Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KERUSAKAN HUTAN INDONESIA DI INDONESIA


BERDASARKAN WAKTU DAN FUNGSI HUTAN

Disusun oleh :

Undarisasta Dwi Putri L13118029


Rediman L13118369

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kerusakan Hutan Indonesia” guna memenuhi tugas mata kuliah Restorasi dan Rehabilitasi
Kawasan Konservasi.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Palu, 24 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR…………...………………….…………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….………iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Macam-macam Kerusakan Hutan………………………………………………………..6
2.2 Penyebab Kerusakan Hutan……………………………………………………………...7
2.3 Dampak Kerusakan Hutan……………………………………………………………….9
2.4 Upaya Pencegahan Kerusakan Hutan..............................................................................11
2.5 Kerusakan Hutan di Indonesia Berdasarkan waktu dan Fungsi………………………..13

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................18
3.2 Saran...................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai karena didalamnya terkandung
keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu,
pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati
untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata dan sebagainya. Karena
itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45, UU No. 5 tahun 1990,
UU No 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, PP No 28 tahun 1985 dan beberapa keputusan
Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHPA dan Dirjen Pengusahaan Hutan.
Namun gangguan terhadap sumber daya hutan terus berlangsung bahkan intensitasnya makin
meningkat.
Kerusakan hutan yang meliputi : kebakaran hutan, penebangan liar dan lainnya
merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi. Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kerusakan hutan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya
keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan
iklim mikro maupun global, dan asap dari kebakaran hutan  mengganggu kesehatan masyarakat
serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Dan juga gangguan asap
karena kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi batas negara.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apa sajakah macam dari kerusakan hutan di Indonesia?


2. Apakah penyebab kerusakan hutan di Indonesia ?
3. Bagaimana dampak kerusakan hutan di Indonesia yang kini sudah sangat kronis?
4. Apakah upaya yang dapat dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan kerusakan hutan di Indonesia?
5. Apa saja kerusakaan hutan di Indonesia berdasarkan waktu dan fungsinya?

4
1.3 Tujuan Makalah

Makalah yang kami susun dengan judul Kerusakan Hutan Indonesia bertujuan untuk
mengetahui tentang :

a. Berbagai macam kerusakan hutan di Indonesia


b.  Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan hutan
c.  Untuk mengetahui apa saja contoh dari kerusakan hutan di Indonesia.
d.  Untuk mengetahui dampak kerusakan hutan serta cara pencegahannya.
e. Untuk Mengetahui Kerusakan Hutan berdasarkan Waktu dan Fungsinya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam Macam Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan merupakan fenomena yang menjadi kajian isu global karena memang
berkaca pada fungsi hutan yang sangat krusial bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup di
bumi. Namun rendahnya kesadaran manusia untuk menjaga dan melestarikan hutan membuat
semakin tingginya tingkat kerusakan hutan, dan Indonesia menduduki peringkat ke lima di dunia
sebagai negara dengan tingkat kerusakan hutan paling parah di dunia .Setiap tahun Indonesia
kehilangan lahan hutan hampir 18,5 juta hektare.Beberapa macam bentuk kerusakan hutan antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Kebakaran hutan

Bentuk kerusakan hutan yang pertama adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan) ini
merupakan bentuk kerusakan hutan yang paling sering kita temui. Di Indonesia sendiri,
kebakaran hutan bukan merupakan hal yang langka lagi. Kebakaran hutan akan menimbulkan
kerusakan hutan yang cukup serius. Ada banyak hal di dalam hutan yang akan rusak akibat
kebakaran hutan ini. Kebakaran hutan tidak hanya akan merusak pohon- pohon yang menjadi
penghuni utama hutan saja, namun juga akan merusak struktur tanah yang ada di hutan.Tanah
yang ada di hutan yang terbakar ini akan kehilangan kandungan bahan- bahan yang
menyuburkan tanahtersebut, hingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah tanah yang tidak
suburkarena unsur haranya telah hilang.

Selain tumbuhan dan juga struktur lingkungan abiotik yang ada di hutan, kebakaran hutan
juga bisa mengusik binatang- binatang yang ada di hutan tersebut, bahkan bisa juga
menyebabkan mati. Kebakaran hutan merupakan bentuk kerusakan hutan yang sangat merugikan
bagi semua pihak, karena dampaknya akan menyebar hingga ke area- area yang berada di luar
hutan tersebut. Kebakaran hutan ini dapat terjadi secara proses alam (akibat panas matahari di
musim kemarau maupun karena kesalahan manusia.

