Kota Pekanbaru. Jarak pembenihan dari pusat kota pekanbaru yaitu 6,1 km. Jarak ini
tenaga dan waktu. Lokasi yang baik untuk dibangun suatu perkolaman harus
SUTARMANTO, 1995).
4.2.1.Lahan Pembenihan
memanfaatkan perkarangan depan rumah yang diatur demikian rupa untuk tempat
hatchery.
Lokasi terletak didaerah perumahan yang dari timur, barat, utara dan selatan
berbatasan dengan rumah warga. Adapun luasnya bias dilihat tabel berikut:
17
Dari tabel 4.1 diatas tersebut bisa diketahui bahwa usaha hatchery milik
syahroji dikategorikan sebagai usaha skala rumah tangga dengan luas rumah 36 m 2,
luas lahan pembenihan 139 m2 dan lahan kosong 55 m2. Dengan hanya
memanfaatkan lahan diluar dari ukuran luas rumah, sehingga dapat membangun
Penggolongan usaha pembenihan ini sebagai skala rumah tangga karena unit
usaha pembenihan dan skala usahanya terdiri dari : (1). Unit usaha pembenihan
pemerintah yang umumnya berskala kecil dan sedang, (2). Unit Usaha Pembenihan
Rakyat (UPR) yang umumnya berskala kecil dan mayoritas digunakan untuk
pembenihan ikan air tawar serta belum berbadan hukum, (3). Unit usaha pembenihan
swasta yaitu usaha pembenihan berskala besar dan berbadan hukum. (ANONIM
4.2.2. SumberAir
Sumber air yang terdapat di pembenihan platy milik Supardi berasal dari air
hujan yang langsung tertampung ke kolam pembenihan ikan platy. Pada saat musim
kemarau, digunakan air yang berasal dari sumur bor yang terletak di belakang area
pembenihan, Air yang berasal dari sumur bor langsung di alirkan ke kolam
pembenihan dengan menggunakan pipa berukuran 1-2 inch dengan debit air 0,5
endapkan. Selanjutnya air yang telah diendapkan di dalam drum pengendapan dapat
18
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan pemilik pembenihan dimana
suhu air berkisar antara 28 – 30 oC dan pH air berkisar 7. Hal ini sesuai dengan
kualitas air yang baik adalah suhu berkisar 25-30 oC, warna hijau – coklat, terdapat
plankton, pH 7 cukup mengandung zat hara. Tidak mengandung gas – gas beracun
mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air yang rendah atau sangat
asam dapat menyebabkan kematian ikan, keadaan air sangat basa juga menyebabkan
pertumbuhan ikan terhambat. Keadaan pH air yang bersifat netral atau basa akan
lebih baik dibandingkan air yang bersifat asam. Demikian pula SCHMITTOU et al.,
(1997), kualitas air dapat mempengaruhi produksi budidaya. Beberapa variabel kunci
dalam kualitas air diantaranya adalah suhu, oksigen terlarut, pH dan ammonia.
Pada pembenihan milik Supardi terdapat beberapa kolam. Bak ini berfungsi
sebagai tempat untuk pemeliharaan induk dan pendederan. Masing – masing ukuran
19
7 Alat pemanenan 5
Sumber: data primer
Dari tabel 4.2 fasilitas yang terdapat pada pembenihan milik Supardi memiliki
Akuarium berjumlah 46 unit, bak semen 12 unit, rumah jaga 1 unit, blower 1 unit,
sumur bor 1 unit, tabung oksigen 1 unit, alat pemanenan 5 unit. TANG dan ALAWI
(2003) mengemukakan pada usaha skala rumah tangga diperlukan suatu bak
penampungan air, satu bak pemijahan dan satu bak kecil untuk pemeliharaan pakan
alami. Dengan cara demikian lahan pembenihan yang cukup luas dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.
Pembenihan milik Supardi ini terdiri dari seorang pemilik pembenihan yaitu
Supardi sendiri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Tingkat Pendidikan yang Terdapat pada
Pembenihan Milik Supardi
No Nama Pendidikan Umur Gaji/Bulan Jabatan
(Tahun) (Rp)
1 Supardi Pemilik
Tenaga kerja yang terdapat pada pembenihan ini terdiri dari satu orang yaitu
20
Induk ikan platy pertama kali berasal dari toko akuarium yang dibeli saat
berukuran 3-5 cm, dipelihara hingga menjadi induk setelah berumur 7-8 bulan keatas.
