MODUL AJAR
A. Informasi Umum
B. Tujuan Pembelajaran
- Fase F, peserta didik di Kelas XI 11.1. Menjelaskan kolonisasi dan perlawanan bangsa
dan XII mampu mengembangkan Indonesia
konsep konsep dasar sejarah - 11.1.1. Menganalisis keterkaitan faktor-faktor
untuk mengkaji peristiwa sejarah lahirnya kolonialisme dan imperialisme serta
dalam dimensi manusia, ruang, kebijakan dinasti Turki Usmani, pelayaran ke timur
dan waktu. Melalui literasi, dan eksploitasi wilayah penghasil rempah-rempah
diskusi, dan penyelidikan dengan perlawanan kerajaan-kerajaan lokal terhadap
(penelitian) berbasis proyek bangsa-bangsa Eropa seperti perlawanan rakyat Aceh
kolaboratif peserta didik mampu terhadap Portugis, kerajaan Demak terhadap Portugis,
menjelaskan berbagai peristiwa dan perlawanan Maluku terhadap Portugis.
sejarah yang terjadi di Indonesia - 11.1.2. Menjelaskan strategi mendirikan kongsi dagang
dan dunia meliputi Kolonialisme VOC sebagai cara kolaboratif untuk eksploitasi, hak
dan Perlawanan Bangsa Oktroi dan kebijakan-kebijakan gubernur jenderal dalam
Indonesia, Pergerakan strategi eksploitasi wilayah-wilayah penghasil rempah-
Kebangsaan Indonesia, rempah, serta perlawanan raja-raja lokal terhadap VOC
Pendudukan Jepang di Indonesia, seperti Sultan Agung Hanyokrokusuma di Mataram,
Proklamasi Kemerdekaan Sultan Hasanuddin di Makassar, Untung Surapati di
Indonesia, Perjuangan Jawa, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, serta korupsi
Mempertahankan Kemerdekaan, dan kehancuran VOC
Pemerintahan Demokrasi Liberal - 11.1.3. Menganalisis keterkaitan kebijakan Kolonial
dan Demokrasi Terpimpin, Belanda dalam mengeksploitasi tanah jajahan dengan
- Peserta didik di Kelas XI mampu perlawanan Sultan Hamengku Buwono II di Yogyakarta,
menggunakan sumber primer dan Kapiten Patimura di Maluku, Sultan Mahmud
sekunder untuk melakukan Badaruddin di Palembang, I Gusti Jelantik di Bali,
penelitian sejarah nasional dan Pangeran Antasari di Kalimantan, Teuku Umar di Aceh,
sejarah lokal secara diakronis dan perlawanan Sisingamangaraja I menghadapi
atau sinkronis kemudian kebijakan kolonial Belanda
mengomunikasikannya dalam - 11.1.4. Menjelaskan konflik Inggris dengan Belanda
3
bentuk lisan, tulisan, dan/atau memperebutkan Pulau Jawa dan perlawaanan Sultan
media lain. Selain itu mereka juga Hamengku Buwono II terhadap Inggris dalam peristiwa
mampu menggunakan Geger Sepoy serta tindakan Raffles dalam
keterampilan sejarah untuk mengeksploitasi kekayaaan Hindia Belanda dengan cara
menganalisis dan mengevaluasi melakukan penelitian sejarah lokal ( penelitian dapat
peristiwa sejarah disesuaikan dengan sejarah lokal daerah masing-masing)
- 11.1.5. Menganalisis keterkaitan lunturnya kearifan
budaya lokal dan penderitaan rakyat dengan perlawanan
Tuanku Imam Bonjol di Minangkabau dan Pangeran
Diponegoro di Jawa.
- 11.1.6. Menganalisis keterkaitan perlawanan Tuanku
Imam Bonjol di Minangkabau dan Pangeran Diponegoro
di Jawa dengan tanam paksa, serta efek positif dan
negatif dari kebijakan tanam paksa
- 11.1.7. Menganalisis keterkaitan antara kebijakan tanam
paksa dengan munculnya politik pintu terbuka, politik
etis dan keterkaitan antara politik etis dengan kesempatan
pendidikan, kesempatan berwirausaha, dan tumbuhnya
kesadaran politik
- 11.1.8. Menganalisis keterkaitan antara politik etis
dengan eksploitasi kekayaan alam Indonesia dan
penderitaan rakyat serta keterkaitan antara politik etis
dengan tumbuhnya intelektual dengan munculnya
kesadaran kebangsaan
2. Berkebhinekaan Global
Meneladani sikap raja-raja lokal yang bersedia bekerja sama dengan bangsa lain dalam
perdagangan atas dasar saling memberikan keuntungan
3. Mandiri
- Melakukan penelitian sejarah dengan mandiri dalam melakukan proses heuristik
atau pengumpulan sumber sejarah.
- Meneladani sikap mandiri Sultan Hamengku Buwono II dan raja-raja di
Nusantara yang mandiri menentang bangsa kolonial yang ingin menjajah
Nusantara.
4. Integritas
- Menumbuhkan nilai kejujuran kepada para siswa dengan mencantumkan asal sumber
4
D. Sarana Prasarana
1. Jaringan internet yang memadai
2. Komputer/laptop
3. Perpustakaan, buku-buku sejarah sebagai referensi
4. Peta pelayaran Bangsa Eropa
G. Ketersediaan materi:
1. Materi pengayaan
2. Materi remedial
H. Model Pembelajaran:
PJJ daring dan luring
Penyerangan dilakukan sekali lagi bersama Aceh dan Kerajaan Johor, tetapi tetap
berhasil dipatahkan oleh Portugis. Perjuangan Kerajaan Demak terhadap orang-orang
Portugis tidak berhenti sampai di situ. Kerajaan Demak selalu menyerang dan
membinasakan setiap kapal dagang Portugis yang melewati jalur Laut Jawa. Oleh
sebab itulah kapal dagang Portugis yang membawa rempah-rempah dari Maluku
(Ambon) tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara.
Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya
Kerajaan Pajajaran oleh Fatahilah pada tahun 1527. Penaklukkan Pajajaran ini
disebabkan Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan Portugis,
sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Ketika
orang orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang
antara Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahilah dengan tentara Portugis.
Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil dipukul mundur pada 22
Juni 1527. Kemudian, pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahilah
menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna.
Dengan wewenang seperti itu, perkumpulan dagang seperti VOC bertindak layaknya
seperti sebuah negara sehingga tidak heran jika dalam waktu lima tahun VOC
mempunyai 15 armada dan sangat berkuasa.
internasional pertama di dunia. Anggota kongsi ini tidak hanya orang-orang Belanda,
tetapi juga ada orang Spanyol, Portugis, dan Inggris. Yang mengejutkan, mereka
kebanyakan merupakan bekas-bekas penjahat yang kemudian bergabung dengan
VOC sehingga tidak mengherankan bila VOC hancur akibat korupsi yang merajalela.
Das Capital menyebut VOC sebagai salah satu korporasi pertama dalam sejarah dunia
yang paling jahat dan rakus. Sejarawan Onghokham pernah mengatakan bahwa
kolonialisme di Jawa bukan dengan operasi militer, melainkan lebih banyak dengan
melakukan perjanjian dengan raja atau pangeran setempat. Jumlah tentara VOC dan
Hindia Belanda tidaklah terlalu besar, tetapi hanya kuat secara finansial.
dan meriam. b. Pasukan berkuda dan beberapa gajah. c. Persediaan makanan yang
cukup dan pengadaaan lumbung lumbung padi di Tegal dan Cirebon.
Serangan kedua ini berhasil menghancurkan Benteng Hollandia dan menewaskan
J.P. Coen sewaktu mempertahankan Benteng Meester Cornellis. Karena banyak
pasukan yang tewas, daerah itu dinamakan Rawa Bangke. Rupanya, VOC dapat
mengetahui tempat lumbung padi di Tegal dan Cirebon. Kemudian,
lumbung lumbung itu dibakar. Akhirnya, serangan kedua ini juga mengalami
kegagalan. Kedua serangan yang gagal ini tidak membuat Sultan Agung putus asa.
Dia telah memikirkan untuk serangan selanjutnya. Namun, sebelum rencananya
terwujud, Sultan Agung mangkat (1645). Kegagalan yang menyebabkan kekalahan
itu, antara lain sebagai berikut. a. Pasukan lelah karena jarak Mataram (sekarang
Yogyakarta) menuju Batavia (Jakarta) sangat jauh. b. Kekurangan persediaan
makanan (kelaparan). c. Kalah dalam persenjataan. d. Banyak yang meninggal akibat
penyakit malaria.
Setelah Sultan Agung mangkat (wafat) pada tahun 1645, kedudukan sultan
digantikan oleh putranya yang bergelar Sunan Amangkurat I. Sunan Amangkurat I
dalam menjalankan politik pemerintahannya melakukan kerja sama dengan VOC.
Pada tahun 1646 diadakan perjanjian bilateral antara Mataram dengan VOC. Isi
perjanjian itu sangat merugikan Mataram. Adapun isi perjanjian sebagai berikut. a.
Mataram mengakui kekuasaan VOC di Batavia dan VOC mengakui kekuasaan
Amangkurat I di Mataram. b. Apabila ada utusan Mataram yang akan bepergian ke
luar negeri akan diangkut oleh kapal-kapal VOC. c. Kapal-kapal Kesultanan Mataram
diperbolehkan melintasi Selat Malaka dengan seizin VOC. d. Mataram tidak
diperkenankan mengadakan hubungan dagang dengan Maluku. e. Apabila terjadi
peperangan, masing-masing tidak akan saling membantu musuh. Dengan
ditandatanganinya perjanjian ini, maka Mataram di bawah Amangkurat I mengakui
kedaulatan VOC.
10) Sebagai pejabat VOC berdagang rempah-rempah untuk dirinya sendiri, bukan atas
nama VOC.
11) Perdagangan gelap merajalela karena difasilitasi pejabat VOC yang korup karena
mereka mendapat setoran pungutan liar.
12) Anggaran penggajian pegawai semakin besar sedangkan penghasilan VOC semakin
menipis.
13) Biaya perang untuk menghadapi perlawanan raja/sultan sangat besar sehingga utang
VOC terus menumpuk. 1). Adanya persaingan dagang dari Eropa lain seperti
Inggris dan Prancis. 2). Pemasukan kecil serta utang menumpuk menyulitkan VOC
memberikan bagi hasil kepada pemegang saham VOC.
b. Faktor Eksternal
Belanda di Eropa dikuasai oleh Prancis tahun 1795 di bawah pimpinan Napoleon
Bonaparte yang kemudian mengganti namanya menjadi Republik Bataaf (1795-1806).
Perubahan politik ini memengaruhi VOC karena pemerintahan di bawah Napoleon
menyerukan “republikanisme-kebebasan kesetaraan”. Kebijakan VOC menurut
Napoleon bertentangan dengan kebebasan dan kesetaraan. Untuk itu, VOC harus
dibubarkan. VOC pun dibubarkan pada tahun 1799.
(1776- 1803). Nama aslinya sebelum menjadi Sultan adalah Raden Hasan Pangeran
Ratu.
Sejak hasil tambang timah ditemukan di Bangka pada pertengahan abad ke-18,
Palembang menjadi incaran Inggris dan Belanda. Demi menjalin kontrak dagang,
bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Karena timbul persaingan antara Belanda
dan Inggris, maka Inggris melalui Raffles berusaha membujuk Sultan Mahmud
Badaruddin ll agar mengusir Belanda dari Palembang.
