Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring pembangunan yang makin meningkat kebutuhan lahan juga makin


meningkat, apalagi di kota-kota besar. Kebutuhan lahan yang makin meningkat
ini mengakibatkan menaiknya harga tanah di sekitaran daerah kota besar juga,
hal ini mendorong pemilik tanah untuk memanfaatkan lahan semaksimal
mungkin.

Tidak jarang pembangunan dan pemanfaatan lahan tersebut harus dilakukan


diatas tanah yang kurang memenuhi persyaratan, antara lain diatas tanah lunak,
diatas tanah yang berasal dari urugan tanah yang belum lama, diatas tanah yang
kurang stabil apabila ada getaran atau gempa seperti tanah granular
(Mochtar,2000). Tanah granular memilki kompresibilitas atau kekuatan tanah
yang tidak cukup stabil, sehingga perlu adanya perbaikan tanah yang tepat.

Perbaikan tanah biasanya dilakukan dengan pemadatan tanah, pemadatan


tersebut berfungsi untuk menigkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian
meningkatnya daya dukung pondasi di atasnya, pemadatan juga dapat
mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan
kemampatan lereng timbunan.

Metode pemadatan yang dipakai umumnya lebih dipilih dalam perbaikan tanah
granular karena metode ini cocok digunakan pada lapisan tanah tidak berkohesi
yang tidak cukup padat. Teknik pemadatan meliputi beberapa cara, antara lain
vibro compaction, ledakan dan penumbukan berat (heavy tamping).
1.2.Tujuan

Tujuan dari makalah ini dibuat adalah;

a. Mengerti dan memahami apa itu pemadatan tanah vibro compactiom.


b. Mengetahui metode pelaksanaan pemadatan tanah menggunakan vibro
compaction.
c. Memahami cara perhitungan dalam pemadatan tanah menggunakan vibro
compaction.
d. Mengetahui bagaimana Quality control dalam vibro compaction.

1.3.Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang kami buat dalam pengerjaan makalah ini adalah pemadatan
tanah dengan metode vibro compaction.

1.4.Metodologi Penyusunan Tugas

Metode penyusunan tugas ini dilakukan dalam pengerjaan makalah ini agar
dapat mencapai tujuan yang tertulis di atas adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Metode study pustaka
Dengan metode ini kami mencari segala informasi yang berkaitan dengan
pemadatan tanah dengan metode vibro compactor di buku maupun dalam
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan tema tersebut.
b. Browsing internet
Dengan metode ini kami mencari segala informasi yang berkaitan dengan
pemadatan vibro compaction melalui internet.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah adalah proses menaikkan berat jenis tanah dengan cara
mendesak tanah dengan energi mekanis agar partikel solid pada tanah lebih
merapat dan menjadi kompak serta mengurangi partikel udara yang mengisi
rongga pada massa tanah.
Pemadatan sendiri dipengaruhi oleh lapisan tanah yang mungkin tidak terlihat
pada penyelidikan atau pemeriksaan benda uji tanah yang terbatas. Oleh sebab
itu dalam menilai kepadatan tanah bisa dilakukan dengan cara uji cone
penetrasion (CPT), berdasarkan nilai CPT dapat diketahui besarnya kekuatan
tanah dan lapisan tanah lebih terperinci.

Gambar 2.1. Klasifikasi Tanah Untuk Kepadatan


Berdasarkan Nilai cpt
(massarsch,1991 dalam massarsch,2005)

Massarsch (1991) dan Eslami dkk (1997,2000) mengklasifikasikan tanah


berdasarkan nilai tekanan cone dan friction, tetapi (Massarsch,1991)
mengasumsikan kondisi tanah yang seragam sedangkan Eslami (1997, 2000)
memberikan batasan-batasan jenis tanah sesuai nomor area, adapun
pembagiannya adalah sebagai berikut :
1 = lempung sangat lunak atau tanah sensitif
2 = lempung atau lanau
3 = lanau kelempungan atau lempung kelanauan

