Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

       1.1       Latar Belakang

Mikrobiologi lingkungan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari


interaksi antara mikroorganisme, bumi, dan atmosfer. Mikrobiologi lingkungan
membahas antara lain mikrobiologi tanah dan udara, mikrobiologi limbah, dan
mikrobiologi akuatik. Mikrobiologi lingkungan diterapkan pada bidang pertanian,
industri, perikanan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Subjek utama mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup terkecil di bumi, namun memegang
peranan penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Banyak sekali tipe mikroba
di bumi. Kita hanya mengetahuinya tidak lebih dari 1% dari jumlah spesies mikroba di
bumi. Mikroba berada di sekeliling kita, di udara, tanah, dan air. Dalam satu gram tanah
terdapat 1 miliar mikroba yang terdiri dari ribuan spesies.
Mikroorganisme atau mikrob adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler). Beberapa  bersel tunggal masih terlihat oleh mata
telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga
termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan mikrobiologi di lingkungan.


2. Bagaimana peranan mikrobiologi di dalam kehudupan.
3. Bagaimana cara pengelolahan mikroba agar bermanfaat.

   1.3       Tujuan

1. Untuk mengetahui arti mikrobiologi dalam kehidupan.


2. Untuk mengetahui peranan kegunaan mikroba dalam lingkungan kita.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan mikrobiologi yang ada di lingkungan kita.

1
BAB II

PEMBAHASAN

       2.1       Mikrobiologi Lingkungan

Studi tentang mikro organisme di lingkungan alamianya disebut juga ekologi


mikrobe. Mikroorganisme didefinisikan sebagai makhluk hidup yang memiliki ukuran sangat
kecil hingga perlu digunakan alat bantu berupa mikroskop untuk mengamati makhluk hidup
ini. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi dengan hubungan
ergonosme atau kelompok organisme dengan lingkungannya. Penghuni suatu lingkungan
tertentu dipandang sebagai bagian suatu sistem ekologi atau ekosistem. Ekosistem yang
paling besar adalah planet bumi atau biosfer. Suatu ekosistem mempunyai dua komponen
utama:  (1) komunitas organisme yang terdapat didalam. (2) komponen tak bernyawa
( keadaan fisik dan kimiawi). Ekosistem merupakan sistem yang dinamis suatu kenyataan
yang menjadi jelas bila kita mengenali adanya populasi yang sedemikian besar dengan
keaneka ragaman organisme yang juga besar. Diantara semua organisme yang terdapat dalam
suatu ekosistem tertentu, mikroorganisme adalah yang redapat paling banyak dan memiliki 
kemampuan paling tinggi untuk menyebabkan perubahan.
Adanya keprihatinan yang besar diantara masyarakat akan kualitas lingkungan telah
membantu dicurahkannya minat yang kian besar untuk mempelajari ekologi mikrobe.
Sebagai contoh, mikroorganisme memegang peranan yang menentukan dalam menguraikan
sampah yang berasal dari manusia dan industri yang di buang ke dalam air atau tanah, mereka
mampu melaksanakan daur ulang terhadap banyak macam bahan. Kualitas dan produktititas
perairan alamia saling berkaitan, terutama dengan populasi mikrobenya. Udara yang bersih
serta bebas debu mengandung relatif sedikit mikroorganisme. Dengan demikian nyatalah bagi
kita bahwa  penilaian terhadap kualitas suatu lingkungan  mempunyai kaitan yang rumit
dengan peran mikroba yang ada.

Untuk membayangkan ukuran mikroorganisme, silahkan pelajari skala perbandingan


ukuran sel berikut!

Jika sulit membayangkan ukuran mikroorganisme, bisa membayangkan jenis bakteri


endosimbion, Midichloria mitocondrii yang hidup dalam organel sel mitokondria.

2
Sel M.mitochondrii yang hidup bersimbiosis dengan Mitokondria, organel sel yang berfungsi
menghasilkan energi

Makhluk hidup, termasuk mikroorganisme terklasifikasi dalam tiga domain yakni


Bacteria, Archaebacteria dan Eucarya.

Dan dari gambar ilustrasi tiga domain diatas dapat diketahui bahwa mikroorganisme
seperti bakteri dan cendawan adalah bagian yang paling dominan dari kehidupan, bukan
manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk makroskopis lain.

A.    Ciri Ekosistem Mikroba

Ekosistem mikroba berperan dalam berbagai macam lingkungan misalnya, suatu


ekosistem mungkin mencakup suatu kolam atau danau. Yang lain dapat berupa komunitas
mikrobe tanah di daerah sistem perakar suatu tumbuhan. Walapun demikian, ada beberapa
ciri yang di punyai bersama oleh semua ekosistem.

