Anda di halaman 1dari 41

RANGKUMAN KESELURUHAN MATERI PENGENALAN HASIL HUTAN

Disusun Oleh :

UNDARISASTA DWI PUTRI KURNIYANTO

L131 18 029

KHT- A

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERRSITAS TADULAKO

2020
RANGKUMAN MATERI 1. PEMETAAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN

A. Definini Peta

Peta adalah gambaran suatu wilayah yang didalamnya memuat berbagai informasi
tentang wilayah. Saat ini lembaga nasional yang melakukan pemetaan diwilayah
Indonesia adalah BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Surveydan Pemetaan Nasional)

B. Pihak-Pihak yang berwenang membuat peta


- Badan Pertahanan Nasional (BPN)
- Departemen Kehutanan (Dephut)
- Departemen pekerjaan Umum ( Dep PU)
- Pemerintah Daerah (Pemda)
- Perguruan Tinggi
- Militer (Direktorat Topografi Angkatan Darat (Ditop AD)
- Dan juga perusahaan swasta yang membuat peta untuk kepentingan mereka
sendiri

One Map Policy > Satu peta dan satu georeferensi (single georeference). Untuk
kepentingan bersama antar sektor, antar wilayah dan antar
pemangkyukepentingan. Implementasi “One Map” akan sangat mendukung
pelaksanaan azas keterpaduan perencanaan suatu wilayah

Komponen Pemetaan

Kebutuhan Data :

1. Peta data dasar


2. Peta tematik
3. Peta perencanaan
Haeware mencakup :

1. Komputer tunggal
2. Computer system jaringan dengan server (LAN dan MAN)
3. Komputer dengan jaringan Global Internet (WAN)

Pengaplikasian :

1. Renana Tata Ruang


2. Rencana pengelolaan hutan
3. Rencana pengelolaan kelautan
4. Renana keamanan dan pertahanan dll

SDM Pengguna system

1. Pemerintah
2. Masyarakat
3. Perguruan tinggi
4. Lembaga/institusi non pemerintahan

Pemetaan dalam pengelolaan Hutan. (UU 41 Thn 1999 tentang Kehutanan)

Pasal 10 > pengurusan hutan meliputi kegiatan penyelanggaraaan :

a. Perencanaan Kehutanan
b. Pengelolaan Hutan
c. Penelitian dan pengembangan pendidikan dan Latihan, serta penyuluhan
kehutanan
d. Pengawasan
Pasal 12 > Perencanaan kehutanan, meliputi inventarisasi hutan, pengukkuhan
kawasan hutan, penatagnaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan
hutan dan penyusunan renanan kehutanan

Pasal 14 > Berdasarkan inventarisasi hutan, untuk memberikan kepastian hokum


atas kawasan hutan

Pasal 15 > Pengukuhan kawasan hutan : Penunjukan kawasan hutan, penataan batas
kawasan hutan, emetaan kawasan hutan, penetapan kawasan hutan.

Pasal 21 > pengelolaan hutan, meliputi kegiatan ; tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
rehabilitas dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan dan konservasi alam

C. Kawasan Hutan adalah bagian integral dari Pola Ruang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah

 Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
 Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

 ' Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
 Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
 Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang

D. Pembentukan WiIayah Pengelolaan Hutan

 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan untuk tingkat:


a. propinsi,
h. kabupaten/kota, dan
c. unit pengelolaan.
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan,
fungsi hutan, kondisi daerah aliran sungai, sosial budaya, ekonomi,
kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat hokum adat dan
batas administrasi pemerintahan.
RANGKUMAN MATERI 2. TEKNIK INVENTARISASI DAN PENGUKURAN TUMBUHAN
HUTAN

Ilmu Inventarisasi Hutan adalah satu cabang ilmu kehutanan yang membahas
tentang metode penaksiran potensi hutan.

Hal hal pentingyang perlu dicatat dalam inventarisasi Hutan :

1. Keadaan Hutan > Luas, Jenis dan Komposisi, struktur tegakan, potensi
(massa kayu), pertumbuhan, kualitas pohon/tegakan, potensi permudaaan
tumbuhan bawah dll.
2. Keadaan tenpat tumbuh > Topografi, jenis dan sifat tanah, posisi geografs,
altitude iklim , tata air (DAS) dll.
3. Keterangan lain > Aksesibilitas (jaringan, jalan, sungai) penutupan lahan dan
tata guna lahan , industry dan perdagangan, pemukiman, keadaaan sosial
masyarakat sekitar, dll.

Peranan Inventarisasi :
a. Menyiapkan data yang akurat, melalui upaya upaya yang efisien dan
efektif
b. Menentukan rencana pemanfaatan kekayaan hutan secara optimum
c. Satu langkah awal yang sangat menentukan dalam pendayagunaan hutan
secara lestari

Hirarki Inventarisasi :

 Nasional
 Wilayah
 Daerah Aliran sungai
 Unit Pengelolaan
Inventasisasi Hutan dilakukan untuk pengukuhan kawasan hutan ,
Penyusunan NSDH, Penyusunan rencana Kehutanan, Sistem Informasi
Kelautan

Alat dan Bahan Yang dibutuhkan dalam inventarisasi hutan :

a. Meteran Rol
b. Kompas
c. Tali Rafia
d. Tally Sheet
e. Alat Tulis Menulis
f. Kamera

Keterangan :

