Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SIFAT-SIFAT BIOLOGI, BIOKIMIA, FISIOLOGI, DAN BAGIAN-


BAGIAN MIKROORGANISME YANG BERKAITAN DENGAN
FARMASI

NAMA : LUXVIA JEUBUN


NIM : 183145201114
KELAS :D

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI, TEKHNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat, kasih dan karuniaNya

sehingga Makalah Mikrobiologi Farmasi yang berjudul “Sifat Biologi, Biokimia,

Fisiologi, Dan Bagian-Bagian Mikroorganisme Yang Berkaitan Dengan Farmasi”

dapat selesai dengan lancar. Maksud dari penulisan makalah ini adalah

mengetahui lebih dalam tentang metabolisme yang dihasilkan oleh

mikroorganisme serta kegunaannya dalam dunia kesehatan dan kehidupan umat

manusia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu membangun gagasan ini. Penulis juga

tahu dan sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat

berkembang dengan lebih baik. Penulis berharap agar makalah ini dapat

bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Makassar, 21 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Tujuan ..................................................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. Definisi.................................................................................................................... 4

B. Sifat Biologi Mikroorganisme ................................................................................ 4

C. Uji Biokimia Mikroorganisme ................................................................................... 7

D. Fisiologi Mikroorganisme ........................................................................................ 10

E. Hubungan Mikroorganisme dengan Farmasi ........................................................... 11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16

B. Saran ..................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti di dalam tanah,lingkungan

akuatik, atmosfer, dibawa arus udara dari permukaan bumi ke

lapisanatmosfer, dari puncak gunung dan di dasar lautpun mungkin

dijumpai.Mikroorganisme hidup jika berada pada kondisi yang sesuai, yaitu

mendapatkancukup makanan, kelembaban, dan suhu. Mikroorganisme tidak

dapat dipisahkandengan lingkungan abiotik dan biotik dari suatu ekosistem

karena perannyasebagai pengurai (Tarigan, 1988).Mikroorganisme yang

terdapat di dalam tanah misalnya bakteri, jamur,Algae, Actinomycetes, dan

Protozoa. Semula mikrobia dianggap organisme yangbersifat merugikan

namun tidak sedikit mikrobia yang menguntungkan, misalnyabakteri pengikat

nitrogen bebas (N2) dan Algae yang dapat meningkatkan kadarbahan organik

tanah yaitu mengikat N2 serta Actinomycetes yang menghasilkanantibiotik

(Hardjowigeno, 1992).Kandungan dan jenis mikrobia yang ditemukan dalam

tanah tergantungpada jenis tanahnya. Populasi bakteri meningkat bila

dilakukan penambahanbahan organik (Suzuki 1969 dalam Dwidjoseputro,

2005). Faktor abiotik yang menentukan jenis dan keragamaan mikrobia

adalah komposisi tanah, pH, kelembaban, dan kedalaman tanah. Tanah yang

ber-pH asam populasi fungi dominan, sedangkan pada tanah yang digenan air

mikrobia anaerob lebih dominan (Supardi,1992).

Mikroorganisme yang ditemukan pada pasir antara lain dari

KelasActinomycetes yaitu Genus Streptomyces. Kurang lebih dari 35

1
penelitian yangpernah dilakukan, menunjukkan bakteri tersebut menghasilkan

antibiotik dan 80% molekulnya dapat menghambat pertumbuhan kanker usus

(Morse, 1995).Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2006),

Actinomycetes yangberasal dari humus hutan karet di Desa Kedawung,

Sragen menunjukkan bahwa bakteri tersebut menghasilkan antibiotik

terhadap pertumbuhan bakteri E. colidan S. aureus.

Populasi mikroorganisme di daerah rizosfer lebih melimpah

jikadibandingkan dengan bagian tanah lainnya. Pertumbuhannya diaktivasi

olehbahan nutrisi yang dilepaskan jaringan tanaman, misalnya asam amino,

vitamin,dan zat hara. Bakteri memerlukan asam amino lebih banyak dibagian

rizosfer(Budiyanto, 2002), namun Actinomycetes dimungkinkan dapat

ditemukan padapasir pantai meskipun dalam jumlah sedikit (Zhukova, 1963).

Partikel pasir yangkasar menyebabkan hanya sebagian kecil permukaan dapat

menyerap bahanorganik. Total bahan organik dan organisme yang berada di

pantai berpasir lebihsedikit bila dibandingkan dengan jenis pantai lainnya

(Dahuri, 2001). Kepadatanpopulasi bakteri dalam sedimen pasir berkisar

antara 10-108 koloni bakteri/ gsampel. Kepadatan bakteri tergantung pada

kandungan bahan organik dan perludiketahui bahwa Actinomycetes tidak

toleran terhadap asam (Zhukova, 1963).

