Anda di halaman 1dari 16

Makalah

KONSEP KONSERVASI DAN SUMBER DAYA ALAM

Disusun Oleh

Kelompok III
Arlinda Widyasari
Ledy M. Syahril
Virawati A.S Adam
Kelas A
S1 Biologi 2017

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah yang berjudul “Konsep Konservasi dan Sumber Daya Alam”
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta
berdaya guna  dimasa yang akan datang. Semoga Tuhan YME senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin...

Gorontalo, Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DARTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian dan konsep konservasi....................................................... 6
2.2 konsep, jenis dan sifat SDA ....................................................... 10
2.3 Hubungan Manusia, SDA dan
lingkungan.................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 14
3.2 Saran............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian dan konsep konservasi?
2) Bagaiman konsep, jenis dan sifat sumber daya alam?
3) Bagaimana hubungan manusia, sumber daya alam dan lingkungan?
4) Bagiaman sejarah perkembangan konservasi (Amerika, Eropa, Asia dan
Indonesia)
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dan konsep konservasi?
2) Untuk mengetahui konsep, jenis dan sifat sumber daya alam?
3) Untuk mengetahui hubungan manusia, sumber daya alam dan lingkungan?
4) Untuk mengetahui sejarah perkembangan konservasi (Amerika, Eropa,
Asia dan Indonesia)
1)

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Konsep Konservasi
Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau
melindungi alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau perlindungan.
Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang artinya
pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi
dapat diartikan adalah sebagai berikut:
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi
yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan
jasa yang sama tingkatannya;
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan
sumber daya alam (fisik);
3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia
atau transformasi fisik;
4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan;
5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,
sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan
mempertahankan lingkungan alaminya.
Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna
kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik. Konservasi adalah
pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur
untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter
Salim dan Yenny Salim, 1991). Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan
suatu kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan
fungsi utama lindung atau budidaya (Undangundang No. 32 Tahun 2009).
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam,
sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber

5
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Konservasi itu sendiri
berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare
(keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita
punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini
dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika
pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the
wise use of nature resource (pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana).
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi di mana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam
untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi
sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Apabila merujuk
pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai
berikut.
1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi
keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama
(American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antarwaktu (generasi) yang
optimal secara sosial.
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme
hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia
yang meningkat, sedangkan dalam kegiatan manajemen antara lain meliputi
survei, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan
latihan (IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga
dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat
diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
2.2 Konsep, Jenis Dan Sifat Sumber Daya Alam
Sumber daya Alam (disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal
dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan
jenis SDA dibagi menjadi dua, yaitu, SDA yang dapat diperbaharui dan SDA

6
yang tidak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah,
tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak
keseimbangan ekosistem. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya
barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara,
timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab,
misalnya batu bara, baru akan dapat terbentuk kembali setelah jutaan tahun
kemudian.
Sumber daya alam buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya
alam hayati dan/atau sumber daya alam nonhayati yang ditunjuk untuk
meningkatkan kualitas, kuantitas, dan/atau kemampuan daya dukungnya, antara
lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul.
Sumber daya alam mencakup sumber daya lahan, hutan, air, dan mineral.
Sumber daya alam ini merupakan modal utama dan fundamental untuk
pelaksanaan aktivitas pembangunan yang secara umum bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat. Sumber
daya alam yang dieksploitasi akan mengalami penyusutan dan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungannya. Penyusutan sumber daya alam tersebut secara
kuantitatif akan mengurangi cadangan (stok), namun demikian apabila sumber
daya alam tersebut dialihfungsikan dapat menciptakan cadangan baru. Sementara
itu dampak yang ditimbulkan akibat eksploitasi sumber daya alam terhadap
lingkungannya (dampak lingkungan) bisa bersifat menguntungkan (positif)
maupun merugikan (negatif) atau menurunkan kualitas, dan bersifat langsung atau
tidak langsung (turunan).
Optimalisasi penggunaan sumber daya alam tersebut harus dicapai dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian lingkungan, kesesuaian lahan,
nilai potensi dan konsistensi demi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk itu diperlukan adanya informasi yang berkesinambungan dan lengkap
mengenai potensi, lokasi, sebaran, waktu, dan pendayagunaan lingkungan. Dalam
hal ini diperlukan suatu informasi berupa neraca yang memuat keseluruhan
komponen tersebut dikenal dengan neraca sumber daya alam berbentuk spasial
dan tabular. Neraca sumber daya alam merupakan perimbangan (balance) antara