4a = pasir halus atau kelanauan

4b = lanau kepasiran dan lanau

5 = pasir sampai kerikil kepasiran

Gambar 2.2. Pengklasifikasian Tanah Pemadatan Berdasarkan batasan


Eslami-Fellenius (Massarsch,2005)
Kepadatan tanah yang tinggi bukanlah tujuan utama dari pemadatan itu sendiri.
Pemadatan tanah yang tinggi hanya penting jika menghasilkan perbaikan
perilaku tanah sehubungan dengan engineering permormance.
Adapun tujuan dari pemadatan ini sendiri adalah:
1. Mengurangi kompresibilitas
2. Menaikkan kekuatan tanah
3. Mengurangi potensi likuifaksi
4. Mengontrol shrinkage dan swelling
5. Mengurangi hydraulic compressibility/permeabilitas
6. Menaikkan daya tahan terhadap erosi
7. Mengontrol resilienci properties
2.1.1.Pemadatan dan Prinsip-Prinsip Umum

Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan
maka air tersebut akan berperan sebagai unsur pembasah pada partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan tanah yang sama, berat volume kering dari tanah akan
naik bila kadar air dalam tanah meningkat. Pada saat kadar air W=0 berat
volume basah dari tanah adalah sama dengan volume keringnya.
Jika meningkatkan kadar air secara konstan pada pemadatan yang sama
makan berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan
meningkat secara konstan juga. Setelah mencapai kadar air tertentu w=w 2,
adanya penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume
kering dari tanah, hal ini disebabkan karena air tersebut akan memenuhi pori-
pori dalam tanah yang seharusnya ditempati oleh partikel tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah di capai tersebut kadar
air optimum.

2.1.2.Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemadatan ialah sebagai berikut:

a. Kadar air
Kadar air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
kepadatan yang dicapai oleh suatu tanah. Tingkat pemadatan tanah diukur
dari volume kering yang dipadatkan. Bila air ditambahkan pada media
tanah yang sedang dipadatkan maka air tersebut berfungsi sebagai
pembasah untuk merapatkan antar partikel tanah karena dengan adanya
air ,partikel-partikel tersebut bergeser satu sama lain atau saling
membentuk kedudukan agar tanah menjadi lebih padat. Akan tetapi, jika
air ditambahkan lagi pada media tanah secara berlebih maka air akan
mengisi rongga - rongga pada tanah yang seharusnya bisa ditempati oleh
partikel-partikel tanah yang telah dipadatkan. Hal ini dapat menyebabkan
tanah tidak dapat padat dengan maksimum sesuai dengan yang kita
inginkan. Selain kadar air ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pemadatan yaitu jenis tanah dan usaha pemadatannya.
b. Jenis tanah
Jenis tanah juga sangat berperan dalam proses pemadatan tanah. Dalam
proses pemadatan tanah sebaiknya menetukan terlebih dahulu spesifikasi
tanah di lapangan seperti apa. Adapun jenis-jenis tanah seperti tanah
lempung dan tanah lanau, dalam proses pengerjaannya tanah semacam ini
sulit untuk dipadatkan dengan kondisi basah atau jenuh karena air sulit
keluar melalui rongga-rongga tanah (permeabilitas rendah) dan butiran
tanah sulit merapat satu sama lain. Akan tetapi untuk tanah granular,
proses pemadatannya sangat mudah dilakukan hal ini disebabkan karena
memiliki permeabilitas yang tinggi, dan perubahan volume sedikit setelah
dipadatkan.
c. Tebal lapisan tanah yang dipadatkan.
Dalam bidang konstruksi, untuk memadatkan lapisan tanah yang telah
memiliki spesifikasi ketebalan tanah tertentu sebaiknya dilakukan
pemadatan tanah lapis demi lapis atau perlayer. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil pemadatan tanah yang optimal. Biasanya untuk
pemadatan tanah yang memiliki spesifikasi ketebalan tertentu
menggunakan alat berat dan digilas dengan berulang-ulang hingga
mencapai suatu kepadatan tertentu.

