IV:
KARINA A22122024
AULIA PUTRI RAMADHANI A22122048
NUR WAHYUNI A22122138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Strategi Pengelolaan Kawasan Konservasi ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan tak lupa kami ucapkan kepada Dosen
pengampu mata kuliah Bapak Moh.Sabran, S.Pd., M.Pd yang telah memberi kami tugas ini
guna menambah ilmu pengetahuan kami dan anggota kelompok Empat yang telah
berkontribusi dalam membuat makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Biologi Konservasi. Selain itu,
makalah ini dibuat untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pengelolaan Kawasan Konservasi.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Palu,12 September 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Pengertian Kawasan Konservasi.....................................................................5
B. Tujuan Perlindungan Kawasan Konservasi.....................................................6
C. Jenis-jenis dan Kriteria Kawasan Konservasi...............................................7
D. Strategi Pengelolaan Kawasan Konservasi....................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................12


A. Kesimpulan ....................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Saat ini keanekaragaman hayati semakin terancam karena pertumbuhan manusia
semakin pesat dan peradaban manusia semakin canggih. Salah satu cara untuk mengatasinya
adalah membuat wilayah konservasi. Konservasi adalah pemanfaatan sumber daya secara
bijaksana untuk mempertahankan ketersediaannya secara berkesinambungan, sehingga
penggunaan sumber daya tersebut diatur dan dilindungi. Untuk menjaga kelestarian
alam,negara membuat sejumlah peraturan yang bertujuan untuk melindungi 4embang-
kawasan yang berkontribusi banyak maupun terancam dalam 4emba
pelestarian alam Indonesia.
Kawasan konservasi atau kawasan yang dilindungi adalah kawasan atau wilayah yang
dilindungi karena nilai-nilai lingkungan alaminya, lingkungan sosial budayanya, atau karena
hal-hal lain yang serupa dengan itu. Berbagai macam kawasan yang dilindungi terdapat di
berbagai negara, sangat bervariasi baik dalam ras atau tingkat perlindungan yang
disediakannya maupun dalam undang-undang atau aturan (internasional, nasional, atau
daerah) yang dirujuknya dan yang menjadi landasan operasionalnya. Beberapa contohnya
adalah taman nasional, cagar alam, cagar alam laut, cagar budaya, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kawasan konservasi
2. Apa Tujuan perlindungan kawasan konservasi
3. Apa Jenis-jenis dari kawasan konservasi
4. Bagaimana Strategi pengelolaan kawasan konservasi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian kawasan konservasi
2. Untuk mengetahui Tujuan perlindungan kawasan konservasi
3. Untuk mengetahui Apa jenis jenis dari kawasan konservasi
4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi pengelolaan kawasan konservasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KAWASAN KONSERVASI

