Disusun oleh :
Khaerul Umam
Maria Sofia
Muhamad Yadi Saputra
Linda Mawati
Saparwadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Solawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW
yang telah berjuang membawa agama Islam. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap ibu dosen yang telah membimbing kami dalam perkuliahan maupun memberikan
materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi kami semua. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kata Pengantar ..... ... .... ... ..... ..... ..... ..... .... ..... ..... ..... ..... .... .... ....
Bab 2 PEMBAHASAN……………………………………………….…… 1
B. Rumusan masalah
1. apa pengertian biodiversitas?
2. pengertian Keanekaragaman hayati itu apa?
3. Bagaimna konsevasi keanekaragaman hayati?
4. Apa penyebab turunnya keanekaragaman hayati?
C. tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Biodiversitas
biodiversitas berasal dari kata biological diversity atau bisa diartikan sebagai
keanekaragaman hayati. Biodiversitas adalah seluruh kehidupan dibumi (tumbuhan, hewan,
jamur, dan microorganisme) termasuk keanekaragaman genetik yang dikandungnya daan
keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya. Lebih luas lagi Biodiversitas tidak hanya
mengenai keberagaman spesies, namun juga termasuk keanekaragaman genetik serta sifat-
sifat masing –masing spesies contohnya varietas tanaman yang berbeda .
Kumpulan dari keberagaman ini di dalam suatu tempat akan membentuk suatu hubungan
yang disebut sebagai ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup dan lingkungan sekitar
termasuk air, tanah, dan udara yang saling berinteraksi satu sama lain. Selain pengertian
biodiversitas diatas, The Convention on Biological Diversity (CBD) menambahkan
pengertian biodiversitas bahwa tidak hanya sekedar dari keanekaragaman hayati saja namun
juga mencakup keberagaman dalam kehidupan di bumi, termasuk struktur komunitas biotik,
habitat tempat komunitas tinggal, dan keberagaman di dalam dan diantara mereka. Sehingga
biodiversitas memiliki arti yang sangat luas dan kompleks dimana biodiversitas merupakan
penopang dari ekosistem.
2. Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk keanekaragaman sumber
daya alam, meliputi jumlah, spesies, gen, flora dan fauna dari suatu ekosistem di suatu
kawasan yang sangat penting karena berkaitan erat dengan kehidupan manusia sebagai salah
satu bagian di dalam sistem kehidupan. Dibanding daerah gurun maupun kutub, daerah
tropis dan lingkungan kepulauan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang lebih
banyak dan lebih kompleks karena sangat cocok untuk tumbuh lebih banyak, lebih beraneka
macam pepohonan, dan menjadi tempat yang cocok untuk hidup beraneka satwa yang
merupakan satu kesatuan dalam suatu sistem kehidupan saling bergantung dan memengaruhi
satu sama lain.
Keanekaragaman Hayati Apabila seorang ekolog berbicara tentang keanekaragaman hayati,
maka akan merujuk kepada dua bentuk keanekaragaman. Pertama keanekaragaman yang
merujuk kepada pengertian jumlah jenis yang terdapat pada suatu areal atau seringkali
disebut species richness dalam suatu ekosistem. Kedua merujuk kepada jumlah individu
yang mewakili setiap jenis. Dua ekosistem mungkin memiliki jumlah individu dalam jumlah
yang relatif sama, tetapi memiliki keanekaragaman (dalam pengertian yang kedua) yang
berbeda.
Semakin beranekaragam jenis yang hidup di dalam suatu ekosistem, semakin beraneka pula
kondisi lingkungan yang ada dan semakin banyak relung kehidupan yang tersedia. Ini berarti
telah berjalan proses ekologi yang menyediakan kebutuhan untuk semua jenis. Banyak yang
berpendapat bahwa kondisi seperti ini mencerminkan kondisi yang stabil. Proses ekologi
seperti ini “hanya” terjadi dalam kondisi yang optimum yaitu iklim yang memiliki suhu
udara tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin demikian pula dengan kelembaban, curah
hujan, dan komponen iklim lainnya. menurut Suryani (1993) Indonesia memiliki + 20%
keanekaragaman jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di dunia.
