Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA DAN KEBIASAAN MAKAN SUKU MINANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosio Antropologi semester 2

Dosen pengampu : Essy Zulfiani, S.Psi., M.H.kes

Disusun Oleh :

Icha khaerunnisa 21223091002

Kelas : Gizi 2B

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Etika dan kebiasaan makan suku minang“.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosio Antropologi.


Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan / pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari.

Namun penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan partisipasi dalam penyempurnaanya dengan memberikan
kritik dan saran agar makalah ini dapat lebih terkonsep dengan baik.

Penulis sangat mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
kritik dan saran anda sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Sekian dan terima kasih.

Majalengka, 28 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar belakang........................................................................................................1

B. Rumusan masalah...................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

A. Tradisi dan Budaya Makan Suku Minang..............................................................3

B. Etika Makan Suku Minang.....................................................................................4

C. Kebiasaan pola makan suku minang.......................................................................5

D. Makanan khas suku minang...................................................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................8

B. Saran......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Suku Bangsa Minangkabau adalah salah satu suku bangsa yang
terdapat di Indonesia. Suku bangsa ini sering disebut Suku minang yang
terdapat di Provinsi Sumatera Barat dan sekitarnya seperti sebagian daerah
riau, Jambi, bengkulu, Bahkan Negeri Sembilan, Malaysia. Salah satu
kekayaan Suku Bangsa Minangkabau adalah kekayaan kulinernya, bahwa dari
satu bahan dasar dapat diolah menjadi beberapa jenis masakan.
Kecenderungan orang minang menyukai makanan atau masakan yang pedas,
tetapi tidak semua orang Minang menyukai masakan pedas.
Pada umumnya, kebudayaan kuliner ini akan membentuk pola makan
baik individu maupun kelompok. Kuliner dalam suatu masyarakat berbudaya
memiliki makna simbolik dan diterima secara rutin sejak dini, dan biasanya
sulit untuk diubah. Dengan berkembangnya gaya hidup dan tingkat aktifitas
yang padat mendorong individu untuk melakukan berbagai hal yang lebih
praktis. Perubahan akibat berkembangnya gaya hidup individu maupun
kelompok ini berpengaruh pada pola makan atau kebiasaan makan.
Berkembangnya gaya hidup yang terjadi perlu diiringi dengan upaya
pelestarian dengan tujuan untuk mempertahankan sesuatu yang sudah ada.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Tradisi atau Budaya makan suku minang ?
2. Bagaimana Etika makan suku minang ?
3. Bagaimana Kebiasaan pola makan suku minang ?
4. Apa Saja makanan khas suku minang ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tradisi dan Budaya makan suku minang
2. Untuk Mengetahui Etika makan suku minang

1
3. Untuk mengetahui Kebiasaan pola makan suku minang
4. Untuk mengetahui makanan khas suku minang

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tradisi dan Budaya Makan Suku Minang
Suku Minang ini memiliki Tradisi Makan bersama yang telah ada
sejak abad ke-7 Masehi yang biasa disebut dengan Makan Bajamba. Tradisi
makan ini pertama kali di lakukan di Daerah Koto Gadang, di Luhak nan
tangah, yang sekarang dikenal dengan kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Budaya makan ini mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang ketika makan
selalu bersama. Dilihat dari Sejarah, Upacara adat Makan Bajamba ini sesuai
dengan teori Makkah yang menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia
sejak abad ke-7, melalui perdagangan-perdagangan arab di semenanjung
Sumatera.
Tradisi ini akan dilakukan setelah acara-acara adat selesai
diselenggarakan, seperti pesta perkawinan, pengangkatan penghulu, acara-
acara besar agama islam dan lain sebagainya. Tradisi makan bersama ini
berbentuk melingkar yang terdiri dari 3-7 orang, kemudian nasi dan lauknya
diletakkan di tengah. Penyelenggaraan tradisi ini memiliki makna tersendiri
yang dalam dan penuh arti yang memunculkan rasa kebersamaan tanpa
memandang status maupun gender.
Jamba atau dulang ini terbuat dari anyaman daun, yang dibawa oleh
kaum perempuan diatas kepalanya, ditutup dengan tudung saji yang terbuat
dari anyaman daun enau, dan diatasnya dilampiri dengan dalamak, kain
bersulam benang emas. Acara ini biasanya diadakan didalam ruangan besar
seperti aula atau gedung, dan diikuti mulai dari puluhan hingga ribuan orang.
Jamba diletakkan di tiap-tiap lingkaran orang, setiap lingkaran mempunyai 1
hamba ditengah-tengahnya.
Di atas jamba tersebut, tersedia pinggan nasi, dan piring-piring yang
berisi berbagai jenis makanan khas Minangkabau untuk disantap bersama-
sama. Sebelum ajang santap dimulai, biasanya didahului dengan berbagai

