Anda di halaman 1dari 14

BIODIVERSITAS JAMUR DAN PERANANNYA

BAGI LINGKUNGAN

Oleh :
Cut Kandy Safiera
A2L021003
 

Dosen Pengampu : Dr. Bhakti Karyadi, M.Pd

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN A LA M
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN U N IV ER S ITA S
BEN GKU LU
2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“BIODIVERSITAS JAMUR DAN PERANANNYA BAGI LINGKUNGAN” ini tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah ini,. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Bhakti Karyadi, M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Biologi Lingkungan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis sajikan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Bengkulu, 02 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………........i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….......…ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………....…………………...……..1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………....…....……........2
1.3. Tujuan……………………………………………………………….…….......…...2
BAB II PEMBAHASAN

2.
2.1. Biodiversitas Jamur..................................………………………………………….3
2.2. Peranan Jamur Bagi Lingkungan........………………………………………...….4
2.3. Manfaat Serta Dampak Negatif Jamur Bagi Manusia dan Lingkungan………..4
2.4. Biodiversitas Jamur Di Bengkulu......………….…………......................................7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….….....10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….....… .11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biodiversitas secara umum adalah keberagaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Keragaman ini mencakup
perbedaan bentuk, ukuran, warna, tekstur, hingga sifat.Keberadaan biodiversitas dapat
membawa sejumlah manfaat untuk lingkungan dan makhluk hidup, di antaranya:
 Melindungi ekosistem dan menyediakan jasa seperti air minum, penyimpanan
daur hara, hingga perlindungan tanah.
 Mengurangi polusi udara dan menjaga kestabilan iklim global.
 Menjadi wahana rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan lokal.
 Sumber daya hayati seperti makanan, obat-obatan, bahan baku industri, tanaman
hias, dan lainnya.
Salah satu sumber kekayaan hayati di hutan tropis Indonesia adalah jamur atau yang
sering disebut sebagai jamur makro (macro jamur). Peran penting dari jamur adalah dalam
siklus biogeo, kimia tanah, siklus hara, sebagai pengurai (pendekomposer), fungsi simbion
pada tanaman yang bersifat saling menguntungkan atau bersifat merugikan yaitu sebagai
parasit bagi hewan maupun tumbuhan. Selain itu, jamur juga mempunyai nilai ekonomi
sebagi agen biokontrol dan produser bagi industri farmasi serta industri lainnya seperti
industri pangan dan fermentasi.
Biodiversitas jamur dilihat dari bentuk pertumbuhan jamur yang termasuk kelompok
true jamur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu khamir (yeast, sel ragi, uniseluler);
kapang (mold,mould, multiseluler); dan cendawan (mushroom, berdaging, multiseluler).
Contoh species yang termasuk kelompok yeast adalah Saccharomyces cerevisiae, Candida
albicans, Yarrowia lipolytica, Schizosaccharomyces pombe, dan lain-lain. Contoh species
yang termasuk kelompok kapang adalah Aspergillus niger, A. oryzae, Rhizopus oryzae,
Trichoderma harzianum,dan lain sebagainya. Sedangkan species yang termasuk cendawan
misalnya Volvariella volvacea, Agaricus bisporus, Amanita muscaria, dan lain-lain. Thallus
merupakan istilah untuk badan atau struktur vegetatif jamur.
Jamur organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh
karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan dari organisme lain untuk kebutuhan
hidupnya. Pada umumnya jamur hidup pada sisa makhluk lain yang sudah mati, misalnya
pada tumpukan sampah, serbuk gergaji kayu, atau pada batang kayu yang sudah lapuk dan
memiliki manfaat serta dampak negatif bagi manusia dan limgkungan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyadari bahwa mengetahui biodiversitas jamur
dan peranannya bagi lingkungan penting untuk dikuasai oleh semua kalangan. Oleh karena
itu, dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai hal-hal yang terkait
tentang biodiversitas jamur dan peranannya bagi lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud biodiversitas jamur?
2. Apa saja peranan jamur bagi lingkungan?
3. Apa saja manfaat serta dampak negatif jamur bagi manusia dan lingkungan?
4. Bagaimana biodiversitas jamur di Bengkulu?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui biodiversitas jamur.
2. Untuk mengetahui peranan jamur bagi lingkungan.
3. Untuk mengetahui manfaat serta dampak negatif jamur bagi manusia dan lingkungan.
4. Untuk mengetahui biodiversitas jamur di Bengkulu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biodiversitas Jamur