6
2. Penebangan hutan secara liar

Bentuk kerusakan hutan yang selanjutnya adalah penebangan hutan secara liar.
Penebangan hutan secara liar ini jelas terjadi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Meskipun penebangan hutan ini kelihatannya tidak menimbulkan dampak yang serius secara
langsung, Namun apabila banyak orang yang melakukan penebangan hutan ini maka pada
akhirnya juga akan menimbulkan dampak yang luar biasa hebat.Hutan- hutan akan menjadi
gundul dan pada akhirnya akan menimbulkan banyak sekali dampak buruk pada hutan.
Penebangan hutan secara liar juga merupakan aktivitas yang sangat dilarang oleh pemerintah
karena merupakan tindakan yang merusak alam. Selain dapat mengurangi populasi pepohonan,
penebangan hutan secara liar juga akan membunuh dan menghilangkan rumah bagi banyak satwa
yang tinggal di dalam hutan tersebut.

2.2 Penyebab Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan ini bisa disebabkan karena proses alam secara alami maupun karena ulah
manusia. Manusia sebagai makhluk yang paling leluasa untuk melakukan berbagai macam
aktivitas di atas Bumi ini terkadang tidak sadar telah merusak hutan. Ada banyak sekali
penyebab kerusakan pada hutan ini. Berikut ini merupakan penyebab kerusakan hutan yang
berupa proses alam maupun aktivitas manusia:

1. Pembabatan hutan dengan sengaja

Pembabatan merupakan penyebab dari kerusakan hutan yang pertama. Pembabatan hutan
ini dilakukan secara sengaja oleh manusia. pembabatan hutan ini pastinya berupa penebangan
hutan secara massal. Pembabatan hutan ini menyebabkan matinya banyak pepohonan dan juga
menyebabkan binatang- binatang kehilangan rumahnya.

Manusia melakukan pembabatan hutan karena berbagai tujuan, salah satunya adalah
pembukaan lahan baru untuk bercocok tanam maupun untuk pemukiman dan industri.
Pembabatan hutan ini adalah kerusakan hutan yang bersifat serius, terutama jika tidak segera
ditindakl lanjuti oleh pemerintah dan penegak hukum.

7
2. Pembakaran hutan dengan sengaja

Penyebab kerusakan hutan yang kedua adalah pembakaran hutan yang dilakukan sengaja
oleh manusia. Kebakaran hutan bisa disebabkan karena proses alamiah maupun sengaja oleh
manusia. Namun kebakaran hutan yang dilakukan secara sengaja oleh manusia biasanya
menyebabkan kerusakan hutan yang lebih besar. Hal ini karena biasanya manusia dalam
melakukan pembakaran hutan meliputi wilayah yang sangat luas. Sama dengan halnya
pembabatan hutan, pembakaran hutan juga akan memusnahkan pepohonan dan juga
menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi banyak binatang yang hidup di dalam hutan
tersebut.

3. Penebangan hutan secara liar dengan disengaja

Penyebab kerusakan hutan selanjutnya adalah penebagan hutan secara liar dengan
disengaja. Tentunya sama dengan pembabatan hutan, penebangan hutan secara liar ini artinya
menebang pepohonan yang ada di hutan dengan tanpa ijin dari petugas atau pemerintah.
Penebangan hutan secara liar ini adalah kemauan manusia sendiri. Dan penebangan hutan secara
liar yang menyebabkan kerusakan pada hutan ini adalah yang disengaja. Karena penebangan
yang disengaja biasanya akan menyebabkan kecanduan sehingga akan melakukan penebangan
secara berulang- ulang dan menyebabkan banyak pohon yang mati.

4. Sistem cocok tanam perladangan yang berpindah

Penyebab dari kerusakan hutan yang selanjutnya adalah ladang bercocok tanam yang
berpindah. Manusia memang menjadikan cocok tanam sebagai salah satu sumber mata
pencaharian. Bercocok tanam tersebut bisa berupa pertanian maupun perkebunan. Ketika lahan
suatu daerah sudah dipenuhi dengan pemukiman penduduk, maka masyarakat akan mencari
lahan baru untuk melakukan cocok tanam. Salah satu alternatif lahan yang digunakan adalah
lahan hutan.