1. Plot 20m x 20 m untuk pengamatan pohon ( D > 20 cm)


2. Plot 10m x 10m untuk pengamatan tiang (D 10 s/d <20 )
3. Plot 5 mx 5 m untuk pengamatan pancang (DBH < 10 Cm Tinggi > 1,5m
4. Plot 2m x 2m untuk pengamatan semai dan tumbuhan bawah (tinggi < 1,5m)

Pencacahan Vegetasi

 Radius 1 m : semai ( tinggi < 1,5m)


 Radius 2 m : pancang (tinggi > 1,5 m, Diameter < 5 cm)
 Radius 5 m : Tiang (diameter 5 s/d < 20 cm rotan 3m)
 Pohon : - sensus seluruh RU (diameter mulai 20 cm )
 Pencatatan mencakup parameter vegetasi dan jarak dan azimuth pohon dari
titik pusat

Diameter : Adalah standar untuk menghitung dimensi suatu pohon

Alat ukur diameter : PHI Band , Pita Meter, Meteran rol, Califer
Pengukuran tinggi : Tinggi pohon adalahjarak terpendek antara suatu ttik (pada
pohon) dengan titik proyeksinya pada bidang datar (permukaan tanah) seringkali
dengan panjang

Klasifikasi Tinggi Pohon :

a. Tinggi Total : Jarakan antara titik pucuk dengan proyeksinya pada bidang
datar
b. Tunggi bebas cabang : Jarak antara titik lepas dahan atau lepas cabang atau
batas tajuk dengan proyeksinya pada bidang datar
c. Data tinggi digunakan untuk penentuan volume pohon, penentuan kualitas
tempat tumbuh tegakan , menggambarkan tegakan vertical, (kelas ketinggian
tajuk ), dominan, kodominan, tertekan
d. Pengukuran tinggi terbagi atas pengukuran langsung (memanjat pohon,
menggunakan tongkat ukur) dan Pengukuran tidak langsung (menggunakan
alat ukur tinggi seperti clino meter, Spiegel relaskop , haga meter)

Cara pengukuran : Prinsip trigonometri adalah cara pengukurannya menggunakan


jarak dan sudut.

Cara kerja :

a. Ukur jarak datar dari pohon ke pengukur, jarak pohon dengan pengukur
kurang lebih sama dengan tingginya pohon yang dikukur, untuk pohon besar
jaraknya 20 atau 30 meter. Pengukur harus dapat melihat dengan jelas
pangkal dan ujung batang pohon yang diukur
b. Ambing helling ke titik pemototngan atas dengan menggunakan klinometer
dalamsatuan % dan catat hasilnya
c. Ambil delling ke titik pemotongan bawah dan atat hasilnya (dalam satuan %)
RANGKUMAN MATERI 3. KLASIFIKASI HUTAN DAN TINGKAT
PERTUMBUHAN

Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,


kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.
Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
 Jenis Hutan UU 41 1999 TTg Kehutanan
- Hutan Negara adalah hutan yang berada padah tanah yang tidak dibebani
hak atas tanah
- Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah
- Hutan adat adalah hutan Negara yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat

Hutan Produksi, Hutan yang bisa dimanfaatkan untuk di eksploitasi produksinya,


baik produksi kayu maupun non kayu. ada berbagai jenis hutan produksi seperti
GPG, Hutan Tanaman Industi, dan tipe – tipe lainnya.

Komposisi Hutan : DANGLER (1944) : Kumpulan pohon pohon yang dapat dikatakan
hutan hanya bila cukup rapat menutupi areal yang cukup luas sehingga terbentuk
suatu kondisi iklim dan ekologis yang berbeda dengan kondisi luarnya.
Hutan memiliki perubahan yang nyata dalam hal : suhu, kelembaban, cahaya, angin,
flora dan fauna, serta sifat tanah lapisan atas.

Hutan dapat dikelompokan dalam berbgai cara :

a. Asal terbentuknya
b. Umur
c. Komposisi
d. Unit pengelolaan
e. Struktur
f. Distribusi kelas umur
g. Rotasi kerja

Asal Terbentuknya

a. Hutan tingg : hutan yang erbentuk dan berkembang dari biji


b. Hutan Rendah : Hutan yang berperoduksi secara vegetatif dengan tunas
c. Hutan Coppice standart : Hutan yang verkembang dari campuran biji dan
tunas yang dibiarkan tumbuh selama dua atau lebih rotasi tebangan

Umur

a. Hutan pertumbuhan mudah : hutan yang terbentuk dari bekas tebangan,


bekas kebakaran terdiri dari bebrapa fase pertumbuhan;

b. Hutan Pertumbuhan Tua : hutan alam asli yang umumnya memiliki pohon—
pohon berumur tua

Komposisi Jenis penyusunnya

a. Hutan Murni : 90% dan tegakan terdiri satu iems pohon yang merupakan ciri
tegakan. contoh ini ditemukan pada hutan tanaman atau tempat numbuh
khusus seperti dl hutan rawa
b. Hutan Campuran : tegakan yang tersusun dari lebih satu jenis pohon

Unit pengelolaan (tegakan)


Tegakan biasanya merupakan unit unit pengelolaan yang membentuk hutan .
tegakan dapat didefinisikan sebagai unit homogeny yang dapat dengan jelas
dibedakan dari tegakan di sekitarnyaberdasarkan umur (seumur dan tidak seumur),
komosisi (murni dan campuran), struktur, tempat tumbuh atau geografi

Struktur hutan
Hutan dapat dibedakan dari struktur tegakan. Yang menunjukkan sebaran umur,
kelas diameter dan kelas tajuk

Distribusi kelas umur


Hutan dapat terdiri dari struktur seumur dan tidak seumur. Hutan seumur terdiri
dari tegakan-tegakan dimana semua pohon di dalamnya kurang lebih berumur
sama, tetapi komponen tegakan mungkin semuan a berbeda umur. Selanjutnya,
hutan ti ak seumur terdiri dari tegakan yang berbeda umur, dengan masing- masing
tegakan bisa mempunyai paling tidak tiga atau empat kelas umur yang berinterval
baik.