Konservasi atau perlindungan merupakan langkah yang tepat dalam upaya melestarikan
dan memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya agar dapat berkelanjutan. Saat
ini keanekaragaman hayati semakin terancam karena pertumbuhan manusia semakin pesat
dan peradaban manusia semakin canggih. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah
membuat wilayah konservasi. Kawasan Konservasi Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Ungkungan Hidup, yang dimaksud
dengan konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbarui
untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam terbarui untuk
menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Dengan demikian Konservasi adalah pemanfaatan sumber daya secara bijaksana untuk
mempertahankan ketersediaannya secara berkesinambungan, sehingga penggunaan sumber
daya tersebut diatur dan dilindungi. Untuk menjaga kelestarian alam, Negara membuat
sejumlah peraturan yang bertujuan untuk melindungi kawasan-kawasan yang berkontribusi
banyak maupun terancam dalam upaya pelestarian alam Indonesia.
Kawasan konservasi, juga dikenal sebagai kawasan pelestarian atau kawasan
konservasi alam, merujuk kepada wilayah atau area yang dikelola dengan tujuan utama untuk
melindungi dan melestarikan sumber daya alam, keanekaragaman hayati, dan lingkungan.
Tujuan utama dari kawasan konservasi adalah untuk menjaga ekosistem alami, spesies-
spesies yang terancam punah, serta mempertahankan ekosistem agar tetap seimbang dan
berkelanjutan. Kawasan konservasi ini seringkali memiliki peraturan dan pembatasan yang
ketat untuk mengatur aktivitas manusia agar tidak merusak lingkungan dan sumber daya alam
yang ada.
Terdapat berbagai jenis kawasan konservasi, termasuk taman nasional, taman alam,
cagar alam, taman laut, dan berbagai bentuk kawasan pelestarian lainnya. Di dalam kawasan-
kawasan ini, kegiatan-kegiatan seperti penangkapan ikan, perburuan, penebangan hutan, dan
pembangunan infrastruktur seringkali dibatasi atau diawasi dengan ketat untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Kawasan konservasi memiliki peran penting dalam menjaga
biodiversitas dan ekosistem alam, serta dapat berkontribusi pada penelitian ilmiah,
pendidikan lingkungan, dan ekowisata. Melalui upaya konservasi ini, diharapkan dapat
menjaga keberlanjutan alam dan mencegah kerusakan lingkungan yang dapat berdampak
negatif pada kehidupan manusia.
B. TUJUAN PERLINDUNGAN KAWASAN KONSERVASI
Tujuan perlindungan kawasan konservasi adalah untuk melindungi keanekaragaman
hayati dan sumber daya alam di wilayah tertentu. Hal ini mencakup:
1. Pelestarian Keanekaragaman Hayati: Melindungi dan menjaga spesies-spesies
langka atau terancam punah, serta ekosistem alami yang menjadi habitat bagi berbagai
makhluk hidup.
2. Pelestarian Ekosistem: Memelihara keberagaman ekosistem, termasuk hutan, lahan
basah, dan wilayah alami lainnya, untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan proses-
proses ekologi.
3. Penggunaan Berkelanjutan: Memastikan bahwa sumber daya alam yang ada di
kawasan konservasi digunakan secara berkelanjutan, sehingga generasi masa depan juga
dapat mengakses dan memanfaatkannya.
4. Edukasi dan Penelitian: Menggunakan kawasan konservasi sebagai tempat untuk
penelitian ilmiah dan pendidikan masyarakat tentang alam, lingkungan, dan
keanekaragaman hayati.
5. Pengendalian Aktivitas Manusia: Mengatur atau membatasi aktivitas manusia yang
dapat merusak lingkungan alam di kawasan konservasi, seperti penggundulan hutan,
pertambangan, atau perburuan ilegal.
6. Pelestarian Warisan Budaya: Melindungi warisan budaya yang terkait dengan
kawasan konservasi, seperti situs arkeologi atau budaya adat masyarakat lokal.
7. Mendukung Ekowisata: Beberapa kawasan konservasi mengizinkan aktivitas
ekowisata yang berkelanjutan, yang dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat
setempat dan membantu membiayai upaya perlindungan.
8. Mitigasi Perubahan Iklim: Kawasan konservasi juga dapat berperan dalam mitigasi
perubahan iklim dengan menjaga hutan dan lahan yang dapat menyerap karbon dioksida
dari atmosfer.
9. Keharmonisan dengan Manusia: Tujuan perlindungan kawasan konservasi juga
mencakup upaya untuk mencapai keseimbangan antara pelestarian alam dan kebutuhan
manusia. Ini termasuk mempertimbangkan kebutuhan masyarakat lokal yang tinggal di
sekitar kawasan konservasi.
10. Konservasi Sumber Daya Alam: Kawasan konservasi seringkali mengandung
sumber daya alam yang penting, seperti air bersih, tanah subur, dan hutan. Tujuan
perlindungan adalah memastikan sumber daya ini tidak dieksploitasi secara berlebihan,
sehingga dapat tetap berkelanjutan untuk generasi mendatang
Tujuan perlindungan kawasan konservasi adalah memastikan bahwa wilayah tersebut tetap
lestari dan berfungsi sebagai benteng bagi keberlanjutan ekologi dan kehidupan manusia.
C. KRITERIA DAN JENIS KAWASAN KONSERVASI
Secara umum wilayah-wilayah yang harus dikonservasi adalah wilayah yang memiliki
kriteria tertentu, yaitu wilayah yang memiliki kumpulan hewan, tumbuhan, dan bentang alam
yang lengkap atau representatif mewakili wilayahnya dan tiap spesies yang ada di dalamnya
memiliki kemampuan bertahan hidup. Secara khusus, kriteria wilayah tersebut adalah sebagai
berikut.

