Anda di halaman 1dari 6

Resume Hasil Studi Literatur

Peranan Mikrobiologi dalam Lingkungan

Mikrobiologi
Dosen Pengampu : Dr. Nani Maryani,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nida Dhiyaul Haya (2224190004)

Tahri (2224190039)

Veny Rafenia (2224190043)

Starlet Putri Cahya (2224190048)

Wanda Sofi Nurfitriniha (2224190081)

Kelas 4A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
Resume

Peranan Mikrobiologi dalam Lingkungan

Manfaat bakteri terhadap keselamatan lingkungan, merupakan salah satu bagian


dalam mempelajari mikrobiologi lingkungan (enviromental mikrobiology), yakni ilmu yang
mempelajari komposisi dan fisiologi dari komunitas mikroba di dalam lingkungan.
Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah tanah, air dan udara serta sedimen yang
menutupi planet juga termasuk binatang dan tumbuhan yang mendiami area ini. Mikrobiologi
lingkungan juga termasuk mempelajari mikroorganisme yang berada di dalam lingkungan
buatan seperti bioreactor (Irianto,2016).
Mikroba merupakan mahkluk kecil yang terdapat dimana-mana disekitar kita, baik
sebagai penghuni air, tanah dan atmosfer kita. Dalam siklus makanan maka mikroba
berfungsi sebagai decomposer sehingga mikroba memang seharusnya dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Pemanfaatan mikroba sangat menguntungkan
dalam pengelolaan lingkungan sebab bentuknya yang kecil, cepat berkembang biak, sangat
mudah tersebar di alam dan dapat bertahan hidup di luar inang. Mikroba seperti bakteri dan
jamur sangat penting dalam melakukan penguraian sehingga dapat mengurangi pencemaran
yang ada di lingkungan. Salah satu contoh bakteri yang berperan dalam mengatasi masalah
lingkungan yaitu bakteri petrofilik. Bakteri inilah yang memegang peranan penting dalam
bioremediasi lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi. Mikroba yang berfungsi
sebagai decomposer penting perannya dalam mengurai sampah. Mikroba dengan
kemampuannya mentransformasi bahan alam dan bahan kimia menjadi sumber karbon dan
energi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembuatan kompos harus memperhatikan
kondisi yang optimum supaya kompos dapat dibuat dengan baik. Mikroba yang banyak
berperan dalam proses tersebut adalah bakteri, jamur Actynomycetes, dan protozoa. Mikroba
juga dapat berperan mengurai minyak di laut. Komponen minyak yang terdiri dari banyak
senyawa merupakan polutan utama di tanah dan lingkungan perairan dan bersifat toksik.
Bioremidiasi yang dapat dilakukan ialah :

1) Dengan bioaugmentasi, yaitu penambahan mikroba pengurai untuk melengkapi


mikroba yang telah ada.
2) Dengan biostimulasi, yaitu dengan menambahkan nutrien tertentu atau dengan
menstimuli kondisi lingkungan agar mikroorganisme tumbuh dan beraktivitas dengan
baik.
Mikroba yang dapat mendegradasi minyak adalah kelompok Psedomonand,
bermacam-macam Corynebacteria, Mycobacteria dan beberapa jenis Yeast
(Jekti,2018). Biodegradasi minyak juga dapat dilakukan oleh bakteri perombak
petrolium. Dalam kondisi tertentu organisme hidup (utamanya bakteri, ragi, kapang
dan jamur berfilamen) dapat merubah atau memetabolisme berbagai senyawa yang
ada dalam minyak, proses secara kolektif ini disebut dengan blodegradasi minyak.
Biodegradasi mempengaruhi tumpahan minyak dan rembesan permukaan. Telah
dicatat lebih dari 30 tahun yang lalu. Akumulasi minyak dangkal (suhu 80ºC).
Biodegradasi secara teratur merombak tumpahan dan rembesan minyak melalui
metabolisme dari berbagai senyawa yang ada pada minyak (Bence et al., 1996).
Ketika biodegradasi terjadi pada sisa minyak, secara dramatis prosesnya
mempengaruhi kandungan cairan minyak dan mempengaruhi nilai serta
produksibilitas dari akumulasi minyak. Bentuk biodegradasi minyak sebagai berikut
(Irianto,2016) :
 Muncul viscositas minyak (yang menurunkan produsibilitas minyak)
 Menaikkan kandungan asphalthen (relatif untuk kandungan hidrokarbon jenuh dan
aromatik)
 Menaikkan konsentrasi metal tertentu
 Menaikkan kandungan sulfur
 Menaikkan asiditas minyak
 Menambah senyawa yakni asam karboksilat dan fenol.

Telah ditemukan mikroba perombak plastik yang terdiri dari bakteri, actynomycetes,
jamur dan khamir yang pada umumnya menggunakan plasticizer sebagai sumber karbon.
Tetapi hanya sedikit mikroba yang mampu merombak dan menggunakan sumber karbon
yaitu jamur Aspergillus niger, A. versicolor, Cladosporium sp, Husarium sp., Penicillium sp,
Trichoderma sp., dan Verticillium sp. Sedang jenis kamir yang mampu mendegradasi plastik
adalah Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces cerevisiae, dan bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp., Actynomycetes, Streptomyces rubrireticuli.