Setelah menjadi induk, maka pemijahan pun dilakukan oleh syahroji dengan
menggunakan bak semen. Induk ikan platy syahroci ada 10 pasang, untuk lebih jelas
Dari table 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa induk jantan platy berumur 3 – 5
sebanyak 100 ekor yang didapatkan dari petani/ toko akuarium. Pemeliharaan calon
induk ikan platy ini dilakukan diwadah dan telah diseleksi calon induk yang baik
dengan ciri – ciri berbadan besar warna yang bagus dan seumuran . Pakan yang
Setelah ikan berumur 3 -5 bulan ikan diseleksi dan dipilih untuk betina yang
telah buncit dan jantan memiliki berbadan besar kemudian dimasukan kedalam bak
200 x 100 cm dengan berisi 15 – 25 ekor induk dengan perbandingan 7 jantan dan 8
Setelah tiga barulah ikan platy jantan mengejar betina untuk kawin. Ini sesuai
yang dinyatakan oleh LINGGA dan SUSANTO (1989) Bahwa ciri yang
21
dipertontonkan platy yang telah matang kelamin dan siap memijah adalah ikan platy
dipaparkan oleh beberapa ahli berupa induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang
Proses pemijahan ikan platy ini dilakukan pada bak yang dilapisi semen
,dengan tujuan agar ketahanan dan suasana gelap yang disukai oleh ikan platy.
hormon. Induk yang digunakan merupakan induk yang sudah siap untuk dipijahkan.
Penetasan telur pada hatchery milik syahroji ini dilakukan didalam bak
pemijahan dengan penjagaan induk hingga menjadi larva sampai benih dapat
berenang dengan baik (2-3 hari). Jika kondisi bak pendederan masih terisi, maka
benih yang telah menetas dibiarkan bersama induknya. Dengan terus mengontrol
Platy biasanya beranak pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi.
Induk betina akan segera mengeluarkan anaknya. Setelah itu induk akan menjaga
Pemeliharaan larva ikan platy pada hatchery syahroji yaitu membiarkan larva
tetap dalam bak bersama induknya sampai menjadi beni, setelah itu baru dipindahkan
22
berupa larva menetas lebih cepat dan pertumbuhan lebih bagus karena dijaga dan
Platy biasanya beranak pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi, induk
jantan segera mengejar induk betina, sesudah ituinduk betina mengeluarkan anaknya
Setelah larva menetas dan mulai berenang, benih diberi pakan alami berupa
Dapnia spyang terlebih dahulu di saring. Dapnia sp diberikan pada benih dengan
jumlah secukupnya dan dikontrol bila habis ditambah lagi sampai benih berumur 5 –
RAZI (2014) mengatakan pakan diberikan sejak larva berumur 2 hari sampai
dengan hari dengan frekuensi 2 kali sehari ( pagi dan sore ). Pakan yang diberikan
berupa nauplii Artemia sp. Selanjutnya dapat digantikan dengan Dapnia sp.
Penyiponan dilakukan setiap hari dengan volume 30 % dari total volume air.
Sebagai pakan dilakukan hingga larva berumur 15 hari dengan pemberian makan
Larva ikan platy yang dihasilkan dari induk betina diperkirakan sebanyak 80-
85%, atau lebih kurang 150 - 200ekor larva. Larva dimasukkan kedalam bak
pemeliharaan dengan ukuran 200 x 75 meter dengan kontruksi beton dan dilengkapi
dengan tanaman air sebagai pakan alami dengan ketinggian air 30-40 cm.
kurang 150 - 200ekor bisa dikatakan berhasil sesuai dengan pendapat ANONIM
23
(1980) bahwa pemeliharaan larva dalam bak dengan ketinggian air 35 cm
Pada pemeliharaan larva yang selalu dijaga adalah kualitas air dan pergantian
air, dilakukan setiap hari dengan menggunakan sistem penyiponan, pengeluaran air
pemeliharaan larva.
Pada pembenihan ikan hias milik Syahroji pemeliharaan larva sampai umur 3
hari tidak diberi pakan karena pada umur tesebut larva masih mempunyai cadangan
makanan berupa kuning telur dan lumut sebagai pakan alami yang terdapat di dinding
bak pemeliharan larva, dan pada saat faseini organ pencernaannya masih belum
terbentuk secara sempurna. Jenis pakan yang diberikan untuk larva dan benih selama
pemeliharaan di pembenihan ikan hias milik Syahroji dapat dilihat pada tabel 4.4.
Adapun jenis pakan ikan platy sesuai dengan umurnya, untuk umur 3 -9 hari
diberi pakan Dapnia sp dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari secukupnya, untuk
yang berumur 10-30 hari sudah dikasi pakan Tubifek sp dengan frekuensi pemberian
3 kali sebanyak 2-3 tekong dan berumur 30 keatas diselingi dengan pellet PF 781-1.
