Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MIKROBIOLOGI PERAIRAN
PERANAN MIKROBA DALAM LINGKUNGAN


KELOMPOK 3:
NUR ASTUTI AMRIANA
ARIANA YULIANI
ISHAK FADLI INSANI IHSAN
SUKMAWATI SRI REZEKY WASISTA ALI
RIDHA SYARIAH RAHMATUL ISTIQOMAH
AKBARTYABTO TRI NOVRIATI MAINGAK
FAIZAL




FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehaditat Tuhan yang Maha Esa karena kasih
dan karunianya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Mikrobiologi Perairan yaitu tentang Peranan Mikroba
Pada Lingkungan. Dalam makalah ini penulis mencoba menyajikan materi sebaik-
baiknya, oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini penulis berharap dapat
mengembangkan potensi bagi pembaca. Namun demikian kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu kami mohon
maaf. Dan kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca guna memperbaiki
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam pembentukan generasi muda yang cerdas dan berbakat.



Makassar, November 2013

Penyusun















BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat
kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolismeyang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil,
maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan
makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Hampir disemua daerah biosfir dapat dijumpai mikroba. Di semua tempat
yang dihuni manusia dapat dijumpai mikroba yang mampu hidup dan
berkembangbiak. Mikroba memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Tanpa kehadiran mereka, dunia penuh dengan limbah. Berkembangnya ilmu
pengetahuan telah membuka wawasan bahwa ternyata peran mikroba tidak hanya
mampu merombak limbah menjadi mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, tetapi
masih banyak peran lainnya. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dibagi
menjadi tiga golongan. Golongan pertama yaitu mikroba yang memiliki peran
berguna bagi manusia, golongan kedua adalah mikroba yang memiliki peran
merugikan bagi manusia, dan golongan ketiga adalah mikroba yang belum
diketahui peranannya bagi kepeningan manusia. Mikroba jenis ketiga ini termasuk
mikroba yang peranannya kadang berguna bagi manusia, tetapi dilain waktu
berperan merugikan.
Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang
berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. terutama untuk mengatasi
masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan.
Bahan pencemar dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari
sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak
(biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/
nonbiodegradable) maupun bersifat meracun bagi jasad hidup dengan bahan aktif
tidak rusak dalam waktu lama (persisten). Dalam hal ini akan dibahas beberapa
pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran lainnya
untuk mengatasi bahan pencemar.

I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Apakah yang dimaksud dengan mikroorganisme?
I.2.2 Bagaimana peranan menguntungkan pada mikroba dalam lingkungan?
I.2.3 Bagaimana peranan merugikan pada mikroba dalam lingkungan?

I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
I.2.1 Mengetahui pengertian mikroorganisme
1.2.2 Mengetahui peranan menguntungkan mikroba pada lingkungan
1.2.3 Mengetahui peranan merugikan mikroba pada lingkungan














BAB II
PEMBAHASAN

Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa
mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri,
cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk
golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya
nampak dengan mikroskop elektron.
1. Peranan mikroba pada lingkungan
1.1 Peran mikroba menguntungkan
Mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia adalah mikroba
pengurai, nitrifikasi, nitrogen, usus, dan penghasil antibiotik. Mikroba pengurai
memiliki kemampuan merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Hasil perombakannya dapat dimanfaatkan oleh mahluk
hidup lainnya. Mikroba nitrifikasi memiliki kemampuan untuk merombak
senyawa amoniak menjadi nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Aktivitas mikroba nitrogen sangat bermanfaat bagi tanaman. Mikroba ini
mampu mengikat nitrogen langsung dari udara dan mengubahnya menjadi
komponen yang dapat diserap oleh akar. Mikroba ini hidup diantara akar
tanaman.Mikroba usus hidup di saluran pencernaan. Mikroba ini memiliki peran
dalam membusukan sisa makanan di dalam usus. Selain itu, mikroba ini juga
memiliki kemampuan untuk menghasilkan vitamin B12 dan K yang memiliki
peran pening dalam proses pembekuan darah.
a. Bakteriologi lingkungan
Beberapa bakteri sangat berperan dalam pengolahan lingkungan.
Psedumonas putida dapat dikembangkan menjadi mikroganisme yang mampu
mencerna minyak bumi oleh pengboran minyak lepas pantai atau kecelakaan
kapal pengangkut minyak lepas pantai. Bacillus subtillis dapat dikembangkan
sebagai mikroganisme yang mempunyai kemampuan mengimobulasi logam berat.