Rotasi Kerja
Rotasi kerja dapat diartikan sebagai areal berhutan yang dibutuhkan untuk
menopang industry kayu yang didirikan suatu masyarakat tanpa meemrlukan
transortasi dari jarak jauh .
Hal ini berarti penggunaan rotasi kerja ini (uni pengelolaan) mampu
memertahankan kelestarian aliran produksi hutan dalam masyarakat itu.
Tegakan Murni dan Campuran
a. Kondisi iklim yang ekstrem, misalnya iklmim yang sangat dingin atau karna
curah hujan yang sangat terbatas atau distribusi yang tidak seimbang
membatasi jumlah jenis yang dapat bertahan hidup seperti pinus ponderosa
dan juniperus
b. Kondisi edafis ekstrem missal, tanah tergenang lama ,BOT sangat asam, basah
dan dingin, serta tanah dg Mg tinggi
c. Jenis agresif dan sangat toleran yang mungkin dapat menaungi jenis ohon
pesaingnya
d. Hutan tanaman, yang biasanya dibangun dengan satu jenis tanaman karna
hubungan antar jenis sangat kompleks dan bervariasi dari suatu tempat
tumbuh ke tempat lainnya

Keuntungan Biologis Tegakan Campuran ( Kostler, 1856)

Perakaran memanfaatkan profil tanah lebih baik dan meningkatkan daya tahan
terhadap angin terutama jika yang ditanam adalah campuran jenis berakar dangkal
dan berakar dalam, selain itu kemungkinan perbedaan kebutuhan hara tertentu.
Perbaikan siklus hara melalui proses dekomposisi serasah dari campuran daun
cenderung lebih cepat.
Pemanfaatan ruang tajuk lebih baik, terutama jika dicampur jenis toleran dan
intoleran.
Fluktuasi iklim mikro lebih rendah, sehingga kerusakan karena perubahan
iklim yang tiba-tiba dapat diturunkan.
Lebih sehat dan kurang peka terhadap berbagai faktor perusak (serangga dan
penyakit).
Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah
terjadi kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama. Hutan sekunder merupakan
fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul, karena alam ataupun
antropogen, sampai menjadi klimaks kembali

Hutan primer (primary forest) adalah hutan yang telah mencapai umur lanjut dan
ciri struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya; serta dengan demikian
memiliki sifat-sifat ekologis yang unik.
Pada umumnya hutan primer berisi pohon-pohon besar berumur panjang, berseling
dengan batang-batang pohon mati yang masih tegak, tunggul, serta kayu-kayu
rebah. Robohnya kayu-kayu tersebut biasa membentuk celah atau rumpang
tegakan, yang memungkinkan masuknya cahaya matahari ke lantai hutan, dan
merangsang pertumbuhan vegetasi lapisan bawah

Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh- tumbuhan oleh


yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasiclambat ketika tempat tumbuh
mula—mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat tumbuh diatasnya, atau
suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitas dirusak oleh
suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan diganti oleh yang lain
(Daniel, et al, 1992)
RANGKUMAN MATER 4. TEKNIK BUDIDAYA DAN STRATIFIKASI HUTAN

Budidaya > adalah suatu kegiatan terencana dalam memelihara sumber daya hayati
pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat / hasil panennnya

Tujuan budidaya :

a. Untuk memperoleh keuntungan baik dari segi ekonomis maupun bagi


konsumsi sebagai bahan pangan
b. Bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan hasil produksi yang
berkualitas
c. Untuk mengingkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terbentuknya
lapangan pekerjaan baru di bidang budidaya
d. Aktivitas budidaya bisa dijadikan sebagai cara untuk mengelola sumber
dayaalam secara lebih optimal
e. Kegiatan budidaya tanaman memebantu meniptakan udara yang lebih bersih
dan lingkungann yang lebih sejuk

Tahapan budidaya :

 persiapan lahan > Bertujuan untuk menentukan areal yang akan ditanami
 pembersihan lahan > kegiatan pembersihan lapangan meliputi pembersihan
semak, perdu dan pohon-pohon sisa. Pada saat kegiatan pembersihan lahan
dilakukan, bahan bahan yang dapat digunakan untuk membuat anggelan
maupun ajir dapat dikumpulkan. Pada daerah yang miring sisa sisa tonggak
dibiarkan untuk menguatkan struktur tanah dan untuk mengendalikan erosi.

persiapan bahan tanam, penanaman , pemeliharaaan, evaluasi penananman

metode pengolahan tanah; 1. Mekanis, 2. Manual


pengolahan dilakukan duak lai:

1. Untuk membalikan tanah, tanah dicangkul sedalam 20-25 cm supaya


memudahkan pertukaran udara dan resapan air. Tanah yang beralang-alang
dicangkul sedalam 30-35 cm supaya akar terangkat dan dibuang, selanjutnya
dapat dibakar seara terkendali. Tonggak tonggak dipotong potong kemudian
dibakar secara terkendali.
2. Untuk menghaluskan tanah hingga siap untuk ditanami, tanah yang masih
bergumpal-gumpal digemburkan kembalu sehingga tekstur tanahnya
menjadi lebih halus.