7
kondisi sumber daya alam semula (kondisi awal) dengan kondisi berikutnya
(kondisi akhir), atau antara kondisi tahun sebelumnya dengan kondisi tahun
berikutnya, apabila sumber daya alam tersebut dieksploitasi. Penyusunan neraca
sumber daya alam adalah seperti penyusunan neraca keuangan dalam tabel
diskonto, kondisi tahun sebelumnya sebagai nilai aktiva dan kondisi akhir nilai
sebagai pasiva. Neraca sumber daya alam dan lingkungan mengutamakan pada
keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Artinya dalam menyusun neraca
sumber daya alam, selain menyajikan nilai perimbangan kondisi sumber daya
alam setelah dieksploitasi juga memperhitungkan perimbangan kondisi
lingkungan akibat eksploitasi tersebut.
2.3 Hubungan Manusia, Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Secara antropologi budaya, manusia merupakan makhluk Tuhan
tersempurna karena pada manusia selain kehidupan ia dianugerahi cipta, rasa, dan
karsa maka lahirlah manusia budaya atau berbudaya. Sebagai mamisia berbudaya
ia memanfaatkan sumber daya alam selanjutnya disingkat sda) dalam usaha
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya.. Sumber daya alam
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu sda yang dapat diperbaharui dan
sda yang tidak dapat diperbaharui. Mengenai sda yang tidak dapat diperbaharui
terdiri dari berbagai benda alam dan hasi1 tambang yang terkandung di dalam
tanah. Sedangkan SDA yang dapat diperbaharui merupakan sumber alam hayati
yang dapat diusahakan dan dibudidayakan sehingga dapat berkembang biak.
Soedjiran (1983:24) menjelaskan bahwa dalam menjaga kelangsungan
hidupnya, manusia berusaha memanfaatkan sda yang ada disertai pengelolaan
yang baik. Manusia sangat dominan dalam mengelola lingkungan, sedangkan
kelangsungan hidup manusia tergantung pada kelestarian ekosistemnya. Sebagai
contoh, ekosistem sungai yang mengalami pencemaran yang disebabkan oleh
bahan-bahan beracun maka airnya tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan
manusia khususnya minum. Demikian pula dengan ikannya yang sangat
dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber protein, jika telah mengalami
pencemaran maka dapat mengakibatkan kematian. Pembuangan limbah ke sungai
yang banyak mengandung bahan beracun, merupakan perbuatan yang tidak

