DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Produk Pangan Khas Daerah Muna” disusun untuk
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu
pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
makalah ini.
kesalahan serta masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................12
B. Saran ...............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Daerah Muna memiliki beragam makanan khas yang dari dulu sudah
menjadi makanan kesukaan masyarakat Muna. Makanan dari Muna ini
sebenarnya memiliki kesamaan dengan makanan-makanan dari daerah lain di
Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan, cara pembuatannya
maupun cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu ciri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain. Berikut ini adalah makanan khas dari
daerah Muna:
A. Katumbu Gola
3
perkebunan. Selain banyak mengandung banyak serat, jagung juga mengandung
vitamin B1 dan B5 yang baik untuk tubuh (Agnes, 2019).
Gambar 2. Susuru
4
Kadada katembe adalah sayur yang dapat membuat badan menjadi segar
bertenaga yang sangat akrab dengan masyarakat suku Muna. Sayur Katembe
dalam bahasa Muna seringkali disebut “Kadada Katembe”, kadada artinya sayur
dan katembe artinya tawar, jadi sayur katembe maksudnya sayur yang tawar
(Agnes, 2019).
Meskipun namanya sayur katembe, dari tahun ketahun sampai saat ini
rasanya sudah mengalami banyak penambahan bahkan perubahan radikal pada
bumbunya. Dahulu mungkin hanya menggunakan garam dapur sebagai penyedap
rasa, saat ini ada lebih banyak pilihan untuk penyedap rasa. Di daratan Muna,
tumbuhan kelor tumbuh subur dan sangat gampang ditemui. Hampir setiap rumah
di Kabupaten Muna atau Kota Raha khususnya, memiliki tanaman kelor
dipekarangannya (Agnes, 2019).
Kedekatan orang muna dengan kelor sudah terjalin sejak sekian lama,
mungkin juga merupakan warisan turun temurun dari orang-orang tua. Karena
kedekatan ini maka sayur katembe pun menjadi salah satu menu sayuran sehari-
hari dan juga disediakan pada rumah-rumah makan yang berada di Kota Raha. Di
Muna sendiri dalam mengolah kelor masih dilakukan dengan sangat sederhana,
hal ini belum berubah sejak zaman nenek moyang. Yang membedakan dengan
sekarang ini, selain bumbu yang dipakai, juga campuran sayuran yang digunakan
sangat beragam dan sesuai selera. Ada 2 jenis sayuran yang tidak pernah hilang
dalam sayur katembe yang dibuatnya, yaitu kelor dan daun licin (Agnes, 2019).
D. Kambuse
Gambar 4. Kambuse
5
Kambuse atau kambose merupakan kuliner khast radisional yang dapat
dijumpai pada masyarakat (suku) Muna di Kabupaten Muna provinsi Sulawesi
Tenggara (Sultra). Kabupaten Muna yang terkenal sebagai daerah penghasil
jagung di Sul-Tra, sejak dahulu sudah terbiasa mengkonsumsi jagung sebagai
makanan pokok. Makanan ini terbuat dari biji jagung putih (biasa) yang sudah
terpisah dari tongkolnya kemudian direbus sampai lembek (CDN, 2015).
Kambuse makanan pokok sehari-hari selain nasi. Olehnya sebagian orang
menyebutnya dengan nasi jagung. Makanan ini dikonsumsi dengan lauk
pendamping seperti ikan asin (kenta katunu-tunu) dan sayur bening atau kadada
katembe. Bagi penduduk asli kepulauan Muna, menu kambuse tidak hanya
dihidangkan dalam menu makan sehari-hari tetapi juga dalam acara adat, menu
kambuse sudah menjadi makanan yang wajib dihidangkan¸ apapun suasananya,
jika tanpa kambuse jadi kurang lengkap (Dalma, 2015).
E. Kabuto
Gambar 5. Kabuto
6
Kabuto adalah ubi kayu fermentasi yang dikukus dan memiliki rasa khas,
bertekstur lembek dan lentur saat dihidangkan. Kabuto ini biasa dicampur dengan
parutan kelapa saat dikonsumsi oleh masyarakat Muna. Selain itu, masyarakat
juga lebih suka mengonsumsi kabuto ini dengan ikan asin. Sehingga saat
mengonsumsi kabuto tanpa parutan kelapa dan ikan asin akan terasa kurang
(Febriansah, 2018).
Setelah difermentasi, ubi ini juga kemudian berubah warna dan nama
menjadi ubi kabuto. Sesuai namanya, kabuto dalam masyarakat adat Muna sering
diartikan dengan kata ‘rusak’ atau ‘jelek’, karena pada dasarnya kabuto memang
adalah ubi yang rusak dan menghitam di beberapa bagiannya. Kadang juga
berwarna kuning kecoklatan, coklat kuning kehitaman atau putih bercampur
kuning dan coklat (Paramitha, 2017).
F. Kambewe
7
Makanan khas muna yang hanya dapat dijumpai di jelang musim panen
jagung adalah kambewe gola dan kambewe kapute. Keduanya kurang lebih sama,
berasal dari bahan jagung muda. Bedanya kambewe gola dibuat denan campuran
gula merah sedangkan Kambewe kapute hanya dari jagung muda biasa. Sajian
Kambewe Kapute biasanya dihidangkan dengan beragam makanan tradisional
Muna lainnya seperti Kadada Katembe (sayur bening), Kenta Parende (ikan
kuah), Kenta Katunu (ikan bakar), dan lain sebagainya (Dalma, 2018).
Setiap tahun di musim jagung muda pasti ada acara pembuatan Kambewe.
