Anda di halaman 1dari 4

Bidang lingkungan

Dalam bidang lingkungan terutama isu lingkungan, bioteknologi berperan penting sebagai agen biologi
yang dapat mengatasi permasalah yang ada di lingkungan misalnya sumber-sumber pencemaran
lingkungan. Agen biologi tersebut dapat berupa hewan,tumbuhan dan mikroorganisme melalui
mekanisme fitoremidasi biodegradasi dan biofilter serta dapat pula sebagai hasil dari rekayasa genetika
untuk mendapatkan peran yang diinginkan. Selain pencemaran lingkungan, bioteknologi juga dapat
digunakan sebagai biokontrol dan sebagai biofertilizer untuk meningkatkan kesuburan tanah di
lingkungan pertanian.

Secara garis besar, pemanfaatan organisme sebagai agen bioteknologi dalam bidang lingkungan dikenal
dengan beberapa peran, berikut ini peran dan contoh bioteknologi dalam bidang lingkungan.

Bioremediasi

Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik atau anorganik sebagai polutan yang
dilakukan secara biologis. Beberapa contoh bioteknologi lingkungan dari peran ini adalah:

Degradasi plastik

Degradasi atau perombakan plastik yang dilakukan oleh organisme disebut juga biodegradasi. Plastik
tersusun atas bahan-bahan yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Namun ada spesies bakteri tertentu
yang dapat mendegradasinya yaitu Clasdoporium resinae. Selain itu, baru-baru ini ditemukan jenis ulat
yang disebut mealworm yang dapat memakan dan mengurai plastik berbahan polistirena (penelitian
yang dilakukan oleh Wei-Min Wu dari Stanford University). Ulat tersebut mampu mengubah plastik
menjadi karbon dioksida dan butrian-butrian material yang dapat terurai. Faktanya adalah, ada peran
mikroba potensial dalam saluran pencernaan ulat itu walaupun kecepatan penguraianya lebih lambat.
Selain itu Federica Bertocchini dari the Institute of Biomedicine and Biotechnology di Cantabria, Spanyol
menemukan cacing lilin Galleria mellonella juga dapat memakan plastik polyethylene. Mereka secara
tidak sengaja menemukan tas plastik yang berlubang-lubang berisi cacing lilin. Walaupun masih tahap
penelitian namun tidak menutup kemungkinan bisa diaplikasikan nantinya untuk menanggulangi
sampah plastik.

Degradasi tumpahan minyak


Tumpahan minyak yang terjadi di laut menjadi masalah penting untuk diatasi. Proses secara fisik untuk
mengatasi masalah ini dapat memperparah keadaan. Biodegrasi menjadi solusi yang ramah lingkungan.
Beberapa jenis mikroorganisme mampu menguraikan minyak melalui mekanisme biosurfaktan yang
dapat mengurangi tegangan permukaan, sama dengan prinsip kerja detergen. Contohnya jamur
Cladosporium resinae dan beberapa bakteri genus Pseudomonas.

Detoksifikasi logam berat

Beberapa jenis mikroba digunakan sebagai agen bioremidiasi yaitu pemanfaatan proses biologi salah
satunya untuk detoksifikasi logam berat. Logam berat yang ada di lingkungan biasanya berasal dari
limbah industri. Salah satu contoh logam berat yang banyak menarik perhatian yaitu merkuri. Merkuri
adalah logam berat yang mudah terakumulasi pada organisme akuatik yang perairanya tercemar limbah
merkuri oleh industri. Sifatnya yang mudah berikatan dengan protein menyebabkan logam ini sangat
berbahaya. Banyak mikroorganisme yang ternyata memiliki kemampuan detoksifikasi sebagai bentuk
adaptasinya terhadap lingkungan tercemar untuk mempertahankan hidupnya. Kemampuan inilah yang
kemudian dikembangkan oleh peneliti untuk dapat dimanfaatkan dalam detoksifikai merkuri di
lingkungan. Jenis bakteri yang dapat mereduksi merkuri dengan mekanisme detoksifikasi antara lain
Bacillus, Pseudomonas, Corynebacterium, Micococcus, dan Vibrio.

Biofertilizer dan Biodekomposer

Biofertilezer sebenarnya mikroba yang digunakan sebagai pelarut, penambat, pengikat hara yang dapat
membantu meningkatkan kesuburan tanah. Walaupun sebenarnya pengaplikasianya masih tetap
membutuhkan pupuk komersial karena biofertilizer tidak dapat menggantikan seluruh hara yang
dibutuhkan tanaman. Biofertilezer dapat membantu mengurangi penggunaan dosis pupuk yang sering
digunakan oleh para petani dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia.