Penentuan siatem penanaman:

1. Penanaman dengan pola monokultur


2. Penananman tumpanng dari > penannaman tanaman pokok dan diantara
tananman pokok juga ditanam satu jenis tanaman lain, umur tanaman sela
harus lebih pendek dari tanaman pokok

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih Jenis pohon;

- Tujuan dari penanamannya

- Kecocokan Jenis dan lempal tumbuh

- Ketersediaan bibit

- Pemilihan varietas > bibit unggul; mengacu pada varietas unggul dan benih
bermutu

- Pembibilan ; seleksi benih, persemaian. pembibitan

- Kebutuhan benih. dipengaruhi oleh; populasi tanaman, daya kecambah.


jumlah yang harus di sulam
- Teknik budidaya lelah dikuasai dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
setelah di panen

Kesesuaian jenis dengan tempat tumbuhnya memungkinkan pohon akan tumbuh


secara optimal, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan,
baik berkenaan dengan nilai ekonomi. perlindungan dan konservasi tanah maupun
pengaturan tata air

Jenis Tanaman yang dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Pohon yang akan ditanam dapat menjamin ketersediaan bahan baku kayu
yang diperlukan industry
2. Persyaratan tempat tumbuh sesuai dengan kondisi tempat tumbuh pada
lahan yang disediakan
3. Teknik budidaya ukup diketahui dan dapat dengan mudah dikuasai untuk
melaksanakanpembudidayaannya
4. Bibit atau bahan tanamannya mudah disediakan
5. Pohon dapat dengan cepat tumbuh dan atau tinggi volume dan nlai kayunya

Penanaman :

 Karena bibit mengunakan polybag, maka sebelum blblt ditanam kantog


plastic dilepas dengan cara dirobek yang medianya terleblh dahulu
dipadatkan dengan cara memeras atau menekan polybag tersebut

 Bibit diletakan di tengah lubang secaca vertikal, terus dltimbun hati - hati
dengan tanah sekitar sampei batas leher. Dalam menimbun upayakan topsoil
dimasukkan ke lubang terlebih dahulu. Kemudian tanah sekitar bibtt
dipadatkan dengan jalan ditekan secara hati — hati sampai terjadi kontak
antara perakaran dengan tanah

Pemeliharaan :

- Pemupukan
- Penjarangan
- Pemberantasan hama penyakit
- Penyiangan
- Penyulaman
- Pemangkasan
- Penjarangan

Evaluasi kegiatan penanaman :

- Jika persen jadi tanaman mencapai 200% pada areal tersebut tidak perlu ada
sulaman
- Pada 80%-100% perlu ada sulaman ringan
- Antara 60%-80% dilakukan sulaman intensif
- Dibawah 60% perlu dilakukan penanaman ulang
RANGKUMAN MATERI 5. PENGELOLAAN HHBK LEBAH, MADU, AREN

Hasil hutan non-kayu adalah bahan-bahan atau komoditas yang didapatkan


dari hutan tanpa harus menebang pohon. Mencakup hewan buruan, rambut hewan,
kacang-kacangan, biji, buah beri, jamur, minyak, daun, rempah-rempah, rempah
daun, gambut, ranting untuk kayu bakar, pakan hewan ternak, dan madu.

A.Lebah Madu

Lebah adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk


koloni dan setiap koloni lebah terdiri atas 3 jenis lebah yaiiu : lebah ratu, lebah
jantan dan lebah pekerja. Lebah madu di bagi menjadi 2 bagian yaitu koloni lebah
budidaya dan lebah hutan.

Jenis lebah yang umum dibudidayakan soal ini adalah lebah lokal (Apis cerena) dan
lebah eropa (Apis mellifera).
Teknik budidayanya cukup sederhana yang penfing lokasi perlebahannya
mendukung perkembangan lebah tersebut dan mengetahui proses koloni hingga
panen.
sedangkan sampai saat ini untuk lebah hutan (Apis dorsata) belum bisa
dibudididayakan dalam kotak. Sehingga pemanenannya
masih sangat tradisional dan beresiko.

Produk yang dihasilan lebah madu yaitu madu i'fu sendiri, royal jelly, serbuk sari,
lem/zat perekat (propolis), lilin lebah, racun lebah dll.
B. Aren

Arena tau biasa arenga sp merupakan tanaman dari asia tenggara asli Indonesia, di
Indonesia pohon aren banyak dijumpai mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan ketinggian 1400 mdpl.

Pohon aren berfungsi sebagai tanaman konservasi yaitu pencegahan erosi tanah
dikarenakan perakaran yang dangkal dan melebar serta daun yang ukup lebat dan
tertutup lapisan ijuk sehingga efektif untuk menahan turunnya air hujan langsung
ke permukaan tanah.