8
bertanggung jawab terhadap kelestarian ekosistemnya. Dalam hal ini manusia
sebagai perusak lingkungan. Ia tidak memikirkan kebutuhan orang lain, tetapi
hanya memikirkan diri sendiri. Oleh karena itu, agar sda dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien, juga demi kelangsungan hidup manusia dan pelestarian
sda itu, maka dari sumber daya manusia (selanjutnya disingkat sdm) sendiri perlu
adanya pembinaan. Salah satu cara yang efektif dapat digunakan adalah melalui
pendidikan.
Dalam kehidupan, antara manusia dengan sda senantiasa berhubungan.
Hal itu dilakukan untuk mempertahankan eksistensinya. Hubungan tersebut
memberikan beban pada sda sehingga daya dukung lama kelamaan berada pada
ambang batas. Adanya beban daya dukung terhadap sda akibat pertumbuhan
penduduk, antara lain dapat diperingan dengan meningkatkan teknologi.
Meskipun demikian, juga perlu diingat bahwa pengembangan teknologi, di sisi
lain juga memperikan tekanan yang berat terhadap sda sendiri. Sebagai contoh,
pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong setiap bangsa untuk meningkatkan
kemakmuran lewat peni.ngkatan produksi baik peningkatan bahan makan atau
industri. Peningkatan produksi bahan makan dilakukan, dengan inte!lsifikasi tanah
pertanian dan ekstensifikasi dengan jalan membuka tanah-tanah pertanian baru.
Mengenai kebijaksana.an intensifikasi dikembangkan dengan memakai pupuk
buatan, bibit unggul, penggunaan obat sebagai pemberantas hama penyakit,
pengairan yang cukup, dan lain-lain. Kebijaksanaan tersebut dalam banyak hal
dapat dilakukan dan menunjukkan hasil y'ang memuaskan, tetapi keberhasilan
tersebut tidak jarang harus dibayar mahal dengan rusaknya ekosistem. Mengenai
peningkatan industri dapat juga menimbulkan polusi baik udara maupun suara,
selain berdampak positif.
Kerusakan lingkungan sebagian besar disebabkan oleh manusia sendiri,
misalnya adanya urbanisasi, peningkatan gaya hidup, perubahan teknologi,
maupun disebabkan oleh masyarakat awam sendiri. Urbanisasi dapat membawa
dampak yang menguntungkan, misalnya fasilitas kesehatan lebih baik, perluasan
lapangan pekerjaan, adanya hiburan, dan lain-lain, tetapi di mana tekanan
penduduk sedemikian besar maka keuntungan urbanisasi akan dilompati oleh

9
kerugian yang ditimbulkan oleh urbanisasi tersebut. Misalnya, berkembangnya
daerah kumuh dan tumpukan sampah diberbagai tempat. Keadaan tersebut bisa
tidak saja 'merupakan tempat berkembangbiaknya penyakit, tetapi juga dapat
menambah adanya kejahatan.
Meningkatnya gaya hidup sebagai akibat; meningkatnya pendapatan juga
dapat mengancam lingkungan. Misalnya, banyaknya transportasi semakin
menambah adanya polusi udara. Faktor perubahan teknologi juga bisa merusak
lingkungan. Penggunaan nuklir bisa mempengaruhi manusia secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu meningkatnya panas bumi. Selain itu, tindakan
dalam' mencari ikan di sungai yang menggunakan bahan beracun dapat
mengakibatkan matinya semua organisme yang ada sehingga keseimbangan'
ekosistem sungai tersebut menjadi rusak. Kerusakan sda yang disebabkan oleh
masyarakat awam, dapat terjadi karena dua hal, yakni ketidaktahuan ,mereka
dalam mengelola sda atau karena desakan hidup yang mereka alami.
2.4 Sejarah Perkembangan Konservasi (Amerika, Eropa, Asia dan
Indonesia)
Kegiatan konservasi di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan
konservasi di Amerika, Belanda, dan Inggris. Untuk mendapatkan gambaran
tentang kegiatan konservasi maka kita melihat perkembangan konservasi yang ada
di Amerika, gerakan konservasinya dimulai pada awal abad ke-20 (Alikodra,
1990).

Perkembangan kegiatan konservasi sumber daya alam pada garis besarnya


dapat dikelompokkan ke dalam 3 periode.

a. Periode I, yaitu pada tahun 1901-1909, di bawah kepemimpinan Theodore


Roosevelt.
b. Periode II, yaitu pada tahun 1933-1941, di bawah kepemimpinan Franklin D.
Roosevelt.
c. Periode III, yaitu antara tahun 1962-sekarang, yang dipelopori oleh
kepemimpinan John F. Kennedy.
Periode 1 (1901-1909)

