Anda di halaman 1dari 36

PENGOBATAN PENYAKIT IKAN

BAHAN KIMIA BAHAN HERBAL


JENIS JENIS IKAN PENGOBATAN/PEMBERANTASN
PENYAKIT ALAMI KIMIA

NO
1 Tricodina/ Ikan Air 1. Perendaman dalam 20 gr serbuk sambiloto 1. Dimandikan dalam larutan garam
Tawar dalam 100 liter air bersih selama 12 jam. dapur (NaCl) 2.5 % atau 2.5 gr Na CL
cyclochaeta Sebanyak 3 kali berturut – turut selama 3 hari. dalam 100 ml Air bersih sebanyak 3
kali berturut – turut selama 3 hari
2. Perendaman dalam ramuan, buah mahkota 2. Perendaman dengan formalin
dewa 20 gram, Rempang kunyit 30 gram dan konsentrasi 25 mg/l atau 2,5 gr
daun miana 25 gram. Semua bahan direbus formalin dalam 100 liter air bersih.
dalam 1 liter air sampai tersisa 500 cc. Air Perendaman dilakukan selama 10
rebusan dicampur 100 liter air bersih untuk menit ditempat yang teduh.
peren daman selama 24 jam. Pengobatan Pengobatan diulangi 2 -3 kali dalam
dilakkan 3 kali berturut-turut. jangka waktu 2-3 hari.
2 Bintik Ikan Tropis 1. Perendaman dengan serbuk kunyit 50 gram 1.Perendaman dalam larutan metil
Putih (white dalam air 100 liter, dengan suhu air 28-30oC biru 0.1 gr dalam 100 ml air bersih
spot) selama 24 jam. Pengobatan dilakukan 3 kali Masukan ikan yang sakit dan biarkan
berturut-turut. selama 24 jam

2. Perendaman dalam ramuan segar daun 2. Perendaman dalam larutan chinine


dewa 30 gram, daun sambiloto 25 gram, buah tripaflavin dan vinanol, dosis nya 10
mahkota dewa 30 gram dan daun jarak ulung ppm ( 10 mg/l air ) selama tiga hari
25 gram. Semua bahan direjang kecil-kecil, berturut turut.
direbus dalam air 1 liter sampai tersisa 500 cc.
Air rebusan dicampur 100 liter air bersih
dengan suhu 28-30oC. Untuk perendaman
selama 24 jam. Pengobtan dilaku kan 3 kali
berturut-turut.
3 Aeromonas Ikan air 1. Perendaman dalam ekstrak cair 1. Perendaman dalam nitrofuran 5-
(Bercak tawar lengkuas 25 ppm selama 24 jam. 10 ppm selama 12-24 jam.
merah) Perendaman dilakukan berulang-
ulang sampai ikan sembuh.
2. Perendaman dalam irisan buah 2.Perendaman dalam PK 10 – 20
mahkota dewa segar sebanyak 40 ppm selama 30-60 menit atau 3-5
gram dalam air 100 liter selama 24. ppm selama 12-24 jam
jam. Pengobatan dilakukan berulang-
ulang.
3. Ramuan serbuk daun dewa 15 3.Perendaman dengan oxytetra
gram, serbuk daun sambiloto 20 gr cyclin 5 ppm selama 24 jam, imequyl
dan serbuk daun jalak ulung 15 gram 5 ppm selama 24 jam, bytril 5-8
dicampur dalam setiap kilogram ml/m3 selama waktu tak terbatas.
makanan. Diberikan selama 1-2
minggu sebanyak 3% biomas/hari.
4 Phyto- Ikan Air Telur yang akan ditetaskan direndam Telur yang akan ditetaskan sebaiknya
parasites/ Tawar terlebih dahulu dalam ekstrak cair direndam dahulu dlm larutan
jamur sambiloto sebanyak 25 gram, atau malachite green 0.15 ppm selama 30
ekstrak cair daun miana sebanyak 25 -60 menit. Larutan tersebut dapat
gram dalam air 100 liter selama 60 dibuat dari 150 mg malachyte green
menit. dicampur kedalam 1000 l air bersih
2. Untuk lele berukuran besar dapat 3.Olesan bisa dilakukan pada ikan
diobati dengan olesan obat oles/krim berukuran besar dengan obat merah
daun dewa, atau krim sambiloto. 2 % yang diencerkan 10 kali ( 1
Sebelum dioles, terlebih dahulu jamur bagian obat dicampur dengan 9
dicabut atau dipotong dari tubuh ikan. bagian air )
BAHAN KIMIA
1. Hidrogen Peroksida