Fungsi produksi diperoleh mulai dari akar (dapat dijadikan minuman obat untuk
sembelit dan penyakit paru2), batang (menghasilkan sagu sebagai sumber karbo)
dan daun (sapu lidi), bunga (menghasiljan xairan mengandung zat gula aren) dan
buah ( bahan makanan kolang kaling)

C. ROTAN

Rotan adalah sekelompok palma dan puak yang hidup dengan memanjat atau
merambat pada pohon. Batang rotan biasanya langsing padat tidak berongga dan
memiliki diameter 2-3 cm dan banyak di lindungi oleh duri duri panjang,keras,dan
panjang.
Fungsi rotan adalah sebagai bahan pembuatan mebel,sebagai bahan dasar
pembuatan cambuk, togkat penyangga berjalan dan senjata.
Indonesia merupakan Negara produsen rotan yang memenuhi kebutuhan rotan
dunia dan selama ini mampu mensuplai kurang lebih 80% dari kebutuhan dunia.
Dimana 90% dihasilan dari hutan alan dan 10% dari budidaya rotan.
Komuditas rotan sangat penting, karna prodak yang dihasilkan oleh rotan sangat
beragam, disamping itu potensinya yang melimpah. Rotan tumbuh secara alami
dalam kawasan hutan merambat ditanah dan memillki batang silindris yang terdiri
dari berbagai ruas serta memiliki duri yang menutupi hamper pada semua
batangnnya.

Pemasaran Produk HHBK.

Membangun pasar di tingkat :

1. Lokal
2. Nasional
3. Internasional

Pengembangan produk lebah madu , aren, rotan dll sebagai salah satu produk hasil
hutan bukan kayu menjadi peluang dalam pengelolaan dan pemanfaatan produk
HHBK sebagai potensi peningkatan ekonomi masyarakakt sekitar hutan dan
meminimalisir laju kerusakan hutan yang terus mengalami peningkatan.

Produk HHBK bisa menjadi analisis perbandingan baik sebagai penghasil oduk HHBK
dikonversi menjadi perkebunan sekala besar atau di alih fungsikan menjadi hutan
tanaman monokultur sekala besar.
RANGKUMAN MATERI 6. PENGELOLAAN HHBK ANGGREK DAN DAMAR

A. Anggrek

Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan


berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah
tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya
ditemukan di daerah tropika.

Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk


umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang
cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi
tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap.
Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang. Akar serabut, tidak dalam.

Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang
pohon tempatnya tumbuh, namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang
tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-
akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun
kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan
akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas.

B. Damar

(Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan


runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar
menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa,
tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya
Damar tumbuh dilingkungan hutan hujan dataran rendah secara alami. Ketinggian
yang cocok sebagai habitatnya berada di sekitar 1.200 mdpl. Di daerah Jawa, pohon
damar banyak ditanam di hutan pegunungan.

Pohon damar dapat tumbuh mencapai ketinggian 65 meter dengan batang bulat
silindris dan diameter mencapai lebih dari 1,5 meter. Pepagan damar berwarna
keabu-abuan sedikit kemerahan dan mengelupas dalam keping kecil.

 Manfaat Damar

Resin dari damar atau yang disebut kopal dapat berguna untuk berbagai
keperluan. Resin damar dihasilkan dari kulit atau pepagan yang terluka, baik secara
sengaja maupun tidak. Saat ini, damar banyak digunakan untuk produksi kosmetik,
tekstil, cat, tinta, kaca, korek api, dupa, dan sebagainya

Getah yang keluar dari pohon damar akan membeku bila berinteraksi dengan udara.
Selanjutnya, getah yang mengeras tersebut dapat dipanen atau dikumpulkan
sebagai kopal sadapan. Getah damar yang diperoleh dan keluar karena luka-luka
alami dari atas atau bawah tanah dinamakan kopal galian.

 Jenis jenis Damar

a. Damar Batu

Damar batu adalah damar yang bermutu rendah dengan warna cokelat kehitaman
dan keluar secara alami dari pohon yang terluka.
b. Damar Mata Kucing

Damar mata kucing adalah damar bermutu tinggi dengan warna bening atau
kekuningan. Damar ini diperoleh dengan cara melukai kulit pohon.

 Penyadapan Damar

- Pohon damar dapat disadap ketika telah berusia 20 tahun atau telah
memiliki diameter batang sekitar 25 cm.

- Penyadapan dilakukan dengan membuat beberapa buah lubang sadap pada


batang pohon dengan bentuk segitiga secara vertikal tersusun keatas atau
horizontal berderet kesamping.Namun sebelum membuat lubang, kulit
batang dapat dibersihkan dahulu dengan cara dikerik agar lubang sadap
bebas dari kotoran atau tatal kayu yang mengotori getah resin

 Teknik Penyadapan

-Penyadapan dapat dilakukan dengan membentuk lubang segitiga pada kulit batang.
Sebaiknya, lubang yang dibuat berada sekitar 50 cm dari permukaan tanah.
-Ukuran lubang sadap pertama atau pada pohon muda adalah 3 cm dengan
kedalaman setebal kulit barang atau batas kambium (2 hingga 2,5 cm). Pada
damar muda, jumlah lubang yang dibuat biasanya 2 hingga 4 berderet keatas
dalam satu jalur dan masing-masing berjarak 40 cm. Seiring pertumbuhan pohon,
lubang sadap akan ikut membesar sesuai diameter pohon.
-Pada pohon dewasa, pembuatan lubang sadap dapat dilakukan 4 hingga 5 buah
dengan setiap lajur 9 sampai 11 lubang. Sesaat setelah kulit pohon damar dilukai,
getah akan keluar dan terkumpul. Getah yang telah mengeras kemudian dapat
dikumpulkan.
RANGKUMAN MATERI 7. EKSPLORASI FLORA

Pentingnya mengenal tumbuhan :