Sultan Mahmud menolak permintaan Raffles karena tidak ingin terlibat dalam
pertikaian Inggris dan Belanda. Namun, akhirnya terjalin kerja sama Inggris dan
Palembang dengan pihak Palembang lebih diuntungkan.
a. Peristiwa Loji Sungai Aur (1811).
Pada 14 September 1811, terjadi pembantaian di Loji Sungai Aur. Pihak
Belanda yang disalahkan atas pembataian tersebut. Namun, Belanda
beranggapan bahwa Inggris sengaja melakukannya agar Kesultanan
Palembang mengusir Belanda dari Palembang. Karena merasa terpojok,
Inggris di bawah pimpinan Raffles mengadakan perundingan dengan Sultan
Mahmud Badaruddin II dan berharap mendapatkan jatah Pulau Bangka yang
saat itu masuk wilayah Kesultanan Palembang. Pulau tersebut juga merupakan
penghasil timah yang diperebutkan Belanda dan Inggris. Namun, permintaan
Inggris jelas ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II.
b. Penyerbuan Inggris ke Palembang tahun 1812.
Hubungan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Raffles cukup baik
sebelum takluknya Belanda dari Inggris. Namun, pada 12 Maret 1812, Inggris
mengirim ekspedisi militer di bawah pimpinan Gillespie ke Palembang dan
memerangi Palembang dengan alasan menghukum Sultan Mahmud
Badaruddin atas penolakannya menyerahkan wilayah Pulau Bangka.
Dalam pertempuran itu, Inggris berhasil menduduki Palembang. Sultan
Mahmud Badaruddin pun menyingkir ke Muara Rawas di hulu Sungai Musi.
Pada 1811, Inggris mengalahkan Belanda dan memaksa Belanda
menandatangani Perjanjian Tuntang yang isinya sebagai berikut. 1)
Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta
(India). 2) Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris. 3) Orang
Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
Dengan demikian, Palembang jatuh ke tangan Inggris. Setelah menguasai
Palembang, Inggris mengangkat Pangeran Adipati yang merupakan adik
kandung Sultan Mahmud Badaruddin ll sebagai Sultan Palembang setelah
menandatangani perjanjian dengan syarat-syarat yang menguntungkan
Inggris.
Inggris mengambil alih Pulau Bangka dan mengganti namanya menjadi
Duke of York’s Island dan menempatkan Meares sebagai residennya.
Sementara itu, Sultan Mahmud Badaruddin yang melarikan diri ke Muara
Rawas mulai menghimpun kekuatan dan mendirikan kubu di Muara Rawas
untuk menghadapi serangan dari Meares yang ingin menangkapnya.
20
Kesultanan Palembang. Hingga akhirnya pada 24 Juni 1821, yang pada saat
itu bertepatan dengan bulan Ramadan, Belanda menyerang Palembang pada
dini hari.
Terjadilah pertempuran hebat antara pemerintah Belanda dengan rakyat
Palembang. Akibat serangan fajar tersebut, Palembang dapat dilumpuhkan,
tetapi belum dapat dikuasai sepenuhnya. Baru pada 25 Juni 1821, Palembang
jatuh ke tangan Belanda. Maka, resmilah kolonialisme Belanda di Palembang.
Setelah melakukan perlawanan dan menderita kekalahan akibat serangan
tiba-tiba dari Belanda, Palembang pun dapat dikuasai oleh Belanda.
Sementara itu, Sultan Mahmud Badaruddin ll dan keluarganya menjadi
tawanan Belanda. Pada 13 Juli 1821, Sultan Mahmud Badaruddin dan
keluarganya dikirim ke Batavia sebelum dipindahkan ke Ternate pada 26
September 1821 sampai Sultan Mahmud Badaruddin ll meninggal di Ternate
pada 26 September 1852.
Sebagian keluarga sultan yang tidak tertangkap mengasingkan diri ke
Marga Sembilan sambil melanjutkan perlawanan atas Belanda waluapun tidak
sehebat Sultan Mahmud Badaruddin ll. Karena banyaknya perlawanan
Kesultanan Palembang kepada Belanda, maka Belanda membekukan
Kesultanan Palembang.
Rraja Buleleng dan Patih I Gusti Ketut Jelantik mundur ke Desa Jagaraga untuk
menyusun kekuatan. Patih I Gusti Ketut Jelantik adalah seseorang yang ahli strategi
perang dan menjadi sosok yang disegani oleh raja-raja lain karena sikapnya yang
teguh pendirian. Hal ini ditunjukkan ketika mempertahankan Desa Jagaraga, Patih I
Gusti Ketut Jelantik terus memperkuat pasukannya dan mendapat bantuan dari
kerajaan lain seperti Klungkung, Karangasem, Badung, dan Mengwi.
Pada 6-8 Juni 1848, pihak Belanda melakukan serangan kedua dengan
mendaratkan pasukannya di Sangsit. Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik
mengerahkan pasukan Benteng Jagaraga yang merupakan benteng terkuat bila
dibandingkan dengan empat benteng lainnya. Sedangkan pihak Belanda dipimpin
oleh Jendral Van Der Wijck. Namun, pihak Belanda gagal menembus benteng yang
dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik dan hanya mampu merebut satu benteng saja,
yakni benteng sebelah timur Sangsit yang berada dekat Bungkulan.
Adanya kekalahan ini semakin mengangkat semangat raja-raja lainnya untuk
semakin mengerahkan kekuatan dalam melawan Belanda. Pasukan Patih Jelantik ini
menggegerkan parlemen Belanda yang kemudian melancarkan serangan besar-
besaran yang dipimpin oleh Jendral Michiels pada 31 Maret 1849. Belanda
menyerang Bali dengan menembakkan meriam-meriamnya.