Larutan jernih ini sepintas mirip air, dengan rumus kimia yang
nyaris serupa H2O2. Meskipun demikian jangan coba-coba untuk
mengkonsumsinya. Bahan ini merupakan oksidator kuat. Hidrogen
peroksida akan terurai menjadi dua produk yang aman yaitu, air dan
oksigen. Bahan ini kerap digunakan dalam dunia kesehatan sebagai
disinfektan (pembunuh kuman) karena tidak meninggalkan residu
yang berbahaya. Bahan inipun digunakan pula sebagai antiseptik
pada akuarium.
Hidrogen peroksida bisa pula digunakan sebagai catu oksigen
dalam akuarium untuk mengatasi kondisi kekurangan oksigen yang
terjadi. Sebuah produk peralatan akuarium malah membuat catu
oksigen dengan bahan baku hidrogen perosidan ini dengan sangat
baik, sehingga oksigen dapat disuplai tanpa menggunakan listrik.
• Dosis yang digunakan 1-2 ml larutan dengan
konsentrasi 3% dalam 10 liter air akuarium. Dosis harus
dijaga agar jangan sampai kelebihan. Kelebihan dosis
akan membuat ikan menjadi stress dan bisa
membahayakan kehidupan ikan yang bersangkutan.

Sebelum diberikan dianjurkan untuk mengencerkan


terlebih dahulu hidrogen perioksida tersebut,
setidaknya dengan perbandingan 1: 10 (satu bagian
bahan dengan 10 bagidan air). Setelah itu baru
dimasukan kedalam akuarium. Pastikan pula bahwa
larutan ini dapat segera tercampur dengan baik segera
setelah dimasukan kedalam akuarium.
2. Suntikan

Seperti yang sudah. kita bayangkan, suntikan biasanya


dipakai untuk mengobati bagian dalam tubuh ikan. Penyakit
karena bakteri menuntut kita untuk melakukan pengobatan
dengan cara ini. Pe-nyuntikan bisa dilakukan dengan dua cara
yang ber-beda yaitu penyuntikan lewat otot (daging) dikenal
sebagai intramuscular dan penyuntikan lewat perut atau
intraperitoneal.

Penyuntikan intramuscular dilakukan pada otot di bawah


sirip dada atau di samping anus, sedangkan penyuntikan
intraperitoneal dilakukan pada daerah perut hingga tembus, tapi
tidak sampai melukai organ dalam koi. Ada lagi sistem
penyuntikan yang jarang dipraktekkan yaitu penyuntikan lewat
sirip, dan biasanya sirip ekor yang dipilih.
3. Pengolesan

Cara olesan umumnya dipakai untuk


mengobati penyakit yang menyerang tubuh
bagian luar koi.

Cara ini bisa dilakukan dengan


menggunakan kapas bersih dan obat yang bisa
digunakan seperti obat merah, atau Yodium
tinctuur. Luka yang disebabkan karena kita
mencabut Lernaea (cacing jangkar) atau kutu
ikan bisa diobati dengan cara ini.
4. Formalin
Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 37-40% dari
formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptic,
germisida, dan pengawet. Formalin diketahui sering digunakan dan
efektif dalam pengobatan penyakit akibat ektoparasit seperti fluke dan
kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi
ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan
yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya.
Untuk penggunaan jangka panjang (beberapa hari) atau jangka pendek
(10 - 30 menit). Formalin dapat mengganggu filter biologi, oleh karena
itu, perlakuan sebaiknya dilakukan di akuarium khusus. Keuntungan
dengan perlakuan terpisah ini adalah apabila ikan mengalami stres
pada saat diperlakukan, ikan tersebut dapat segera dikembalikan pada
akuarium utama.
Dosis penggunaan formalin bervariasi tergantung pada spesies ikannya. Setiap
spesies akan memiliki toleransi berbeda terhadap formalin. Dengan demikian
dosis yang dicantumkan pada artikel ini bukan merupakan jaminan, tetapi
merupakan kriteria rata-rata. Yang perlu diperhatikan adalah: penggunaan
formalin dalam perlakuan jangka pendek harus diawasi dengan ketat. Dan
perlakuan harus segera dihentikan apabila ikan mulai menunjukkan gejala stres
seperti nafas tersengal-sengal (megap-megap) atau meloncat (ingin keluar dari
akuarium)
Untuk perlakuan jangka panjang, seperti untuk pengobatan akibat infestasi
ektoparasit kecil penyebab kulit berlendir adalah 0.15 -0.25 ml produk komersial
(37-40%) per 10 liter air. Setelah 2 - 3 hari, kembalikan ikan pada akuarium semula.
Apabila perlakuan dilakukan pada akuarium utama (jangan lupa by pass filter
biologi), maka lakukan penggantian air sebanyak 30%.
Untuk perlakuan jangka pendek, seperti untuk pengobatan akibat infestasi
ektoparasi besar penyebab fluke, dosisnya adalah 2 ml produk komersial per 10
liter air. Siapkan campuran terlebih dahulu sebelum ikan dimasukkan. lakukan
perendaman selama maksimal 30 menit, atau bahkan kurang apabila ikan segera
menunjukkan gejala stres.
5. Metronidazol dan Di-metronidazol