2
B. Tujuan

1. Dapat mengetahui sifat-sifat dari mikroorganisme.

2. Dapat mengetahui biokimia dari mikroorganisme.

3. Untuk menentukan fisiologi dan bagian-bagian dari mikroorganisme.

4. Dapat menjelaskan hubungan mikroorganisme dengan farmasi.

C. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan sifat-sifat dari mikroorganisme?

2. Menjelaskan proses biokimia dari mikroorganisme?

3. Menjelaskan fisiologi dari mikroorganisme serta bagian-bagiannya?

4. Bagaimana hubungan mikroorganisme dengan farmasi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Mikroorganisme merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan

mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop. Yang tergolong ke

dalam mikroorganisme adalah bakteri, jamur, ganggang, protozoa,

danvirus.Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam

danhampir terdapat di mana-mana di alam ini. Mereka dapat berada di dalam

air,udara, tanah, maupun di dalam tubuh makhluk hidup.Mikroorganisme

terdapat paling banyak di tempat yang mengandungnutrien, kelembaban dan

suhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.

B. Sifat Biologi Mikroorganisme

Berdasarkan jenis-jenis mikroorganisme, ada beberapa habitat

mikroorganime yang sering dijumpai salah satunya yaitu tanah. Tanah

merupakan komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri dan

tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat

kimia,fisika dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari

mahluk-mahluk hidup didalam tanah.Karena ada bagian-bagian hidup di

dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living System” contohnya akar

tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.

Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai aktivitas mikroba dan fauna

beserta ekologinya di dalam tanah. Fauna tanah, biota tanah, atau edafon

adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut organisme yang

4
menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya di dalam tanah atau sedimen

organik di atasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah, nematoda,fungi,

bakteri, dan berbagai arthropoda. Dekomposisi materi organik oleh

organimse memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan dan

struktur tanah sehingga biologi tanah berperan penting dalam menentukan

karakteristik tanah.

Berikut adalah sifat dari biologi tanah diantaranya sebagai berikut:

 Total Mikroorganisme Tanah

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup

mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu,

akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah.

Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan

bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mikroorganisme

tanah mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas 1989).

Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang paling banyak

jumlahnya. Dalam tanah subur yang normal, terdapat 10– 100 juta bakteri di

dalam tanah. Angka ini meningkat tergantung dari kandungan bahan organik

suatu tanah tertentu (Rao 1994). Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa

jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai

indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal

lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi

yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang

cukup ditambah lagi de temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup,

5
kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada

tanah tersebut. Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan

tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan

organik dan kedalaman profil tanah.

 Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)

Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar

perakaran yang jumlahnya berkisar 103 - 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat

menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapat

melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa

et.al.1999 dalam Mardiana 2007). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam

semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi

enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah

bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan

tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah

yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3– 4 milyar tiap gram tanah

kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983).

 Jumlah Fungi Tanah

Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil

sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari

bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan

jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak

karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam

tidak akan terjadi (Soepardi 1983). Menurut penelitian Arianto (2008),

6
penurunan jumlah fungi tanah yang diakibatkan oleh pembakaran hutan

dalam proses penyiapan lahan telah mematikan fungi tanah dan

mengakibatkan menurunnya jumlah fungi tanah. Selain itu penurunan jumlah

fungi tanah juga diakibatkan karena semakin berkurangnya ketersediaan

unsur hara tanah yang membantu perkembangan fungi tanah akibat

diserapnya unsur hara tersebut oleh tanaman kelapa sawit demi mendukung

pertumbuhannya.

 Total Respirasi Tanah

Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas

mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah

merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat

aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai

korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas

mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil

antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989). Penetapan

respirasi tanah didasarkan pada penetapan :

1. Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan

2. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah.

C. Uji Biokimia Mikroorganisme

Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan

spesies kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat

biokimia yang berbeda sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu

proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan pada media differensial

7
atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji

biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia

walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan (Adam,

2001).

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan

untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil

isolasi melalui sifat -- sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya

dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel

yang menghasilkan energi maupun yang menggunakanenergi untuk sintesis

komponen -- komponen sel dan untuk kegiatan selular,seperti pergerakan.

Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat -- sifat

morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat -- sifat biokimia dan

faktor!faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri fisiologi ataupun

biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen

bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri

yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang

memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan

spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasikasi sebagian

mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun

biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang

memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara

mikroorganisme dengan reagen test yang dapat menghasilkan perubahan warna

reagen (Cowan, 2004).

8
Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan

perbanyakan) dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari

lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan diluar

dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai enzim.

Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang

dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.

Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan

produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri

Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang

diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan

menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan

asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul

sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji

ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme.

Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba.

Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan

untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme

diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan

menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam

nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang sederhana

seperti amino dan monosakarida.