5. Usaha pertambangan yang berada di wilayah hutan

Usaha pertambangan yang dilakukan di wilayah hutan juga akan menyebabkan kerusakan
pada hutan. Usaha pertambangan dilakukan dengan mengambil barang tambang yang tersimpan

8
di dalam tanah. Oleh karena itulah pasti tanah akan digali demi mendapatkan barang tambang
tersebut. Hal seperti ini akan menyebabkan kerusakan pada tanah tersebut. Dan apabila hal
seperti ini terjadi di wilayah hutan maka akan menjadikan hutan tersebut mengalami kerusakan,
yaitu tanah di hutan akan rusak dan tidak akan berfungsi dengan baik seperti seharusnya.

2.3 Dampak Kerusakan Hutan

Hutan kerusakan bisa mengakibatkan berbagai macam masalah. Sedikitnya kesadaran


masyarakat untuk menjaga  dan melestarian hutan menjadi penyebab utama mengapa hutan-
hutan di Indonesia kini bermasalah. Kesadaran masyarakat yang sedikit itu ditandai dengan
penebangan hutan secara liar dan illegal, sedikitnya usaha reboisasi yang dilakukan serta
maraknya pembakaran hutan. Berikut ini Dampak Akibat Kerusakan Hutan;

1. Rendahnya Kualitas Oksigen

Salah satu dampak dari hutan gundul adalah kualitas oksigen yang semakin menurun. Kita
tahu jika selama ini tumbuhan berperan penting dalam pembentukan oksigen yang dibutuhkan
manusia. Semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang
dihasilkan. Akibatnya adalah kualitas oksigen akan menurun.

2. Banjir

Dampak nyata akibat hutan gundul adalah datangnya banjir, hutan gundul merupakan
penyebab banjir yang sangat besar perannya. Akar pohon atau akar tumbuhan bisa menyerap air
hujan yang meluap sehingga saat datang banjir pun air banjir itu bisa terserap oleh akar dengan
volume yang banyak.  Jika hutan telah gundul akibatnya adalah ketika banjir datang, air banjir
itu bisa meluber kemana-mana sebab tidak terserap oleh akar pohon.

3. Longsor

Hutan yang semakin gundul bisa menyebabkan tanah longsor. Hal itu dikarenakan akar
tumbuhan berfungsi sebagai pemadat struktur tanah. Saat hujan datang, air tersebut tidak
langsung mengenai tanah sehingga tidak menyebabkan tanah longsor. Akar pohon tersebut justru
akan menyerap hujan yang datang. Untuk hutan yang gundul, air hujan bisa langsung jatuh ke
atas tanah tanpa terhalang oleh pohon terlebih dahulu. Air tersebut juga tidak terserap oleh akar

9
pohon. Tanah yang terkena hujan terus menerus kontur dan struktur tanahnya bisa rusak
kemudian menyebabkan tanah longsor.

4. Global Warming

Pemanasan global merupakan dampak nyata akibat efek dari rumah kaca dan hutan yang
semakin gundul.  Hutan gundul menjadi penyebab pemanasan global dikarenakan benda yang
menghasilkan zat karbon bisa menyebabkan bumi semakin panas. Zat karbon tersebut tidak bisa
diubah menjadi oksigen oleh keberadaan tumbuhan yang semakin sedikit. Zat karbon tersebut
juga bisa merusak lapisan ozon bumi sehingga es di kutub akan semakin mencair.

5. Keuntungan Negara Dari Hasil Hutan Menurun

Negara memperoleh keuntungan banyak dari hasil hutan. Negara banyak diberikan
keuntungan dari industri kayu di hutan, industri rotan, industri buah-buahan dan masih banyak
lagi lainnya. Saat hutan semakin gundul, potensi hutan seperti kayu dan rotan juga akan ikut
menghilang. Menghilangnya hasil hutan tersebut juga akan menurunkan potensi pendapatan
negara.

6. Ekosistem Menjadi Rusak

Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling
memberikan umpan balik. Saat hutan menjadi gundul, ekosistem tersebut menjadi rusak sebab
mereka tidak bisa saling memberikan umpan balik seperti biasanya. Umpan balik yang dimaksud
tersebut adalah sebagai berikut ini :

 Organisme yang ada di lingkungan tersebut akan menyesuaikan diri dengan kondisi fisik
lingkungan yang ditempatinya.
 Sebaliknya pula, organisme tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi fisik lingkungan
yang ditempatinya itu terutama dalam mencukupi keperluan hidupnya.