24
Menurut penelitian IRMAWAN (1987) bahwa pada waktu larva berumur tiga
hari banyak terjadi kematian, sehingga terjadi penurunan kelangsungan hidup biasa
mencapai kira-kira 30% saja pada suhu 27ºC. Setelah larva berumur tujuh hari, maka
Selama pemeliharaan tidak ditemukan hama dan penyakit pada ikan hias platy
bak-bak sebelum ikan didederkan agar kualitas air tetap baik dan membersihkan bak-
bak sebanyak dua kali seminggu. Menurut SUYANTO (1983) pencegahan penyakit
ikan dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air media kultur dan memberikan
wabah penyakit di suatu tempat budidaya ikan, 2) untuk mencegah penyakit agar
tidak meluas, dan 3) untuk mengurangi kerugian produksi ikan yang disebabkan oleh
Cara lain yang digunakan yaitu dengan menyeleksi induk ikan yang akan
fekunditas tinggi, umur pada kematangan gonad pertama lambat, dan kualitas daging
25
No Hama Jumlah Cara mengatasinya
1 Tikus 10 – 20 Racun tikus
2 Kucing 3–5 Dikeluarkan
syahroji berupa tikus, kucing. Adapun cara mengatasinya dengan memberikan racun
tikus untuk mengatasi tikus dan membiarkan kucing milik syahroji sendiri. Yang jadi
Hama yang menyerang ikan hias terbagi menjadi 2 jenis, yakni predator dan
Produksi benih pada usaha milik syahroji ini bisa dilihat dalam tabel 4.6
dibawah ini.
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah induk betina 100 ekor dan
jumlah induk jantan 50 ekor ikan platy mampu memproduksi sebanyak 40 – 150
ekor, dengan tingkat mortalitas 50% dan dengan memijah 2 kali dalam sebulan jadi
dengan total hasil produksinya sekitar 4000 ekor. Dari tabel dapat dilihat bahwa
produksi benih perbulan yaitu 4000 benih dengan tingkat kamatian (Mortalitas) 50 %.
kondisi tenang dan tidak ada gangguan baik dari tikus ataupun yang lainya.
26
Tabel 4.7 Produksi ikan platy tiap bulan
No Bulan (2016-2017) Jumlah Produksi (ekor)
1 Agustus 3.220
2 September 3.450
3 Oktober 3.750
4 November 3.555
5 Desember 3.900
6 Januari 3.800
7 Febuari 3.750
8 Maret 3.850
9 April 4.250
10 Mai 4.655
11 Juni 4.870
12 Juli 4.950
13 Jumlah 48.000
14 Rata-rata (Bulan) 4.000
Sumber : Data Primer
Dari Tabeldi atas terlihat bahwa jumlah produksi ikan platy pada tahun 2016 -
2017 untuk perbulannya jumlah benih sangat bervariasi, hal ini dapat dilihat pada
bulan Agustus - September terjadi penurunan yang signifikan, ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor lingkungan, dan beberapa aktivitas lainnya yang
menyangkut masalah pemeliharaan larva hingga menjadi benih siap jual. Dalam satu
tahun pembenihan ikan hias milik Syahroji melakukan pemijahan sebanyak 12 bulan
pemijahan rutin dilakukan setiap bulannya.pemijahan ikan platy tidak pernah putus,
karena menurut pendapat pengelola pada saat saat diwawancara, walaupun harga jual
rendah dibandingkan ikan yang lainnya tetapi jika pemijahan rutin dilakukan, hasil
mengasilkan 4.000 ekor ikan hias platy denganmelakukan pemijahan sebanyak 2 kali
27
dengan perbandingan 3 : 1 dengan jumlah induk betina 100 ekor dan induk jantan
50ekor setiap bulannya. Pemanenan produksi ikan hias platy pada pembenihan milik
(2002)pemanenan dilakukan pada pagi hari saat suhu masih rendah guna menghindari
ember, baskom, plastik dan serok. Kemudian benih ditangkap dengan menggunakan
serok dan dimasukkan kedalam baskom dan dilakukan penghitungan. Untuk melihat
Tabel 4.8 Alat – alat yang digunakan dalam pemanenan ikan platy
No Nama alat Jumlah/ unit
1 Tangguk 5
2 Plastik packing Secukupnya
3 Karet Secukupnya
4 Baskom 3
5 Oksigen Secukupnya
Sumber : Data primer
secukupnya.
Syahroji memaparkan bahwa ikan platy yang dipesan dua atau tiga hari
dahulu agar tidak terjadi stress pada ikan saat dimasukan kedalam plastik packing.
