Anda di halaman 1dari 6

KERUSAKAN HUTAN

DISUSUN OLEH:
Nama Anggota Kelompok : Nadia Yulia Zasri ( 2103124369)

Tiwi Wijaya (2103135501)


Zetri Arya Dita (2103114143)

Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana


Dosen Pengampu : Drs. Defrianto

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hutan adalah wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan. Hutan adalah ekosistem
terestrial yang dominan di Bumi, dan tersebar di seluruh dunia. Bagian terbesar dari hutan
(45 persen) ditemukan di domain tropis ,diikuti oleh domain boreal, beriklim sedang dan
subtropics. Hutan menyumbang 75% dari produksi primer bruto biosfer bumi dan
mengandung 80% biomassa tanaman Bumi. Produksi primer bersih diperkirakan sebesar
21,9 gigaton karbon per tahun untuk hutan tropis, 8,1 untuk hutan beriklim sedang, dan 2,6
untuk hutan boreal. Masyarakat manusia dan hutan saling mempengaruhi baik secara positif
maupun negatif.. Hutan menyediakan jasa ekosistem bagi manusia dan berfungsi sebagai
tempat wisata. Hutan juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Aktivitas manusia,
termasuk penggunaan sumber daya hutan yang tidak berkelanjutan, dapat berdampak
negatif terhadap ekosistem hutan.

Hutan merupakan suatu ekosistem kompleks yang telah menghidupi jutaan makhluk
hidup dan menjadi habitat tetap bagi ribuan jenis flora dan fauna. Selain itu, keberadaan
hutan telah berperan dalam menyuplai kebutuhan udara dan air bersih serta menjaga iklim
dan temperatur suhu bumi agar stabil. Di sisi lain, hutan juga bernilai ekonomis bagi
manusia sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup bagi masyarakat yang tinggal
disekitarnya. Di Indonesia, menurut Undang-undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun
1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sayangnya, hutan Indonesia tidak selalu
berkembang dalam keadaan baik. Kerusakan hutan menjadi isu yang selalu muncul setiap
tahun.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan.


 Bagaimana dampak kerusakan hutan bagi kehidupan.
 Apa solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi kerusakan hutan.

1.3 Tujuan

 Untuk memenuhi tugas ilmu lingkungan dan mitigasi bencana.


 Mengetahui penyebab kerusakan hutan.
 Mengetahui dampak dari kerusakan hutan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Terjadinya Kerusakan Hutan

Setiap tahunnya, selalu muncul kasus kerusakan hutan baru. Faktor yang mendasari
kerusakan hutan bermacam-macam. Antara lain karena adanya penebangan liar.
Penebangan liar secara ilegal di suatu kawasan hutan dapat menurunkan dan mengubah
fungsi hutan. Umumnya kayu hasil penebangan liar akan dijual kembali kepada penadah
untuk nantinya akan dijadikan barang jadi dalam bentuk lain. Hutan akan kehilangan pohon
yang memiliki daya serap akan air dan karbondioksida, sehingga timbul potensi longsor,
banjir, dan peningkatan polusi pada masyarakat. Banyak bencana yang datang berawal dari
keruskan hutan.

Faktor lainnya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan dipengaruhi faktor iklim dan
kesengajaan. Namun, di Indonesia kebanyakan kebakaran hutan terjadi karena faktor
kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan untuk
membuka lahan perkebunan maupun pemukiman. Alih fungsi hutan menjadi kebun kelapa
sawit juga merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan hutan. Alih fungsi hutan
menjadi kebun kelapa sawit sering dilakukan oleh korporasi besar yang tak bertanggung
jawab secara sistematis. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang
menguntungkan dan selalu dibutuhkan. Sehingga beberapa pihak tak bertanggung jawab
tersebut sengaja menggunakan hutan sebagai lahan untuk kebun baru mereka tanpa
pertimbangan dampak negatif yang akan terjadi.