Pada 7 April 1849, Raja Buleleng dan Patih Jelantik bersama 12 ribu prajurit
berhadapan dengan Jendral Michiels. Karena kalah persenjataan, Bali terdesak dan
mundur sampai Pegunungan Batur Kintamani. Jagaraga akhirnya jatuh ke tangan
Belanda pada 16 April 1849. I Gusti Ketut Jelantik gugur pada serangan di
Karangasem oleh Belanda yang didatangkan dari Lombok dan menyerang hingga ke
Pegunungan Bale Punduk. Gugurnya I Gusti Ketut Jelantik membuat perlawanan
raja-raja Bali mulai mengalami kemunduran. Daerah Bali dapat dengan mudah
dikuasai. Hanya tersisa Bali Selatan yang masih melakukan perlawanan.
Sebagai salah satu pemimpin rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu
dari pewaris Kesultanan Banjar, untuk mengukuhkan kedudukannya sebagai
pemimpin perjuangan umat Islam tertinggi di Banjar bagian utara (Muara Teweh dan
sekitarnya), maka pada 14 Maret 1862, bertepatan dengan 13 Ramadan 1278 Hijriah,
dimulai dengan seruan, “Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah.” Seluruh rakyat
Banjar mengangkat Pangeran Antasari menjadi Panembahan Amiruddin Khalifatul
Mukminini, yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang, dan pemuka agama
tertinggi.
Dalam keadaan sangat terjepit, Pangeran Hidayat akhirnya menyerah kepada
Belanda. Kepala-kepala daerah lain pun banyak pula yang menyerah. Pangeran
Antasari tetap melanjutkan perjuangan. Baginya, pantang untuk berdamai dengan
Belanda, apalagi menyerah. Ia terus melanjutkan perjuangannya dengan berperang di
kawasan Kalimantan Selatan dan Tengah. Pada Oktober 1862, suatu serangan besar-
besaran telah direncanakan.
Pasukan telah disiapkan, wabah penyakit cacar menyerang dan melemahkan
pasukan ini beserta Antasari juga terkena wabah tersebut. Pangeran Antasari
meninggal dunia pada 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok,
Sampirang. Perjuangannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Muhammad
Seman.
Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai keuchik
gampong (kepala desa) di daerah Daya Meulaboh.
Pada usia 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofiah, anak Uleebalang
Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah
lagi dengan Nyak Malighai, putri dari Panglima Sagi XXV Mukim. Pada tahun 1880,
Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dhien, putri pamannya, Teuku Nanta Setia.
Suami Cut Nya Dien, yaitu Teuku Ibrahim Lamnga meninggal dunia pada Juni 1878
dalam peperangan melawan Belanda di Gle Tarun. Keduanya kemudian berjuang
bersama melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda.
Teuku Umar kemudian mencari strategi untuk mendapatkan senjata dari pihak
Belanda. Akhirnya, Teuku Umar berpura-pura menjadi antek Belanda. Belanda
berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Gubernur Van Teijn pada
saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati
rakyat Aceh.
Teuku Umar kemudian masuk dinas militer. Ketika bergabung dengan Belanda,
Teuku Umar menundukkan pos-pos pertahanan Aceh. Hal tersebut dilakukan Teuku
Umar secara pura-pura untuk mengelabuhi Belanda agar Teuku Umar diberi peran
yang lebih besar. Taktik tersebut berhasil. Sebagai kompensasi atas keberhasilannya
itu, permintaan Teuku Umar untuk menambah 17 orang panglima dan 120 orang
prajurit, termasuk seorang Pang Laot (Panglima Laut) sebagai tangan kanannya,
dikabulkan.
Tahun 1884, Kapal Inggris “Nicero” terdampar. Kapten dan awak kapalnya
disandera oleh Raja Teunom. Raja Teunom menuntut tebusan senilai 10 ribu dolar
tunai. Oleh pemerintah kolonial Belanda, Teuku Umar ditugaskan untuk
membebaskan kapal tersebut, karena kejadian tersebut telah mengakibatkan
ketegangan antara Inggris dengan Belanda.
Teuku Umar menyatakan bahwa merebut kembali Kapal “Nicero” merupakan
pekerjaan yang berat. Sebab, tentara Raja Teunom sangat kuat, sehingga Inggris
sendiri tidak dapat merebutnya kembali. Namun, ia sanggup merebut kembali asal
diberi logistik dan senjata yang banyak sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu
74 yang lama. Dengan perbekalan perang yang cukup banyak, Teuku Umar
berangkat dengan Kapal “Bengkulen” ke Aceh Barat dengan membawa 32 orang
tentara Belanda dan beberapa panglimanya.
Tidak lama, Belanda dikejutkan berita yang menyatakan bahwa semua tentara
Belanda yang ikut dibunuh di tengah laut. Seluruh senjata dan perlengkapan perang
lainnya dirampas. Sejak itu, Teuku Umar kembali memihak pejuang Aceh untuk
melawan Belanda. Teuku Umar juga menyarankan Raja Teunom agar tidak
mengurangi tuntutannya.
Teuku Umar membagikan senjata hasil rampasan kepada tentara Aceh dan
memimpin kembali perlawanan rakyat. Teuku Umar juga berhasil merebut kembali
daerah 6 Mukim dari tangan Belanda. Nanta Setia, Cut Nyak Dhien, dan Teuku
Umar kembali ke daerah 6 Mukim dan tinggal di Lampisang, Aceh Besar, yang juga
menjadi markas tentara Aceh.
27
Dua tahun setelah insiden Nicero, pada 15 Juni 1886 merapatlah ke Bandar
Rigaih Kapal “Hok Canton” yang dinakhodai pelaut Denmark bernama Kapten
Hansen, dengan maksud menukarkan senjata dengan lada. Hansen bermaksud
menjebak Umar untuk naik ke kapalnya, menculiknya, dan membawa lari lada yang
bakal dimuat ke Pelabuhan Ulee Lheu dan diserahkan kepada Belanda yang telah
menjanjikan imbalan sebesar $ 25 ribu untuk kepala Teuku Umar.
