TANAH I
PEMADATAN LAPANGAN
• ANZANURRAHMAN (203110424)
• NAILAH GUSTIANI (203110420)
PENDAHULUAN
Material tanah bukan hanya dimanfaatkan sebagai sebagai lapisan pendukung konstruski, tetapi juga tidak jarang
digunakan secara langsung sebagai bahan konstruksi. Tanah yang dimanfaatkan sebagai pendukung konstruksi seperti pada
subgrade jalan, lapisan dasar pondasi untuk berbagai jenis konstruksi, dan lain lain.
Sedangkan tanah yang digunakan secara langsung sebagai bahan konstruksi seperti backfill dinding penahan, subbase
jalan, material bendung tipe urugan, material tanggul/pematang, dan lain sebagainya.
Dalam pemanfaatan material tanah, maka tanah biasa dipergunakan sebagai bahan bangunan seperti pada tubuh
bendungan, badan tanggul, atau base perkerasan jalan.
01 Pemadatan Lapangan
02 Alat Pemadatan
Pengawasan Pemadatan di
05 Lapangan
Apabila kondisi tanah kurang baik, maka perlu dilakukan perbaikan, dan
metode pemadatan adalah salah satu cara perbaikan tanah yang sering
dilakukan, baik untuk tanah yang digunakan sebagai material bangunan
maupun tanah yang dimanfaatkan sebagai lapisan dasar pendukung pondasi.
Secara terinci tujuan dari pemadatan tanah antara lain :
Jumlah Lintasan/Frekuensi
Mesin Pemadat
Pemadatan
Seperti yang dijelaskan slide Jumlah lintasan sangat tergantung
sebelumnya, ada beberapa mesin pada karakteristik campuran,
sampai alat berat yang digunakan ketebalan dan kondisi lingkungan.
pada pelaksanaan pemadatan tanah Untuk memperoleh jumlah lintasan
seperti stamper, silinder beton, yang sesuai maka harus dilakukan uji
tandem roller, sheep foot roller. coba pemadatan terlebih dahulu.
Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan
b. Permeabilitas
No Sifat Perbandingan
Susunan :
Kering Optimum lebih acak, Kering optimum lebih kekurangan air,
a. Susunan butiran
1. akibatnya lebih menyerap air, lebih mudah mengembang, mempunyai
b. Kekurangan Air
tekanan pori lebih rendah. Kering optimum lebih sensitif untuk berubah
c. Sifat permanen
Permeabilitas :
Kering optimum lebih lolos air, Permeabilitas pada kering optimum akan
2. a. Ukuran besarnya
terkurangi lebih banyak oleh penyerapan.
b. b. Sifat permanen
Kompressibilitas (sifat
Basah Optimum lebih mudah mampat dalam interval tekanan yang lebih
mudah mampat) :
3. rendah. Kering optimum dalam interval tekanan yang tinggi. Konsolidasi
a. Ukuran besarnya
pada kering optimum, lebih cepat
b. b. Kecepatannya
Sifat Teknis Tanah Lempung yang di Padatkan
No Sifat Perbandingan
Kuat Geser :
a. Selama pelaksanaan
Kering optimum sangat tinggi,
- Undrained (tak terdrainase)
Kering optimum agak lebih tinggi,
- Drained (terdrainase)
Kering optimum agak lebih tinggi bila pengembangan dicegah, basah
b. Kekurangan Air
optimum dapat lebih tinggi bila pengembangan diizinkan (dilepaskan)
- Undrained (tak terdrainase)
4. Kering optimum sedikit lebih besar atau kurang lebih sama. Basah
- - Drained (terdrainase)
optimum lebih tinggi
c. Tekanan air pori pada
Kering optimum sangat lebih besar
keruntuhan geser
Kering optimum cenderung lebih sensitif
d. Modulus tegangan –
regangan
e. Sensitivitas
o5
Pengawasan Pemadatan
di Lapangan
Ada 2 macam cara untuk mengontrol kepadatan tanah di lapangan, yaitu dengan pemindahan tanah
dan cara langsung. Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
Alat :
1. Botol plastik
2. Kerucut Logam
3. Kuas Bahan :
4. Palu 1. Pasir Ottawa
5. Linggis 2. Tanah di lapangan
6. Meteran
7. Wadah
8. Oven
9. Timbangan
10. Scraper
Prosedur Pelaksanaan
1) Menentukan Volume (isi botol)
2) Menentukan Berat Isi Pasir
3) Menentukan Berat Pasir Dalam Corong
4) Menentukan berat isi tanah di lapangan
5) Pengkalibrasian Cone Set
6) Pengujian di lapangan
7) Pengujian Kadar Air (di laboratorium)
Test Sand Cone bertujuan untuk menentukan derajad kepadatan lapangan yang didapat dari
presentase perbandingan antara berat isi tanah kering di lapangan (kepadatan kering
lapangan) dan berat isi tanah kering pada saat pengujian di laboratorium (kepadatan standar).
Pengujian sand cone Biasa digunakan untuk pengujian pada perencaan pondasi atau jalan
raya.
Di lapangan, pemadatan dilakukan secara bertahap lapis per lapis.
Setelah setiap lapisan telah dipadatkan, kadar air dan kerapatan lapangan
diperiksa di beberapa titik secara acak. Ini kemudian dibandingkan dengan
nilai OMC dan MDD yang ditentukan dalam spesifikasi pelaksanaan,
dengan menggunakan salah satu dari kedua metode, yakni metode sand
cone atau metode bor inti. Sedangkan spesifikasi metode, meliputi
ketentuan-ketentuan yang mencakup :
1. Jenis dan berat peralatan pemadat
2. Ketebalan lapisan tanah maksimal
3. Jumlah lintasan untuk setiap lapisan
Tanah pasir yang akan digunakan untuk urugan kembali (back fill), mempunyai berat
volume basah ϒb = 19,62 kN/m3. Kadar air (w) = 10%, angka pori maksimum dalam
keadaan paling longgar (emaks) = 0,64 & angka pori minimum (emin) = 0,39.
Tentukan angka pori (e) tanah urugan kembali tersebut, dan kerapatan relative (Dr), bila
diketahui berat jenis tanah urugan sebesar Gs = 2,65.
Diket : e = 0,45
Sr = 20% e = (w . Gs) / Sr
Gs = 2,8
0,45 = (w . 2,8) / 0,2
Dit: w?
0,09 = 2,8 . w
w = 3%
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady. 2002 . Mekanika Tanah I . Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Panguriseng, Darwis. 2018. Dasar – Dasar Mekanika Tanah. Yogyakarta: Pena Indis
https://www.situstekniksipil.com/2017/10/cara-pengujian-menggunakan-sand-cone.html