Oleh :
NI MADE AYU SANTHI NARESWARI
P07131221072
Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kajian Tentang Pola
Konsumsi Makanan Utama Masyarakat Desa Sembung Gede Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Dr. I
Putu Suiraoka, SST, M.Kes pada mata kuliah Sosiologi Antropologi Gizi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pola konsumsi makanan utama
masyarakat Desa Sudimara bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. I Putu Suiraoka, SST, M.Kes, selaku
dosen Sosiologi Antropologi Gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia (laut sekitar, di
antara,dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
Dan Indonesia sebagai negara kepulauan, telah diakui dunia internasional melalui
konvensi hukum laut PBB ke tiga, United Nation Convention on the Law of the Sea
1982 (UNCLOS 1982), kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-
Undang No.17 Tahun 1985. Secara geografis Indonesia membentang dari 6o LU
sampai 11 o LS dan 92 O
sampai 142O BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil
yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau.Tiga per-empat wilayahnya adalah laut
(5,9 juta km2),dengan panjang garis pantai 95.161 km, terpanjang kedua setelah
Kanada.
1
upacara tertentu. Makanan – makanan khas ini dapat berupa makanan pokok seperti
nasi, lauk seperti babi guling, sayuran seperti jukut gonde, bahkan kudapan/selingan
seperti klepon.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
gambaran pola konsumsi makanan masyarakat yaitu “Kajian Tentang Pola Konsumsi
Makanan Utama Masyarakat Desa Sembung Gede Kecamatan Kerambitan Kabupaten
Tabanan".
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebiasaan makan masyrakat Desa Sembung Gede?
2. Bagaimanakah pola konsumsi makanan utama masyarakat Desa Sembung
Gede?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pada masyarakat
Desa Sembung Gede?
2
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui kebiasaan makan masyarakat pada Desa
Sembung Gede.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti dari pola konsumsi makanan utama
pada masyarakat Desa Sembung Gede.
3. Agar mahasiswa mengetahi faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pada
pola konsumsi masyarakat Desa Sembung Gede.
3
BAB II
PROFILE DESA
I. Aspek Geografis
Desa Sembung Gede memiliki luas daerah 6,83 km2 yang merupakan 16,11%
dari kecamatan dan 0,81% dari luas kabupaten. Kecamatan Kerambitan merupakan
salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan, terletak kurang lebih 4 km di
sebelah barat kota Tabanan. Kedudukannnya sangat strategis karena merupakan salah
satu kecamatan penyangga ibu kota Kabupaten Tabanan. Disamping itu Kecamatan
Kerambitan juga merupakan daerah yang sangat potensial di bidang agrowisata
karena wilayahnya merupakan kawasan pertanian dan perkebunan yang cukup luas.
4
Pemerintahan Kecamatan Kerambitan berada di Desa Sembung Gede. Kecamatan
Kerambitan dipimpin oleh seorang Camat, yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan
Perda Kabupaten Tabanan Nomor : 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan susunan
Organisasi Kecamatan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Adapun jumlah penduduk di Desa Sembung Gede pada tahun 2016 adalah
berjumlah 3.937 jiwa. Yang dimana perinciannya, sebagai berikut :
IV. Iklim
Suhu udara di lokasi penelitian berkisar antara 25,6 oC sampai 29,0 oC dengan
rata-rata adalah 27,45 oC. Kelembaban udara bulanan di lokasi penelitian berkisar
dari 75% sampai 85% dengan rata-rata adalah 79,88%. Kecepatan angin rata-rata di
5
lokasi penelitian sebesar 6,25 knot dengan rentang kecepatan angin antara tiga sampai
sembilan knot dengan arah angin rata-rata berasal dari timur.
BAB III
KEBIASAAN MAKAN
Berdasarkan yang saya amati dari keluarga saya sendiri memiliki tegal yang
dimana banyak ditanami oleh buah pisang, buah duku, buah jambu air, dan masih
banyak lainnya. Sedangkan pada hasil perternakan, yang saya amati di lingkungan
saya yaitu mayoritas memelihara ayam, babi, dan sapi. Untuk memenuhi kebutuhan
lauknya, masyarakat biasanya bisa memasak sendiri dirumah dengan memetik hasil
perkebunannya atau juga bisa masyrakat membelinya diwarung terdekat atau pasar
terdekat atau biasanya dominan masyarakat pada pagi hari membeli sayur dipasar
kemudian dimasak dirumah masing – masing, sedangkan pada malam hari masyarakat
6
di Desa Sembung Gede biasanya memilih untuk pergi membeli makanan diluar
sekaligus menghabiskan waktu dengan keluarganya.