Biasanya para petani jagung yang mau melakukan panen jagung mengajak
keluarga dan kerabat mereka untuk datang ke acara ini. Dapat dikatakan acara ini
merupakan syukuran atas hasil dari kebun jagung. Acara biasanya disertai
lantunan nyanyian rakyat dengan iringan alat musik gong dan gendang. Tradisi
acara pembuatan Kambewe biasanya hanya bisa dijumpai di daerah-daerah Buton
Tengah, Muna dan Muna Selatan. Hingga kini tradisi ini masih lestari
(INDOEPIC.com, 2019).
G. Kolope
Gambar 8. Kolope
8
masyarakat Muna harus bertahan hidup dengan memanfaatkan alam. Mengolah
apapun yang disediakan oleh alam, salah-satunya adalah kolope (Arief, 2019).
Dalam bahasa daerah Muna, umbi hutan yang tumbuh liar dengan batang
berduri, daun yang lebar, dan umbinya besar berbulu di hutan disebut kolope.
Makanan ini berbahan dasar atau terbuat dari umbi hutan/gadung yang beracun.
Kalau tidak diolah dengan benar, mengkonsumsinya bisa menyebabkan lolanu
(semacam pusing dan juga mual-mual). Lolanu itu adalah sebutan untuk orang
yang keracunan makanan di daerah Muna (Ramadan, 2017).
Kolope biasanya akan disajikan saat memasuki musim tanam atau panen
hasil perkebunan. Kolope biasanya dicampur dengan kelapa parut dan disantap
bersama sayur bening dan ikan kering atau ikan asin (Arief, 2019).
H. Tunuha
Gambar 9. Tunuha
9
memiliki hasil panen singkong yang melimpah dan akan melakukan ritual ini,
maka wajib mengundang kaum perempuan untuk mengikutinya. Modero inilah
sebagai ajang pencarian jodoh. Modero dilakukan satu malam sambil menunggu
tunuha matang. Laki-laki berpegangan tangan dengan laki-laki. Sebaliknya,
perempuan berpegangan tangan pula sesama perempuan. Lalu, dua kelompok ini
bernyanyi bersama mengelilingi area tunuha, sambil berbalas pantun
(Rakyatsultra.com, 2016).
I. Wadhe (Wajik)
Wadhe sama dengan cucur, jenis penganan tradisional Muna yang terbuat
dari beras ketan merah dan gula merah, hanya saja cara membuatnya yang
berbeda. Wadhe sering kali dijumpai pada acara-acara adat ataupun pesta
perayaan hari besar, pesta nikah dan syukuran. Pada saat mengandung anak
pertamanya, sang istri biasanya mengalami perasaan takut dan mempengaruhi
janin atau calon sang bayi yang berbeda-beda dalam kandungan seorang istri.
Oleh karean itu, masyarakat Muna di Desa Kontukowuna melakukan tradisi
Kasambu untuk memberikan semangat dan dorongan agar memiliki perasaan
mental yang kuat terhadap seoarang istri untuk melahirkan anak pertamanya
(Fitriani, 2017).
Salah satu perayaan adat yang menyajikan Wadhe di dalam talang baca-
baca yaitu pada tradisi Kasambu. Tradisi Kasambu merupakan tradisi yang
diwariskan secara turun-temurun dan sampai sekarang tidak bisa ditinggalkan
tradisi yang berlaku. Tradisi Kasambu pada masyarakat Muna hanya dilakukan
10
sekali dalam pernikahan, yaitu saat menanti anak pertamanya. Tradisi Kasambu
ini dilakukan ketika usia kehamilan seorang istri berusia tujuh bulan, maka harus
dilaksanakan Kasambu itu. Tradisi Kasambu pada masyarakat Muna merupakan
tradisi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi dan mengantisipasi hal-hal
yang dapat menyulitkan seorang istri pada saat melahirkan anak pertamanya serta
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT (Fitriani, 2017).
Salah satu proses pelaksanaan dalam tradisi Kasambu yaitu pada penyajian
penganan khas daerah dalam talang baca-baca, yang dimana pada masing-masing
penganan khas tersebut memiliki arti atau makna tersendiri ketika dalam tradisi
Kasambu. Contoh pada Wadhe yang memiliki arti atau makna yaitu Wadhe yang
berwarna merah menggambarkan keberanian dalam bertindak atau melakukan
kebaikan baik terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, sesama manusia, maupun pada
alam sekitarnya. Ketidakberanian atau sikap skeptis dalam hidup akan membawa
manusia ke dalam derajat yang rendah ((Fitriani, 2017).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daerah Muna memiliki beragam makanan khas yang dari dulu sudah
menjadi makanan kesukaan masyarakat Muna. Makanan dari Muna ini
sebenarnya memiliki kesamaan dengan makanan-makanan dari daerah lain di
Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan, cara pembuatannya
maupun cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu ciri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain. Makanan khas dari daerah muna
diantaranya yaitu katumbu gola, susuru (kue cucur), kadada katembe (sayur
bening), kambuse, kabuto, kambewe, kolope, tunuha, dan wadhe (wajik).
B. Saran
Saran yang dapat kami diberikan adalah agar seluruh mahasiswa dapat
menyadari betapa pentingnya mengetahui dan mempertahankan makanan atau
pangan lokal sehingga identitas daerah tetap terjaga dan juga kepada tenaga
pengajar agar memberikan pemahaman yang baik dan menanamkan kesadaran
kepada seluruh mahasiswanya agar dapat mempertahankan setiap pangan lokal
daerah masing-masing agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Ramadan M. 2017. Kabuto, Kambuse dan Kolope.
https://formuna.wordpress.com/2017/06/11/kabuto-kambuse-dan-kolope/.
Diakses pada 22 Februari 2020.
Sangadji M. 2017. Ikan Parende Kuliner Khas Muna.
https://munabangkit.com/ikan-parende-kuliner-khas-muna/. Diakses pada
22 Februari 2020.
14