1. Karmila A23122032
2. Nurfadilah A23122077
3. Widya Astuti A23122083
TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan terhadap hadirat Allah SWT, tuhan pemilik segala
ilmu pengetahuan,atas segala rahmatnya, maka selesailah makalah tentang
Kawasan observasi dan Kawasan lindung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................2
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................................................................3
3.1 Pengertian Kawasan konservasi...............................................................................3
3.2 jenis-jenis Kawasan konservasi................................................................................3
3.3 Manfaat atau tujuan dari Kawasan konservasi ...................................................6
3.4 pengertian Kawasan lindung...................................................................................6
3.5 Kriteria dari Kawasan lindung...................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................................11
4.1 KESIMPULAN..........................................................................................................11
BAB V SARAN TINDAK LANJUT.........................................................................................12
5.1 SARAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Kawasan konservasi
2. Daoat mengetahui tujuan dan jenis dari Kawasan konservasi
3. Dapat mengetahui pengertian dari Kawasan lindung
1
4. Dapat mengetahui jenis-jenis Kawasan lindung
5. Dapat mengetahui kriteria dari Kawasan lindung
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4
pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
KSA dibagi lagi menjadi dua yaitu Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa
(SM)
a. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.Seperti
cagar alam gunung tinombala di sulawsi tengah.
flora yang terdapat pada CA Gunung Tinombala ini antara lain: Kenari
(Canarium sp), Melinjo (Gnetum sp), Durian (Durio zibethinus), Bintangur
(Calophyllum sp), Nyatoh (Palaquium sp), Meranti Putih (Shorea koordersii),
Meranti Merah (Shorea acuminata), Palapi (Madhuca sp), Kanau/Aren (Arenga
pinnata), Pinang Hutan (Pinanga sp), Bayur (Pterospermum celebicum), Ipil/Kayu
Besi (Intsia bijuga), Dao (Dracontomelon dao), Beringin (Ficus sp), Kananga
(Cananga odorata), Pala Hutan (Myristica fotren), Siuri (Solenocarpus
philippinensis), Polyalthia sp, Garcinia sp, Medang (Lauraceae), Syzygium
sp, Litsea sp, Jambu-jambu (Eugenia sp) dan Nibung/Kambuna (Caryota sp).
fauna yang terdapat pada kawasan CA Gunung Tinombala antara lain : Tupai
(Sciuridae), Kupu-kupu Hitam (Lycaunidae), Kupu-kupu Kuning (Lycaunidae),
Serindit (Loriculus exilis), Babi Hutan (Sus sp), Babirusa (Babyrousa babyrussa),
Ayam Hutan (Gallus gallus), Sesep Madu (Meliphagidae), Monyet Hitam
(Macaca sp), Kum-kum (Ducula sp), Nuri (Tanygnathus sumatranus), Kelelawar
(Pterus edulis), Musang Coklat (Macrogalidia musschenbroeki), Burung Hantu
(Otus manandensis), Anoa (Babulus sp), Elang (Elanus sp), Jalak (Streptocitta sp),
Kepodang (Oriolus chinensis), dan Rangkong (Penelopides exaratus).
b. Suaka margasatwa
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang kelangsungan hidupnya
dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Seperti suaka margasatwa di
pulau pasoso
5
Kawasan Suka Margasatwa Pulau Pasoso pertama kali diusulkan sebagai
kawasan konservasi melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah Nomor: SK.188.44/3932/DINHUT/89 Tanggal 30 Agustus 1989
Tentang Penunjukan sementara areal Hutan Lindung, Areal Penggunaan Lain dan
sebagian Perairan Laut yang terletak di Daerah Tingkat II Donggala, Poso,
Tolitoli, dan Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Suaka Alam dan
Hutan Wisata. SM Pulau Pasoso pada lampiran keputusan tersebut berstatus
sebagai suaka margasatwa yang terletak di Kabupaten Donggala dengan luas
± 200 Ha. Potensi flora dan faunanya secara umum ada Kayu putik, Tabang,
Ketapang (Terminalia catappa), Kayu minyak, Kayu kambing (Garuga
floribunda), Tuweles, Api-api (Avicennia marina), Toga, Kayu abu, dan Maraula
(Diospyros macrophylla), Terotasi (Polycias nodosa), Bintangur
(Calophyllum sp.), Katutung, Babulung, Cemara laut (Casuarina equisetifolia),
Kayu batu, dan Kayu kertas.Jenis fauna yang terdapat di Suaka Margasatwa Pulau
Pasoso ini antara lain Kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea), Burung
Putiang, Burung Sosi, Burung Tengkos, Burung Gagak hutan (Corvus enca),
Ketam kenari/ Ketam kelapa (Birgus latro), Kadal (Mabuya multifasiata), Biawak
(Varanus salvator), Kelelawar, Kupu-kupu Putih, Kelelawar (Pteropodidae), Ular
Sanca (Python reticulatus). Adapun di wilayah perairan melalui perjumpaan
langsung satwa dijumpai fauna jenis Penyu hijau (Chelonia mydas), dan Lumba-
lumba (Dholpinidae).
b. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
Kawasan pelestarian alam (KPA) Adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
di darat ataupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, dan satwa
serta pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alami hayati dan
ekosistemnya. KPA terdiri atas:
a) Taman Nasional (TN) Kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Seperti yang ada di Sulawesi tengah ada taman nasional lore lindu
6
b) Taman Hutan Raya (Tahura), adalah kawasan pelestarian alam yang bertujuan
menyimpan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli
dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Seperti yang ada di kota palu yaitu hutan kota yang berada di palu Sulawesi
tengah.
c) Taman Wisata Alam (TWA), kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Seperti taman wisata alam di
donggala yaitu pantai Anjungan yang tepatnya di Sulawesi tengah
7
5)Kawasan lindung geologi
6)Kawasan lindung lainnya.
8
3.5 Kriteria dari Kawasan lindung
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap Kawasan bawahannya yaitu
a. Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria:
1). Kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, danintensitas
hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175(seratus tujuh puluh
lima) atau lebih
2). Kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40%(empat
puluh persen)
3). Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua
ribu)meter di atas permukaan laut.
b .Kawasan bergambut ditetapkan dengan kriteria ketebalan gambut 3 (tiga)meter
atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau rawa.
c.Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
mempunyaikemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol
tata air permukaan.
2. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
a.Kawasan suaka alam ditetapkan dengan kriteria:
1) Kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala
dankeunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan
2) Mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis
biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat didalamnya.
b. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya ditetapkan dengan kriteria:
1) Memiliki ekosistem khas, baik di lautan maupun di perairan lainnya
2) Merupakan habitat alami yang memberikan tempat atau perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.
9
3). Memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau belum
diganggu manusia
4).Memiliki luas dan bentuk tertentu
5). Memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerahserta
keberadaannya memerlukan konservasi.
10
6). Memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan
atau satwa jenis asli atau bukan asli.
c.Taman wisata alam dan taman wisata alam laut ditetapkan dengan kriteria:
1). Memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya
yangmasih asli serta formasi geologi yang indah, unik, dan langka
2). Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata
3). Memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya
alamhayati dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam
Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangankegiatan
wisata alam.
11
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
kawasan konservasi adalah suatu kawasan atau wilayah yang telah ditetapkan
oleh pemerintah sebagai kawasan yang wajib dilindungi agar kondisi kawasan
tersebut tetap lestari. Contoh kawasan konservasi yaitu :
a. Kawasan suaka alam dibagi menjadi 2 yaitu cagar alam (CA) dan suaka
margasatwa (SM)
b. Kawasan pelestarian alam dibagi menjadi 3 yaitu Taman Nasional (TN), Taman
Hutan Raya (hutara) dan taman wisata alam (twa).
kawasan lindung adalah Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakupsummber alam, Adapun
jenis-jenis kawasan lindung yaitu:
a.Kawasan lindung nasional
b.Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
c.Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
d. Kawasan rawan bencana alam
e. Kawasan lindung geologi
12
BAB V
SARAN TINDAK LANJUT
5.1 SARAN
Berdasarkan kesimpulan adapun saran yang dapat dipetik dari penelitian
ini adalah:
1. Bagi pemerintah perlu dilakukan pemantauan di kawasan pesisir
Kabupaten Langkat secara periodik agar perubahan yang terjadi dapat
terpantau dengan baik, khususnya untuk lahan bakau sehingga erosi air
laut dapat dihindari. Pada daerah pinggiran sungai juga perlu di pantau
karena banyak daerah pinggiran sungai yang ditanami dengan tumbuhan
kelapa sawit. Sehingga pemerintah dapat dengan segera menyusun
program dan pelaksanaan kegiatan terutama untuk mengurangi
penyimpangan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan penyangga.
2. Bagi masyarakat atau penduduk Kabupaten Langkat, diharap bisa saling
bekerja sama dalam segala hal, khusunya untuk para petani diharapkan
mampu mengelola lahan secara bijak dan tetap memperhatikan kaidah
konservasi tanah.
3.Bagi peneliti selanjutnya, bisa menjadikan penelitian ini sebagai reverensi
untuk penelitian berikutnya, dan dapat menggunakan citra yang lebih
spesifik agar penelitian selanjutnya dapat lebih banyak mengklasfikasikan
penggunaan lahan yang ada di dalam citra.
13
DAFTAR PUSTAKA
14