E. Pendistribusian Makanan
Pada proses penditribusian makanan dalam keluarga, pada masyarakat di Desa
Sembung Gede biasanya ada yang dahulu diprioritaskan seperti ayah atau suami
7
karena ayah merupakan kepala keluarga dan sumber dari segala sumber penghasilan
dan pengeluaran pendapatan dan juga terdapat seperti tidak ada yang diprioritaskan
untuk makan atau makanan terlebih dahulu semuanya disama ratakan. Dalam
keluarga saya yang saya amati, di dalam keluarga saya tidak ada yang di prioritaskan
dan tidak ada waktu khusus dalam makan. Kecuali pada hari raya besar atau hari raya
kecil tertentu, yang saya amati di Desa Sembung Gede sebagian besar melakukan
makan secara bersama – sama.
8
dibilang mirip dengan punjung, tetapi dalam sode biasanya hanya simple saja seperti
terdapat kopi, air putih, nasi yang berisikan lauk pauk yang telah kita masak, dan jajak
basah. Jika terdapat hari raya biasanya ditambahkan dengan rokok dan lekesan. Pada
hal nya, masyarakat di Desa Sembung Gede tidak mengonsumsi daging sapi sama hal
umumnya dalam agama Hindu.
BAB IV
A. Makanan Pokok
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Nasi.
Pada masyarakat Desa Sembung Gede biasanya umumnya beras putih diolah
menjadi bubur untuk dimakan di pagi hari ataupun diolah biasa menjadi nasi. Baik
beras putih diolah menjadi bubur ataupun nasi memiliki segudang manfaat kesehatan
bagi tubuh. Nasi adalah beras (serelia) yang telah direbus atau ditanak. Pada
umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan adalah berwarna putih.
Nasi merupakan makanan pokok bagi masyarat Indonesia, karena hampir semua
wilayah di Indonesia adalah mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Nasi
9
mengandung karbohidrat (76,40 - 7,64%) dan air (12,67 - 14,52%), sehingga manfaat
nasi putih menjadi sumber tenaga utama yang cepat dan mudah diserap tubuh karena
nasi dapat dicerna menjadi glukosa. Indonesia adalah negara pengekspor beras
terbesar di dunia. Sekitar 14% padi yang beredar di pasaran dunia berasal dari negara
kita. Pada pola makan masyarakat Desa Sembung Gede biasanya penyajian nasi
ataupun bubur disajikan dengan hidangan pelengkap berupa lauk dan sayur. Dan juga
di Desa Sembung Gede memiliki nasi yang cukup khas dan populer dikalangan
masyarakat desa maupun luar desa yaitu “ Nasi Angin” yang dimana terdiri dari lauk
ayam sisit, bek manis, sambal, mie goreng, dan juga mendapatkan kuah ayam dan
hanya dijual pada malam hari saja.
B. Hidangan Pelengkap
Untuk memenuhi dari makanan pokok sebelumnya, diperlukan hidangan
pelengkap dalam menyajikan makanan yang berupa hidangan lauk, sayur, dan gorengan.
1) Lauk hewani
10
Selain dari lauk hewani, masyarakat juga mengkonsumsi lauk nabati.
Dimana masyarakat dominan mengkonsumsi tempe goreng dan tahu goreng.
2) Sayuran
3) Gorengan
11
Gambar 6. Perkedel jagung
Perkedel jagung biasanya meningkatan selera makan serta memiliki rasa
yang gurih dan renyah. Gorengan biasanya dapat berupa kerupuk ataupun
perkedel. Berdasarkan yang saya amati dikeluarga saya menyukai kedua hal
gorengan tersebut seperti kerupuk ataupun perkedel jagung dan perkedel
kentang.
1. Jajak bali
12
Sembung Gede penjualan jajak bali biasanya pada pukul sore hari sekitar pukul
15.00.
2. Lak-lak
Gambar 7. Lak-lak
Jaje laklak adalah jajanan tradisional khas Bali yang sering dijual di pasar
tradisional atau pasar senggol di Bali. Jaje laklak mirip dengan serabi di Jawa, tetapi
memiliki perbedaan bahan dan topping. Bahan untuk pembuatan jaje laklak adalah
tepung beras yang dicampur air dan pewarna alami seperti daun suji. Kue ini disajikan
dengan gula merah yang dicairkan atau yang sering disebut kinca dan taburan kelapa
parut. Ada dua jenis jaje laklak yaitu jaje laklak berwarna hijau dan jaje laklak
berwarna putih.
13
BAB V
A. Letak Geografis
Kecamatan Kerambitan merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Tabanan, terletak kurang lebih 4 km di sebelah barat kota Tabanan.