3
acara kesenian, seperti tarian daerah, berbalas pantun dan pembacaan ayat suci
Al-Quran. Untuk menu hidangannya, dikenal dengan nama “Samba Nan
Salapan”, yakni 8 jenis makanan, diantaranya gulai ayam, rendang, asam
padeh (anyang), gulai babat (paruik lauak), karupuk tunjuk balado, terung
buat digoreng pakai cabe, pergedel, dan ikan pang.
Perayaan Tradisi Makan Bajamba terbesar yang pernah dilakukan
adalah, ketika ulang tahun kota Sawahlunto yang ke-123. Peserta yang
mengikutinya adalah berjumlah lebih dari 16 ribu orang, hingga tercatat dalam
Museum Rekor Indonesia sebagai ajang makan bersama terbanyak dan
terpanjang.

B. Etika Makan Suku Minang


Berikut etika makan dalam tradisi makan bajamba di suku minang ini
yang secara umum mengikuti ajaran islam , diantaranya :
a. Mendahulukan Yang Lebih Tua
Orang yang lebih muda harus mendahulukan yang lebih tua untuk
mengambil makanan, sebagai penghormatan yang lebih muda kepada
orang yang lebih tua, yang tentunya juga lebih dahulu merasakan asam dan
garam dalam kehidupan.
b. Dilarang Mengambil Makanan Lain
Adab dalam Makan Bajamba selanjutnya adalah hanya dianjurkan
mengambil makanan yang ada dihadapan kita, dilarang untuk mengambil
jatah dari lingkaran orang lain. Jika di lingkaran kita sudah habis, artinya
makan selesai. Ini bermakna rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
c. Cara Menyuap Nasi
Ketika makan, kita hanya boleh mengambil satu suap kemudian
diikuti dengan lauk pauknya. Kemudian, nasi dimasukkan ke dalam mulut
dengan cara sedikit dilempar dari jarak dekat. Tangan kiri menampung
untuk mengantisipasi nasi terjatuh ke bawah. Selain menghindari nasi
tercecer, aturan ini juga supaya orang lain tidak menjadi jijik karena ada

4
nasi yang terjatuh. Sehingga, nasi itu harus segera diambil dengan tangan
kanan, kemudian dimasukkan kembali ke mulut . Untuk posisi duduk,
punggung juga harus tegap, tidak membungkuk.
d. Cara Duduk
Terdapat sedikit perbedaan tentang cara duduk ketika Makan
Bajamba bagi kaum pria dan wanita. Untuk pria, mereka harus duduk
bersila (Baselo) dengan badan yang tegap. Sedangkan untuk wanita, duduk
makan dengan cara bersimpuh, yakni selayaknya duduk diantara dua sujud
pada gerakan sholat.
e. Makanan Harus Habis
Adab yang terakhir adalah, semua makanan yang ada dalam Jamba
pada tiap-tiap lingkaran wajib dihabiskan, tidak ada yang boleh tersisa
meskipun hanya sebiji nasi atau sekeping lauk. Semuanya harus habis dan
bersih dari jamba. Ini juga merupakan cara kita menghormati orang yang
sudah memasaknya, dan juga bermakna rasa terima kasih kepada mereka.

C. Kebiasaan pola makan suku minang


Makanan adalah kebutuhan biologis yang mendasar, agar manusia
tetap hidup. Makan merupakan salah satu bentuk budaya, begitu juga dengan
suku minang yang menganggap bahwa makanan memiliki kekuatan tersendiri.
Makanan pokok suku minang adalah nasi yang dimasak dengan cara direbus.
Suatu ungkapan yang sering didengar adalah bialah makan samba lado asal
nasinyo lamak yang artinya biarlah makan dengan sambal asal nasinya enak.
Makanan suku minang terkenal dengan rasa pedas dan berlemak.
Makanan selingan suku minang memiliki rasa manis dan pedas yang
biasanya dimakan pada pagi atau sore hari sebagai teman minum teh atau
kopi. Cara pengolahan makanan suku minang biasanya menggunakan bahan
bakar kayu dengan waktu yang cukup lama dengan menggunakan bermacam-
macam bumbu yang terdiri dari rempah-rempah.