Gambar basillus subtllis
Sumber : ASM.mikrrobe library.com@neal camberlain
Peranan mikroganisme dalam pengelolaan pencemaran dapat terjadi dalam
tiga hal, yaitu sebagai berikut:
Mikroganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan
suatu proses produksi sehingga menghasilkan polutan sedikit mungkin.
Beberapa contoh adalah produksi enzim, vitamin, karbohidarat dan lipida
yang menggunakan mikroganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih
sedikit jika dibandingkan produksi enzim, vitamin karbohidrat dan lipida yang
menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai
bioinsektisida dan penggunaan bacillus subtilis sebagai pupuk bio-fosfor

Gambar Basillus thuringiensis
Sumber : http://www.magma.ca

Mikroganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme
pembersih (biocliner).
Jenis jenis polutan yang dimungkinkan dapat menghasilkan bahan yang
lebih bernilai ekonomi. Penguraian limbah dilakukan bersama sama oleh bakteri
aerob dan anaerob. Bakteri pengurai (dikomposer) memerlukan oksigen, nutrigen
dan foafor untuk melakukan kegiatannya. Bahan bahan ini diambilnya dari
bahan mentah yang mengadung unsure unsure tersebut dalam berbagai bentuk
persenyawaan sperti ammonium, fosfat, dan nitrat.