10
Pada tahun 1908, diadakan Konferensi Gedung Putih yang dihadiri oleh
para Gubernur, ilmuwan, olahragawan dan pakar yang membahas masalah
kelestarian sumber daya alam. Hasilnya dibentuk suatu Komisi Konservasi
Nasional (National Conservation Commission) yang diketuai oleh Giffort Pinchot.
Komisi ini bertugas untuk melakukan kegiatan inventarisasi sumber daya alam
secara terperinci. Berdasarkan hasil konferensi sumber daya alam tersebut, T.
Roosevelt dapat melakukan langkah-langkah konkret antara lain melakukan
alokasi penggunaan sumber daya alam yang lebih tepat. Mulai saat itu tumbuh
kelompok-kelompok masyarakat pencinta alam, terutama dari golongan
masyarakat yang bekerja di bidang kehutanan. Mereka bekerja sama mencari
berbagai upaya untuk melindungi dan melestarikan sumber daya alam.
Pada Periode I ini diterbitkan peraturan perundangan yang menyangkut
pengelolaan sumber daya alam. Dan pada periode ini pertama kali dikembangkan
teori sumber daya alam yang dapat dipulihkan (Renewable Resources) dan
mengembangkan pola pengelolaan untuk mendapatkan hasil yang lestari.
Kemudian, ditetapkan sistem perlindungan sumber daya alam dan lingkungan
nasional, salah satunya menetapkan luas hutan nasional di Amerika Serikat yang
berkembang dari 17 juta ha pada tahun 1902 menjadi 70 juta ha pada tahun 1909.

Periode II (1933-1941)
Pada masa kepemimpinan, Franklin D. Roosevelt menciptakan pekerjaan
dan memecahkan sejumlah masalah sumber daya alam dibentuk Public Work
Administration (PWA) pada tahun 1933 yang bertujuan untuk mengembangkan
sumber daya alam. Salah satu program yang diprakarsai oleh PWA pada tahun
1934 adalah Prairie State Forestry Project, yang bertugas untuk membina shelter
belt (pelindung) yang terdiri dari pohon-pohon dan alang-alang yang ditanam
mulai dari Texas Pan Handle ke perbatasan dengan Kanada, yaitu Dakota Utara.
Proyek ini berguna untuk mengurangi pengaruh angin yang merusak dataran
pertanian.
Pada tahun 1934, juga diselesaikan inventarisasi sumber daya alam
nasional II dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan sumber daya alam yang
mengikutsertakan + 2,5 juta anak muda dalam pekerjaan proyek-proyek

11
konservasi. Dibuat barak-barak menempati hutan untuk bekerja membangun alat
untuk mencegah timbul dan meluasnya kebakaran hutan, pengendalian hama dan
menanam pohon-pohonan. Mereka juga melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
danau, sungai dan pengendalian banjir. Program ini berdampak positif bagi
kelestarian sumber daya alam dan dapat memperbaiki persepsi masyarakat
terhadap hutan dan sumber daya alam lainnya.
Pada tahun 1933, Roosevelt juga mendirikan Soil Erosion Service yang
pada tahun 1935 diganti menjadi Soil Conservation Service (SCS). SCS ini
mengadakan demonstrasi percobaan tentang teknik pengendalian erosi. Pada
tahun 1936 diadakan seminar membahas pelestarian sumber daya satwa liar,
dengan tujuan:
1) Survei sumber daya satwa liar;
2) Mengetahui perkembangan usaha-usaha konservasi;
3) Mengetahui teknik dan kebijaksanaan yang digunakan untuk memecahkan
masalah konservasi.
Selanjutnya selama Perang Dunia II, kegiatan pertanian ditinggalkan,
karena lebih memusatkan usaha untuk memenangkan perang maka mulai muncul
lagi masalah pencemaran udara, erosi tanah, kepunahan satwa liar, pengelolaan
hutan yang salah.