Peningkatan kandungan unsur N dalam tanah oleh bakteri penambat nitrogen

Di dalam sistem pertanian, pengolahan tanah yang baik dapat meningkatkan kesuburan tanah,
contohnya yaitu penambahan pupuk kimia dalam tanah. Salah satu peranan bioteknologi dalam bidang
ini yaitu dengan memanfaatkan mikroba penambat nitrogen (biofertilizer). Mikroba tersebut bekerja
sama (terjadi simbiosis) dengan tanaman leguminosa atau tanaman kacang-kacangan. Para petani sudah
sejak lama mengenal teknik ini menanam tanaman pertanian lain pada bekas lahan budidaya kacang
tanah atau kedelai apabila brangkasan tanaman tersebut dikembalikan ke tanah. Salah satu contohnya
adalah bakteri Rhizobium leguminosarum. Pemanfaatan bakteri ini dapat digunakan sebagai inokulan
pupuk hayati.
Baca juga: 3 Jenis Simbiosis dan Contohnya (Terlengkap)

Mekanisme penambatan nitrogen di udara oleh bakteri Rhizobium leguminosarum yaitu dengan cara
bersimbiosis dengan akar tanaman Leguminosa membentuk bintil akar. Enam spesies bakteri bintil akar
pada legum, yaitu: Rhizobium leguminosarum (membentuk bintil pada Lathyrus, Pisum, Vicia and Lens),
R. trifolii (membentuk bintil pada Trifolium), R. phaseoli (membentuk bintil pada Phaseolus), R. Meliloti
(membentuk bintil pada Melilotus, Medicago, Trigonella), R. japonicum (membentuk bintil pada
kedelai), R. lupin (membentuk bintil pada Lupinus).

Sebagai biodekomposer

Proses dekomposisi sampah-sampah organik memerlukan waktu yang cukup lama. Namun, dengan
pemberian aktivator dekomposisi yang berupa mikroba potensial (biodekomposer) prosenya dapat
dipercepat. Prosesnya dapat berlangsung selama 2-3 minggu. Selain dapat meningkatkan kesuburan
tanah, biodekomposer yang mengandung mikroba potensial yang juga dapat berperan sebagai musuh
alami penyakit jamur pada akar dan busuk pangkal batang.

Saat ini telah banyak produk-produk pasaran yang menyediakan kultur untuk proses dekomposisi,
misalnya EM4 atau effective microorganisms. EM4 mengandung Lactobacillus sp, khamir,
Actinomycetes, Streptomyces. Fungsinya yang dapat memfermentasikan bahan organik dalam tanah
atau sampah serta dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah lainnya.

Biocontrol

Tidak hanya dari golongan mikroba yang dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada
tanaman namun organisme makroskopis juga dapat digunakan untuk biokontrol. Contoh mikroba yang
dimanfaatkan dari golongan mikroba adalah dari jamur Beauvaria bassiana yang dapat menginfeksi
serangga seperti walang sangit, semut merah, dan beberapa serangga penganggu dengan cara misela
jamur tsb menembus kulit tubuh inang sampai menutupinya hingga serangga itu mati.

Penggunaanya dilingkungan dapat dilakukan cara penyemprotan atau memasukkan jamur tersebut ke
dalam jebakan hama (pemikat aroma untuk serangga) sehingga jika serangga masuk ke dalam jebakan
maka akan terinfeksi spora jamur itu kemudian serangga yang terkontaminasi akan menyebarkan spora
tersebut ke lingkungan sekitar yang akan mengkontaminasi serangga lainnya. Begitu seterusnya sampai
populasi serangga pengganggu dapat terkendali.
Dari organisme makroskopis, contohnya semut hitam Dolichoderus thoracicus yang dapat
mengendalikan hama penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella. Semut hitam bertindak
sebagai predator dan menginvasi buah kakao sehingga menghambat serangga dewasa PBK meletakkan
telurnya serta keberadaan semut ini tidak disukai oleh hama rodensia (seperti tikus) pada tanaman
kakao. Semut hitam erat kaitanya dengan kutu putih sebagai sumber makananya oleh karena itu
menggunakan metode pengendalian ini pada tanaman kakao perlu memperhatikikan keberadaan kutu
putih.

Anda mungkin juga menyukai