5
Pada suku minang selera makan lebih diutamakan daripada
mempedulikan penyakit yang akan ditimbulkan oleh makanan tersebut. Suku
minang mempunyai kebiasaan untuk mengajak tamu yang datang ke
rumahnya untuk makan. Ada cerita bahwa tamu tidak boleh pulang kalau
belum makan dan makan bersama dengan anggota kelaurga minimal satu kali
sehari bertujuan untuk untuk mempertahankan ikatan keluarga.

D. Makanan khas suku minang


1. Dendeng Balado
Dendeng Balado dibuat dengan terlebih dahulu merebus daging,
kemudian daging diiris tipis-tipis lalu kemudian dijemur hingga kering.
Setelah kering dimasak lah bumbu Balado dengan bahan-bahan utama
seperti cabai dan bawang merah serta beberapa bumbu lainnya, setelah
bumbu siap kemudian di satukanlah daging dengan bumbunya, dendeng
pun siap untuk dinikmati.
2. Sate Padang
Makanan ini bisa kita jumpai di beberapa daerah di pulau Sumatera.
Sate Padang memiliki keunikan bumbu yang terbuat dari berbagai rempah
yang dicampur dengan kaldu ayam hingga memiliki tekstur yang kental
dengan citarasa yang pedas dan gurih.
3. Rendang
Makanan Rendang adalah salah satu makanan khas Minang dari
provinsi Sumatera Barat yang sangat terkenal hingga kini bahkan menjadi
salah satu makanan terlezat di dunia. Makanan ini memiliki citarasa pedas
gurih dan pastinya sangat menggugah selera. Bahan baku untuk membuat
rendang antara lain adalah daging sapi atau kerbau, berbagai jenis rempah
dan santan kelapa.
4. Nasi Kapau
Nasi Kapau berasal dari kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat.
Nasi Kapau terbuat dari bahan nasi putih yang dicampur dengan sayur dan

6
lauk. Lauk yang biasanya disajikan dalam nasi Kapau ini sendiri adalah
lauk-pauk khas kapau. Kuliner ini tidak hanya terkenal di Sumatera Barat
saja bahkan di daerah Medan, Sumatera Utara.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku Minang ini memiliki Tradisi Makan bersama yang telah ada
sejak abad ke-7 Masehi yang biasa disebut dengan Makan Bajamba. Tradisi
ini akan dilakukan setelah acara-acara adat selesai diselenggarakan, seperti
pesta perkawinan, pengangkatan penghulu, acara-acara besar agama islam dan
lain sebagainya. Tradisi makan bersama ini berbentuk melingkar yang terdiri
dari 3-7 orang, kemudian nasi dan lauknya diletakkan di tengah.
Penyelenggaraan tradisi ini memiliki makna tersendiri yang dalam dan penuh
arti yang memunculkan rasa kebersamaan tanpa memandang status maupun
gender.
Pada suku minang selera makan lebih diutamakan daripada
mempedulikan penyakit yang akan ditimbulkan oleh makanan tersebut. Suku
minang mempunyai kebiasaan untuk mengajak tamu yang datang ke
rumahnya untuk makan. Ada cerita bahwa tamu tidak boleh pulang kalau
belum makan dan makan bersama dengan anggota kelaurga minimal satu kali
sehari bertujuan untuk untuk mempertahankan ikatan keluarga.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang makalah ini, diharapkan para
pembaca dapat mengetahui dan memahami juga mengenali mengenai etika
makan dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh suku minang seperti yang
telah dibahas pada makalah ini. Penulis juga berharap semoga ilmu ini dapat
dimanfaatkan sebagai ilmu pengetahuan dan diterapkan ketika suatu saat pergi
ke Suku Minang.

8
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, N. I. (2013). STRATEGI ADAPTASI ORANG MINANG TERHADAP
BAHASA,MAKANAN, DAN NORMA MASYARAKAT JAWA.
Komunitas 5 , 26-37.

Minangku. (2021, November 4). Makan Bajamba, Tradisi Makan Bersama Sejak
Abad Ke-7. Diambil kembali dari https://minangku.com/.

Mulyana, Y. (2021, November 16). Makanan Tradisional Suku Minangkabau, Salah


Satunya Sudah Dinobatkan Makanan Terenak Sedunia. Diambil kembali dari
jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com.

Siska Amania Putri, A. J. (2019). UPAYA PELESTARIAN KULINER KHAS


MINANGKABAU PADA POLA MAKAN KELUARGA MINANG
PERANTAUAN. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, 74-81.

Sonia. (2021, Februari 26). Kenali adab makan di Minangkabau. Diambil kembali
dari https://padangkita.com/.

Anda mungkin juga menyukai