NO
1 Tricodina/ Ikan Air 1. Perendaman dalam 20 gr serbuk sambiloto 1. Dimandikan dalam larutan garam
Tawar dalam 100 liter air bersih selama 12 jam. dapur (NaCl) 2.5 % atau 2.5 gr Na CL
cyclochaeta Sebanyak 3 kali berturut – turut selama 3 hari. dalam 100 ml Air bersih sebanyak 3
kali berturut – turut selama 3 hari
2. Perendaman dalam ramuan, buah mahkota 2. Perendaman dengan formalin
dewa 20 gram, Rempang kunyit 30 gram dan konsentrasi 25 mg/l atau 2,5 gr
daun miana 25 gram. Semua bahan direbus formalin dalam 100 liter air bersih.
dalam 1 liter air sampai tersisa 500 cc. Air Perendaman dilakukan selama 10
rebusan dicampur 100 liter air bersih untuk menit ditempat yang teduh.
peren daman selama 24 jam. Pengobatan Pengobatan diulangi 2 -3 kali dalam
dilakkan 3 kali berturut-turut. jangka waktu 2-3 hari.
2 Bintik Ikan Tropis 1. Perendaman dengan serbuk kunyit 50 gram 1.Perendaman dalam larutan metil
Putih (white dalam air 100 liter, dengan suhu air 28-30oC biru 0.1 gr dalam 100 ml air bersih
spot) selama 24 jam. Pengobatan dilakukan 3 kali Masukan ikan yang sakit dan biarkan
berturut-turut. selama 24 jam
Larutan jernih ini sepintas mirip air, dengan rumus kimia yang
nyaris serupa H2O2. Meskipun demikian jangan coba-coba untuk
mengkonsumsinya. Bahan ini merupakan oksidator kuat. Hidrogen
peroksida akan terurai menjadi dua produk yang aman yaitu, air dan
oksigen. Bahan ini kerap digunakan dalam dunia kesehatan sebagai
disinfektan (pembunuh kuman) karena tidak meninggalkan residu
yang berbahaya. Bahan inipun digunakan pula sebagai antiseptik
pada akuarium.
Hidrogen peroksida bisa pula digunakan sebagai catu oksigen
dalam akuarium untuk mengatasi kondisi kekurangan oksigen yang
terjadi. Sebuah produk peralatan akuarium malah membuat catu
oksigen dengan bahan baku hidrogen perosidan ini dengan sangat
baik, sehingga oksigen dapat disuplai tanpa menggunakan listrik.
• Dosis yang digunakan 1-2 ml larutan dengan
konsentrasi 3% dalam 10 liter air akuarium. Dosis harus
dijaga agar jangan sampai kelebihan. Kelebihan dosis
akan membuat ikan menjadi stress dan bisa
membahayakan kehidupan ikan yang bersangkutan.
Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para
akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh
dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi
dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu
garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam
kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara
garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada
kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena
kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai
dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan
garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan
lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh
karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan
untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja
diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui
dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka
penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih
aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam
beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang
diberi perlakuan tersebut.
• Sebagai profilaktik:
Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam
bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk
menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam
per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau
dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya
garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat
larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis.
Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam
akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila
kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya
menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan
terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem
osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah
melakukan pemulihan.
• Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau
bakteri
Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan
konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air.
Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit
demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai
setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus
sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic,
atau stress pada ikan yang bersangkutan.
Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada
tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam
ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap
3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi
garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera
perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga
konsentrasi garam turun ketingkat semula.
• Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang
dianjurkan adalah 1 gram perliter air.
• Untuk melepaskan lintah pada ikan
Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang
bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5
%. Perendaman pada dosis demikian akan
menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan.
Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh
lintah itu sendiri.
• Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat
dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam
larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter
air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.
7. Garam Inggris/Epsom salts (MgSO4.7H20)