2.1.2.Tujuan Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah sangat penting dilakukan dan bukanlah tanpa tujuan.


Adapun tujuan-tujuan pemadatan tanah yang dilakukan dalam berbagai
bidang konstruksi ialah sebagai berikut :
a. Dapat meningkatkan daya dukung / kekuatan tanah.
b. Memperkecil adanya rembesan air pada tanah.
c. Tanah yang sudah dipadatkan akan memiliki kekuatan dan kestabilan
dalam menopang beban konstruksi.
d. Memperkuat / mempampatkan lereng timbunan
e. Dapat mengurangi / mengatasi resiko penurunan tanah yang tidak
diinginkan.
2.2. Perbaikan Tanah

Perbaikan tanah adalah upaya-upaya untuk memperbaiki tanah yang


dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis cukup rendah
menjadi material yang layak digunakan sebagai material konstruksi
(karakteristik teknis yang baik) perbaikan tanah berfungsi (Rodriguez,2010) :

1. mengurangi penurunan pondasi


2. meningkatkan daya dukung
3. mengurangi potensi terjadinya liquifaksi
4. mengurangi penyebaran pengaruh gempa bumi secara lateral

Tujuan dari perbaikan tanah antara lain adalah meningkatkan kekuatan tanah
mengontrol kembang susut tanah, mengontrol permeabilitas dan mereduksi
tekanan air pori serta mencegah perubahan fisik dan kimia yang berkaitan
dengan perubahan kondisi lingkungan. Tapi berbeda dengan pendapat
Gambin dalam Gouw (1991), perbaikan tanah di daerah rawan gempa
merupakan hal penting karena tujuannya bukan untuk meningkatkan daya
dukung dan mengurangi settlement tetapi juga untuk mengurangi potensi
liquifaksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada saat terjadi gempa.
2.3. Vibro Compaction

Vibro compaction atau yang sering kita dengar dengan vibroflotation adalah
pemadatan tanah dengan menggunakan teknik pemadatan menggunakan alat
penggetar. Teknik ini efektif apabila digunakan pada tanah yang dominan
pasir atau tanah berbutir kasar dengan jumlah butiran yang lolos ayakan
no.200 atau diameter butiran kurang lebih 0,06 mm kurang dari 10%
(Mitchell,1982 dalam Massarch,2015).
Vibro compaction merupakan proses pemadatan tanah dalam, baik diatas
maupun bawah permukaan air tanah (Gouw,1991).

2.3.1 Tujuan pemadatan tanah menggunakan Vibro Compaction

Tujuan pemadatan tanah menggunakan vibro compaction adalah untuk


memperbaiki kondisi tanah bawah sehingga struktur atau konstruksi yang
direncanakan dapat dibangun langsung diatas tanah yang diperbaiki. Selain
itu, penggunaan vibro compaction sangat efektif untuk pemadatan pasir,
sangat baik juga digunakan untuk pembangunan pelabuhan, perkerasan
runway dan struktur kelautan. Manfaat lain dari pemadatan vibro compaction
adalah (Anonim,Ground Improvement Techniques) :
1. Menambah berat volume tanah dalam kondisi lembab maupun jenuh dan
meningkatkan sudut geser dalam, sehingga daya dukungnya bertambah
2. Penurunan pondasi berkurang karena meningkatnya modulus
kompresibilitas, yang dihasilkan dari pra-tegangan sebelum pembebanan.
3. Daya tahan terhadap liquifaksi bertambah ketika angka pori berkurang
dan confining pressure bertambah.
2.3.2. Metode - metode pemadatan tanah menggunakan Vibro Compaction

Ada 4 (empat) dasar dalam pemadatan vibro compaction (Rodriguez,2010)


yaitu :

a. Metode Wet Top-Feed atau Blanked Feed


Metoda ini digunakan untuk perbaikan tanah lunak dibawah permukaan air,
dimana diameter kolom yang digunakan cukup besar. Lapisan material
granular diendapkan diatas lapisan dasar laut, kemudian vibroflot
diturunkan melalui lapisan dan penetrasi diberikan dengan siraman air.