Umar curiga dengan syarat yang diajukan Hansen dan mengirim utusan. Hansen
berkeras Umar harus datang sendiri. Teuku Umar lalu mengatur siasat. Pagi dini hari,
salah seorang panglima bersama 40 orang prajuritnya menyusup ke kapal. Hansen
tidak tahu kalau dirinya sudah dikepung. Paginya, Teuku Umar datang dan menuntut
pelunasan lada sebanyak $ 5 ribu. Namun, Hansen ingkar janji dan memerintahkan
anak buahnya menangkap Umar.
Teuku Umar sudah siap dan memberi isyarat kepada anak buahnya. Hansen
berhasil dilumpuhkan dan tertembak ketika berusaha melarikan diri. Nyonya Hansen
dan John Fay ditahan sebagai sandera, sedangkan awak kapal dilepas. Belanda sangat
marah karena rencananya gagal. Perang pun berlanjut. Pada tahun 1891, Teungku
Chik Di Tiro dan Teuku Panglima Polem VIII Raja Kuala (ayah dari Teuku Panglima
Polem IX Muhammad Daud) gugur dalam pertempuran. Belanda sebenarnya pun
sangat kesulitan karena biaya perang terlalu besar dan lama.
Teuku Umar sendiri merasa perang ini sangat menyengsarakan rakyat. Rakyat
tidak bisa bekerja sebagaimana biasanya, petani tidak dapat lagi mengerjakan sawah
ladangnya. Teuku Umar pun mengubah taktik dengan cara menyerahkan diri kembali
kepada Belanda. September 1893, Teuku Umar menyerahkan diri kepada Gubernur
Deykerhooff di Kutaraja bersama 13 orang panglima bawahannya setelah mendapat
jaminan keselamatan dan pengampunan. Teuku Umar dihadiahi gelar “Teuku Johan
Pahlawan Panglima Besar Nederland”.
Istrinya, Cut Nyak Dhien, sempat bingung, malu, dan marah atas keputusan
suaminya itu. Umar suka menghindar apabila terjadi percekcokan. Teuku Umar
menunjukkan kesetiaannya kepada Belanda dengan sangat meyakinkan. Setiap
pejabat yang datang ke rumahnya selalu disambut dengan menyenangkan. Ia selalu
memenuhi setiap panggilan dari gubernur Belanda di Kutaraja dan memberikan
laporan yang memuaskan sehingga ia mendapat kepercayaan yang besar dari
gubernur Belanda.
Kepercayaan itu dimanfaatkan dengan baik demi kepentingan perjuangan rakyat
Aceh selanjutnya. Sebagai contoh, dalam peperangan, Teuku Umar hanya melakukan
perang pura-pura dan hanya memerangi Uleebalang yang memeras rakyat (misalnya
Teuku Mat Amin). Pasukannya disebarkan bukan untuk mengejar musuh, melainkan
untuk menghubungi para pemimpin pejuang Aceh dan menyampaikan pesan rahasia.
Pada suatu hari di Lampisang, Teuku Umar mengadakan pertemuan rahasia yang
dihadiri para pemimpin pejuang Aceh untuk membicarakan rencana Teuku Umar
untuk kembali memihak Aceh dengan membawa lari semua senjata dan
perlengkapan perang milik Belanda yang dikuasainya. Cut Nyak Dhien pun sadar
bahwa selama ini suaminya telah bersandiwara di hadapan Belanda untuk
mendapatkan keuntungan demi perjuangan Aceh. Bahkan, gaji yang diberikan
28
Belanda secara diam-diam dikirim kepada para pemimpin pejuang untuk membiayai
perjuangan. Pada 30 Maret 1896, Teuku Umar keluar dari dinas militer Belanda
dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500
kilogram amunisi, dan uang 18.000 dolar.
Berita larinya Teuku Umar menggemparkan pemerintah kolonial Belanda.
Gubernur Deykerhooff dipecat dan digantikan oleh Jenderal Vetter. Tentara baru
segera didatangkan dari Pulau Jawa. Vetter mengajukan ultimatum kepada Umar
untuk menyerahkan kembali semua senjata kepada Belanda. Umar tidak mau
memenuhi tuntutan itu. Maka, pada 26 April 1896, Teuku Johan Pahlawan dipecat
sebagai Uleebalang Leupung dan Panglima Perang Besar Gubernemen Hindia
Belanda.
Teuku Umar mengajak uleebalang-uleebalang yang lain untuk memerangi
Belanda. Seluruh komando perang Aceh mulai tahun 1896 berada di bawah pimpinan
Teuku Umar. la dibantu oleh istrinya, Cut Nyak Dhien, dan Panglima Pang Laot serta
mendapat dukungan dari Teuku Panglima Polem Muhammad Daud. Pertama kali
dalam sejarah Perang Aceh, tentara Aceh dipegang oleh satu komando.
Pada Februari 1898, Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie bersama
seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima Polem. Pada 1 April
1898, Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar dan para Uleebalang serta para
ulama terkemuka lainnya menyatakan sumpah setianya kepada Raja Aceh Sultan
Muhammad Daud Syah. Pada Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapat laporan
dari mata-matanya mengenai kedatangan Teuku Umar di Meulaboh dan segera
menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat di perbatasan Meulaboh. Malam
menjelang 11 Februari 1899, Teuku Umar bersama pasukannya tiba di pinggiran
Kota Meulaboh. Pasukan Aceh terkejut ketika pasukan Van Heutsz mencegat. Posisi
pasukan Umar tidak menguntungkan dan tidak mungkin mundur. Satu-satunya jalan
untuk menyelamatkan pasukannya adalah bertempur.