Prokduksi Biomigas
Limbah limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industri yang
diuraikan bakteri kelompok metanogen dapat meghasilkan biogas yang sebagian
besar berupa metana. Biogas dapat terlasi sari penguraian limbah organic yang
mengadung protein, lemak dan karbohidrat. Penguraian ini dapat dilakukan untuk
fermentasi oleh bakteri anaerob.
Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah minyak bumi.
Bakteri juga di manfaatkan untuk mengatasi limbah minyak bumi didaerah
kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantai) atau pada kecelakaan kapal
pengangkut minayak bumi. Golongan pesdumonas, seperti pesdumonas putida
mampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama dari mnyak
bumi.
Pengunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat.
Limbah pabrik yang mengadung logam berat dapat di bersihkan oleh
mikroganisme yang dapat mengunakan logam berat sebagai nutrient atau
imobulsdi logam berat, mikroganisme yang dapat digunakan aktara lain adalah
Thiobascillus ferrooxidans dan Bacillus subtilis.
Pengunaan bakteri untuk limbah protein
Limbah limbah protein jika terdekomposisi oleh bakteri decomposer
akan menghasilkan nitrat, nitrit dan ammonia. Ketiga hasil dekomposisi ini dapat
mengakibatkan masalah pada lingkungan dan kesehatan. Untuk hal tersebut dapat
digunakan bakteri devinitif yang telah direkayasa antara lain Alcaligens faesalis,
Bacillus lichemifoemis dan lain sebagainya.
Pengunaan bakteri untuk PCP
Bakteri dari kelompok coruneform dan arthobakter sp. Yang telah di
aklimitasi (telah terbiasa hidup di medium treatmen) juga telah digunakan untuk
mengolah limbah yanh mengadung PCP (parachlorophenol) dengan metode
bioaugmentasi.
Mengunakan bakteri dalam produksi hydrogen
Sekarang juga telah dikembangkan penanganan limbah oleh mikroganisme
yang dapat menghasilkan hydrogen yang dapt digunakan untuk kepentingan
industri sebagai bahan baker alternative.
Mikroganisme yang telah direkayasa untuk memproaea limbah dan
menghasilkan energi.
Limbah organic potensial untuk menimbulkan perrmasalahan lingkunga dan
ksejahteraan masyarakat. Dekomposisi limbah organic akan menghasilkan
beberapa gas yang dapat mencenari udara, tanah dan air. Gas gas tersebut antara
lain adlah sebagai berikut:
kelompok senyawa sulphur
kelompok senyawa nitroigen
kelompok senyawa karbon
Mikroba dalam pembersihan air
Banyak mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob,
anaerob, dan fakultatif anaerob yang umumnya bersifat heterotrof. Mikroba
tersebut kebanyakan berasal dari tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon
(coliforms) terutama Escherichia coli sering digunakan sebagai indeks
pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan manusia dan
hewan yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung
bakteri tersebut dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat
digunakan saringan pasir atau trickling filter yang segera membentuk lendir di
permukaan bahan penyaring, sehingga dapat menyaring bakteri maupun bahan
lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur aktif juga dapat mempercepat
perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam air.
Secara kimia digunakan indeks BOD (biological oxygen demand) dan
COD (chemical Alkil oxygen demand). Prinsip perombakan bahan dalam limbah
adalah oksidasi, baik oksidasi biologis maupun oksidasi kimia. Semakin tinggi
bahan organik dalam air menyebabkan kandungan oksigen terlarut semakin kecil,
karena oksigen digunakan oleh mikroba untuk mengoksidasi bahan organik.
Adanya bahan organik tinggi dalam air menyebabkan kebutuhan mikroba akan
oksigen meningkat, yang diukur dari nilai BOD yang meningkat. Untuk
mempercepat perombakan umumnya diberi aerasi untuk meningkatkan oksigen
terlarut, misalnya dengan aerator yang disertai pengadukan.
Setelah terjadi perombakan bahan organik maka nilai BOD menurun
sampai nilai tertentu yang menandakan bahwa air sudah bersih. Dalam suasana
aerob bahan-bahan dapat dirubah menjadi sulfat, fosfat, ammonium, nitrat, dan
gas CO2 yang menguap. Untuk menghilangkan sulfat, ammonium dan nitrat dari
air dapat menggunakan berbagai cara. Dengan diberikan suasana yang anaerob
maka sulfat direduksi menjadi gas H2S, ammonium dan nitrat dirubah menjadi
gas N2O atau N2.
Mikroba perombak deterjen
Benzil sulfonat (ABS) adalah komponen detergen, yang merupakan zat
aktif yang dapat menurunkan tegangan muka sehingga dapat digunakan sebagai
pembersih. ABS mempunyai Na-sulfonat polar dan ujung alkil non-polar. Pada
proses pencucian, ujung polar ini menghadap ke kotoran (lemak) dan ujung
polarnya menghadap keluar (ke-air). Bagian alkil dari ABS ada yang linier dan
non-linier (bercabang). Bagian yang bercabang ABS-nya lebih kuat dan berbusa,
tetapi lebih sukar terurai sehingga menyebabkan badan air berbuih. Sulitnya
peruraian ini disebabkan karena atom C tersier memblokir beta-oksidasi pada
alkil. Hal ini dapat dihindari apabila ABS mempunyai alkil yang linier.
Mikroba perombak plastic
Plastik banyak kegunaannya tetapi polimer sintetik plastik sangat sulit
dirombak secara alamiah. Hal ini mengakibatkan limbah yang plastik semakin
menumpuk dan dapat mencemari lingkungan. Akhir-akhir ini sudah mulai
diproduksi plastik yang mudah terurai. Plastik terdiri atas berbagai senyawa yang
terdiri polietilen, polistiren, dan polivinil klorida. Bahan-bahan tersebut bersifat
inert dan rekalsitran. Senyawa lain penyusun plastik yang disebut plasticizers
terdiri: (a) ester asam lemak (oleat, risinoleat, adipat, azelat, dan sebakat serta
turunan minyak tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat, dan fosforat. Bahan
tambahan untuk pembuatan plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) dan
Polychlorinated Biphenyls (PCBs) sudah diketahui sebagai karsinogen yang
berbahaya bagi lingkungan walaupun dalam konsentrasi rendah.
Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik, yaitu
terdiri bakteri, aktinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya dapat
menggunakan plasticizers sebagai sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba yang
telah ditemukan mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus
fischeri dan Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang mampu merombak dan
menggunakan sumber C dari plsticizers yaitu jamur Aspergillus niger, A.
Versicolor, Cladosporium sp.,Fusarium sp., Penicillium sp.,Trichoderma sp.,
Verticillium sp., dan khamir Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces
cerevisiae, serta bakteri Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp. dan
aktinomisetes Streptomyces rubrireticuli.
Untuk dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi
lapisan plastik melalui muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu
menggunakan komponen di dalam atau pada lapisan plastik sebagai nutrien.
Plasticizers yang membuat plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat,
risinoleat, sebakat, dan turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan,
tetapi turunan asam phthalat dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya
plasticizers menyebabkan lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat
dan daya ulur berkurang.