Gambar 2.3. Metode Wet Top-Feed

b. Metode Wet Bottom-Feed


Metode ini mengkombinasikan manfaat dari meningkatnya tanah yang
sangat lemah yang berada di muka air dengan semua manfaat - manfaat
tambahan dari teknik konstruksi ahli dan Water–flush dengan
menambahkan kemampuan gelombang dry bottom-feed untuk diameter
kolom yang besar (Moseley,1993 dalam Roddriguez)
Gambar2.4. Metode Wet Bottom-Feed

c. Vibro compaction Kelautan


Gelombang kejut menyebabkan pasir-pasir yang tidak padat bergerak
seperti cairan (liquifaksi) dimana tanah tersebar dengan cepat dan daya
dukungnya sangat berkurang. Perbaikan tanah dengan getaran dapat
mengurangi liquifaksi dengan meningkatkan kepadatan tanah dan
memadatkan pasir lepas dan material butiran lainnya. Vibro compaction
sangat efektif untuk memadatkan pasir dan sangat efektif untuk proyek
reklamasi dan mengurangi resiko liquifaksi akibat aktifitas ke gempaan.
Berikut gambar yang menunjukkan alat kerja vibro compaction untuk di
daerah kelautan.

Gambar 2.5. Vibro Compaction Kelautan


Gambar 2.6. Pemadatan pada Pasir

d. Metoda Keruk parit (Dredged Trench Method)

Untuk konstruksi di laut yang membutuhkan daya dukung yang besar dapat
memasang stone coloumn pada tanah yang dikeruk. Sebuah parit dikeruk
dari dasar laut untuk membuang tanah lunak dan pasir sebelum diisi atau
diganti dengan batu pecah, seperti gambar berikut:

Gambar 2.7. Metode Parit Keruk


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Metoda Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pemadatan tanah dengan teknik vibro compaction terdiri


dari 3 (tiga) unsur yaitu:
1. Peralatan pemadatan meliputi pemeriksaan pemadatann vibrator dan
powerpack, dasar mesin.

Gambar 3.1. Elemen Utama dari Peralatan Pemadatan


2. Proses pemadatan meliputi titik dan jarak pemadatan, frekuensi getaran dan
penempatan alat. Frekuensi getaran merupakan parameter yang penting
dalam proses pemadatan tanah. Frekuensi getaran dipengaruhi beberapa
faktor seperti berat vibrator, panjang dan ukuran alat pemadatan serta
kecepatan gelombang geser tanah. Massarsch (1995 dalam Massarsch
2005), frekuensi resonansi akan meningkatkan kecepatan gelombang geser,
yang mencerminkan perubahan kekuatan dan kekuatan tanah.
Gambar 3.2. Kecepatan Getaran Tanah Pada Saat
Penetrasi Alat dan Pemadatan yang Diukur dengan
Jarak 4m dari Alat Pemadatan
3. Proses kontrol pemantauan, pada saat proses pemadatan maupun setelah
pemadatan harus dilakukan agar kepadatan yang didapatkan sesuai dengan
rencana.

3.2. Metode Pemadatan Di Pasir

Untuk pemadatan di pasir kita perlu mempertimbangkan perilaku regangan


tengangan pada tanah .
1. Transfer energy dari alat pemadatan ke tanah dengan kekuatan vibrator
pemadatan sekitar 1000 kN - 4000 kN. Untuk mendapatkan kepadatan
tanah yang optimal, proses pemadatan sangat penting karena terjadinya
transfer energi di sepanjang poros dan dasar alat pemadatan. Transfer
energy paling efektif terjadi ketika alat pemadatan bekerja pada saat
frekuensi resonansi, jika alat pemadatan tidak bekerja dan getaran yang
diberikan tidak dengan beban penuh maka kepadatan akan berkurang.
2. Getaran horizontal tanah, getaran ini disebabkan oleh gesekan antara alat
pemadatan dengan tanah, dan menghasilkan tegangan horizontal.
Tegangan horizontal menimbulkan gelombang kompresi horizontal yang
meningkatkan tekanan tanah lateral, seperti gambar berikut :
Gambar 3.3. Pengukuran Amplitudo Getaran Horizontal Selama Pemadatan
Resonansi (Krogh & Lindgren,1997)