Dalam pertempuran itu, Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang
menembus dadanya. Jenazahnya dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo di Hulu
Sungai Meulaboh. Mendengar berita kematian suaminya, Cut Nyak Dhien sangat
bersedih. Namun, itu bukan berarti perjuangan telah berakhir. Dengan gugurnya
suaminya tersebut, Cut Nyak Dhien bertekad untuk meneruskan perjuangan rakyat
Aceh melawan Belanda. Ia pun mengambil alih pimpinan perlawanan pejuang Aceh.
7. Perlawanan Sisingamangaraja (1878 - 1907)
Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845, meninggal di Dairi, 17
Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di Negeri Toba, Sumatra Utara
dan pejuang yang berperang melawan Belanda. Sebelumnya, ia dimakamkan di
Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953.
Nama kecil Sisingamangaraja XII adalah Patuan Bosar, yang kemudian digelari
Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Ia naik
takhta pada tahun 1876 untuk menggantikan ayahnya, Sisingamangaraja XI yang
bernama Ompu Sohahuaon. Selain itu, ia juga disebut juga sebagai Raja Imam.
Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di Negeri Toba bersamaan
dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam
29
pejabat militer yang menjadi tawanan perang dan dikirim ke Benggala. Sejak saat itu,
rezim Inggris menancapkan hegemoninya di tanah Jawa di bawah komando Raffles.
Harta itu berupa uang, emas, berlian, keris dan lain sebagainya. Tidak itu saja
Kekayaan intelektual milik keraton Yogyakarta baik berupa manuskrip, arsip
keraton, gamelan juga turut dirampas oleh tentara Inggris dan Sepoy.
Raffles kemudian mengangkat Pangeran Surojo sebagai Putra Mahkota naik
takhta menjadi Sultan Hamengku Buwono III dan sejak itu Kesultanan Yogyakarta
menjadi kekuasaan Inggris hingga Inggris pergi dari tanah Jawa karena hasil
perjanjian London yang mengharuskan Inggris pergi dari Jawa dan diganti dengan
kolonial Belanda menguasai Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, ternyata tanam paksa berbeda jauh dari konsep awalnya,
yaitu sebagai berikut. 1) Tanah milik petani digunakan seluruhnya untuk tanam
paksa. 2) Tanah yang digunakan tanam pajak tetap dikenakan pajak. 3) Warga yang
tidak mempunyai tanah tetap bekerja di tanah pertanian pemerintahan selama satu
tahun penuh.
Bagi pemerintah Hindia Belanda, sistem TP berhasil dengan luar biasa. Kas
Belanda menjadi surplus sehingga Bosch dipuja-puja sebagai tokoh yang
memakmurkan dan menyejahterakan Negeri Belanda. Atas “jasanya” itu, Bosch
diberi gelar bangsawan de Graaf. Gelar ini diberikan untuk orang-orang yang berjasa
kepada negara. Namun demikian, Sistem TP banyak mendapat kritik dari berbagai
pihak, termasuk orang-orang Belanda sendiri karena dianggap lebih kejam dari
zaman VOC.
Salah satu pengkritik yang paling keras adalah Eduard Douwes Dekker.
Kritiknya ditulis dalam sebuah buku (novel) berjudul Max Havelaar dengan
menggunakan nama samaran Multatuli. Isi buku (novel) itu menjelaskan kisah petani
yang menderita karena kebijakan sewenang-wenang Belanda dan bertentangan
dengan moral Eropa saat itu yang menjunjung tinggi semangat Revolusi Perancis:
kesamaan, kebebasan, dan persaudaraan. Sistem TP kemudian dihapus pada tahun
1870 setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria dan Undang-undang Gula.
Tujuan dikeluarkan Undang-undang Agraria adalah sebagai berikut. 1)
Melindungi hak milik petani dari penguasa dan modal asing. Hal ini reaksi dari
pemerintah Belanda yang mengambil alih tanah rakyat dalam TP. 2) Pemodal asing
dapat menyewa tanah rakyat seperti halnya di Inggris, Amerika, Jepang, dan Cina. 3)
Membuka kesempatan rakyat untuk bekerja menjadi buruh perkebunan.
Sementara itu, Undang-undang Gula memberi kesempatan kepada para pengusaha
gula untuk mengambil alih pabrik gula milik pemerintah Belanda. Penerapan kedua
undang-undang itu melatarbelakangi para pengusaha swasta untuk menanamkan
modalnya di Indonesia sehingga era liberalisasi ekonomi dimulai di Indonesia.
Politik Pintu Terbuka (1870-1900) 28 Tahun 1850, partai liberal di Belanda
memenangkan pemilu sehingga partai ini menjalankan pemerintahan. Perkembangan
liberalisme di Belanda dipicu oleh semangat Revolusi Perancis dan revolusi industri
Inggris. Dampak dari kemenangan partai liberal adalah diterapkannya sistem
ekonomi liberal, termasuk di negeri jajahan (Indonesia). Karena tergantung kepada
modal individu dan swasta untuk menggerakkan perekonomian, maka sistem ini
disebut sistem kapitalisme.
1) Penerapan Sistem Pintu Terbuka.
Di Indonesia, sistem ekonomi liberal diwujudkan dalam bentuk kebijakan
pintu terbuka. Hal tersebut sesuai dengan maksud utama kebijakan ini, yaitu
membuka ruang (pintu) seluas-luasnya bagi swasta untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Kebijakan ini berhasil menarik minat banyak pengusaha, baik dari
asing maupun dari etnis Tionghoa untuk menanamkan modalnya secara besar-
besaran. Tidak hanya dalam bidang perkebunan, tetapi juga pertambangan.
Berikut ini contoh perkebunan milik swasta asing yang ada di Indonesia. 1.
Perkebunan tembakau di Deli (Sumatra Utara), Kedu, Klaten, dan lain-lain. 2.