Periode III (1962-Sekarang)


Periode ini diawali oleh kepemimpinan John F. Kennedy (1961). Pada
tahun 1962 diadakan Konferensi Gedung Putih yang dihadiri oleh 500 pakar/ahli
dari berbagai negara. Dalam konferensi itu dikemukakan mengenai program
konservasi sumber daya alam yang meliputi:
1) pengawetan daerah hutan rimba;
2) pengembangan sumber daya kelautan;
3) pencadangan pantai yang digunakan untuk umum;
4) perluasan daerah rekreasi;
5) peningkatan penyediaan air tawar melalui desalinisasi;
6) melakukan program tata ruang daerah metropolis;

12
7) merumuskan rencana pengembangan sumber daya air dari seluruh daerah
aliran sungai;
8) meningkatkan pencegahan semua bentuk pencemaran;
9) mengorganisasi perkumpulan konservasi untuk dapat melakukan berbagai
program.
Program konservasi tersebut dilanjutkan oleh pengganti John F. Kennedy,
antara lain oleh Lyndon B. Johnson, Februari 1965. Johnson mengusulkan kepada
kongres untuk melakukan pencegahan lebih lanjut terhadap memburuknya
lingkungan, antara lain:
1) program peningkatan sumber daya manusia;
2) pengawasan pencemaran udara dan air;
3) pengawetan daerah-daerah hutan rimba beserta lingkungan.
Dua fungsi dari konservasi sumber daya alam dan pemeliharaan serta
peningkatan lingkungan hidup manusia dilaksanakan secara baik di bawah
pemerintahan Nixon, Ford, Carter dan Reagan. Salah satu usaha dari konservasi
sumber daya alam dan pemeliharaan serta peningkatan lingkungan hidup manusia
yang dikerjakan pada waktu pemerintahan Nixon adalah membentuk organisasi
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA = Environmental Protection Agency),
yang antara lain terdiri dari:

1) Badan Pengawasan Pencemaran Udara Nasional (National Air Pollution


Control Agency); penelitian mengenai pengaruh pencemaran udara;
peningkatan kualitas udara.
2) Badan Pengawas Mutu Air Federal (Federal Water Quality
Administration); Penelitian pengaruh pencemaran air terhadap kesehatan,
meningkatkan dan menetapkan kualitas air.
3) Departemen Dalam Negeri (Department of Interior); melakukan penelitian
pengaruh pestisida sangat beracun dan sedikit beracun terhadap ikan,
satwa liar, binatang-binatang yang kulitnya berbulu serta burung-burung
yang suka menyanyi.
4) Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration);
pengawas residu pestisida dalam makanan.

13
5) Badan Pengawas Lingkungan (Environmental Control Administration);
melaksanakan program pengelolaan limbah padat.
6) Program Baku Radiasi Lingkungan (Environmental Radiation Standard
Program); bertanggung jawab untuk mencegah kerusakan-kerusakan
tanaman, satwa liar, ternak dan manusia oleh radiasi sebagai akibat
percobaan bom nuklir atau bekerjanya pabrik nuklir.

EPA telah berhasil mengkoordinasi program-program di atas, dan


menghapuskan berbagai program duplikasi sehingga penggunaan dana lebih
efisien, dan dapat menghapuskan pertikaian antar badan melalui pengadilan. Sejak
embargo minyak oleh negara-negara Arab tahun 1973-1974, bangsa Amerika
telah menyadari betapa sulitnya perekonomian mereka, sumber energi tradisional
(kecuali batu bara) benar-benar sangat terbatas. Pengaruhnya meluas dan sangat
serius baik terhadap keadaan ekonomi, maupun politik dan militer.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

15
Daftar Pustaka

Peter, Salim, Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Modern.


English Press, 1991.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
IUCN. 1996. Tourism, Ecotourism and Protected Areas.. The World Conservation
Union. Gland. Switzerland.
Soedjiran. (1983). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Jakarta.
Alikodra, H. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Ilmu Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati
IPB

16

Anda mungkin juga menyukai