Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ulil Albab

NIM : 2207111478

Kelas : Teknik Mesin B

Jurusan : Teknik Mesin

Matkul : Bahasa Indonesia

MAKAN BAJAMBAU

Makan Bajambau adalah salah satu tradisi yang terdapat di Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau. Makan Bajambau adalah makan bersama masyarakat adat dengan sajian
yang tak biasa. Makan Bajambau biasanya dilaksanakan untuk memeriahkan acara besar
seperti menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, penyambutan tamu
kehormatan hingga acara silaturahmi.
Makan Bajambau adalah salah satu tradisi yang digunakan untuk mempererat tali
silaturahmi antar sesama masyarakat dan sudah merupakan tradisi turun temurun.
Umumnya pada acara Makan Bajambau para ibu-ibu akan memasak sebuah hidangan
untuk dinikmati secara bersama-sama, setelah memasak hidangan tersebut akan
dibagikan ke mushola maupun masjid yang berada di lingkungan sekitar untuk di santap
oleh seluruh warga.
Jambau adalah sebuah wadah atau tempat yang digunakan untuk meletakkan
berbagai jenis hidangan yang akan disajikan yang terdiri dari Dulang kaki tiga dan
Talam, didalamnya akan disusun piring sebagai wadah meletakkan makanan yang akan
disajikan. Isinya sangat beragam mulai dari nasi hingga makanan khas Kabupaten
Kampar seperti Panggang ikan, Gulai ikan salai, Rendang daging, Goreng ayam, Dadio
serta Sayur-sayuran. Terdapat juga sebuah Jambau yang bernama Jambau Kawah yang
didalamnya berisikan kue-kue khas daerah.
Sebelum menikmati hidangan yang telah disajikan, umumnya Makan Bajambau
didahului dengan petatah petitih yang disebut pula dengan Basiacuong atau Basisombou,
dimana percakapan ini dimulai oleh ughang sumondo(limbago) yang ditujukan kepada
Ninik Mamak atau undangan yang hadir, setelah itu Ninik Mamak akan memberitahukan
pula kepada Ninik Mamak yang lain serta para tamu undangan tentang maksud himbauan
dari Ughang Sumondo (limbago). Setelah petatah petitih dilaksanakan terdapatlah
kesepakatan bersama diantara seluruh hadirin untuk membaca doa dan makan bersama.
Contoh ucapan petatah petitih :

- Ughang sumondo:
“assalamualaikum madok kek datuok’’
Ko bosuo bonou ba kato ughang
Sampai di geleng tuok kiyi juo kanan, lalu pandang iliu
Jo mudiok dek ala upo nan tampak, bunyi nan kadangaghan.
Upo nan tampak condo, pinggang condo nan ala baecek, gole
Condo nan ala baotok, basuo tangan condo nan ala talotak,
Hidangan pulo condo nan ala tasodio.
Mokosuik kami tuok ughang limbago
Kok tibo diayu minta di minum, kok tumbuo kek nasi
Mintak dimakan, baghang nan ado sodo nan ado, dayi ujuong
Sampai pangkal, maksuik sampai baito pun abi. Sadetu dulu tuok.

- Mamak Soko :
“ sampai dek limbago’’
Pulang ke ambo indak kan bajawek panjang , mala dek imbau
Biaso basawiti dek kato biaso bajawab, kan ambo jawab condo kato
Ughang limbago sapata jo duo , sabagai maulangkilin manikam jojak
Sabagai maulang kato ughang limbago tadi.
Dan seterusnya.

Dalam aturan Makan Bajambau terdapatlah aturan duduk dimana posisi duduk
tersebut akan dapat menentukan tingkatan seseorang. Misalnya ntuk hidangan jambau
khusus yang diutamakan ialah untuk diletakkan di tempat duduk para orang tua-tua, para
datuk dan para ninik mamak. Dengan adanya tradisi Makan Bajambau ini dapat
mengajarkan kepada seluruh kaum muda milenial bahwasanya melestarikan budaya
masyarakat setempat adalah sebuah hal yang penting demi menjaga esensi sebuah daerah.

Anda mungkin juga menyukai