Disusun Oleh
KELOMPOK 6
Mendapatkan pengaruh yang kuat dari air tawar dan air asin
Fisiografi pantai
Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove.
Pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan
dengan pantai yang terjal.
Pasang
Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan dan
komunitas hewan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove . Pasang
mempengaruhi perubahan salinitas , distribusi vertikal organisme , Struktur dan kesuburan
mangrove , Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi
pasang atau frekuensi penggenangan
Gelombang dan Arus
-Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove
-berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies
-Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan
pembentukan padatan-padatan pasir di muara sungai
-Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi
nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut.
Salinitas
Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt
Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove,
hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan
Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang
IKLIM
IKLIM
Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan
faktor fisik (substrat dan air)
Curah
Curahhujan
Hujan: Angin
Angin
Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan
perkembangan tumbuhan mangrove, kondisi udara, arusAngin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji
suhu air, salinitas air dan tanah, Curah hujan sehingga membantu terjadinya proses reproduksi
optimum pada suatu lokasi yang dapat tumbuhan mangrove
mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang
berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun
Cahaya
Cahaya Suhu
Suhu
berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, Suhu berperan penting dalam proses fisiologis
fisiologi, dan struktur fisik mangrove (fotosintesis dan respirasi)
Derajat kemasaman (pH)
Nilai pH hutan mangrove berkisar antara 8.0 – 9.0 (Welch dalam Winarno 1996). Nilai pH yang tinggi
lebih mendukung organisme pengurai untuk menguraikan bahan-bahan organik yang jatuh di daerah
mangrove, sehingga tanah mangrove yang bernilai pH tinggi secara nisbi mempunyai karbon organik
yang kurang lebih sama dengan profil tanah yang dimilikinya.
Tanah
Tanah di hutan mangrove memiliki ciri-ciri yang selalu basah, mengandung garam, oksigen sedikit,
berbentuk butir-butir dan kaya bahan organik. tanah mangrove umumnya kaya akan bahan organik dan
mempunyai nilai nitrogen yang tinggi, kesuburannya bergantung pada bahan alluvial yang terendap.
Menurut Soeroyo (1993), pembentukan tanah mangrove dipengaruhi oleh, faktor fisik, faktor fisik-kimia,
faktor biotik
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak
sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya, Oksigen terlarut juga penting dalam
proses respirasi dan fotosintesis, Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan
kondisi terendah pada malam hari
Zat Hara
hara merupakan faktor penting dalam memelihara keseimbangan ekosistem mangrove.
Detritus organik, yang merupakan bahan organik yang berasal dari bioorganik yang melalui beberapa
tahap pada proses mikrobial. Sumber utama detritus organik ada dua, antara lain:
Autochtonous, seperti fitoplankton, diatom, bakteri, jamur, algae pada pohon atau akar dan tumbuhan lain
di hutan mangrove; Allochtonous, seperti partikel-partikel dari aliran sungai, partikel tanah dari erosi darat,
tanaman, dan hewan yang mati di daerah pesisir atau laut.
TERIMAKASIH