7. Terputusnya Rantai Makanan

Jika hutan menjadi gundul, hal itu bisa menyebabkan terputusnya rantai makanan.
Misalnya saja bagian hutan yang gundul adalah daerah habitatnya si ular. Ular-ular tersebut

10
banyak yang mati sehingga rantai makanan akan terputus di tikus. Akibatnya adalah populasi
tikus semakin meningkat. Jika populasi tikus meningkat, tentu rantai makanan menjadi tidak
seimbang lagi.

8. Sumber Daya Menjadi Langka

Hutan gundul yang terjadi di Indonesia bisa menyebabkan masalah berupa sumber daya
menjadi langka. Sumber daya yang termasuk di dalamnya adalah hewan dan juga tumbuhan.
Misalnya saja kita ambil contoh, selama ini manusia menggantungkan kehidupannya sama
tumbuhan dan hewan. Manusia tidak bisa hidup tanpa hewan dan tumbuhan. Hutan bagi manusia
bisa menghasilkan berbagai macam hal seperti kayu, daun, buah, getah dan air yang bisa
digunakan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Hutan yang mengalami kerusakan, dampaknya
pun akan dirasakan oleh manusia juga. Sumber daya yang biasanya dibutuhkan oleh manusia
menjadi langka. Kayu sudah menjadi langka, air menjadi langka, buah menjadi langka serta
masih banyak lagi lainnya. Yang paling fatal adalah manusia lama kelamaan akan kehilangan
sumber daya berupa air.

2.4 Upaya Pencegahan Kerusakan Hutan

1.  Melakukan reboisasi

Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Reboisasi itu sendiri adalah
menanam kembali hutan-hutan yang sudah rusak yang merupakan cara mencegah hutan gundul,
yang di kira tidak layak lagi untuk di tempati dan digunakan oleh makhluk hidup, sehingga hutan
akan tetap terjaga keberadaannya dan tetap bisa di gunakan oleh manusia dalam ruang publik
kehidupan. Dengan adanya reboisasi tersebut, hutan akan semakin tetap hidup. Selain itu, dengan
adnaya reboisasi, hutan akan kembali menghijau dan terus menghijau dan akan menjadi lestari
dan bersih.

2. Menerapkan sistem tebang pilih

Seperti yang sudah di jelaskan, bahwasanya salah satu manfaat hutan bagi manusia adalah
sumber ekonomi yakni dari pohon-pohon hutan tersebut. namun, meskipun begitu, banyak
manusia yang sembarangan menebang demi faktor ekonomi mereka, sehingga tidak adanya

11
sistem tebang pilih. Dengan adanya sistem tebang pilih ini, akan dapat mengurangi dampak
penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar-besaran. Selain itu system ini juga berguna
untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.

3. Menerapkan sistem tebang-tanam

Sistem ini sangatlah berguna bagi pelestarian hutan yang harus dijalankan. Sistem
penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan
tetap terjaga keberadaannya. Seperti halnya sebuah tanggungjawab di mana setelah dilakukannya
penebangan hutan, di tanamnya lagi pohon-pohon agar ada ganti dari proses penebangan
tersebut. dengan menanam kembali pula atas apa yang sudah di tebang, maka hutan akan tidak
menjadi gundul dan hutan akan tetap terjaga kelestariannya dan akan terhindar dari penyebab
pemanasan global.

4. Melakukan penebangan secara konservatif

Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang


pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya kesalahan
penebangan di mana ada pohon yang masih muda atau pohon yang masih bias berproduktif dan
di gunakan di potong secara sembarangan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia itu
sendiri. Menebang pohon yang suda tidak berproduktif lagi juga akan memberikan lahan untuk
menanam kembali pohon-pohon dalam proses penghijauan serta dapat melestarikan hutan
tersebut.

5.  Memberikan sangsi bagi penebang yang melakukan penebangan sembarangan

Memberikan sanksi di sini dengan maksud agar penebang yang melakukan penebangan
secara sembarangan jera terhadap apa yang sudah dilakukannya. Selain masyarakat yang harus
menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan.
Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan. Sebaiknya, pemerintah juga
memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak
melakukan kesalahan mereka lagi.