1. Hubungan Antar Mikrobe Dalam Ekosistem


Mikrobe organisme yang menghuni suatu  ekosistem mempertunjukan beberapa
macam tipe asosiasi dan interaksi antara spesies beberapa di antara bersifat netral (artinya
spesies-spesies yang besangkutan tidak terpengaruh), beberapa bersifat menguntungkan atau
positif bagi suatu anggota atau lebih yang lain bersifat  merugikan  atau negatif bagi suatu
anggota atau lebih. Istilah umum simbiosis di gunakan untuk menamakan hubungan yang ada
bila dua atau lebih organisme hidup bersama. Tipe-tipe simbiosis dapat di gambarkan sebagai
berikut:

3
a. Netralisme: anggota–anggota asosiasis tidak terpengaruh meskipun tumbuh di
dalam lingkungan.

b. Mutualisme kedua anggota asosiasi memperoleh keuntungan.


c. Komenkalisme: salah satu anggota asosiasi menerima keuntungan yaitu dapat
tumbuh lebih cepat, dapat mencapai populasi total yang besar, dan pada
umumnya tumbuh lebih baik anggota yang lain tidak terpengaruh.
d. Anatagonisme, kompetisi, atau paratisisme: salah satu anggota yang lain
mendapat keuntungan.

2. Kegiatan Biokimiawi Mikroorganisme Didalam Tanah


Peranan terpenting mikroorganisme tanah ialah fungsinya yang membawa perubahan
kimiawi pada substansi-substansi didalam tanah, terutama pengubahan persenyawaan organik
yang mengandung karbon, nitrogen, sulfur, dan fosfor menjadi persenyawaan anorganik.
Proses ini disebut mineralisasi, didalamnya terlibat sejumlah besar perubahan kimiawi serta
berperanan bermacam-macam spesies mikrobe. Rangkaian peristiwanya dapat digambarkan
sebagai suatu proses siklik yang dapat diawali misalnya dengan suatu unsur seperti nitrogen,
yang mengalami sederetan perubahan dari persenyawaan anorganik menjadi organik.
Kemudian nitrogen itu dibebaskan dari protein, dan proses tersebut berulang kembali. Salah
satu proses siklik semacam itu yang dipahami paling baik ialah yang menggambarkan
transformasi nitrogen beserta persenyawaannya.

3.   Daur Nitrogen
Daur ini menarik minat besar para ahli mikroboilogi tanah dan ahli-ahli lain yang
berkecimpung dibidang pertanian karena peranannya yang penting didalam nutrisi hasil
tanaman. Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang dapat diambil oleh tanaman. Melalui
serangkaian reaksi mikrobial, persenyawaan nitrogen organik, juga nitrogen gas dari
atmosfir, diubah menjadi nitrat. Rangkaian perubahan ini, dari nitrogen bebas diatmosfir
menjadi persenyawaan organik yang sederhana dan yang kompleks didalam jaringan
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta pelepasan nitrogen pada akhirnya kembali
menjadi nitrogen atmosfer.

4.   Fiksasi (Penambatan) Nitrogen.
Proses ini merupakan salah satu dari banyak proses biokimiawi didalam tanah yang
memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah nitrogen atmosfer (N2 atau
nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawan (nitrogen tertambat). Dua kelompok
mikroorganisme terlibat dalam proses ini :
1. Mikroorganisme non simbiotik, yaitu yang hidup bebas dan mandiri didalam tanah.
2. Mikroorganisme simbiotik, yaitu yang hidup pada akar tanaman kacang-kacangan.

4
B.     Peranan mikroorganisme dalam kehidupan

Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya


pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mampu
mencerna minyak bumi pada kasus pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai
atau kecelakaan kapal pengangkut minyak. Bacillus subtillis dapat dikembangkan menjadi
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan mengimobilisasi logam berat pada limbah-
limbah industri yang banyak mengandung logam berat. Aspergillus miger dapat
dikembangkan untuk memetabolisme pestisida tertentu seperti endosulfan dan karbofuran.
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) juga berperan dalam pengolahan air
limbah atau limbah cair baik pada lagon system (sistem kolam), activated sludge
system (sistem lumpur aktif), down flow sand filter system ( sistem filter pasir aliran
kebawah ) dan up flow sand filter system (sistem filter pasir aliran keatas). Salah satu fungsi
biofilm tersebut adalah mendekomposisi protein menjadi amonia, nitrit dan nitrat.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global yang menuntut
pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu yang relatif cepat. Pencemaran lingkungan
dapat terjadi karena adanya polutan industri, domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit
dan sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu kegiatan sedapat
mungkin menghasilkan polutan sedikit mungkin atau menjadikan polutan tersebut tidak
berbahaya lagi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan kesehatan. Pengelolaan
tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pengelolaan secara biologi dapat
menggunakan biota tingkat tinggi, biota tingkat rendah maupun mikroorganisme.
Penggunaan biota tersebut baik sebagai biomonitoring maupun terlibat langsung dalam
processing pengolahan limbah atau polutan.
Adapun beberapa peranan suatu mikroorganisme di dalam kehidupan maupun cara
pengelolahannya adalah sebagai berikut:

1. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan menggantikan  untuk suatu


proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit. Beberapa contohnya
adalah produksi enzim, vitamin, karbohidrat, dan lipida yang menggunakan
mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih sedikit jika dibandingkan
dengan produksi  enzim, vitamin, karbohidrat, lipida yang menggunakan tumbuhan.
Penggunaan Bacillus thuringiensis  sebagai bioinsektisida dan  penggunaan Bacillus
subtilis sebagai pupuk bio-fosfor.
2. Miroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme
pembersihan (biocliner). Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan
sebagai organisme pembersih (bio-cliner) jenis-jenis polutan (limbah) yang digunakan
dapat digunakan dapat menghasilkan bahan yang lebih bernilai ekonomis seperti:

a. Produksi biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industry yang diurai oleh
bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar
merupakan metana.  Biogas metana dapat terjadi dari penguraian limbah  organik
yang mengandung protein dan karbohidrat.  Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan

5
bahwa bakteri yang berperan dalam perombakan bahan organik dalam produksi
biogas ada dua macam yaitu: bakteri pembentuk asam dan merombak bahan
organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini dilakukan oleh bakteri
bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes, Escherichia, Aerobacter.
Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan, dan menghasilkan
gas bio (sebagaian besar menghasilkan metan) bakteri-bakteri tersebut
adalah Methanobacterium, Methanosarcina, dan Methanococcus. Di samping itu
juga ada kelompok bakteri lain yang memanfaatkan unsur-unsur sulfur (S) dan
membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio.

b. Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi.


Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi  limbah minyak bumi di
daerah kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantai). Atau pada kecelakaan
kapal pengangkut minyak bumi. Golongan  Pseudomonas,  seperti  Pseudomonas
putida mampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama
penguraian  hidrokarbon terdapat pada plasmid.  Bakteri yang mengandung
plasmid rekombinan  kultur dalam jerami dan dikeringkan. Jerami berrongga yang
telah berisi  kultur bakteri  kering dapat disimpan dan dikeringkan dapat disimpan
dan digunakan jika diperlukan. Pada jerami akan menyerap minyak dan bakteri
akan menguraikan tumpahan minyak itu menjadi senyawa yang tidak  berbahya
dan tidak menimbulkan polusi.

c. Untuk Mengatasi Limbah Logam Berat.


Limbah pabrik yang banyak mengandung lsogsm berat dapat dibersihkan oleh
mikroorganisme yang dapat  menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya
menyerap (imobilisasi)  logam berat. Mikroorganisme yang dapat digunnakan
diantarany adalah Thiobacilus ferrooxidas dan Bacilus subtilis. Thiobacilus
ferrooxidas  mendapatkan energy dari senyawa organic seperti bahan yang berguna
asam fumarat dan besi sulfat. Bacilus subtilis memiliki kemampuan mengikat
logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan fe dalam bentuk nitrat.

d. Pengolahan Limbah Yang Kaya Akan Protein.


Limbah-limbah yang kaya protein jika terdekomposisi oleh bakteri
decomposer akan menghasilkan nitrat, nitrit, dan ammonia. Ketig hasil
dekomposisi ini dapat mengakibatkan lingkukan dan kesehatan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa:

 Mikro organisme di lingkungan alamianya disebut juga ekologi mikrobe. Ekologi


merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi dengan hubungan ergonosme
atau kelompok organisme dengan lingkungannya. Penghuni suatu lingkungan tertentu
dipandang sebagai bagian suatu sistem ekologi atau ekosistem.
 Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya
pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang
mampu mencerna minyak bumi pada kasus pencemaran air laut oleh pengeboran
minyak lepas pantai atau kecelakaan kapal pengangkut minyak.
 Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan menggantikan  untuk suatu
proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit

7
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, M. A. K., 2009, Mikrobiologi Terapan, 197, Malang, UMM press.

Jawetz, melnick. & adelberg,’ s., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, 21, 224, 235,
Jakarta, Salemba Medika.

Kanti, A., 2005, Actinomycetes Selulolitik dari Tanah Hutan Taman Nasional Bukit
Duabelas, Jambi, Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), 6 (2), 85-89.

Purwoko, T., 2007, Fisiologi Mikroba, 19, 21, Jakarta, Bumi Aksara.

Ambarwati, & Trisnawati, G.A., Isolasi Actinomycetes Tanah Sawah Sebagai


Penghasil Antibiotik, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi,10 (2), 101- 111. Ambarwati,
2007, Studi Actinomycetes yang berpotensi menghasilkan antibiotik dari rhizosfer tumbuhan
putri malu (Mimosa pudica L.) dan kucingkucingan (Acalypha indica L.), Jurnal penelitian
sains & teknologi, (8), 1 – 14.

Ambarwati, C.J. Soegihardjo, & Sembiring, L., 2010, Isolasi dan identifiikasi
Streptomycetes dari Rhizosper Jagung (Zea mays L.) yang berpotensi sebagai penghasil
Antibiotik, Jurnal ilmiah ilmu-ilmu Hayati, 15 (1),1-7.

Anda mungkin juga menyukai