38
N. Politik Etis
Kebijakan politik etis menyangkut dua bidang, yakni politik dan ekonomi. Dalam
bidang politik adalah diberlakukannya kebijakan desentralisasi, yaitu memberikan
ruang, peran, serta Salam Historia Dari orang-orang Belanda ternyata ada yang
peduli terhadap penderitaan rakyat, yakni Eduard Douwes Dekker (Multatuli). Dialah
yang menghentikan praktek jahat Tanam Paksa karena karya novelnya yang berjudul
“Akulah yang Menderita” atau Max Havelaar. Sikap kritis terhadap pemerintah
Belanda rupanya menurun pada cucunya yang bernama Ernest Francois Eugene
Dekker alias Ernest Douwes Dekker (Danudirja Setyabudi), pendiri Indische Partij
yang tergabung dalam kelompok tiga serangkai bersama Ki Hadjar Dewantara dan
Cipto Mangunkusuma. kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk memikirkan
nasib dan masa depannya sendiri dengan melibatkan mereka di dewan-dewan lokal,
yaitu sebuah dewan rakyat (masuk dalam pemerintahan) yang dikenal dengan
Volksraad (Dewan Rakyat). Dewan ini semacam Dewan Perwakilan Rakyat. Melalui
dewan ini, aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang duduk di dewan
ini.
1) Rencana Politik Etis.
Dalam bidang ekonomi diberlakukan Trias van Deventer, yaitu: 1. Irigasi
(pengairan) yaitu membangun dan memperbaiki pengairan dan bendungan
untuk keperluan pertanian. 2. Migrasi yaitu mengajak rakyat untuk
bertransmigrasi sehingga terjadi keseimbangan jumlah penduduk. 3. Edukasi
yaitu menyelenggarakan pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran
dan pendidikan.
2) Penyimpangan Politik Etis.
Sekilas gagasan van Deventer sangat mulia, tetapi pada kenyataanya tidak
seindah gagasannya. Penyimpangan tersebut antara lain sebagai berikut. 1.
Irigasi. Perairan hanya dialirkan kepada tanah-tanah perkebunan swasta,
bukan tanah-tanah pertanian rakyat. 2. Migrasi. Rakyat yang diberangkatkan
ke luar Pulau Jawa ternyata hanya untuk bekerja di perkebunan milik
pengusaha Belanda dan asing. Rakyat yang ikut program ini dijadikan kuli
kontrak seperti di Lampung dan Sumatra Utara. Karena tidak sesuai dengan
tujuan awal, banyak rakyat melarikan diri dan kembali ke daerah asal. Bagi
yang melarikan diri dan tertangkap akan diberi hukuman dan dikembalikan
untuk bekerja lagi. 3. Edukasi. Pengajaran hanya untuk anak-anak pegawai
40
L. Asesmen:
Individu Berkelompok
- Test tertulis PG atau Essay - Diskusi kelompok
- Sikap peserta didik selama - Presentasi
mengikuti kegiatan pembelajaran - Produk laporan penelitian
(mengkomunikasikan laporan dalam
bentuk tulisan/tulisan/ media lain)
41
M. Persiapan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik 10 menit
- Berdoa bersama-sama dipimpin
salah satu peserta didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi tentang pembelajaran
hari ini
Pertemuan ke-3
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi tentang kehadiran peserta 10 menit
didik hari ini
- Berdoa secara bersama-sama
sesuai agama dipimpin satu orang
peserta didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi tentang materi yang
44
Pertemuan ke-4
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik 10 menit
- Berdoa sesuai agama dan
keyakinan masing-masing
- Mengingatkan kembali
kesepakatan aturan dalam kegiatan
pembelajaran pada hari ini
45
Pertemuan ke-5
Pertemuan ke-6
Pertemuan ke-7
Pertemuan ke-8
O. Refleksi guru
- Apakah guru yakin bahwa semua siswa memahami pelajaran yang diberikan?
- Apakah penanaman karakter dari guru dapat diimplementasikan oleh para peserta didik?
- Guru harus memahami kesulitan yang dialami peserta didik selama proses pembelajaran.
- Apa langkah yang perlu dilakukan guru untuk memperbaiki proses belajar?
- Guru harus memastikan agar seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik.
51
P. Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan asesmennya (asesmen formatif)
1. Penilain Individu
a. Penilaian Tertulis
Kisi-kisi Soal:
2. Penilain Berkelompok
debat
No Indikator Rubrik
1 Aktif memberi masukan 2 = aktif berpendapat
pemikiran 1.= kurang aktif
0 = tidak aktif
1 Kelengkapan
materi
2 Penulisan materi
3 Kemampuan
presentasi
4 Keaktifan selama
kegiatan presentasi
5 Sikap menghargai
dan menghormati
pendapat orang lain
No Indikator Rubrik
1 Kelengkapan materi 2 = lengkap
1 = kurang lengkap
0 = tidak ada
2 Penulisan materi 2 = sesuai dengan rambu-
rambu yang diberikan
1 = tidak sesuai rambu-rambu
yang diberikan
0 = tidak ada
3 Kemampuan presentasi 2 = Komunikatif
1 = Kurang komunikatif
0 =Tidak Komunikatif
Keaktifan selama kegiatan 3 = Sangat aktif
presentasi 2 = Cukup aktif
1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
4 Kreatifitas media presentasi 2 = Menggunakan kreasi
digital lebih dari
1(animasi/paint/ video/ dll)
1 = Menggunakan 1 kreasi
digital (animasi/paint/ video/
dll)
0 = Tidak menggunakan kreasi
digital
- Laporan diketik dalam kertas A4 dan dikirim melalui link aplikasi belajar online.