I.2 Peranan Mikroba Merugikan
Bakteri Penyebab Karat
Bakteri sulfur bisa mengubah besi menjadi asam sulfat (H2SO4).
Akibatnya bisa menyebabkan benda-benda yang terbuat dari besi mudah berkarat
dan keropos. Karat yang ditimbulkan jelas sangat merugikan bagi manusia.
Bakteri Patogen
Peranan bakteri ini adalah menyebabkan berbagai penyakit bagi manusia,
tumbuhan, maupun hewan. Jenis bakteri penyebab penyakit antara lain:
Vibrio cholerae : menyebabkan penyakit kolera
Mycobacterium tubercolosis : penyebab penyakit tubercolosis
Salmonella Typhosa : Penyebab penyakit typus
Micobacterium leprae : Penyebab penyakit lepra
Treponema pallidum : penyebab penyakit sipilis
Pasteurella pestis : peyebab penyakit pes
Shigella dysentriae : penyebab penyakit disentri
Leptospira sp. : biangnya penyakit leptospirosis
Clostridium tetani : dalangnya penyakit tetanus

Bakteri Pembusuk Makanan
Jika yang dibusukkan adalah sampah akan menjadi sebuah keuntungan,
tapi kalau yang dibusukkan adalah makanan (buah, sayur, dll) akan sangat
merugikan. Peranan bakteri ini sangat menggangu, oleh karena itu manusia
banyak melakukan tindakan penghambatan bakteri pemubusuk melalui
pengawetan makana. Contohnya pendinginan, penggaraman, pengasapan, bahan
kimia, dan lain sebagainya. Yang perlu diwaspadai adalah beberapa jenis bakteri
tidak hanya membusukkan makanan tapi juga menghasilkan racun dari proses
pembusukan tersebut. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan racun asam
bongkrek pada tempe bongkrek dan Clostridium botulinum menghasilkan racun
botulinin pada makanan kaleng.
2. Peran Mikroba Pada Lingkungan Akuatik
Peran mikroorganisme sangat penting dalam siklus kehidupan air.
Kontribusi mikroorganisme ini mampu menguraikan bahan-bahan organik dan
mempercepat kemungkinan kembalinya unsur-unsur anorganik penting ke dalam
siklus zat organik baru. Menurut suriawiria (1985), kehadiran mikroba di dalam
air, mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga mungkin mendatangkan
kerugian.
2.1 Peran Menguntungkan Mikroba di Lingkungan Akuatik
Banyak plankton, baik yang terdiri dari plankton-tumbuhan (fitoplankton)
ataupun plankton-hewan (zooplankton), merupakan makanan utama ikan-
ikan kecil. Sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan kolam ikan
misalnya, untuk perikanan. Ini misalnya untuk jenis-jenis microalgae yaitu
Chlorella, Scenedesmus, Hydrodiction, Pinnularia, Sinedra, dan
sebagainya.
Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad
decomposer. Artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk
mengurai atau merombak senyawa yang berada (masuk) ke dalam badan
air. Sehingga kehadirannya telah dimanfaatkan di dalam rangka
pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
Pada umumnya microalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat
melakukan proses fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air,
kegiatan fotosintesis tersubut akan menambah jumlah (kadar) oksigen di
dalamnya, sehingga nilai kelarutan oksigen (umumnya disebut DO atau
dissolved oxygen) akan naik atau bertambah.
Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi,
ternyata digunakan atau dimanfaatkan oleh jasad-jasad lain, antara lain
oleh microalgae, oleh bakteri atau fungi sendiri. Sehingga dalam masalah
ini jasad-jasad pengguna tersebut dinamakan consumer atau jasad
pemakai. Tanpa adanya jasad pemakai, kemungkinan besar penimbunan
(akumulasi) hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhdap
jasad lain, khususnya ikan.
Penggunaan Bakteri dalam Menguraikan Detergen, Alkil benzil sulfonat
(ABS) adalah komponen detergen, yang merupakan zat aktif yang dapat
menurunkan tegangan muka sehingga dapat digunkan sebagai pembersih.
ABS mempunyai Na-sulfonat polar dan ujung alkil non-polar. Pada proses
pencucian, ujung polar ini menghadap ke kotoran (lemak) dan ujung
polarnya menghadap ke luar (ke-air). Bagian alkil dari ABS ada yang
linier dan non-linier (bercabang). Bagian yang bercabang ABS-nya lebih
kuat dan berbusa, tetapi lebih sukar terurai sehingga menyebabkan badan
air berbuih. Sulitnya peruraian ini disebabkan karena atom C tersier
memblokir beta-oksidasi pada alkil. Hal ini dapat dihindari apabila ABS
mempunyai alkil yang linier. Namun ada beberapa bakteri yang dapat
menguraikan ABS meskipun memakan waktu yang cukup lama. Bakteri
pengurai deterjen antara lain Basilus subtilus, Vibrio coma, Pseudomonas
aeruginosa, dan Escherichia coli.
2.2 Peran Mikroba Merugikan Di Lingkungan Akuatik
Yang paling dikhawatirkan adalah kalau di dalam badan air terdapat jasad-
jasad mikro penyebab penyakit, seperti:
Salmonella penyebab penyakit tifus adalah bakteri gram negatif berbentuk