Tahukah kalian apa yang di sebut Biodiversitas?, Biodiversitas adalah semua kehidupan
di atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi
genetik yang dikandungnya dan keaneka-ragaman system ekologi di mana mereka hidup.
Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-
organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem
perairan lainnya.
Biodiversitas jamur memiliki distribusi penting di seluruh dunia termasuk lingkungan
ekstrim seperti gurun atau sedimen laut. Jamur punya manfaat bagi manusia dan lingkungan
tapi juga ada dampak negatifnya. Ukuran tubuh jamur menjadi pembeda utama antara jamur
makroskopis dan mikroskopis, dimana jamur berukuran kecil dan hanya dapat dilihat
menggunakan mikroskop disebut dengan jamur mikroskopis. Sedangkan jamur makroskopis
yaitu jamur yang dapat diamati mata secara langsung karena memiliki bentuk luar berupa
tubuh buah berukuran besar, dan banyak ditemukan pada tempat – tempat lembab seperti
substrat serasah, buah-buah yang mulai membusuk, dan batang tumbuhan. Hal ini dapat
terjadi karena ketergantungan hidup jamur akan suhu dan kelembaban tertentu (Sinaga, 2011)
dimana jamur hidup dalam kondisi dengan kisaran suhu udara 24-28ᴼC, suhu tanah 24-27ᴼC,
kelembaban 82-97%, pH tanah 5-6, dan intensitas cahaya 3-36 lux. Gunawan (2004)
menyatakan bahwa jamur memerlukan kondisi dengan pH optimum antara 5 ,5-7,5 dan
kelembaban relatif sebesar 80-90% (Suhardiman, 1995) Penyebaran jamur di alam bersifat
kosmopolitan dimana sebagian besar merupakan kelompok jamur makroskopis yang berasal
dari anggota filum Basidiomycetes (Dwidjoseputro, 1976). Jumlah spesies jamur yang telah
ditemukan sebanyak lebih kurang 200.000 spesies dari perkiraan 1.500.000 spesies jamur di
dunia (Kirk et al., 2001), dan menurut Gandjar et al (2006), kelompok jamur Basidiomycetes
yang telah diketahui sekitar 69.000 spesies.
Jamur makroskopis, terutama jenis Basidiomycetes umumnya mampu menghasilkan
enzim-enzim pendegradasi lignoselulosa seperti selulase, ligninase, dan hemiselulase (Munir,
2006). Berdasarkan hal tersebut, jamur makroskopis merupakan agen terbesar dalam proses
degradasi lignoselulosa dan pengurai utama yang menjaga ketersediaan nutrien organik
sehingga siklus materi di hutan dapat terjaga dan terus berlangsung, hal tersebut
menyebabkan peranan jamur sebagai dekomposer menjadi kunci penting untuk menjaga

3
ekosistem hutan (Campbell, dkk, 2003). Sebagai pengurai, keberadaan jamur sangat
diperlukan untuk menjaga kestabilan unsur hara tanah. Laju penguraian komponen lantai
hutan yang tidak lagi produktif seperti serasah, ranting, dedaunan, pohon tumbang dan
sebagainya bisa berlangsung dengan baik jika kelimpahan jamurnya tinggi (Kurniawan,
2012). Hasil dekomposisi akan terakumulasi dengan tanah dan menjadi unsur hara penting
yang diperlukan komunitas pohon di suatu kawasan hutan, terutama pada area terdegradasi
yang dicirikan oleh banyaknya spesies pionir (Ramadhan, 2015).
2.2 Peranan Jamur Bagi Lingkungan
Peran jamur dalam kehidupan ada yang menguntungkan juga ada yang merugikan.
Adapun masing-masing peran penting ada yang terlihat dan ada juga yang tidak terlihat yaitu
sebagai berikut:

Nilai penting yang terlihat


 Sebagai pengobatan
 Sebagai nilai Pertanian
 Sebagai pemanfaatan Konsumtif
 Sebagai rana rekreasi dan ekoturisme
Nilai penting yang tak terlihat
 Sebagai biokimia
 Daur sampah dan limbah
 Sebagai bioinsektisida alami
 Ketersediaan nutrisi
2.3 Manfaat Serta Dampak Negatif Jamur Bagi Manusia Dan Lingkungan
Jamur punya manfaat bagi manusia dan lingkungan tapi juga ada dampak negatifnya. Hal
tersebut tergantung dari jenis jamur dan di mana ia tumbuh, berikut peranan jamur dan
dampak negatifnya untuk lingkungan dari beberapa jamur:

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12

4
1. Jamur Pilobolus bermanfaat untuk lingkungan dengan cara mendegradasi atau
menghancurkan sisa sisa makhluk hidup yang sudah mati seperti daun kering, batang
pohon yang mati, bangkai hewan dan kotoran hewan. Miselium jamur akan tumbuh
pada jaringan inang dan akan menghasilkan enzim-enzim pengurai yang mengubah
senyawa organik menjadi anorganik. Senyawa anorganik tersebut nantinya akan
diserap oleh makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan untuk
penyubur tanah.

2.  Jamur mikoriza berperan dalam efisiensi pengambilan unsur hara mineral dan air,
serta melindungi akar dari cekaman faktor abiotic dan biotik.  Ektomikoriza menutupi
permukaan bagian tanaman yang tertutup tanah. Umumnya ektomikoriza
bersimbiosos dengan tumbuhan tertentu.  Dari satu jenis tumbuhan inang
dimungkinkan  adanya beberapa jenis jamur ektomikoriza yang menjadi simbionnya
atau dari satu jenis jamur ektomikoriza dapat bersimbiosis dengan beberapa jenis
tumbuhan inang.

3. Jamur Beauveria bassiana bermanfaat sebagai insektisida biologis untuk


mengendalikan populasi hama yang lebih ramah lingkungan Beauveria
bassiana merupakan salah satu cendawan yang ditemukan pada tanah yang
menguntungkan bagi berbagai tanaman. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk
menginfeksi beragam ordo serangga yang menjadi hama tanaman tanpa menyebabkan
penyakit tanaman atau merusak produk hasil tanaman (McKinnon AC et al, 2018).
Kemampuan cendawan ini menjadikannya salah satu musuh alami penyebab penyakit
bagi serangga (Meyling & Jørgen, 2007).

4. Jamur Trichoderma, sp sebagai pupuk biologis dan biofungisida pada tanaman akan
mengurangi infeksi penyakit jamur akar putih dan dapat meningkatkan produksi pada
semua jenis tanaman. Mengenai cara dan dosis penggunaan tentunya disesuaikan
dengan jenis tanaman. Pada prinsipnya aplikasi jamur ini sama halnya dengan
pemberian pupuk organik pada tanaman.

5. Jamur Ganoderma lucidium atau jamur Lingzhi bermanfaat sebagai pengobatan dan
bermanfaat untuk kesehatan.  Jamur Lingzhi ini terkandung karbohidrat, lemak, serat,
air, protein, serta vitamin dan mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, zinc, fosfor,
selenium, dan magnesium. Kandungan lain yang merupakan molekul bioaktif dalam
jamur adalah polisakarida, peptidoglikan, dan triterpenoid. Polisakarida yang
terkandung di dalam jamur Lingzhi memiliki sifat antitukak, memperkuat imunitas
tubuh, dan menurunkan kadar gula darah. Secara tradisional, jamur Lingzhi biasa
dikonsumsi sebagai suplemen untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi,
triterpen, dan peptida polisakarida. Senyawa antioksidan yang terkandung pada jamur
ini juga mampu melindungi sel-sel tubuh dari dampak radikal bebas.

6. Jamur Auricularia auricula bermanfaat sebagai bahan makanan, jamur kuping juga
menyimpan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. mengonsumsi jamur kuping, ini
membantu mencegah kepikunan, termasuk penyakit Alzheimer.Nutrisi dari jamur
mampu menghambat enzim beta site yang bertanggung jawab untuk melepaskan beta-
5
amyloid peptida, senyawa yang dapat berdampak buruk bagi otak. Kandungan protein
yang tinggi pada jamur kuping dapat membantu tubuh untuk membangun sel-sel
tubuh yang telah rusak. Selain itu, jamur ini juga mengandung natrium yaitu sebesar
10 mg per gelasnya. Natrium adalah sejenis mineral yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh. Mengonsumsi satu cangkir jamur kuping dapat
memenuhi setengah kebutuhan serat per harinya. Serat pada makanan sangat baik
untuk kesehatan pencernaan, yaitu dengan membantu gerakan usus sehingga bisa
menghindari Anda dari sembelit. Jamur kuping mengandung zat besi yang dibutuhkan
tubuh untuk memproduksi hemoglobin dan mioglobin. Kekurangan zat besi pada
tubuh bisa menyebabkan penyakit anemia. Gejalanya meliputi tubuh cepat lelah,
lemas, dan pusing.Wanita yang memiliki anemia kemungkinan besar akan mengalami
kesulitan saat hamil karena sel darah dalam tubuh dibutuhkan lebih banyak untuk
pembentukan janin.Itulah sebabnya zat besi termasuk dalam nutrisi yang harus
dipenuhi saat hamil. Zat besi juga diketahui bisa mengurangi risiko terjadinya PM

7. Jamur Boletus edulis sebagai rana rekreasi dan ekourisme. Jamur Boletus edulis
memiliki karakteristik yang paling khas yaitu ukurannya yang besar dan memiliki
tudung serta batang yang besar dan tebal. Hal ini yang menarik turisme untuk melihat
jamur Boletus edulis sebagai rana rekreasi. “Untuk menjaga jamur berwarna putih
kekuningan tersebut tidak dirusak oleh pengunjung taman, akan dibuatkan pagar
supaya pengunjung tidak bisa menyentuhnya,“

8. Jamur Phallus indusiatus sebagai rana rekreasi dan ekourisme karena jamur ini unik
dan langka. Jamur langka yang berpenampilan cukup unik dengan struktur seperti
jaring yang disebut indusium (atau kurang teknis "rok") yang menggantung dari
kerucut ke lonceng berbentuk topi seperti kerudung pengantin atau cadar jaring
perempuan bangsawan Eropa.

9. Jamur Fusarium moniliforme sebagai hama tumbuhan menyebabkan Penyakit busuk


tongkol. Sesuai namanya, busuk tongkol ini menyerang bagian tongkol jagung,
sehingga menyebabkan buah yang dihasilkan tanaman jagung tidak sehat,
pertumbuhan biji terhambat, dan gagal panen.

10. Jamur Microsporum canis merupakan salah satu jamur yang menginfeksi hanya
jaringan keratin superfisial seperti kulit, rambut dan kuku menyebabkan penyakit kulit
yang sering terjadi pada beruang, dimana hewan akan merasa gatal seperti pada area
bahu dan kepala disertai terjadinya pengelupasan kerak pada kulit hewan.

11. Jamur Amanita muscaria dikenal sebagai jamur yang memiliki sifat psikoaktif. Meski
tidak mematikan, jamur ini dapat membuat beberapa perubahan dalam sistem tubuh.
muscaria memang terkenal sangat beracun karena dalam waktu 2-3 jam setelah
menghirup jamur ini dapat menyebabkan diare, vertigo, koma, muntah, dan beberapa
efek lainnya dan memiliki senyawa asam ibotenat dan muscimol yang bersifat

6
halusinogen dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat mempercepat gangguan sistem
saraf, denyut jantung, mulut kering, dan halusinasi.

12. Jamur Amanita phalloides yang mematikan sudah pasti racun yang menyebabkan
penyakit hati akut termasuk kerusakan fungsi mata dan kulit, hingga kematian. Jamur
ini mengandung 2 racun yang diantaranya amatoxin (alfa, beta dan gama) dan
phallotoxinjuga memiliki racun yang tidak hilang walaupun telah dimasak.

2.4 Biodiversitas Jamur Di Bengkulu

Biodiversitas jamur di Bengkulu Dikutip dari jurnal yang berjudul “BIODIVERSITAS


FUNGI MAKROSKOPIS DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM TANJUNG LAKSAHA
PULAU ENGGANO BENGKULU” Hasil penelitian fungi makroskopis yang telah dilakukan
di sekitar kawasan (daerah penyangga) Cagar Alam Tanjung Laksaha Enggano Bengkulu
menemukan 75 spesies fungi makroskopis dari 3 filum, 4 kelas, 11 ordo, 26 famili dan 43
genus. (Tabel 1).

Gambar 1. Beberapa contoh spesies fungi makroskopis yang ditemukan di sekitar


kawasan (daerah penyangga) Cagar Alam Tanjung Laksaha Banjarsari Enggano Bengkulu.

Tabel.1 Jenis-jenis fungi makroskopis yang ditemukan di sekitar kawasan (daerah


penyangga) Cagar Alam Tanjung Laksaha Banjarsari Enggano Bengkulu.

Famili Spec
Geastraceae Geastrum lag
6. Russulales
Russulaceae 7
Russula a
Famil Spec
Fungi,Basidiomycota,
Agaricomycetes,
1. Auriculariales
k. Entolomataceae
3. Boletales
Entoloma h

Paxillaceae Paxillus
4. Cantharellelales

8
Famil Spec
Geastraceae Geastrum lag
6. Rus ulales
Rus ulaceae Rus ula a
9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Kesimpulan
Biodiversitas jamur yang sudah di jelaskan diatas memiliki potensi yang baik untuk
lingkungan dan mahluk hidup. Sejumlah jenis jamur yang memiliki manfaat yaitu sebagai
dekomposer, sebagai bahan obat, sebagai bioinsektisida alami,sebagai penyerapan unsur hara,
ketersediaan nutrisi, sebagai pupuk biologis, sebagai pengobatan, sebagai pemanfaatan
konsumtif, sebagai rana rekreasi dan ekoturisme. Adapun dampak negatif dari sejumlah jenis
jamur yaitu sebagai hama tumbuhan dan penyakit pada hewan, serta sebagai penghasil racun
yang berbahaya bagi makhluk hidup.
• Saran
Tampaknya perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kandungan nutrisinya secara
jelas serta peluang pemanfaatannya lebih luas. Di segi lain walaupun masyarakat telah
memanfaatkannya secara tradisional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.; Reece, J.B.; dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:
Erlangga

Dwijoseputro, D., (1976.) Pengantar Mikologi. Malang : Universitas Brawijaya

Gandjar, I. (2006). Mikologi dasar dan terapan. Yayasan Obor Indonesia.

Gunawan, A. W. (2004). Budidaya Jamur Tiram. PT. Agro Media Pustaka, Depok.

Kirk PM, Cannon PF, David JC, Stalpers JA. (2001). Ainsworth & Bisby’s dictionary of the
fungi. 9th ed. Surrey UK: CAB International.

Kurniawan, E. (2011). Penyakit Antraknose Pada Tanaman Cabai Merah. Universitas


Brawijaya Malang.

Meyling, Nicolai V., Jørgen Eilenberg. (2007). Ecology of the entomopathogenic


fungi Beauveria bassiana and Metarhizium anisopliae in temperate agroecosystems:
Potential for conservation biological control. Biological control. 43 (2): 145 – 155.

Munir, E. (2006). Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi: Suatu Teknologi Alternatif


untuk Pelestarian Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam
Bidang Mikrobiologi FMIPA USU. USU Repository. Medan

Ramadhan, A. G. (2015). Status Kesehatan Hutan di Areal Reklamasi Tambang Batubara PT


Berau Coal Kalimantan Timur.

Sinaga, I. M. S. (2011). Budi Daya Jamur Merang. Penebar Swadaya Grup.

Suhardiman, P. (1995). Jamur Kayu. Jakarta : Penebar Swadaya.

11

Anda mungkin juga menyukai