Kondisi geografis Kecamatan Kerambitan sangat menuntut suatu bentuk pelayanan
yang optimal dan kesiapan dari aparat yang melaksanakan pelayanan. Pusat
Pemerintahan Kecamatan Kerambitan berada di Desa Sembung Gede. Kecamatan
Kerambitan dipimpin oleh seorang Camat, yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan
Perda Kabupaten Tabanan Nomor : 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan susunan
Organisasi Kecamatan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Desa Sembung Gede merupakan daerah yang memiliki iklim tropis dan
memiliki 2 musim pada umumnya yaitu, musim hujan dan musim kemarau. Curah
ujan di Desa Sembung Gede rata – rata 524,50 mm/tahun dengan memiliki suhu
sekitar 25oC – 30OC. Di desa Sembung Gede masih asir dengan daerah persawahan
sehingga sebagian kecil penduduknya berprofesi sebagai petani. Desa Sembung Gede
14
juga memiliki tempat wisata yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk desa
maupun penduduk luar seperti tempat wisata Pantai Kelating dan Pantai Pasut.
B. Faktor Budaya
Pada pola kebiasaan makan pada Desa Kerambitan tidak memiliki pola
kebiasaan makan dan ada juga yang memiliki pola kebiasaan. Berdasarkan yang saya
amati pada keluarga saya, tidak memiliki pola kebiasaan makan melakukan makan
sama seperti hari biasanya. Dan juga ada beberapa masyarakat pada hari – hari raya
besar tertentu seperti Galungan, Kuningan, dan pagerwesi memiliki tradisi setiap
sembahyang akan melakukan makan bersama dengan keluarga besarnya. Yang
bertujuan untuk memperat hubungan persaudaraan antar keluarga/masyarakat dan
juga meminta berkah yang sudah kita haturkan kepada dewa dan leluhur kita.
D. Faktor Ekonomi
Pada Pasar Kerambitan yang letaknya di Desa Kerambitan, Kecamatan
Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja,
dengan alasan bahwa Pasar Kerambitan, Tabanan merupakan salah satu
pasar .tradisional, yang letaknya sangat strategis karena berada di tengahtengah desa
yang menghubungkan beberapa desa. Tepatnya di depan Puri Agung Kerambitan dan
lokasinya tidak jauh dari pusat keramaian. Sebagaian masyarakat desa Kerambitan
bermata pencarian sebagai petani dan ada juga yang bekerja sebagai pegawai negeri.
15
Masyarakat juga memiliki pendapatan dari range kecil – sedang – hingga cukup tinggi
yang menyebabkan tingkat kesehatan penduduknya bisa dibilang tergolong baik.
BAB VI
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kebiasaan makan masyrakat di Desa Sembung Gede adalah dipengaruhi
berbagai cara seperti bagaimana cara mendapatkan sumber pangan, pemilihan bahan
makanan yang sehat dan bagus, bagaimana cara dalam pengolahan dan penyajian
makanan, cara menyusun menu makanan sehari – harinya, dan juga frekuensi makan
sehari – hari pada setiap masyarakat dan juga memiliki nilai sosial makan.
Sebagain besar penduduk Desa Sembung Gede makanan pokoknya adalah
nasi, lauk nabati dan lauk hewaninya adalah ayam sisit, tempe goreng, dan tahu
goreng. Untuk sayur sebagian masyarakat mengonsumsi “jukut kelor” atau sayur
kelor yang merupakan hasil panen tanaman sendiri di kebun. Faktor – faktor yang
mempengaruhi pola konsumsi makan pada masayarakat Desa Sembung Gede adalah
faktor geografis, faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor pengetahuan dan sumber
informasi.
1.2 Saran
16
Dengan adanya dibuat makalah berjudul “Kajian Tetnag Makanan Utama
Pada Masyarakat Desa Pola Konsumsi Desa Sembung Gede Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan. Saya berharap adanya penyuluhan mengenai pola makan yang
baik dan benar kepada seluruh masyarakat desa. Sehingga semakin luas dan banyak
menciptakan keturunan generasi masa depan yang cemerlang dan bagus karena
adanya pola makan konsumsi yang benar, sehat, bergizi, seimbang dan higenis.
DAFTAR PUSTAKA
Pudja Pratiwi Rina Ida Ayu, Widia I Wayan, dan Nada I Made. 2016. Desa Sembung Gede
dalam Pengembangan Usaha Kripik Singkong. Universitas Udayana.
Lasabuda Ridwan.2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam perspektif Negara
Kepulauan Republik Indonesia. Vol 1-2. Universitas Sam Ratulagi.
Andayani Istri Anak Agung, Martono Edhi, dan Muhamad. 2017. Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengembangan Desa dan Implikasinya terhadap Ketahanan Sosial
Budaya Wilayah. Vol 23. No 1. Universitas Gadjah Mada.
17
Aryawan Sony Putu I, Windia Wayan, dan Wijayanti Udayani Putu. 2013. Peranan Subak
dalm Aktivitas Pertanian Padi Sawah (Kasus di Subak Dalem, Kecamatan
Kerambitan, Kabupaten Tabanan). Univeristas Udayana.
18