Metronidazol dan di-metrinidazol adalah


obat antimikroba yang dibuat dan
dikembangkan untuk manusia untuk melawan
bakteri-bakteri anaerob dan
protozoa. Dalam dunia ikan hias, diketahui,
obat ini biasa digunakan untuk mengobati
hexamitiasis.
Metronidazol. Dosis yang disarankan adalah 10 ppm. Obat
ini biasanya berbentuk tablet dengan kadar 250
mg/tablet. Sebelum digunakan, tumbuk halus tablet
tersebut dan campur dengan air. Selanjutnya, sesuai dengan
takaran yang diperlukan, masukan larutan tersebut kedalam
akuarium. Perlakuan ini harus diulang selang sehari, hingga
sebanyak 3 ulangan. Anda dapat melakukan pergantian air
sebanyak 25 % selama perlakuan, sehari sebelum perlakuan
dilakukan. Apabila ikan yang terjangkit masih mau makan,
disarankan agar metronidazol diberikan secara oral, yaitu
dicampurkan pada pakan mereka. Dosis yang
direkomendasikan adalah 1 % berat. Secara praktis hal ini
dapat dilakukan dengan cara mencelupkan pakan pada
larutan metronidazol sebelum diberikan atau dengan
mencampurkan tepung metronidazol pada pakan mereka.
• Di-metronidazol. Dosis = 5 ppm. Diberikan
seperti halnya cara pemberian metronidazol,
tetapi ulangan dilakukan dengan selang 3 hari
(4 hari sekali). Pada kasus berat, pengobatan
dapat dilakukan dengan perendaman selama
48 jam dengan dosis 0.004 %.
6. GARAM IKAN - Fungsi dan Kegunaannya

Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para
akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh
dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi
dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu
garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam
kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara
garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada
kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena
kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai
dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan
garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan
lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh
karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan
untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja
diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui
dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka
penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih
aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam
beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang
diberi perlakuan tersebut.
• Sebagai profilaktik:
Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam
bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk
menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam
per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau
dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya
garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat
larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis.
Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam
akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila
kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya
menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan
terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem
osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah
melakukan pemulihan.
• Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau
bakteri
Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan
konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air.
Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit
demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai
setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus
sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic,
atau stress pada ikan yang bersangkutan.
Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada
tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam
ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap
3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi
garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera
perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga
konsentrasi garam turun ketingkat semula.
• Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang
dianjurkan adalah 1 gram perliter air.
• Untuk melepaskan lintah pada ikan
Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang
bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5
%. Perendaman pada dosis demikian akan
menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan.
Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh
lintah itu sendiri.
• Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat
dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam
larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter
air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.
7. Garam Inggris/Epsom salts (MgSO4.7H20)

Garam inggris biasa digunakan untuk meningkatkan kadar


mineral dalam air, dan sering efektif dalam mengobati
sembelit (tidak bisa buang kotoran) pada ikan.
Dosis dan Cara Pemberian
Sebagai pencahar (pencuci perut), larutkan 1 sendok teh
peres (2.5 g) garam inggris dalam 18 liter air. Terlebih dahulu
larutkan garam inggris tersebut dalam sedikit air akuarium
pada wadah tertentu, selanjutnya masukan kedalam akuarium
yang telah berisi air dengan takaran yang sesuai.
Peningkatan sedikit temperatur air (dalam selang toleransi
ikan yang bersangkutan) dapat membantu meningkatkan laju
metabolisme ikan tersebut sehingga diharapkan akan dapat
mempercepat pemulihan dari gejala sembelit
8. Kalium Permanganat (PK)

