KELAS D
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Kearifan lokal dan
konservasi hewan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini untuk memenuhi tugas Pendidikan Kearifan Lokal dan Etika Lingkungan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan para penulis.
saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat saya harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. KEARIFAN LOKAL.................................................................................................2
B. KONSERVASI HEWAN...........................................................................................3
C. MANFAAT DAN TUJUAN KONSERVASI HEWAN............................................4
D. UPAYA KONSERVASI HEWAN............................................................................6
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................8
A. SIMPULAN...............................................................................................................8
B. SARAN......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
LAMPIRAN.........................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara ke-9 yang memiliki hutan terluas di dunia. Hutan
yang tumbuh dari Sabang hingga Merauke dan menutupi sekitar 46% daratan
Indonesia ini adalah habitat yang kaya akan keanekaragaman hewan atau fauna.
Terdapat sekitar 350.000 jenis yang terdiri atas kurang lebih 250.000 serangga (± 20%
fauna serangga di dunia), 2.500 jenis ikan, 1.300 jenis burung, 2.000 jenis reptilia
(25% dari jenis reptil di dunia), 1.000 jenis amphibia dan 800 jenis mamalia serta
pengklasifikasian hewannya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari. Istilah kearifan lokal dapat ditemui dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tersebut, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari. Menurut Robert Sibarani dalam Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode
Tradisi Lisan, kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu
masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan
kehidupan masyarakat. Kearifan lokal juga dapat didefinisikan sebagai nilai budaya
lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara
arif atau bijaksana. Prabandani (2011) menyimpulkan, kearifan lokal adalah nilai-
nilai, norma, hukum-hukum dan pengetahuan yang dibentuk oleh ajaran agama,
diwariskan oleh leluhur yang akhirnya membentuk sistem pengetahuan lokal yang
yang memberikan kepada komunitas tersebut daya tahan dan daya tumbuh di dalam
wilayah di mana komunitas itu berada. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah
2
jawaban kreatif terhadap situasi geografis-geopolitis, historis, dan situasional yang
kearifan lokal adalah bagian dari budaya yang menjadi modal dasar dalam
B. KONSERVASI HEWAN
dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata
“conservation”, yang bersumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save
what we have). Dari kata tersebut dapat disimpulkan bahwa konservasi merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memelihara milik kita (to keep, to save what we have)
dan kita harus memanfaatkannya secara bijaksana (wise use). Dalam konteks yang
luas, konservasi tidak hanya diartikan sebagai menjaga atau memelihara lingkungan
alam (pengertian konservasi fisik), tetapi juga bagaimana nilai-nilai dan hasil budaya
melindungi spesies hewan dan habitatnya. Sehingga hewan hewan yang terancam
Indonesia memiliki satwa langka dan juga flora langka yang dilindungi.
Sayangnya akibat kebakaran lahan, hutan dan kerusakan alam lainnya membuat fauna
dan flora langka di Indonesia semakin berkurang. Contohnya saja kebakaran lahan
dan hutan yang terjadi di Riau membuat satwa langka Beruang Madu terancam
mati terbakar. Berkurangnya satwa langka tidak hanya terjadi di daratan namun juga
di lautan. Misalnya saja adalah kasus ikan pesut yang dilindungi menjadi mati akibat
3
tertangkap oleh jaring nelayan, padahal populasi ikan pesut tersebut terus berkurang.
Oleh sebab itulah penting untuk melakukan konservasi terhadap satwa-satwa langka
10.000 spesies per tahun terhitung hilangnya setengah dari populasi satwa liar dunia.
Manfaat satwa liar secara tidak langsung akan mendukung penyerbukan dan
kelangsungan spesies tanaman asli. Hewan kecil terutama lebah, serangga, kupu-
kupu, dan burung berperan penting dalam produksi makanan. Konservasi hewan-
hewan ini, oleh karena itu, membantu penyerbukan. Karena mereka bergantung
pada nektar dari bunga, mereka sangat penting dalam produksi tanaman, tumpang
dari satu bunga ke bunga lain untuk mencari nektar, lebah membawa serbuk sari
2. Nilai obat
penting dalam produksi obat-obatan. Misalnya, bisa ular kobra merupakan bahan
penting dalam pembuatan obat kusta, sedangkan lobster dapat digunakan sebagai
antijamur.