12
6. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan

Belakangan ini, negara Indonesia maupun negara tetangga lainnya sangat merasakan dampak
dari terjadinya kebakaran hutan yang di alami oleh indonesia saat ini. Dampak tersebut yakni
bencana kabut asap. Kabut asap yang terjadi di Indonesia saat ini terjadi karena adnya kebakaran
hutan yang terjadi dimana-mana. Maka dari itu, pemerintah sangat perlu mengindentifikasi apa
apa yang menyebabkan kebakakaran tersebut terjadi. Selain itu diperlukan juga untuk mencegah
terjadinya kebakaran hutan yang akan akan merambat dant erus merambat yang emgakibatkan
kabut asap dan merugikan berbagai sektor dalam negara seperti sektor pendidikan dan sektor
perekonomian negara.

2.5 Kerusakan Hutan Di Indonesia Berdasarkan Waktu dan Fungsinya

A. Kerusakan Hutan Berdasarkan Waktu

Selain memberikan kerugian sedemikian besar, kegiatan kejahatan kehutanan juga menjadi
sumber utama pengrusakan hutan secara massif di Indonesia dan tentu saja dampak ekologis
yang ditimbulkan berkurangnya kualitas dan kuantitas ekosistem dan biodiversity yang
diantaranya ditandai oleh kepunahan satwa khas dari pengundulan hutan yang terjadi. Sejak
2005, pemerintah telah mengambil sikap untuk melakukan percepatan pemberantasan
penebangan kayu secara illegal dikawasan hutan dan peredarannya diseluruh wilayah Republik
Indonesia dengan mengeluarkan INPRES 4/2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu
secara illegal dikawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Wilayah Republik Indonesia
dengan melibatkan 18 instansi melakukan pemberantasan penebangan kayu secara illegal.

Berikut adalah kerusakan kerusakan Hutan Yang terjadi di Indonesia berdasarkan waktu:

1. Pada Tahun 1982/1983 terjadi kemarau panjang yang menjadi pemicu kebakaran besar di
Kalimantan Timur yang menghancurkan 3,2 juta hektar dengan kerugian mencapailebih
dari 6 trilyun rupiah (FWI, 2001).

2. Pada Tahun 1987, data yang dikeluarkan pemerintah, mencatat 66.000 Ha terbakar,namun
pada kenyataannya kemungkinan luas hutan dan lahan yang terbakar sepuluhkali lebih luas

13
dari data resmi terbut. Kebakaran terjadi menyebar mulai dari Sumatera bagian barat,
Kalimantan sampai Timor sebelah timur. (Bowen et al. 2001)

3. Pada Tahun 1991. Kebakaran besar kembali terjadi pada tahun 1991 pada lokasi-lokasi
yang hamper sama dengan kebakaran pada tahun 1987. Data resmi yang dirilis
menyebutkan terbakarnya 500.000 Ha dengan laporan terjadinya asap pada skala lokal
(Bowen etal.2001).

4. Pada Tahun 1994/1995. terjadi kemarau panjang yang melanda Indonesia, tercatat terjadi
kebakaran besar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. BAPPENAS mencatat terjadinya
kebakaran hutan dengan luasan 500.000 Ha pada tahun 1991 dan lebih dari 5 juta

5. Pada tahun 2000 hingga 2012 tercatat bahwa terdapat 6 juta hektar hutan di Indonesia
terdeforestrasi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan catatan
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan
Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar
130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis di
tebang.

6. Pada Tahun 2001-2008. 46% hutan rawa gambut di Riau dimana saat sekarang yang tersisa
hanya 40% dan 60% diantaranya telah berubah fungsi menjadi kawasan non hutan dan 77%
deteksi titik api 2008 berada di kawasan-kawasan gambut. Banjir dan kebakaran hutan yang
terjadi di Riau, ditenggarai dampak dari penggundulan hutan yang terjadi.

7. Pada Tahun 2017-2018. hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2018 menunjukkan
bahwa deforestasi netto tahun 2017-2018 baik di dalam dan di luar kawasan hutan
Indonesia adalah sebesar *439,4 ribu ha*, yang berasal dari angka deforestasi bruto sebesar
*493,3 ribu ha* dengan dikurangi reforestasi (hasil pemantauan citra satelit) sebesar *53,9
ribu ha*.