Kalium permanganat (PK) merupakan oksidator


kuat yang sering digunakan untuk mengobati
penyakit ikan akibat ektoparasit dan infestasi
bakteri terutama pada ikan-ikan dalam
kolam. Meskipun demikian untuk pengobatan
ikan-ikan akuarium tidak sepenuhnya dianjurkan
karena diketahui banyak spesies ikan hias yang
sensitif terhadap bahan kimia ini.
• Bahan ini diketahui efektif mencegah flukes, tricodina,
ulcer, dan infeksi jamur. Meskipun
demikian, penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-
hati karena tingkat keracunannya hanya sedikit lebih
tinggi saja dari tingkat terapinya. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan dosis yang tepat. Tingkat
keracunan PK secara umum akan meningkat pada
lingkungan akuarium yang alkalin. Potasium
permanganat tersedia sebagai serbuk maupun larutan
berwarna violet.
Kalium permanganat (KMnO4) merupakan alkali
kaustik yang akan tersdisosiasi dalam air membentuk
ion permanganat (MnO4-) dan juga mangan oksida
(MnO2) bersamaan dengan terbentuknya molekul
oksigen elemental. Oleh karena itu, efek utama bahan
ini adalah sebagai oksidator.
• Dosis 2 ppm diberikan pada ikan-ikan muda
atau ikan-ikan yang tidak bersisik. Sedangkan
dosis 4 ppm diberlakukan pada ikan-ikan
bersisik. Selang dosis tersebut tidak akan
merusak tanaman, sehingga biasa digunakan
untuk mensterilkan tanaman dari hama dan
penyakit, terutama dari gangguan siput dan
telurnya.
10. Klorin dan Kloramin

Klorin dan kloramin merupakan bahan kimia yang


biasa digunakan sebagai pembunuh kuman
(disinfektan) di perusahan-perusahan air minum
seperti PAM atau PDAM. Klorin (Cl2) merupakan
gas berwarna kuning kehijauan dengan bau
lumayan menyengat. Bau ini bisa dikenali seperti
bau air kolam renang yang biasanya secara
intensif diberi perlakuan klorinasi dengan
kaporit. Sedangkan kloramin merupakan
senyawa klorin-amonia (NH4Cl).
Klorin relatif tidak stabil di dalam air sehingga
biasanya akan segera terbebas keudara, sedangkan
kloramin jauh lebih stabil dibandingkan klorin
sehingga beberapa perusahan pengolah air minum
(di LN) tidak sedikit yang menggunakan bahan ini
sebagai pengganti klorin. Baik klorin maupun
kloramin sangat beracun bagi ikan. Keduanya akan
bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus
yang diketahui dapat merusak sel-sel protein dan
sisitem enzim ikan. Tingkat keracunan klorin dan
kloramin secara alamiah akan meningkat pada pH
lebih rendah dan temperatur lebih tinggi, karena
pada kondisi demikian proporsi asam hipoklorus
yang terbentuk akan meningkat.
Untuk menghindari efek kronis dari bahan
tersebut maka residu klorin dalam air harus
dijaga agar tidak lebih dari 0.003 ppm. Klorin
pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm sudah cukup
untuk membunuh ikan dengan cepat.
11. Metil Biru (Methylene Blue)

Metil Biru (Methylene Blue) Metil biru merupakan pewarna thiazine


yang kerap digunakan sebagai bakterisida dan fungsida pada
akuarium. Di beberapa tempat penggunaan bahan ini sudah semakin
tidak populer karena diketahui mempunyai pengaruh buruk terhadap
filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada kulit,
pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya termasuk lem
akuarium. Diduga bahan inipun dapat berakibat buruk pada tanaman.
Metil biru diketahui efektif untuk pengobatan ichthyopthirius (white
spot) dan jamur. Selain itu, juga sering digunakan untuk mencegah
serangan jamur pada telur ikan.