- Keragaman jenis tumbuhan dengan berbagai macam manfaat merupakan


bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. hal ini penting untuk
dipelajari karna pekerjaan seoorang rimbawan berkaitan dengan hutan sebagai
kominutas tumbuhan, baik secara langsung ataupun tak langsung.
- Sifat sifat yang dapat membantu dalam pengenalan jenis, beberapa diantaranya
adalah sifat sifat batang, tajuk, kulit batang, kayu getah, dauh, bunga, buah , biji
atau bagian tumbuhan lainnya yang mudah dilihat atau diraba. Sifat morfologi
tumbuhan.
- Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan
(karakteristik) serta fungsi masing masing bagian tumbuhan yang seperti akar,
batang, daun, bunga dan buah

Perbedaan simple leaf dan comound leaves

a. Simple leaf
1. Bud terletak pada petiole
2. Hanya memiliki satu helai daun
3. Tangkai daun tidak bersendi dan bercabang
4. Daun tumbuhan satu per satu
5. Guugur satu per satu
b. Compound Leaves
1. Bud tidak terletak pada petiolule
2. Memiliki lebih dari satu helaian daun
3. Tangkai induk bersendi atau memiliki ruas cabang
4. Pertumbuhan leaflets banyak dan serempak dalam percabangan
5. Gugur serempak dalam satu system percabangan daun majemuk.

Duduk Daun (Arrangement )

1. Alternate / Berseling > contoh, artoarpus heterophylla (nangka), Annona


Muricata (Sirsak), Mangifera Indica (mangga)
2. Opposite / berhadapan > conthnya, psidium guajava (jambu biji), morinda
itrifolia (mengkudu), eucalyptus deglupta (leda)
3. Whorled/berkarang, melingkar > contoh, alstonia scholaris (pulai)
4. Opposite decuset/berseling berhadapan > Contoh, tectona grandis

Bentuk Batang ( penamang melintang )

- Bulat > ontoh, bambu (bambusa sp.)


- Bersegi ( terbagi atas segi tiga dan segi empat) > contoh, markisa (passiflora
quadrangularis)
- Pipih ( Filokladia, phyllocladium; sangat pipih, tumbuh terbatas) contoh >
jakang (muehlenbeckia platyclada) , kladodia (cladodium, masih tumbuh
terus dan bercabang) , contoh > kaktus (opuntia vulgaris)

Permukaan Batang :

- Licin ( leavis) - Berusuk (Costatus)


- Beralur (sulcatus) - Bersayap (alatus)
- Berambut (pilosus) - Berduri (spinosus)
- Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu. contoh,nangka (Artocarpus
integra)
- Memperlihatkan banyak lentisel. Contoh, sengon (Albizia stipulata)
Klasifikasi Bunga

a. Bersasarkan jumlah bunga :


- Planta uniflora > tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga.
- Planta Multiflora > Tumbuhan yang menghasilkan banyak bunga atau
berbunga banyak

b. Berdasarkan letak tumbuh bunga


- Flos lateralis/axilaris : bunga yang tumbuh pada ketiak daun
- Flos terminalis : bunga yang tumbuh pada ujung batang
- Cauliflorous : bunga yang tumbuh di batang
- Ramflorous : Bungan yang tumbuh di cabang

Berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunga maka bunga dibedakan menjadi

1. Bunga lengkap = yang memiliki perhiasan bunga (mahkota dan kelopak


bunga) dan alat kelamin (putik dan benang sari). Misalnya : mawar, bunga
sepatu.
2. Bunga tidak lengkap = tidak memiliki salah satu dari bagian bunga.
Misalnya : jagung, rambutan

Herbariuam

Herbarium adalah suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dan data


terkait yang digunakan untuk penelitian ilmiah.Istilah ini dapat juga merujuk pada
bangunan atau ruangan di mana spesimen-spesimen tersebut disimpan, atau pada
lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan namun menggunakannya untuk
penelitian
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson
tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat
digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi.

Cara Pembuatan Herbarium , Koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ


tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan
pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah
satunya dengan cara pembuatan awetan.

Perbedaan morfologi pohon dan anakan :

a. Pohon B. Anakan

- Daun lebih besar / kecil - Daun lebih besar/kecil

- Compound /simple - Simple/compound

- Pinggris daun entired - Pinggris daun lobbed/pated

- Bentuk daun beda - Bentuk daun beda


RANGKUMAN MATERI 8. EKPLORASI FAUNA

Fauna adalah keseluruhan kehidupan hewan, suatu habitat, daerah, atau


strata geologi tertentu atau juga dapat berarti dunia hewan. Fauna dapat tumbuh di
daratan dan perairan.
Fauna memiliki ukuran tubuh, bentuk tubuh, cara hidup, cara berkembangbiak,
jenis makanan dan tempat hidup (habitat) yang berbeda sesuai dengan jenisnya dan
cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya.

 Sub divisi fauna


-Epifauna : Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau
tanah.
-Infauna : Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di
permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring
bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari garis pantai.
-Mikrofauna : Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya
termasuk hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).
-Makrofauna : Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya
lebih dari atau sama dengan satu milimeter.
-Megafauna : Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu.
Misalnya, megafauna Australia.
-Meiofauna : Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang
hidup di air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai
kumpulan organisme yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari
makrofauna.
-Mesofauna : Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar,
seperti arthropoda, cacing tanah, and nematoda.
-Lain-Lain : Meliputi avifauna, yang berarti "fauna unggas" dan piscifauna (atau
ichthyofauna), yang berarti "fauna ikan".
 Persebaran Fauna di indonesia