8. Pada Tahun 2018. Pembalakan Liar dan Pertambangan Ilegal di Kalimantan Timur 2018.
Berdasarkan Kalimantan Timur dalam Angka 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), terdapat 46 kasus kejahatan yang terkait dengan pembalakan liar (illegal logging)

14
dan pertambangan ilegal yang dilaporkan ke Polres setempat. Secara rinci, pembalakan liar
mencapai 33 kasus dan pertambangan ilegal sebanyak 13 kasus.Di Kutai Kartanegara,
terdapat 6 kasus kejahatan terkait pertambangan ilegal. Ini merupakan angka tertinggi di
seluruh kabupaten/kota Kalimantan Timur. Sementara di Penajam Paser Utara terdapat 1
kasus pembalakan liar dan 3 kasus pertambangan ilegal.

9. Pada tahun 2018-2019, berdasarkan hasil pemantauan dapat dilihat bahwa secara netto
deforestasi Indonesia tahun 2018-2019 terjadi kenaikan sebesar *5,2%*.

- Kerusakan Hutan Berdasarkan Fungsi

Jenis jenis hutan menurut fungsinya meliputi empat macam : hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan produksi dan hutan wisata, sedangkan Degradasi dan deforestasi terus terjadi pada
setiap kawasan hutan. Akibatnya banyak kerusakan dan dampak lingkungan yangterjadi, oleh
sebab itu pemeliharaan dan pengawasan terhadap Hutan harus tetap dilakukan.

Berikut beberapa kerusakan hutan yang terjadi berdasarkn fungsinya di Indonesia:

1. Kerusakan Hutan Lindung Di Kabupaten Aceh


Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mencatat seluas 5.000 hektare hutan lindung yang
tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Barat sejak kurun lima tahun terakhir
rusak. Kerusakan itu d akibat maraknya aktivitas tambang emas illegal. Berdasarkan
hitungan (estimasi) yang dilakukan lembaga penyelamat lingkungan hidup tersebut, satu unit
alat berat jenis exaavator mampu melakukan penggalian lahan antara empat hingga lima
hektare.

2. Kerusakan Hutan lindung, konservasi dan produksi di Bangka Belitung.


Kawasan hutan seluas 200 ribu hektare dari total 657 ribu hektare di Bangka Belitung rusak.
Angka ini diperoleh berdasarkan catatan Dinas Kehutanan setempat.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, setidaknya
sepertiga kawasan hutan rusak akibat berbagai kegiatan pengrusakan hutan, total luas

15
kawasan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang tersebar di seluruh daerah
tersebut mencakup kawasan hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi

3. Kerusakan Hutan Lindung di Jawa Barat.


Kondisi kawasan lindung diJawa Barat saat ini cukup meprihatinkan dengan laju kerusakan
hutan 23.341 ha - 33.951 ha pertahun, yang menyebabkankan terbentuknya lahan kritis.
Luas lahan kritis di Jawa Baratmencapai 682.784,29 ha di dalam kawasan hutan, dan
369.986,5 ha di luar kawasan hutan (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2009).
Tingginya luas lahan kritis tersebut diantaranyadisebabkan oleh; konversi kawasan hutan
menjadi areal non-kehutanan, perladangan danperambahan hutan serta terjadinya illegal
logging

4. Kerusakan hutan konservasi suaka mrgasatwa Kateri di Kabupaten Belu Propinsi NTT.
luas kerusakan hutan Suaka Margasatwa Kateri sebesar 1.516,05 Ha (32,26%), Kerusakan
hutan ini disebabkan karena aktivitas perambahan yang dilakukan oleh penduduk pendatang
(warga baru) dan penduduk lokal, untuk permukiman, perladangan dan pengambilan kayu.,.
Dampak kerusakan hutan Suaka Margsatwa Kateri adalah berkurangnya luasan hutan
sebagai kawasan resapan air, berkurangnya vegetasi penutup atau vegetasi penyusun,
bertambahnya luas lahan kritis, berkurangnya ketersediaan sumberdaya air, berkurangnya
atau hilangnya jenis flora maupun fauna sehingga keanekaragaman jenis berkurang, serta
manfaat hutan secara ekonomis bagi warga yang bermukim disekitar hutan ini menjadi
berkurang, karena hasil hutan non kayu seperti buah/biji, lebah madu yang dapat dipanen
sudah berkurang.