Metil biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium,


dengan konsenrasi 1 - 2 persen. Selain itu tersedia pula dalam bentuk
serbuk.
• Dosis dan Cara Pemberian Untuk infeksi
bakteri, jamur dan protozoa dosis yang
dianjurkan adalah 2 ml larutan dengan
konsentrasi 1 persen per 10 liter air
akuarium. Perlakuann dilakukan
malalui perendaman jangka panjang. Hal ini
hendaknya dilakukan pada akuarium terpisah,
atau akuarium karantina untuk menghindari
terjadinya efek buruk pada sistem filtrasi
biologi dan menempelnya warna pada
dekorasi akuarium.
12. Oxytetracyline

Oksitetrasiklin hidroklorida merupakan


antibiotik yang kadang-kadang digunakan dalam
pengobatan penyakit akibat infeksi bakterial
sistemik pada ikan.
• Dosis dan Cara Pemakaian Suntik: 10-20 mg
oksitetrasiklin per kg berat badan ikan. Ulangi
penyuntikan apabila diperlukan.
BAHAN HERBAL
1. Bawang Putih
Fungsi : pencegahan atau
pengobatan penyakit bakteri
Dosis : 10-20 gr/ kg pakan
Aplikasi : tumbuk bawang putih,
campurkan ke dalam telur ayam
yg sdh di kocok terlebih dahulu
lalu dicampur dengan pakan atau
pelet. setelah dicampur rata,
keringkan dgn pelet.
2. Kunyit
Fungsi : pencegahan a/ pengobatan penyakit
bakteri
Dosis : 2,5 gr perasan kunyit/liter air
Aplikasi :
– tumbuk/blender kunyit, peras, lalu tambah air
– campurkan dalam pelet atau pakan.
3. Ragi/yeast
Fungsi : pencegahan atau
pengobatan penyakit bakteri
Dosis : 0.1 – 1 % ragi roti
dalam pakan
Aplikasi : campurkan ke
dalam telur ayam (sudah
kocok) dan campur dgn
pakan atau pele
4. Sirih
Fungsi : pencegahan
atau pengobatan
penyakit bakteri, parasit
(8,3ppt) dan anti jamur
Dosis : 2 gr/60 ml air
Aplikasi : direbus dgn
air,setelah dingin
rendam ikan yg terkena
penyakit
5. Daun pepaya
Fungsi : pencegahan atau
pengobatan penyakit bakteri
Dosis : 2 gr/60 ml air
Aplikasi : diremas lalu campur dgn
air, rendam ikan yg terkena
penyakit selama 8 – 20 jam
Aplikasi herbal dilakukan secara
terus menerus dengan selang
waktu 1 minggu (1 minggu
penggunaan dan 1 minggu tidak).
6. Lengkuas (Alpinia galanga L willd)
Nama daerah : Langkueh, halawas, lengkuas, lawas, laja,
langkuwasa.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis: Rasanya pedas dan hangat.
Berkhasiat untuk, menetralkan racun, Meningatkan napsu makan(
stomakik) dan sebagai obat jamur kulit.
Kandungan kimia: Rimpang mengandung minyak atsiri 1%
metilsinamat, kamfer, galangin dan eugenol. Sedangkan buah
mengandung, methyl ether, kaemferide, galangin dan
dimethoxyflavone.
Cara pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
7. Daun Dewa ( Gynura pseudochina DC.)
Nama daerah : Beluntas cina, Daun dewa.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis
Daunnya dapat dikonsumsi dengan cara
dilalap atau dijus. Berkhasiat sebagai anti
radang, Penghilang nyeri (analgesik), obat
luka bakar, luka bekas gigitan hewan
berbisa, anti kanker dan peradangan pada
jaringan tubuh.
Kandungan kimia: Batang, daun dan
umbinya mengandung minyakatsiri,
saponin , teranoid, tanin dan tekalora.
Cara pemakaian : melalui perendaman
dan dioles.
8. Mahkota dewa (phaleria
macrocarpa)
Sifat kimiawi dan efek farmakologis :
Jika dikonsumsi manusia dalam
keadaan segar bisa menyebabkan
keracunan. Berkhasiat untuk
mengobati kanker, anti oksidan,
bersifat analgesik, antipiretik, dan
anti radang.
Kandungan kimia: Daging buah dan
cangkang biji mahkota dewa
mengandung alkaloid, flavonoid,
senyawa politenol dan tanin.
Cara pemakaian : melalui
perendaman dan dioles.
9. Jarak Ulung ( Jatropha gossipifolia L )
Nama daerah : Jarak kosta merah, Jarak cina, jarak ulung.
Sifat kimiawi dan efek farmakologi : Getahnya bersabun, biji
mengandung minyak. Bagian yang bisa dipakai adalah daun dan
biji. Berkhasiat untuk meningkatkan napsu makan, mengobati
pembengkakan dan penyakit kulit.
Kandungan kimia. : Akar mengandung alkaloid. Daun dan batang
mengandung tanin, calcium oxalate, dan sulfur.
Cara pemakaian : Perendaman dan oles

Anda mungkin juga menyukai