Flora dan fauna di Indonesia berdasarkan letak geografisnya terbagi menjadi tiga
wilayah yaitu Indonesia Barat, Tengah dan Timur, yang berakibat pada bioiversitas
flora dan fauna indonesia. Dari ketiga wilayah ini dipisahkan oleh garis Wallace dan
garis Weber. Garis Wallace adalah garis yang memisahkan Indonesia bagian barat
dan bagian tengah, Sementara garis Weber adalah garis yang memisahkan Indonesia
bagian tengah dengan timur

a. Indonesia bagian barat

Flora dan Fauna untuk wilayah Indonesia bagian barat memiliki tipe Asiatis
karena tumbuhan dan satwa-satwanya hampir sama dengan yang ditemukan di
benua Asia. Cakupan wilayah barat ini meliputi pulau jawa, Kalimantan dan
sumatera

b. Indonesia bagian tengah

Berbeda dengan wilayah bagian barat, Flora dan Fauna di bagian tengah
Indonesia disebut sebagai tipe peralihan. Cakupan wilayah tengah Indonesia
meliputi Pulau Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara

c. Indonesia bagian timur

Flora dan Fauna di wilayah Indonesia timur memiliki tipe Australis karena
karakteristik flora dan faunanya hampir sama dengan benua Australia.
 Berdasarkan garis wallacea , jenis fauna di Indonesia sendiri terdiri dari banyak
jenis esndemik unik antara lain :
a. Mamalia : anoadataran rendah, rusa bawean dll
b. Burung : jalak bali, cendawasih, dll
c. Reptile dan amfibia : kura kura rote, kura kura Sulawesi, katak pohon,kodok
merah, dll.
d. Ikan ; betta burdigala, betta cocina, dll.

 Definisi eksplorasi

Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari


atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu.

Eksplorasi fauna merupakan tindakan mencari atau melakukan penjelajahan


dengan tujuan menemukan jenis jenis fauna baru

Tujuan eksplorasi fauna adalah mencari dan menemukan jenis jenis baru yang
memiliki cirri khas yang unik

Salah satu jenis eskplorasi yang dilakukan oleh lipi sepanjang 5 tahun terakhir
telah menemukan sedikitnya 150 jenis fauna yang baru

Kegiatan yang dilakukan dalam eksplorasi fauna fauna meliputo, identifikasi dan
inventarisasi

Indentifikasi fauna dengan cara mencari, menemukan, mengelompokkan dan


mencatat jenis/spesies fauna yang baru

 Inventarisasi Fauna meliputi :


1. Mtode inventarisasi fauna secara sendus dibagi menjadi 3 :
a. Sensus langsung : metode penghalauan dan metode persimpangan,
diperlukan pengenalan jenis satwa dai tanda tanda fisik yaitu bentuk,
ukuran dan warna
b. Sensus tidak langsung, diperlukan tanda tanda bagian yang diringgalkan,
tempat mencari minum dan makan serta sarang yang ditinggalkan
c. Kombinasi antara senses langsung dengan sesnsus tidak langsung

 Metode Inventarisasi fauna secara sampling


a. Metode transek jalur
b. Metode transek garis
c. Perangkap
d. Metode pengamatan
e. Metode survey seara cepat
f. Metode menggunakan kamera trapping
g. Metode terumbu karang
h. Metode IPA (Index Point of Aboundance)
RANGKUMAN MATERI 9. TEKNIK NAVIGASI, SURVIVAL, KERJASAMA TIM

 Teknik Navigasi

Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya maupun pada peta. Pengetahuan navigasi meliputi:

1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah

 Peralatan Navigasi yang diperlukan


- Peta topografi
- Penggaris
- Kompas
- Konektor
- Busur derajat
- Altimeter
- Pensil

 Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian
atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau
diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan
navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur
 Bagian-Bagian peta :
1. Judul peta : Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan.
2. Nomor Peta : Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat
peta.
3. Koordinat Peta : Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta.
4. Kontur : Garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari
permukaan laut.
5. Skala Peta : Perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan.
6. Tahun Peta : Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut
7. Legenda Peta : Informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta,
berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam

Orientasi Arah Utara : Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus
diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara
tersebut tidak berada pada satu garis.

T iga arah utara tersebut adalah:

a. Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara


yang melalui Kutub Utara dan Selatan Bumi.

b. Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar
dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.

c. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak panah separuh),


yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas.

Titik Triangulasi
Suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan
tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut.
Macam-macam titik triangulasi:
a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 mdpl
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl
f. Titik Kedaster, K.131, titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tinggi 1202 mdpl
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212,
tinggi 1993 mdpl.

Koordinat : Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori,
koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat.

Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) : Sumbu yang digunakan adalah


garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa,
dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa.

Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) : Kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak setiap titik acuan.

Koordinat Lokal ; :Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak
ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.

 Analisa Peta
Dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan
sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

Unsur dasar peta; Cek informasi dasar di peta seperti judul peta, tahun peta itu
dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian
suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan
cuaca dan vegetasinya.

 Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya


(atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).
1. Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus,
aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali
tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
2. Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah
sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
3. Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu
memperhatikan arah perjalanan.

 Langkah-langkah praktis untuk orientasi medan:

 Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan


 Letakkan peta pada bidang datar
 Samakan utara peta dengan utara sebenarnya. Dengan demikian letak peta
akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi
 Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan
tanda-tanda medan tersebut di dalam peta, ingat-ingat dan tandai. Lakukan
untuk beberapa tanda medan
 Ingat tanda-tanda medan tersebut, bentuknya, tempatnya, karakternya.
 Ingat-ingatlah hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.

 Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua
atau lebih tanda medan yang dikenali.