4
3. Manfaat estetika
dilindungi seperti kebun binatang, taman permainan, danau, laut, hutan, dan
gunung untuk kegiatan seperti berkemah, memancing, naik perahu, dan hiking.
tradisional. Beberapa tempat dikenal karena flora dan faunanya dalam kaitannya
dengan praktik dan cara hidup penduduk asli, yang berarti bahwa kegagalan
mereka.
daripada yang lain pada dasarnya adalah karena fauna dan flora negara tersebut,
oksigen di lingkungan.
Di hutan, banyak hewan bergantung satu sama lain melalui rantai makanan
dan jaring makanan. Misalnya, hewan karnivora seperti singa, cheetah, dan macan
5
hidupnya. Jika antelop punah di hutan, efeknya bisa merugikan kelangsungan
hidup kucing. Dan masih banyak lagi manfaat dari konservasi hewan.
Berikut ini adalah upaya konservasi satwa langka di Indonesia yang bisa dilakukan:
tidak tahu jenis satwa apa saja yang dilindungi oleh pemerintah. Hal itu
Yang harus mendapatkan edukasi dan sosialisasi ini adalah masyarakat yang
tinggal di pesisir laut dan juga yang ada di sekitar hutan untuk tidak membunuh
upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga lainnya yang sedang
dilakukan.
3. Membuat Penangkaran
Cara melestarikan satwa langka yang ada di Indonesia selanjutnya adalah dengan
6
langka bisa berkembang biak agar tidak punah. Perkembangan biakan ini bisa
Cara untuk melindungi satwa langka yang bisa dilakukan adalah dengan membuat
papan larangan berburu. Dalam papan larangan tersebut bisa disertai dengan
ancaman pidana atau sanksi jika perburuan tetap dilakukan. Saat ini sudah banyak
yang melakukan cara ini contohnya saja adalah masyarakat di sekitar lereng Muria
Jepara sudah memasang papan larangan untuk tidak berburu satwa langka yang
Untuk melindungi satwa langka yang ada di Indonesia adalah melaporkan orang
yang berburu satwa langka tersebut ke pihak yang berwajib. Hal ini bertujuan
untuk membuat efek jera terhadap orang yang melakukan perburuan tersebut dan
serupa.
Dahan, Owa, Beruang Madu dan masih banyak lagi lainnya. Satwa langka
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari. Istilah kearifan lokal dapat ditemui dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tersebut, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari.
sebagai praktik melindungi spesies hewan dan habitatnya. Sehingga hewan hewan
yang terancam punah dapat Kembali lestari. Tujuan utama konservasi hewan adalah
B. SARAN
Alhamdulillah makalah ini telah selesai tepat pada waktunya. Dengan adanya adanya
pembahasan mengenai “Kearifan Lokal dan konservasi hewan ini” ini diharapkan
pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang apa aitu kearifan lokal dan
pelestarian/perlindungan hewan langka yang ada di Indonesia serta ikut andil dalam
upaya pelestariannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
“https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/08/181332069/konservasi-flora-dan-fauna-di-
Nurul, Iftitah laily. 2022. Kearifan Lokal adalah Nilai Luhur, Pahami ciri ciri dan fungsinya.
https://katadata.co.id/iftitah/berita/6200d042cf539/kearifan-lokal-adalah-nilai-luhur-
pahami-ciri-ciri-dan-fungsinya#:~:text=Kearifan%20lokal%20adalah%20nilai
April 2022 pukul 21:17 Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang. 2020. 6 Upaya
pukul 21:30
9
LAMPIRAN
Dari hasil diskusi yang kami lakukan, kami memutuskan untuk mengobservasi hewan
yang dulunya sangat melekat dengan cara pribumi bertani yaitu menggunakan hewan
lokal Lampung dan populasi kerbau kini kian tersisihkan, sehingga kerbau sudah
jarang dijumpai. Di era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin pesat, hal
tersebut juga merambah ke dunia pertanian, cara- cara tradisional untuk mengolah
lahan mulai ditinggalkan. Banyak petani sudah beralih membajak sawah dengan
traktor, karena dianggap lebih efektif dan efisien Namun, saat petani di tempat lain
telah lama meninggalkan pembajak tradisional dan beralih ke mesin, seorang petani di
Desa Rantau Temiang Kecamatan Banjit masih melestarikan cara konvensional dalam
mengolah lahan. Observasi kami tidak hanya terfokus pada pelestarian kerbau agar
tidak punah tetapi juga berkaitan dengan kearifan lokal kerbau seperti dalam adat
cakak pepadun dimana orang yang ingin mendapatkan gelar diwajibkan menyembelih
Berikut ini adalah hasil dari wawancara kami dengan Bapak Effendi salah satu tokoh
nama saya Amalia Khusnul Khotima dan di samping saya Ari Widya Wati, kami dari
kampus IAIN Metro izin untuk mewawancarai bapak. Apakah bapak bersedia?
10
Narasumber : Ohiyaa mba silahkan.
Wawancara : Baik, terimakasih pak, kalau boleh tau ini dengan bapak siapa?
Narasumber : Karena saya merasa bahwa cara bertani tradisional seperti ini tidak
boleh hilang begitu saja mbak, jadi saya berfikir untuk tetap melestarikan cara bertani
ini dimulai dari diri saya sendiri. Dan kerbau juga sudah diyakini dapat
Wawancara : Oh baik bapak, lalu dari kerbau ini sendiri apakah ada kaitannya
Narasumber : Tentu mbak, Kerbau menjadi salah satu syarat utama dalam adat
cakak pepadun karena mencirikan sebagai wujud rasa syukur masyarakat terhadap
Wawancara : Mohon maaf pak, mengapa harus kerbau? Apakah ada filosofinya?
mbak, jadi jumlah kerbau yang disembelih dapat menentukan harga diri pelaku adat.
Kalau kerbau yang dipotong banyak maka semakin tinggi simbol harga diri orang
Lampung. Tapi umumnya diperlukan 2 ekor kerbau untuk syarat pelaksanaan begawi
mbak.
11
pemotongan kerbau agar para leluhur terdahulu memberikan keselamatan kepada
Wawancara : Apakah saat ini tradisi tersebut masih sering dilaksanakan pak?
Narasumber : Saat ini menurun mbak, karena faktor biaya yang besar dalam
Wawancara : Namun seperti yang sudah kita tau saat ini pak, bahwa populasi
kerbau telah menurun, lantas bagaimana cara bapak memelihara kerbau agar tidak
Narasumber : Untuk pemeliharaan sederhana saja mbak, jadi saya membuat kan
kandang kerbau tersebut disawah saya yg mana juga dekat dengan tanah lapang
berumput, jadi kerbau saya bisa makan di tanah lapang tersebut dan berendam di di
lumpur/sawah.
Wawancara : Baik pak, terimakasi banyak atas penjelasan dan waktunya, mohon
maaf jika dari kami ada salah kata baik sengaja ataupun tidak. Saya akhiri
Kesimpulan :
Dari hasil observasi yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa masih ada orang
yang mau melestarikan hewan yang sudah jarang dijumpai ini (kerbau) dan masih
petani sudah meninggal kan cara bertani menggunakan kerbau dan beralih ke
membajak sawah menggunakan traktor. Selain itu kerbau juga memiliki posisi yang
sangat eksklusif dalam adat budaya lampung. Dimana kerbau biasa digunakan dalam
12
acara adat lampung contohnya cakak pepadun. Dalam acara ini kerbau memiliki
Berikut potret kerbau yang kami ambil atas izin dari bapak Effendi.
13
14