 Wilayah yang memiliki komunitas langka/ jarang, ekosistem yang sudah stabil, atau
memiliki organisme yang sangat penting.
 Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan atau dapat dikelola untuk
menghindari ancaman pengrusakan.
 Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dan memiliki daya tahan tinggi
terhadap perubahan lingkungan
 Wilayah-wilayah yang memiliki kriteria tersebut akan mengalami kerusakan jika tidak
dilindungi oleh negara. Perlindungan dilakukan dengan menetapkan wilayah
konservasi untuk dilindungi dari kerusakan, terutama oleh manusia dan aktivitasnya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 menyebutkan dua


jenis kawasan konservasi, yaitu kawasan suaka alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
a). Kawasan suaka alam
Kawasan suaka alam merupakan kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu, baik itu di
daratan ataupun di daerah perairan yang mempunyai fungsi pokok yaitu sebagai sebagai
kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan juga pada satwa. Kawasan suaka alam
sendiri memiliki ekosistem yang sekaligus dapat di fungsikan sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan. Kawasan suaka alam terdiri atas kawasan cagar alam dan kawasan
suaka marga satwa.
 Kawasan cagar alam
Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang ciri keadaan alamnya memiliki
kekhasan tersendiri dari tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang
perlu dilindungi dan perkembangannya keberlangsungan secara alami. Suatu kawasan yang
telah ditunjuk sebagai kawasan cagar alam apabila telah mempunyai kriteria yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
 Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta satwa dan tipe ekosistem.
 Mewakili formasi dari biota tertentu dan unit-unit penyusunannya.
 Memiliki kondisi alam, baik biota atau pun fisik yang memang masih asli dan tidak
atau belum diganggu manusia
 Memiliki luas yang cukup dan juga mempunyai bentuk tertentu agar dapat menunjang
suatu pengelolaan yang sangat efektif untuk menjamin keberlangusngan suatu proses
ekologis secara alami.
 Memiliki suatu ciri khas potensi tersendiri,yang dapat menjadi contoh ekosistem yang
keberadaannya memerlukan suatu upaya konservasi tersendiri.
 Memiliki komunitas tumbuhan dan juga satwa beserta ekosistemnya yang sangat
langka atau keberadaannya terancam punah.

 Kawasan Suaka Margasatwa


Kawasan Suaka Margasatwa merupakan suatu kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas
tersendiri yaitu berupa keanekaragaman dan juga suatu keunikan jenis satwa untuk
kelangsungan hidupnya serta dapat dilakukan suatu pembinaan terhadap habitatnya. Suatu
kawasan dapat menjadi kawasan suaka margasatwa apabila telah memenuhi kriteria sebagai
berikut.
 Merupakan suatu tempat hidup dan juga perkembangbiakan serta jenis satwa yang
memang sangat perlu untuk dilakukan upaya konservasinya.
 Mempunyai keanekaragaman serta populasi satwa yang sangat tinggi.
 Merupakan habitat dari suatu jenis satwa dan dikhawatirkan akan punah.
 Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu dan Memiliki luas
yang sangat cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

b.) Kawasan Pelestarian Alam


Kawasan pelestarian alam merupakan kawasan yang juga mempunyai ciri-ciri khas tertentu
pada daerahnya, baik itu yang ada di daratan ataupun di perairan, yang mempunyai fungsi
sebagai perlindungan suatu sistem penyangga dalam kehidupan,serta pengawetan
keanekaragaman dan juga jenis tumbuhan serta satwa, serta dalam upaya pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan juga pada sektor ekosistemnya. Kawasan pelestarian
alam dapat terbagi menjadi beberapa Kawasan Taman Nasional, Kawasan Taman Hutan raya,
dan Kawasan Taman Wisata alam.
 Kawasan Taman Nasional
Suatu kawasan yang bisa ditunjuk sebagai kawasan taman nasional apabila sudah memiliki
kriteria yang telah disebutkan sebagai berikut:
 Kawasan yang ditetapkan memiliki luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami.
 Memiliki sumber daya alam yang mempunyai khas tersendiri dan juga unik, baik
berupa jenis tumbuhan ataupun satwa dan ekosistemnya, serta gejala alam yang utuh
atau alami.

 Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang utuh.


 Mempunyai keadaan alam yang sangat asli dan juga alami untuk dikembangkan
sebagai pariwisata alam.
 Merupakan kawasan yang bisa dibagi menjadi zona inti, zona pemanfaatan, zona
rimba, dan juga zona lain yang karena pertimbangan dan juga kepentingan rehabilitasi
kawasan, serta ketergantungan penduduk yang ada di sekitar daya kawasan, dan juga
dalam rangka untuk mendukung suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, yang bisa ditetapkan sebagai zona tersendiri.