Langkah-langkah resection:

 Lakukan orientasi medan


 Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan temukan di peta.
Minimal dua tanda medan
 Ingat-ingat dan tandai tanda medan tersebut pada peta
 Bidik tanda-tanda medan tersebut (ingatlah pada waktu membidik tanda
medan terebut posisi kita tidak boleh berubah/bergerak)
 Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya
dari tanda medan tersebut
 Perpotongan garis yang ditarik dari sudut pelurus tersebut adalah posisi kita

 Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan.

Langkah-langkah intersection:

 Lakukan orientasi medan dan lakukan resection


 Bidik obyek yang kita amati
 Pindahkan sudut bidikan yang di dapat ke peta
 Bergerak ke posisi lain dan lakukan resection
 Lakukan langkah b dan c
 Perpotongan garis memanjang dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
 Pengertian Teknik Survival Dasar

Survival berasal dari kata survive yang berarti berhasil/mampu


mempertahankan diri dari suatu keadaan tertentu. Teknik survival dasar
merupakan cara-cara untuk mempertahankan diri dari suatu keadaan buruk dan
kritis.

Pengaruh keadaan situasi yang dihadapi pada saat survival:

 a. Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing, kesepian,


takut, cemas, bosan, tertekan, panik dan putus asa.
 b. Pengaruh fisiologis yang disebabkan karena kelelahan, lapar, haus, sakit,
luka dan kurang tidur.
 c. Pengaruh lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan, hutan
lebat, binatang, panas, dingin, hujan dan angin

Pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai dalam teknik survival dasar:

a. cara membuat tempat berlindung (bivak),


b. cara mendapatkan air,
c. cara mendapatkan makanan,
d. cara membuat api dan
e. cara membuat jerat

 Suatu set peralatan survival yang umumnya dapat digunakan pada semua jenis
daerah seperti gunung, hutan, pantai, padang pasir dan laut.

Contoh isi survival kit:


 korek api, lilin, jarum dan benang, perlengkapan memancing, kaca pembesar,
kompas kecil, senter kecil, kawat jerat, pisau bedah, kotak obat kecil, plester,
kawat gergaji, dan jas hujan

RANGKUMAN MATERI 10. APLIKASI KEHUTANAN

Definisi GPS

GPS atau Sistem Pemosisi Global Global Positioning System ) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan
(synchronization) sinyal satelit.

Kentungan Menggunakan GPS :

1. Dapat DIoperasikan 24 jam setap hari dari lokasi manapun di permukaan bumi
2. Dapat digunakan oleh setiap orang dimanapun berada
3. Cara mengoperasikan sangat mudah
4. Cepat dan mudah mendapat data posisi koordinat geografis
5. Tidak dipungut biaya untuk koneksi dan menerima sinyal data posisi tersebut

Pemanfaatan Teknologi GPS

1. Aktivitas outdoor (hiking dll)


2. Survey/pemetaan
3. VTS (Vehicle Tracking System)
4. Militer (missile guidance, monitoring ergerakan pasukan)
5. Security / Keamanan
6. Enviroment (memantau pergerakan paus, burung dll)
Pengambilan posisi menggunakan Alat GPS

- Pengambilan posisi dengan menggunakan GPS sangat bergantung dari


seberapa kuat sinyal yang dapat diterima oleh GPS. Semakin banyak dan kuat
sinyal yang diterima oleh GPS maka semakin tinggi pula akurasi yang
dihasilkan oleh GPS tersebut.
- Selain itu, penerimaan sinyal oleh GPS juga dapat dipengaruhi oleh halangan
halangan fisik seperti bangunan, pohon, atap rumah dan lain lain.

Cara pengambilan posisi menggunakan GPS:

1. Nyalakan GPS, dengan menekan tombon “power”


2. Jika GPS telah berhasil menerima sinyal dari satelit minimal 3 atau 4 buah,
maka posisi GPS akan segera tamak , beserta dengan perhitungan
akurasinya.
3. Jika nilai akurasi yang diinginkan telah dicapai, maka kita dapat melakukan
penandaan posisi dengan menggunakan tombol “enter” dengan cara
menekan selama 5 detik
4. Setelah itu tampilan akan berubah ke mark waypoint, markwaypoint
merupakan istila untuk yang posisinya akan kita ambil menggunakan GPS
5. Lakukan perubahan data sesuai yang kita inginkan dengan menggunakan
tombola rah/kursor, disertakan denganmenekan tombol enter
6. Setelah selesai, pilihlah ok untuk menyimpan data dengan menekan kembali
tombol enter

Menukur jarak dan Azimuth Menggunakan Alat GPS

Pengukuran jarak dan Azimuth pada alat GPS dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
1. Pengukuran menggunakan fitur Go To
2. Pengukuran menggunakan Measure Distance

Perbedaan kedua pengukuran ini adalah: Fitur Go To akan mengukur jarak dan arah
psosisi sekarang kita berada ke titik yang akan kita tuju, Sedangkan fitur Measure
Distance, akan mengukur jarak dan arah dari posisi yang kitatentukan sendiri ke titik
yang akan kita tuju

Istilah Dalam GPS :

a. Koordinat : Bilang yang dipakai untuk menunjuk lokasi suatu titik


b. Wayoint : Lokasi yang akan / sudah ditandai, biasanya terdapat antara point
awal dan point tujuan.
c. Route : Sekumpulan waypoint untuk mencapai suatu tujuan
d. Track : Sekumpulan posisi dari perjalanan yang sedang/sudah di tempuh.

Anda mungkin juga menyukai