9
D. Fisiologi Mikroorganisme

 Fisiologi umum

 Secara umum, organisme mikroskopis pada tingkatan seluler

memiliki metabolisme seperti pada umumnya sel eukaryotik

maupun prokariyotik.

 Perbedaan terletak pada cara memperoleh nutrisi, dan cara hidup

yang akan berpengaruh terhadap kemampuan metabolit yang khas

untuk setiap jenis mikroba.

 Lingkungan tempat hidup (habitat) juga berpengaruh terhadap

kemampuan metabolisme suatu mikroba.

 NUTRISI BAKTERI

 Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis

makanannya sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk

lain. Bakteri saprofit dan bakteri parasit tergolong bakteri

heterotrof.

 Bakteri autotrof bakteri yang dapat mensistesis makannya sendiri :

(1) bakteri foto autotrof dan (2) bakteri kemoautotrof.

 Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya

 Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untu kegiatan

respirasinya.

 PERTUMBUHAN BAKTERI

Dipengaruhi oleh beberapa faktor :

10
 Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 -

35 derajat C.

 Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat

menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri

 Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar

matahari dapat mematikan bakteri.

 Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia

tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.

 NUTRISI FUNGI

 Heterotrof ; bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit

 Fungi menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan

miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen

 Fungi bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,

protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.

E. Hubungan Mikroorganisme dengan Farmasi


Ada beberapa peranan atau hunungan mikroorganisme dqalam bidang

farmasi daintaranya sebagai berikut:

 Produksi Steroid

Produksi steroid sangat penting perannya dalam dunia kesehatan.

Misalnya kortison dan steroid lain yang serupa diketahui dapat meredakan sakit

dan mengurangi bengkak. Berbagai turunan kortison berguna untuk mengobati

gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respon inflamasi tubuh

11
yang tidak diinginkan. Hormon steroid juga digunakan pada kontrasepsi oral

dan mengobati ketidakseimbangan hormonal.

Hal ini dapat diatasi dengan pemanfaatan mikrooganisme. Penggunaan

mikroorganisme untuk menggantikan proses kimiawi dikenal dengan istilah

Biokonversi. Fungsi rhizopus arrzhius menghidroksilasi progesteron

membentuk steroid lain dengan mengintroduksi oksigen pada posisi no 11

menghasilakan -a- hidroksiprogesteron. Fungsi Cunninghamella blakesleeana

juga dapat menghidrosilasi steroid korteksolom (cortexolone) untuk

membentuk hidrokortison dengan menintroduksi oksigen pada posisi no 11.

Bentuk transformasi lain dari imti steroid dilakukan oleh mikroorganisme

melalui proses hidrogenasi, dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahanserta

penghilangan rantai samping.

 Produksi Vaksin

Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit.


Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting
industri farmasi. Produksi vaksin meliputi pengulturan mikroorganisme yang
memiliki properti antigenik yang diperlukam untuk meluncurkan respons imun
primer.
Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen atau melalui etanuasi

atau inaktivasi patogen virulen tanpa menghilangkan antigen yang diperlukan

untuk menimbulkan respon imun. Untuk menghasilkan vaksin terhadap

pengyakit yang disebabkan oleh virus, strain virus ditumbuhkan dengan

menggunakan telur ayam tertuas (embryonated egg). Individu yang memiliki

alergi terhadap telur ayam tidak dapat diberi vaksin yang dibuat dengan cara

12
seperti ini. Vaksin juga dapat diproduksi melalui kultur jarinangan. Misalnya,

vaksin rabies trdisional diproduksi pada telur bebek bertunas dan memiliki efek

samping yang sangat menyakitkan. Vaksin ini digantikan oleh produksi vaksin

memlalui kultur jaringan fibroblas manusia yang memiliki efek samping yang

lebih sedikit.

Produksi vaksin yang efektif dalam mencegah infeksi oleh bakteri, fungi

dan protozoa melibatkan pertumbuhan strain mikroorganisme pada media

artifisial yang meminimalkan gangguan berupa respons alergi. Vaksin yang

diproduksi secara komersial harus diuji dan distrandarisasi sebelum digunakan,

sehingga terjadinya Ountbreaks (wabah) penyakit akibat introduksi vaksin

seperti yang pernah terjadi pada tahun 1976 akibat adanya vaksin swine

Influenza yang indanekuat dapat dihindari.

 Produksi Vitamin dan asam amino

Vitamin merupakan vaktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa

vitamin dapat diproduksi melalui fermentasi organisme, dan dapat digunakan

sebagai suplemen makanan. Mislanya, vitamin b12 dapat diproduksi sebagai

efek samping pada fermintasi antibiotik streptomyces.Garam kobalt larut air

ditambahkan pada reaksi fermentasi sebagai prekursor vitamin b12. Vitamin

b12 dalam jumlah tinggi terakumulasi dalam media dalam konsentrasi yang

tidak toksik bagi streptomyces Vitamin b12 juga diperoleh dari fermentasi

propinobacterium shermani atau paroccocus denitrificas.