 Kawasan Taman Hutan Raya


Suatu kawasan yang ditetapkan menjadi suatu kawasan taman hutan raya apabila apabila
telah memiliki suatu kriteria yang sudah ditetapkan sebagai berikut.
 Merupakan kawasan dengan ciri khas, baik asli maupun buatan, baik pada kawasan
yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya telah berubah.
 Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan
atau satwa, baik jenis asli atau bukan asli.
 Vegetasi hutan tertutup, sehingga sinar matahari hanya sedikit menembus hingga ke
lantai hutan. Pohon-pohon besar, tumbuhan semak, dan tumbuhan epifit (tumbuhan
yang hidup di atas tumbuhan lain) mendominasi lapisan kanopi.
 Hutan raya sering ditemukan di daerah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
Hujan yang konstan mendukung pertumbuhan tumbuhan yang lebat dan menciptakan
lingkungan yang lembab.
 Hutan raya memiliki tingkat kompleksitas struktural yang tinggi dengan lapisan
berbagai tumbuhan, dari pohon-pohon tinggi hingga lapisan semak, liana, dan epifit
yang hidup di atasnya. Ini menciptakan habitat yang beragam bagi berbagai spesies.
 Hutan raya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global.
Mereka berkontribusi dalam penyerapan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan
menjaga siklus air. Mereka juga adalah tempat hidup bagi berbagai spesies yang
penting dalam ekosistem global.
 Ancaman Lingkungan: Kawasan hutan raya sering menghadapi ancaman seperti
deforestasi, perambahan, dan aktivitas manusia lainnya. Ini dapat menyebabkan
kerusakan habitat dan mengancam keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

 Kawasan Taman Wisata Alam


Suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut.

 Memiliki daya tarik alam tersendiri yang berupa tumbuhan, satwa, atau ekosistem
gejala alam dan juga formasi geologi yang menarik.
 Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin sutau kelestarian potensi serta
menjadikan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.
 Kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya bisa mendukung upaya suatu
pengembangan pariwisata alam sekitar
 Fungsi utama dari taman wisata alam adalah untuk melestarikan alam dan ekosistem
yang ada di dalamnya. Upaya konservasi seperti pelestarian flora dan fauna,
pemeliharaan habitat alamiah, dan pengendalian aktivitas manusia yang merusak
seringkali menjadi fokus utama.
 Meskipun pelestarian alam adalah prioritas, taman wisata alam biasanya dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi seperti jalur hiking, jalur sepeda, dan tempat berkemah. Ini
memungkinkan pengunjung untuk menikmati alam sambil menjalani aktivitas
rekreasi.
 Terdapat informasi edukatif yang tersedia di kawasan ini, seperti papan informasi,
panduan, dan program pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
lingkungan dan pemahaman tentang ekosistem.
 Kawasan taman wisata alam sering memiliki peraturan ketat yang harus diikuti
pengunjung untuk menjaga kelestarian alam. Ini termasuk larangan merusak alam,
membawa sampah, dan mengganggu hewan liar.
 Kawasan ini sering menjadi rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang
dilindungi, dan upaya konservasi untuk menjaga keanekaragaman hayati sering
menjadi bagian dari misi taman wisata alam.
 Kawasan taman wisata alam sering menawarkan aktivitas ekowisata seperti
birdwatching, penjelajahan alam, atau tur alam yang diselenggarakan oleh pemandu.
 Sebelum pembangunan taman wisata alam, biasanya dilakukan penilaian dampak
lingkungan untuk memastikan bahwa pembangunan dan aktivitas manusia tidak
merusak ekosistem alam yang ada.
 Pemeliharaan kebersihan menjadi faktor penting dalam menjaga kawasan taman
wisata alam agar tetap indah dan alami. Biasanya, pengunjung diminta untuk
membawa pulang sampah mereka sendiri dan menjaga kebersihan area tersebut.
D. STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