Untuk mengatasi pencemaran akibat pemakaian pestisida, saat ini telah banyak dipelajari
biodegradasi pestisida atau herbisida. Biodegradasi pestisida dipengaruhi oleh struktur kimia
dari pestisida. Aspergillus niger merupakan jamur yang dapat dikembangkan untuk
metabolisme pestisida tertentu seperti karbofuran dan endosulfan. Manfaat bakteri dalam
Produksi Biogas Limbah rumah tangga, pertanian dan industri yang diuraikan oleh bakteri
kelompok mentanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar berupa metana.
Biogas (metana) dapat terjadi dari penguraian limbah organik yang mengandung protein,
lemak dan karbohidrat. Ada tiga tahap dalam pembuatan biogas yaitu :

a. Tahap pertama adalah reduksi senyawa organik yang kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana oleh bakteri hidrolitik.
b. Tahap kedua adalah perubahan senyawa sederhana menjadi asam organik yang mudah
menguap seperti asam asetat, asam butirat, asam propianat dan lain-lain
c. Tahap ketiga adalah konversi asam organik menjadi metana, karbondioksida dan gas
lain seperti hidrogen sulfida, hidrogen dan nitrogen.

Konversi ini dilakukan oleh bakteri metan seperti : Methanobacterium omelianskii, M


Sohngenii, M Suboxydans, M Propionicum, M Formicium, M Rimunantium, Methanosarcina
barkeril, Methanococcus vannielli dan Methanococcus mazei (Irianto,2016).

Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat limbah pabrik yang banyak
mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan
logam berat sebagai nutrien atau hanya menyerap (immobilisasi). Bakteri yang dapat
digunakan antara lain : Thiobacillus ferroxidans dan Bacillus subtilis. Thiobacillus
ferroxidans mendapat energi dari senyawa anorganik seperti besi sulfida dan menggunakan
energi untuk membentuk bahan yang berguna seperti asam fumarat dan besi sulfat. Bacillus
subtilis memiliki kemampuan mengikat beberapa logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al,
dan Fe dalam bentuk nitrat. Logam tersebut di atas dapat dilarutkan kembali setelah
bakterinya dibuat lisis. Logam tersebut dapat digunakan kembali oleh industri logam.
Kemampuan remobilisasi (pelarutan kembali) logam disini untuk Pb dapat mencapai 79%,
Cd dapat mencapai dapat mencapai 67% dan Ni hanya dapat mencapai 17%. Keberhasilan ini
dipengaruhi oleh larutan remobilisasi (seperti NaOH atau Ca), bahan pengekstraksi (seperti
asam nitrit) (Irianto,2016).

Bakteri juga dapat menguraikan deterjen yaitu, bakteri dari sub kelas proteobacteria
mampu mendegradasi detergen dari ekosistem air laut, karena kemampuannya menggunakan
detergen sebagai sumber karbon utama (Jekti,2018),
Bakteri yang digunakan untuk mengurangi polutan mikroorganisrne yang telah
direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produksi sehingga hanya
menghasilkan polutan yang sedikit. Beberapa contoh adalah produksi enzim, vitamin,
karbohidrat dan lipid yang menggunakan mikroorganisme akan menghasilkan limbah
produksi lebih sedikit jika dibandingkan dengan produksi enzim, vitamin, karbohidrat dan
lipid yang menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida
dan penggunaan Bacillus subtilis sebagai bio-fosfor (Budiyanto, 2004). Bakteri juga
bermanfaat sebagai bioremediasi. Bioremediasi adalah proses yang menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, tanaman hijau atau enzimnya untuk mengembalikan
lingkungm alami yang berubah akibat kontaminan ke kondisi asalnya. Bioremediasi
dikerjakan untuk kontaminan tanah yang spesifik, yakni degradasi hidrokarbon diklorinasi
oleh bakteri. Contoh banyak pendekatan umum dalam hal membersihkan tumpahan minyak
dengan penambahan pupuk nitrat atau sulfat ke fasilitas dekomposisi dari minyak mentah
dengan bakteri indo/eksogenous. Contoh bioremidiasi adalah bioventing, biofarming,
bioreactorf composting bioaugmentalion, dan rhizofiltralion (Irianto,2016).
Daftar Pustaka

Budiyanto,A. (2004). Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Irianto, K. (2016). Pemanfaatan bakteri untuk keselamatan lingkungan, Artikel Mikrobiologi


Lingkungan. Diakses dari
http://repository.warmadewa.ac.id/279/1/PEMANFAATAN%20BAKTERI.pdf. 3
Mei 2021. Pk 08.13 WIB

Jekti, D.S.D. (2018). Peranan Mikroba dalam Pengelolaan Lingkungan. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi. Mataram: Juni 2018. Hal: 1-9.

Anda mungkin juga menyukai