- Laporan yang sudah dinilai setelah diperbaiki dapat di upload ke blog atau link
medsos setiap anggota kelompok
Rubrik Penilaian:
No Aspek Penilaian Skor
0 1 2 3
1 Format laporan
a. Pendahuluan
b.Isi
c. Penutup
2 Kreatifitas
c. Kreatif dan inovasi
dalam mengembangan
laporan
d.Ide/gagasan adalah original
Kesesuaian isi dengan tema
58
No Indikator Rubrik
1 Format laporan 2 = lengkap
Pendahuluan 1.= kurang lengkap
Isi 0 = tidak lengkap
penutup
C. Daftar pustaka
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid I. Jakarta: Gramedia
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid II. Jakarta: Gramedia
Hannigan, Tim. 2015. Raffles dan Invansi Inggris Ke Jawa, Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Lilik Suharmaji. 2019. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2020. Geger Sepoy Sejarah Kelam Perseteruan Inggris Dengan
Keraton Yogyakarta (1812-1815). Yogyakarta: Araska.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Baru 1200-2008, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Sartono Kartodirdjo, 2017. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emperium
Sampai Imperium, Yogyakarta: Ombak
William Thorn, Mayor. 2015. Sejarah Penaklukkan Jawa, Yogyakarta: Indoliterasi
Link Literasi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejatuhan_Konstantinopel
https://www.donisetyawan.com/akibat-jatuhnya-kota-konstantinopel/
https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-perlawanan-rakyat-terhadap-
bangsa-eropa-di-nusantara https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-
perlawanan-rakyat-terhadap-bangsa-eropa-di-nusantara
https://www.berpendidikan.com/2019/10/hak-istimewa-voc-hak-oktroi-voc.html
https://ngeblogbersama.wordpress.com/2012/03/13/sebab-sebab-runtuhnya-voc/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pemerintahan-daendels/
https://scholarhub.ui.ac.id/hubsasia/vol12/iss1/4/
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
60
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid I. Jakarta: Gramedia
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid II. Jakarta: Gramedia
Hannigan, Tim. 2015. Raffles dan Invansi Inggris Ke Jawa, Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Lilik Suharmaji. 2019. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2020. Geger Sepoy Sejarah Kelam Perseteruan Inggris Dengan Keraton
Yogyakarta (1812-1815). Yogyakarta: Araska.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Baru 1200-2008, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Sartono Kartodirdjo, 2017. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emperium
Sampai Imperium, Yogyakarta: Ombak
William Thorn, Mayor. 2015. Sejarah Penaklukkan Jawa, Yogyakarta: Indoliterasi
Link Literasi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejatuhan_Konstantinopel
https://www.donisetyawan.com/akibat-jatuhnya-kota-konstantinopel/
https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-perlawanan-rakyat-terhadap-
bangsa-eropa-di-nusantara https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-
perlawanan-rakyat-terhadap-bangsa-eropa-di-nusantara
62
https://www.berpendidikan.com/2019/10/hak-istimewa-voc-hak-oktroi-voc.html
https://ngeblogbersama.wordpress.com/2012/03/13/sebab-sebab-runtuhnya-voc/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pemerintahan-daendels/
https://scholarhub.ui.ac.id/hubsasia/vol12/iss1/4/
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
Buku-buku:
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid I. Jakarta: Gramedia
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid II. Jakarta: Gramedia
Hannigan, Tim. 2015. Raffles dan Invansi Inggris Ke Jawa, Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Lilik Suharmaji. 2019. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2020. Geger Sepoy Sejarah Kelam Perseteruan Inggris Dengan Keraton
Yogyakarta (1812-1815). Yogyakarta: Araska.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Baru 1200-2008, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Sartono Kartodirdjo, 2017. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emperium
Sampai Imperium, Yogyakarta: Ombak
William Thorn, Mayor. 2015. Sejarah Penaklukkan Jawa, Yogyakarta: Indoliterasi
Link Literasi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejatuhan_Konstantinopel
https://www.donisetyawan.com/akibat-jatuhnya-kota-konstantinopel/
https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-perlawanan-rakyat-terhadap-
bangsa-eropa-di-nusantara https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-
perlawanan-rakyat-terhadap-bangsa-eropa-di-nusantara
https://www.berpendidikan.com/2019/10/hak-istimewa-voc-hak-oktroi-voc.html
https://ngeblogbersama.wordpress.com/2012/03/13/sebab-sebab-runtuhnya-voc/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pemerintahan-daendels/
https://scholarhub.ui.ac.id/hubsasia/vol12/iss1/4/
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
https://daerah.sindonews.com/read/88352/707/keturunan-hb-ii-minta-inggris-kembalikan-
harta-rampasan-geger-sepehi-1593673652
63
G. Materi pengayaan
Link literasi;
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejatuhan_Konstantinopel
https://www.donisetyawan.com/akibat-jatuhnya-kota-konstantinopel/
https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-perlawanan-rakyat-terhadap-
bangsa-eropa-di-nusantara https://www.slideshare.net/MuhammadIqbal604/proyek-2-
perlawanan-rakyat-terhadap-bangsa-eropa-di-nusantara
Tugas Pengayaan :
- Hanya untuk peserta didik yang memiliki nilai formatif individu minimal = 85
- Setelah membaca link literasi dan link youtube di atas, peserta didik membuat analisis dan
evaluasi terhadap materi jatuhnya Konstantinopel oleh Turki Ustnami dan dampaknya bagi
pedagang rempah-rempah Eropa, dan perlawanan raja dan rakyat terhadap bangsa-bangsa
Eropa di Nusantara
- berdasarkan informasi-informasi lain yang relevan
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital
https://www.berpendidikan.com/2019/10/hak-istimewa-voc-hak-oktroi-voc.html
https://ngeblogbersama.wordpress.com/2012/03/13/sebab-sebab-runtuhnya-voc/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pemerintahan-daendels/
https://scholarhub.ui.ac.id/hubsasia/vol12/iss1/4/
Tugas Remedial :
- Hanya untuk peserta didik yang nilainya kurang dari Kriteria Minimal
- Setelah melihat link yang diberikan, peserta didik menjelaskan hak-hak oktroi, sebab-sebab
runtuhnya VOC, dan pemerintahan Daendels di Indonesia
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital