DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TH.AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih Kepada rekan kelompok sehingga makalah ini bisa
selesai tepat waktu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
2.1 Pengertian……………………………………………………. 3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi gambut kering akibat pembukaan lahan dan kanal / parit dapat
menyebabkan lahan gambut mudah terbakar, terutama di musim kemarau
yang panjang (Jaenicke et al. 2010). Terkait Dinamika Lingkungan Indonesia,
Juli 2019, p 67-84 p-ISSN 2356-2226 e-ISSN 2655-8114 Volume 6, Nomor 2
Dinamika Lingkungan Indonesia 68 hal ini, Provinsi Riau menjadi salah satu
daerah yang perlu mendapat perhatian khusus karena memiliki luas lahan
1
gambut 3,867,413 ha atau 43,61% dari total luas (Kementerian Pertanian,
2011).
Terjadinya kebakaran hutan dan lahan dipicu oleh berbagai faktor, baik
faktor alam maupun faktor manusia. Faktor alami yang sering memicu
kebakaran hutan dan lahan adalah kondisi iklim yang ekstrem, seperti musim
kemarau yang berkepanjangan karena fenomena El Nino. Berdasarkan
penelitian Saharjo dan Husaeni (1998), kebakaran hutan dan lahan di
Indonesia diduga lebih disebabkan oleh pengaruh aktivitas manusia daripada
faktor alam. Namun, diperlukan analisis kuantitatif yang menjelaskan
keterkaitan dan peran masing-masing faktor yang secara signifikan
mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Karakteristik
lingkungan yang berbeda di setiap wilayah mengarah pada kebutuhan akan
penelitian yang dapat menjadi rujukan dalam pengendalian kebakaran yang
efektif dan efisien di Provinsi Riau.
1.3 Tujuan
a. Untuk menghetahui pengertian kebakaran hutan
b. Untuk menghetahui penyebab kebakaran hutan
c. Untuk menghetahui dampak dari kebakaran hutan
d. Untuk menghetahui cara mengatasi kebakaran hutan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Lebih dari 99% penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut adalah akibat
ulah manusia, baik yang sengaja melakukan pembakaran ataupun akibat kelalaian
dalam menggunakan api. Hal ini didukung oleh kondisi-kondisi tertentu yang
membuat rawan terjadinya kebakaran, seperti gejala El Nino, kondisi fisik gambut
yang terdegradasi dan rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penyebab
kebakaran oleh manusia dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pembakaran vegetasi Kebakaran yang disebabkan oleh api yang berasal dari
pembakaran vegetasi yang disengaja tetapi tidak dikendalikan pada saat
kegiatan, misalnya dalam pembukaan areal HTI dan perkebunan serta
penyiapan lahan pertanian oleh masyarakat
b. . b. Aktivitas dalam pemanfaatan sumber daya alam Kebakaran yang
disebabkan oleh api yang berasal dari aktivitas manusia selama pemanfaatan
sumber daya alam, misalnya pembakaran semak belukar yang menghalangi
akses mereka dalam pemanfaatan sumber daya alam serta pembuatan api
3
untuk memasak oleh para penebang liar dan pencari ikan di dalam hutan.
Keteledoran mereka dalam memadamkan api dapat menimbulkan kebakaran.
c. c. Penguasaan lahan Api sering digunakan masyarakat lokal untuk
memperoleh kembali hak-hak mereka atas lahan.
Kesehatan manusia
4
Ribuan penduduk dilaporkan menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan, sakit mata dan batuk sebagai akibat dari asap kebakaran.
Kebakaran gambut juga menyebabkan rusaknya kualitas air, sehingga air
menjadi kurang layak untuk diminum.
Terjadinya protes dan tuntutan dari negara tetangga akibat dampak asap
kebakaran;
Meningkatnya pengeluaran akibat biaya untuk pemadaman.
5
Areal rawa gambut merupakan lahan yang miskin hara dan tergenang air
setiap tahunnya, sehingga kurang layak untuk pertanian.
BAB III
PERMASALAHAN
Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama
yaitu faktor alami dan faktor kegiatan manusia yang tidak terkontrol. Faktor alami
antara lain oleh pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan
sehingga tanaman menjadi kering. Tanaman kering merupakan bahan bakar
potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batubara yang muncul
dipermukaan ataupun dari pembakaran lainnya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kebakaran bawah (ground fire)
dan kebakaran permukaan (surface fire).
Dua tipe kebakaran tersebut merusak semak belukar dan tumbuhan bawah
hingga bahan organik yang berada di bawah lapisan serasah seperti humus,
gambut, akar pohon ataupun kayu yang melapuk. Apabila lambat ditangani
kebakaran dapat terjadi meluas sehingga menimbulkan kebakaran tajuk (crown
fire) dimana kebakaran ini merusak tajuk pohon. Akan tetapi tipe kebakaran
terakhir ini dapat terjadi juga karena adanya sembaran petir.
6
membuang puntung rokok yang menyala secara sembarangan serta akibat
penggunaan peralatan/mesin yang menyebabkan timbulnya api.
Faktor iklim berupa suhu, kelembaban, angin dan curah hujan turut
menentukan kerawanan kebakaran. Suhu yang tinggi akibat penyinaran matahari
langsung menyebabkan bahan bakar mengering dan mudah terbakar, kelembaban
yang tinggi (pada hutan dengan vegetasi lebat) mengurangi peluang terjadinya
kebakaran hutan, angin juga turut mempengaruhi proses pengeringan bahan bakar
serta kecepatan menjalarnya api sedangkan curah hujan mempengaruhi besar
kecilnya kadar air yangterkandung dalam bahan bakar.
7
untuk membuat lahan pertanian maupun perkebunan seperti kopi dan
coklat. Perbedaan biaya produksi yang tinggi menjadi satu faktor
pendorong penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan. Metode
penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan dilakukan karena murah
dari segi biaya dan efektif dari segi waktu dan hasil yang dicapai cukup
memuaskan.
8
kebutuhan hidup masyarakat akan semakin meningkat seiring semakin
bertambahnya jumlah keluarga dan semakin kompleknya kebutuhan hidup.
Hal tersebut menuntut penduduk untuk menambah luasan lahan garapan
mereka agar hasil pertanian mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
6. Sebab lain Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjainya kebakaran
adalah faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api.
Biasanya bentuk kegiatan yang menjadi penyebab adalah ketidaksengajaan
dari pelaku. Misalnya masyarakat mempunyai interaksi yang tinggi
dengan hutan. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah kebiasaan
penduduk mengambil rotan yang biasanya sambil bekerja mereka
menyalakan rokok. Dengan tidak sadar mereka membuang puntung rokok
dalam kawasan hutan yang mempunyai potensi bahan bakar melimpah
sehingga memungkinkan terjadi kebakaran.
9
BAB IV
Kebakaran hutan dan lahan gambut bisa terjadi karena faktor alam, seperti
sambaran petir yang mengenai pohon kemudian apinya menyebar menimbulkan
kebakaran. Namun, sering kali kebakaran itu juga terjadi akibat ulah manusia.
Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan demi
tujuan dan kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi sekitar.
10
Untuk mengantisipasi segala risiko, berikut 15 cara mencegah kebakaran
hutan dan lahan:
11
10. Menyiapkan peralatan untuk memadamkan api jika sewaktu-waktu
terjadi kebakaran hutan ataupun lahan.
14. Penyuluhan ke masyarakat yang tinggal di dekat hutan. Hal ini untuk
meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka akan bahaya kebakaran
hutan/lahan yang berdampak buruk bagi banyak pihak.
16. Siap siaga jika terjadi kebakaran. Segera memberitahu warga dan
pihak-pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://juliwi.com/published/E0104/Paper0104_47-59.pdf
https://dli.ejournal.unri.ac.id/index.php/DL/article/download/7457/6359
https://osf.io/j5mrq/download/?format=pdf
https://id.scribd.com/doc/299636446/Makalah-Pencemaran-Udara-Karena-Kebakaran-
Hutan
13