Pembeli sudah mengabari bahwa ia akan membeli platy kepada syahroji terlebih
dahulu.
28
4.9. Pemasaran dan Harga
Pemasaran yang dilakukan syahroji secara terbuka pemilik dan pembeli dapat
langsung yang menjemput ikan. Ini dikarenakan syahroji tidak memiliki pekerja yang
pembenihan platy sebelum panen benih tidak di beri makanan. Hal ini sesuai dengan
pendapat (TANG dan ALAWI, 2003) bahwa sebelum dilakukan pemanenan terlebih
transportasi benih sangat erat kaitannya dengan kondisi kimia,fisika,dan biologi air
Data yang diambil dari wawancara dalam hal pemasaran pihak pemilik
toko-toko aquarium yang ada di daerah pekanbaru. Benih yang telah berumur 30 hari
berukuran rata-rata 3-5 cm yang akan dijual dengan harga Rp 1000,- 2000/ekor.
Pemasaran ikan hias platy milik Syahroji dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
PRODUSEN TOKO AQUARIUM
KONSUMEN
Gambar 3. Pemasaran Ikan Hias Platy diPembenihan milikSyahroji
29
Sarana transportasi dalam usaha pembenihan sangat penting dalam
mendistribusikan ikan hias yang siap dipasarkan. Jenis transportasi yang dipakai
pembenihan ikan hias milik Syahroji sebelum benih dipanen tidak diberi pakan. Hal
transportasi benih sangat erat sekali kaitannya dengan kondisi kimia, fisika dan
biologi air media seperti kandungan oksigen terlarut, pH, kandungan karbondioksida
60x 100 cm atau 45 x 75 cm. Kantong plastik tersebut diisi air lebih kurang 10 liter,
selanjutnya ikan dimasukan ke kantong plastik dan diberi oksigen dan diikat dengan
Kepadatan benih dalam satu kantong plastik diisi 500 ekor ikan. Untuk menjamin
dan menjaga keselamatan serta keamanan benih ikan biasanya kantong plastik yang
pembenihan dari persiapan sampai panen. Biaya produksi dibedakan atas dua bagian
yaitu biaya tetap merupakan biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu
30
produksi sedangkan biaya tidak tetap merupakan biaya yang habis dalam satu kali
produksi.
1
Aquarium 46 200.000 9.200.000 4 2.300.000
2
Bak fiber air 3 1.000.000 3.000.000 4 750.000
3
Drum plastic 3 200.000 600.000 4 150.000
4
Baskom 5 50.000 250.000 2 125.000
5
Blower 1 1.500.000 1.500.000 3 500.000
6
Tabung 02 1 1.500.000 1.500.000 6 250.000
5
Tangguk 5 20.000 100.000 0,5 50.000
6
Selang aerasi 1 70.000 70.000 2 35.000
9
Sumur bor 1 2.000.000 2.000.000 2 1.000.000
10
Peralatan lain 2.000.000 2 1.000.000
Secara umum, biaya operasional dalam usaha pembenihan ikan hias platyada dua
yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap,biaya yang dikeluarkan pemilik pembenihan
dalam satu tahun terakhir ini yaitu perkiraan investasi sebesar Rp. 6.610.000,- dan
biaya tetap dan biaya tidak tetap dapat dilihat pada Tabel 4.12. dan tabel 4.13.
Tabel 4.12. Biaya Tetap di Pembenihan Ikan Hias platy Milik Syahroji
No Uraian Jumlah(Rp)
31
1 Penyusutan Investasi 6.610.000
2 Perawatan 1% Investasi 20.120
Total Biaya Tetap 6.630.120
Sumber: Data Primer
Tabel 4.13. Biaya Tidak Tetap di Pembenihan Ikan Hias platy Milik Syahroji
Total Harga (Rp)
Uraian harga
Bulan Tahun
3. listrik
D. Pendapatan
E. Keuntungan
32
Untuk mengetahui titik balik modal maka analisis yang dapat diterapkan adalah
= 12.510.120
4.000
= 312,75
Harga Jual
= 12.510.120
1000
= 12.510ekor.
Hasil analisis BEP harga dan BEP produksi, maka dapat dilihat
= 48.000.000
12.510.120
= 3,83
33
Nilai R/C rasio sebesar 3,83 menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya
sebesar Rp. 1000,- maka akan diperoleh tambahan biaya sebesar Rp. 3.836,- dengan
Keuntungan
= 12.510.120
63.053.340
= 0,19
Artinya modal yang dikeluarkan untuk pembenihan ikan hias platy pada
pembenihan milik Syahroji bisa dikembalikan dalam waktu 0,19 kali periode
pembenihan.
34