Berikut ini saya gambarkan bahwa keanekaragaman menunjukkan suatu kondisi yang lebih
stabil. Berdasarkan kerumitan hubungan, jaring-jaring makanan yang melibatkan lebih
banyak organisme lebih stabil daripada rantai makanan yang memiliki sedikit anggota.
Dalam jaring-jaring makanan hilangnya satu komponen (misalnya, pemangsa) tidak akan
secara drastis meningkatkan komponen lain (prey) dalam jaring-jaring makanan karena ada
pemangsa lain yang memangsa komponen tersebut.
Upaya konservasi yang efektif sulit dilakukan apabila kita tidak memiliki pengetahuan
mengenai keanekaragaman hayati (biodiversity). Untuk kebutuhan ilmu, “kehidupan”
seringkali diklasifikasikan berdasarkan kategori-kategori, terutama berdasarkan kesamaan
sifat dan asumsi persamaan asal. Untuk kebutuhan konservasi klasifikasi dilakukan
berdasarkan hirarki biospatial (Soule, 1991). Dalam praktek terdapat 4 level yang mengacu
kepada hirarki ini (i) keseluruhan sistem bentang alam atau level ekosistem (ii) level
komunites (iii) level species (iv) level gen.
Indonesia merupakan negara kepulauan tropis yang kaya akan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati. Namun, kekayaan alam ini jika tidak dijaga dan dipelihara dengan
baik dan sungguh-sungguh akan menimbulkan bencana serta penderitaan bagi masyarakat
serta lingkungan ekosistem itu sendiri. Di musim hujan, hutan yang tidak terjaga dan
terpelihara dengan baik, akan mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor maupun
banjir bandang. Kemarau akan menjadi lebih lama karena perubahan iklim akibat
pemanasan global yang disebabkan rumah kaca dan gundulnya hutan-hutan tropis.
Seperti yang kita ketahui, Bumi adalah tempat tinggal bagi ribuan jenis makhluk hidup
dengan berbagai ukuran, habitat, dan kebutuhan. Pada satu ekosistem atau area saja, ada
banyak makhluk hidup yang tinggal, mulai dari manusia, hewan, serangga, jamur, hingga
organisme uniseluler. Semua variasi bentuk kehidupan itu disebut dengan keanekaragaman
hayati.
Sebagai tempat tinggal yang paling baik untuk manusia, ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati, yaitu dengan reboisasi,
tebang pilih, pengendalian hama, dan pelestarian alam. Berikut penjelasan singkatnya.
1. Reboisasi adalah pemulihan lahan rusak dengan cara menanam kembali tanaman atau
pohon-pohon yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Tebang pilih adalah seleksi untuk menentukan pohon-pohon mana yang layak ditebang,
sehingga jumlah pohon di wilayah tersebut tidak berkurang secara signifikan.
3. Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan atau
mengembangbiakkan predator alami ke habitat tersebut.
4. Pelestarian alam adalah tindakan untuk menjaga spesies tertentu dari kepunahan.
Pelestarian alam dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu. Pelestarian alam insitu
dilakukan di habitat asli spesies tersebut, sementara pelestarian alam eksitu dilakukan di luar
habitat aslinya.
PENUTUP
Salim, E., 1993, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3S Jakarta ReVele, P., Charles
ReVele. 1988. The Environment, Third Edition, Jones and Bartlett, Boston.
Chusharini. 1997. Pengendalian Hama Terpadu, Buletin Mimbar no. 34 :LPPMUNISBA,
Bandung.
Soemarwoto, O. 1992. Indonesia dalam Kancah Lingkungan Global.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
MacKinnon, K. G. Child dan J. Thorsell. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di
Daerah Tropika. Gajah Mada University Press, Jogyakarta.
Soule, E.M., 1991. . Conservation : Tactics for a Constant Crisis, Science vol. 253, USA.