13
Riboflavin dapat dihasilkan dari fermentasi berbagai macam

mikroorganisme, misalnya misalnya bakteri clostridium dan fungi

eritromiceum ashbya atau ashbyagossypii.

Masalah utama produksi asam amino komersial melalui fermentasi

mikroorganisme adanya mekanisme alam kontrol pengaturan mikroorganisme

yang membatasi jumlah asam amino yang dihasilkan dan dilepaskan dari sel.

Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan strain mkroorganisme yang

direkayasa secara genetis sehingg tidak memiliki mekanisme kontrol seperti

strain asli (wild type).

Manusia memerlukan berbagai ,acam asam amino, termasuk lisin.

Konsentrasi lisin dalam padi-padian tidak cukup banyak untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi manusia. Lisin dapat diproduksi melalui fermentasi

mikroorganisme, sehingga dapat digunakan sebagai suplemen makanan bagi

manusia dan sebagai bahan tambahan pada sereal. Metionin juga diproduksi

melalui sintesis kimia dan digunakan sebagai suplemen makanan.

Produksi lisin dari karbohidrat menggunakan corynebacterium

glutamicum, suatu auksotrof yang memerlukam homoserin. Cane molasses

umumnya digunakan segai subtrat , dan pH dijaga agar tetap netral dengan

menambahkan aminia atau urea. Pada saat gula dimetabolisme, lisin akan

terakumulasi pada media dan sintesis homoserin dihambat pada tahap

homoserin dihidrogenase.

14
 Produksi alkaloid ergot

Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi,

umumnya diperoleh dari tanaman, namun alkaloid ergot (ergot

alkaloid)dihasilkan dari fungi. Alkaloid ergot pertam kali diperoleh dari

sklerotium ascomycetes, yaitu claviceps purpurea. Istilah ergot digunakan

untuk menunjukkan bahwa alkoloid jenis ini dihasilkan oleh fungi. Alkaloid

ergot dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan atas kandungan asam

lisergat dan clavin. Alkaloid asam lisergat hanya diproduksi oleh genus

Claviceps, sedangkan alkaloid clavin ditemukan pada genus aspergillus,

penicilium dan rhizobium.

Alkaloid ergot digunakan untuk menstimulasi sistem syaraf simpatik.

Beberapa alkaloid lisergat seperti haalnya ergontamin dan ergobasim

digunakan pada terapi kandungan yaitu unruk mrngkontraksi uterus pada saat

proses melahirkan bayi dan juga diaplikasikam pada periode setelah

melahirkan untuk mengkontruksiuterus postpartum.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Penyebaran mikroba penyakit dapat melalui udara, makanan, air, dan

serangga. Hewan termasuk manusia menyediakan lingkungan yang

dicocok bagi pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Hal ini karena

tubuh hewan atau manusia kaya akan nutrisi organik dan faktor

pertumbuhan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme heterotrof. Setiap

daerah atau organ berbeda secara kimia dan fisik dari daerah lain, jadi

menyediakan suatu lingkungan yang selektif diaman lebih disukai bagi

mikroorganisme tertentu. Kulit, saluran pernapasan, saluran gastrointestin,

dan yang lainnya menyediakan kondisi kimia dan fisik yang sangat

beragam dimana mikroorganisme yang berbeda dapat tumbuh secara

selektif.

2. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu

manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut

flora normal atau mikrobiota.

16
B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan

di atas maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :

1. Mikroba/bakteri memang dapat mempermudahkan kita dalam berbagai

macam hal, namun berhati-hatilah memilih mikroba yang digunakan

karena dari berbagai macam mikroba itu ada yang menguntungkan kita

dan ada juga yang dapat merugikan kita.

2. Walaupun penggunaan mikrobiologi sangat bermanfaat bagi kehidupan

kita, tapi kita juga harus waspada pada jenis mikroba yang membahayakan

kehidupan kita misalnya seperti senjata biologi yang dapat membunuh

manusia

17
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV.


Yrama Widya. Bandung.
Fadhitya. 2012. (Online) http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/04/virus-
yang-merugikan-dan-berbahaya-bagi.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April
2015).
Kedaibio. 2009. (Online) http://kedaibio.blogspot.com/2009/11/peranan-
virus.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).
Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book MIKROBIOLOGI. JICA. Bandung.
Krisno,Agus.2011.(Online).(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/pat
ogenisitas-mikroorganisme/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).
Iqbalali. 2008. (Online). http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-
dlm-kehidupan/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).
Pediatri, sari. 2001. (Online). Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit.
(Diakses hari Kamis tanggal 2 April 2015).
Waluyo, Lud. 2012. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang

Anda mungkin juga menyukai