5. Kerusakan kawasan Taman Nasional Tesso Nillo di Provinsi Riau.


Kawasan Taman Nasional Tesso Nillo adalah seluas 83.068 ha, Akan tetapi, dari total luas
kawasan hutan tersebut, pada saat ini hanya tersisa sekitar 23.000 ha hutan yang utuh
sisanya telah dijarah oleh masyarakat yang berasal dari luar daerah Riau yang bermukim
disana dan mereka menjadikan sebagian kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo menjadi
perkebunan sawit. Akibat kerusakan dari tahun ke tahun tersebut, puncaknya pada tahun
2014 Provinsi Riau menjadi Provinsi dengan kerusakan hutan konservasi tertinggi di

16
Indonesia dan kerusakan, hutan di Taman Nasional Tesso Nillo menjadi salah satu faktor
yang menjadi penyebab tingginya deforestasi di Provinsi Riau tersebut.

6. Kerusakan hutan produksi di Lampung adalah yang terparah di Sumatera. Luas hutan
Lampung sekitar 1.004.735 ha atau 34 persen dari luas Provinsi Lampung. Bappeda Provinsi
Lampung mengungkapkan pada 2007 kerusakan kawasan hutan lindung mencapai lebih dari
80 persen, sedangkan areal hutan produksi terbatas dan kawasan hutan produksi yang rusak
masing-masing 67,5 persen dan 76 persen. Hasil perambahan hutan di TNBBS setiap
tahunnya diperkirakan Rp10 miliar, sehingga WWF-Indonesia pernah sampai mengeluarkan
peringatan kepada pembeli internasional tentang kopi Lampung yang tercampur dengan kopi
hasil perambahan

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan
kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan
sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan
peraturan pemerintah.
2. Kerusakan hutan yang masif di Indonesia sudah sangat kronis dan menimbukkan dampak
negatif bagi masyarakat .
3. Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang penyuluhan kepada
masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kebakaran hutan,
peningkatan kemampuan aparatur pemerintah terutama dari Departemen Kehutanan,
peningkatan fasilitas untuk mencegah dan menanggulagi kebakaran hutan, dan penebangan
liar ,pembenahan bidang hukum dan penerapan sangsi secara tegas.
4. Kegiatan kejahatan kehutanan juga menjadi sumber utama pengrusakan hutan secara massif
di Indonesia dan tentu saja dampak ekologis yang ditimbulkan berkurangnya kualitas dan
kuantitas ekosistem dan biodiversity yang diantaranya ditandai oleh kepunahan satwa khas
dari pengundulan hutan yang terjadi dan hal ini telah terjadi dari waaktu waktu, maka dari
itu pencegahan terhadap kerusakan hutan haru terus diupayakan agar fungsi fungsi hutan
tetap terjaga.

3.2 Saran

Adapun Saran yang dapat kami sampaikan adalah :

Untuk mencegah dan meminimalisir dampak terjadinya kerusakan hutan di Indonesia adalah
dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, membuat
undang-undang, melakukan tebang pilih, melakukan reboisasi, serta membuat lahan konservasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dako FX, dkk. 2019. Kerusakan Antropogenik Kawasan Hutan Lindung Mutis Timau dan
Upaya Penanggulangannya di Pulau Timor Bagian Barat. JPSL 9(2): 437-455.
http://dx.doi.org/10.29244/jpsl.9.2.437-455

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia.


2008. Lampung Menuju Tanpa Hutan, Diakses melalui
https://kemendesa.go.id/berita/view/detil/828/lampung-menuju-tanpa-hutan. pada
24.3.2021

Manggalaagni. Modu Pelatihan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan

PPID MENLHK. 2020. Hutan dan Deforestasi Indonesia Tahun 2019. Diakses Melalui
http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2435 . Pada 24.3.2021

Republika. 2020. 37 Persen Kawasan Hutan di Lampung Rusak, Diakses melalui:


https://republika.co.id/berita/q4g2vn368/37-persen-kawasan-hutan-di-lampung-rusak.
pada 24.3.2021

Subarna Trisna. 2011. JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutana. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MASYARAKAT MENGGARAP LAHAN DI HUTAN LINDUNG:
Studi Kasusdi Kabupaten Garut Jawa Barat.

19

Anda mungkin juga menyukai