batang, tidak membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia
ataupun hewan. Dapat menyebabkan demam typhoid (typoid fever).
Sebenarnya penyakit demam typoid dapat dipindahkan dengan perantara
makanan yang terkontaminasi dan dengan kontak langsung dengan si
penderita. Namun yang paling umum sebagai fakta penyebab adalah air. Air
dapat terkontaminasi oleh bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air
atau kontaminasi silang (Cros contaminant) antara pipa air dengan saluran air
limbah (Tarigan, 1988).
Clostridium prefringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang
sering ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan
di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya).
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak
membentuk spora dan merupakan flora normal di dalam usus. E.coli
termasuk bakteri komensal yang umumnya bukan patogen penyebab penyakit
namun bilamana jummlahnya melampaui normal maka dapat pula
menyebabkan penyakit. E. coli merupakan salah satu bakteri coliform.
Leptospira merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan
penyebab penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis
atau penyakit hewan yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya
penyebaran bakteri ini adalah pada saat banjir.
Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini
menyebabkan penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. sonnei dan S.
paradysentriae juga menyebabkan penyakit disentri (Dwijoseputro, 1976).
Vibrio comma adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif
dan monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di
indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban
(Dwijoseputro, 1976).
Ascaris penyebab penyakit cacing, dan banyak contoh-contoh lainnya. Juga
didalam air banyak ditemukan mikroba penghasil toksin (racun) yang sangat
berbahaya, seperti:
Hidup secara anaerobic seperti Clostridium
Hidup secara aerobic seperti Pseudomonas, Salmonella,
Staphylococcus, dan sebagainya.
Toksin juga dihasilkan oleh beberapa jenis microalgae seperti
Anabaena dan Microcystis
Kelompok bakteri besi (contoh, Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu
mengoksidasi senyawa besi (II) menjadi besi (III). Akibat kehadiran
mikroorganisme tersebut, air sering mengalami perubahan warna kalau
disimpan lama yaitu berwarna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan lain-
lain.
Kelompok bakteri belerang (contoh, Chromatium dan Thiobacillus) yang
mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H
2
S. Akibatnya kalau air
disimpan lama akan tercium bau busuk.
Kelompok mikroalga (misalnya yang termasuk kelompok mikroalga
hijaubiru, biru, dan kersik), sehingga jika air disimpan lama di dalamnya
akan nampak kelompok mikroorganisme yang berwarna hijau, biru atau
kekuningkuningan, tergantung dominasi mikroalga yang terdapat dalam air
serta lingkungan yang mempengaruhinya. Suatu proses yang sering terjadi di
danau atau kolam seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh pertumbuhan
massa alga yang sangat banyak (blooming). Blooming menyebabkan perairan
berwarna, ada endapan, dan bau amis, disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan mikroalga (Anabaena flos-aquae dan Microcystis aerugynosa).
Dalam keadaan blooming sering terjadi :
Ikan mati disebabkan jenis-jenis mikroalga yang terdapat di dalam air
menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan
Korosi/pengkaratan terhadap logam karena di dalam massa mikroalga
didapatkan pula bakteri besi atau belerang penghasil asam yang
korosif
Kekurangan oksigen karena mikroalga yang menutupi permukaan
kolam sehingga menyebabkan ikan mati
Lebih jauh lagi akibat kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga dalam
air, dapat mendatangkan kerugian. Kehadiran kelompok bakteri dan
mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan
turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan belerang
dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya
proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di
dalamnya, menjadi bau, berubah warna, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:
1. Mikroorganisme adalah Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang
berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan
ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut
sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau
protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron.
2. Peranan menguntungkan mikroba dalam lingkungan yaitu:
Merombak detergen
Pembersih air
Merombak plastilk
3. Peranan merugikan mikroba pada lingkungan yaitu:
Menyebabkan patogen
Menyebabkan karatan
Menyebabkan makanan membusuk