2.2 Dampak Kerusakan Hutan

Salah satu jenis kerusakan hutan adalah kebakaran hutan. Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya
keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah,
perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat
serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Kebakaran
dianggap sebagai ancaman potensial terhadap pembangunan berkelanjutan karena
dampaknya langsung pada ekosistem, kontribusinya terhadap emisi karbon, dan dampak
pada keanekaragaman hayati, oleh Tacconi, 2003.
Hutan yang terbakar akan sulit sipulihkan seperti sedia kala. Hilangnya tumbuh-
tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah erosi, dan tidak lagi kuat menahan
banjir. Pohon-pohon hutan hujan tropis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bias
panen dan komunitasnya yang kompleks tidak mudah digantikan bila terlanjur rusak. Selain
itu Kerugian besar yang diderita akibat kebakaran hutan di Indonesia mengakibatkan
degradasi hutan dan deforestasi menelan biaya sekitar 1.6 2.7 milyar US dollar dan biaya
akibat pencemaran kabut sekitar 674 799 US dollar. Kerugian akibat kebakaran tersebut
kemungkinan jauh lebih besar lagi karena perkiraan dampak ekonomi bagi kegiatan bisnis
di Indonesia. Tidak hanya dari segi uang, namun juga kerugian dari segi lain, seperti
kesehatan, transportasi, kayu, kematian pohon, bangunan, kebun, biaya pengendalian, dan
sebagainya.

2.3 Solusi Untuk Menanggulangi Kerusakan Hutan

Salah satu kejahatan di bidang kehutanan yang masih diingat masyarakat adalah
penebangan liar di kawasan hutan Sumatera Utara pada tahun 2019. kejadian penebangan liar
tersebut terjadi di hutan Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara. Polisi Kehutanan (Polhut) Dinas Kehutanan Sumatera Utara melakukan penangkapan
berdasarkan laporan masyarakat sekitar. Dilihat dari sudut pandang hukum, kasus
penebangan liar tersebut dapat dijerat dengan UU No. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan. Semoga kasus di atas dapat menjadi pembelajaran bagi
pelaku usaha agar tidak melakukan segala tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan
hutan secara sembarangan.

Selain itu solusi yang dapat kita lakukan adalah untuk mencegah kebakaran hutan kita
harus menghindari aktivitas yang menghasilkan percikan api ketika cuaca kering dan
panas,tidak menyalakan kembang api di hutan dan lain sebagainya. Serta melakukan tebang
pilih untuk mencegah penebangan liar yang akan mengakibatkan kerusakan hutan. Manusia
membutuhkan kayu dari pohon, namun menebang pohon harus dilakukan dengan cara
tebang pilih. Tebang pilih adalah menebang pohon dengan kriteria tertentu seperti pohon
yang cukup tua dengan diameter dan tinggi tertentu, pohon yang sudah atau hampir mati,
dan juga pohon yang jika ditebang tidak banyak menyebabkan kerusakan hutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hutan merupakan aspek penting dari kehidupan yang harus dijaga. Karena hutan
merupakan paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen. Jika hutan rusak tentu sjaa akan
mempengaruhi kehidupan manusia. Karena dengan rusaknya hutan akan menyebabkan
datangnya bencana lain seperti banjir,longsor dan lain sebagainya yang akan
membahayakan hidup manusia.
3.2 Saran
 Untuk menjaga kelestarian hutan,manusia harus memiliki kesadaran tentang
pentingnya hutan bagi kehidupan. Karena jika kita tidak memiliki kesadaran akan
hal ini akan sulit untuk mempertahankan kelestarian hutan.
 Pemerintah harus lebih tegas dalam menyikapi hal ini. seperti misalnya dengan
memberikan hukuman yang setimpal kepada orang-orang yang merusak hutan. Atau
dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang lebih tegas terkait
hukuman untuk orang-orang yang menyebabkan kerusakan hutan.

Anda mungkin juga menyukai