Strategi pengelolaan kawasan konservasi adalah langkah-langkah yang direncanakan


dan diimplementasikan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan sumber daya
alam di suatu area tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi keanekaragaman
hayati dan ekosistem alami.
Strategi Pengelolaan Kawasan Konservasi:
1. Identifikasi dan Pemetaan Sumber Daya: Identifikasi dan pemetaan sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati di kawasan konservasi adalah langkah awal yang
kritis. Ini mencakup penentuan jenis-jenis ekosistem, spesies yang ada, dan sumber
daya alam yang perlu dijaga.
2. Penentuan Tujuan dan Prioritas: Menetapkan tujuan jangka panjang dan prioritas
untuk kawasan konservasi, termasuk upaya untuk melestarikan spesies terancam
punah, mengembalikan ekosistem yang terganggu, dan mempromosikan penelitian
dan pendidikan.
3. Perencanaan Pengelolaan: Buat rencana pengelolaan yang mencakup strategi
konkret, kebijakan, dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kawasan
konservasi.
4. Monitoring dan Evaluasi: Implementasikan sistem pemantauan yang berkelanjutan
untuk memantau perkembangan kawasan konservasi. Evaluasi secara berkala untuk
memastikan bahwa tujuan dan target tetap tercapai.
5. Melibatkan Pihak-Pihak Terkait: Libatkan masyarakat lokal, pihak swasta, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam pengelolaan kawasan konservasi. Ini dapat
mencakup pendidikan, pelatihan, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
6. Pendanaan dan Sumber Daya: Identifikasi sumber pendanaan yang dapat
digunakan untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi, termasuk dana
pemerintah, dana swasta, dan pendanaan internasional.
7. Penanganan Ancaman: Identifikasi dan mengatasi ancaman terhadap kawasan
konservasi seperti perburuan liar, perambahan, perubahan iklim, dan polusi.
8. Pendidikan dan Informasi: Masyarakat harus diberikan informasi dan pendidikan
tentang pentingnya konservasi dan cara mereka dapat membantu.
9. Kerja Sama Internasional: Kolaborasi dengan organisasi internasional dan negara
lain dalam upaya konservasi global.
10. Pengembangan Kapasitas: Melakukan pelatihan dan pengembangan kapasitas staf
yang terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Kawasan konservasi merupakan kawasan alam yang merujuk pada wilayah atau area
dikelola dengan tujuan utama untuk melindungi dan melestarikan sumber daya alam,
keanekaragaman hayati, dan lingkungan. Yang memiliki tujuan utama dari kawasan
konservasi adalah menjaga ekosistem alami spesies spesies yang terancam punah serta
mempertahankan ekosistem agar tetap seimbang dan berkelanjutan.
Setiap kawasan konservasi itu memiliki jenis dan kriterianya masing-masing namun
strategi pengelolaan kawasan itu sama saja yang mencakup mengidentifikasi dan pemetaan
sumber daya, penentuan tujuan dan prioritas perencanaan pengelolaan monitoring dan
evaluasi, melibatkan pihak-pihak terkait pendanaan dan sumber daya, penanganan ancaman
pendidikan dan informasi kerjasama internasional dan pengembangan kapasitas
B. Saran
Setelah membaca makalah ini kita dapat mengetahui bagaimana cara pengelolaan
kawasan konservasi agar melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya agar dapat berkelanjutan dikarenakan keanekaragaman hayati semakin
terancam karena pertumbuhan manusia yang semakin pesat dan peradaban manusia semakin
canggih. Dan kita sebagai mahasiswa biologi dapat mewujudkan tujuan pengelolaan kawasan
konservasi.
DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S., 2012. Konservasi Sumber Daya dan Lingkungan Pendekatan Ecosophy Bagi
Penyelamatan Bumi 1st ed. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Anonim. 2017. Habitat Alami Sebagai Solusi Kepunahan Spesies. Diakses melalui
http://kehati.jogjaprov.go.id/detailpost/habitat-alami-sebagai- solusi-kepunahan-
spesies
Bruner, A. G., Gullison, R. E., Rice, R. E., & da Fonseca, G. A. B. (2001). Effectiveness of
Parks in Protecting Tropical Biodiversity. Science, 291(5501), 125-128.
Berkes, F., Colding, J., & Folke, C. (2000). Rediscovery of traditional ecological knowledge
as adaptive management. Ecological Applications, 10(5), 1251-1262.
Dudley, N., & Stolton, S. (Eds.). (2008). Arguments for protected areas: Multiple benefits for
conservation and use. Earthscan.
Hermawan, M. T. T., Faida, L.R.W., Wianti ,K.F., Marheanto,. H., Anindia. A, 2014.
Pengelolaan kawasan konservasi Gadjah Mada university Press Yogyakarta
McNeely, J. A., Harrison, J., & Dingwall, P. R. (1994). Protecting Nature: Regional Reviews
of Protected Areas. IUCN.
Sandbrook, C., Fisher, J. A., & Holmes, G. (2013). The role of funding and donor-imposed
conditions in the success or failure of conservation aid projects. Oryx, 47(3), 407-414.
Terborgh, J., & van Schaik, C. (2002). Why should we save the rain forest?. Princeton
University Press.
Western, D., Wright, M. R., & Strum, S. (1994). The application of the "new conservation" in
the management of terrestrial communities in East Africa. Oryx, 28(3), 230-234.

Anda mungkin juga menyukai