DAFTAR PUSTAKA

Dolen. 2010. Peran Mikroba Dalam Reklamasi dan Bioremidasi Pencemaran
Lingkungan. http:// dosyin. blogspot. com/p/ mikrobiologi. html.
Diakses pada hari Jumat, 22 November 2013 pada pukul 19.34
WITA.


Krisno, Agus. 2012. Beberapa Dampak Positif Mikroba Dalam Bidang
Lingkungan, Pertanian , Dan Petanakan. http:// aguskrisnoblog.
wordpress. com/ 2012/07/13/beberapa-dampak-positif-mikroba-
dalam-bidang-lingkungan-pertania-dan-perternakan/. Diakses pada
hari Jumat, 22 November 2013 pada pukul 21.03 WITA.


Pablo, Julian. 2012. Peranan Mikroba Di Lingkungan Akuatik. http:// mata kuliah
biologi. blogspot.com /2012/04/ peranan- mikroba- di-lingkungan-
akuatik.html. Diakses pada hari Jumat, 22 November 2013 pada
pukul 20.11 WITA.


Rumus, Hitung. 2013. Peranan Kingdom Monera (Bakteri) Bagi Kehidupan
Manusia. http://rumu shitung. com/2013 /07/21/ peranan- kingdom-
monera- bakteri/. Diakses pada hari Jumat, 22 November 2013 pada
pukul 22.54 WITA.

Anda mungkin juga menyukai