3. Efek Overconsolidated
Peningkatan sudut geser efektif akibat pemadatan berkisar antara 30̊ - 36̊
dan rasio overconsolidated dengan ratio tekan tanah.

Gambar 3.4. Hubungan Antara Rasio Overconsolidated dan rasio koefisien


tekanan tanah untuk pasir Overconsolidated dan normaly consolidated
(Fellenius dan Massarsch 2001)

4. Perubahan Kondisi Tegangan


Faktor penting dalam pemadatan dengan getaran (vibro compaction).
Perubahan kondisi tegangan dari normaly consolidated sampai
Overconsolidated di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti metode
pemadatan, perubahan tegangan sebelum sampai setelah pemadatan dan
perubahan kekuatan dan sifat-sifat dari tanah.

Gambar 3.5. Garis Tegangan Tanah di Sekitar Alat Pemadatan Selama


Urutan Pemadatan; Sebelum (A), Selama Pemadatan Pertama (B,C,D dan
E) dan Selama Pemadatan Kedua (E,F,G)( Fellenius dan Massarsch
2001).
Adapun cara pengerjaan vibro compaction untuk pemadatan di pasir ialah
sebagai berikut :
1) Penetrasi
Pada proses pemadatan tanah, tentukan terlebih dahulu lokasi yang
ingin dipadatkan. Setelah itu tempatkan alat berat vibro compaction di
titik tersebut. Pemadatan dicapai dengan menggunakan vibrator yang
biasanya dipasang pada peralatan seperti tiang pancang. Pada proses
penetrasi ini, vibrator osilasi menembus kedalaman tanah maksimum
atau dimasukkan ke dalam tanah yang telah ditentukan dan bergetar
naik dan turun dengan tekanan air yang cukup tinggi pada dinding
vibrator untuk membasahi pasir pada kedalaman tertentu. Pada
kedalaman penuh aliran air dikurangi atau dihentikan.
2) Pemadatan
Pemadatan dilakukan secara bertahap dari kedalaman maksimum
penetrasi ke atas. Peningkatan kepadatan suatu tanah pasir ditunjukkan
oleh peningkatan konsumsi daya vibrator.
3) Pengisian Kembali (Backfilling)
Setelah vibrator masuk kedalam tanah pada kedalaman tertentu, tanah
atau pasir diambil menggunakan bulldozer lalu dituangkan pada lubang
tanah yang terbentuk sambil digetarkan menggunakan vibrator untuk
memadatkan tanah didalamnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
berat volume tanah yang diinginkan dan untuk mencapai hasil
kepadatan tanah sesuai rencana.
4) Finishing
Setelah selesai pemadatan, permukaan dituangkan pasir atau tanah
kembali, lalu dipadatkan dengan roller getaran permukaan. Adapun
proses pengerjaan pemadatan tanah menggunakan vibro compaction
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.6. Proses Pemadatan Tanah Menggunakan Vibro Compaction

3.3. Contoh Perhitungan

Pemadatan tanah diukur dari nilai berat volume keringnya. Berat tanah kering
ini tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air sepanjang volume total tanah
tetap.
Pemadatan = f (Kadar Air x W)

Apabila peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis


disebut pemadatan, maka tanah merapat satu sama lain akibat berkurang
rongga. Dengan kadar air (W) yang ada, maksimum derajat kepadatan yang
dicapai suatu tanah adalah jika semua rongga udara (air voids) telah hilang.

𝑊𝑠
𝛾=
𝑉

Pada awal pemadatan, berat volume kering bertambah dengan penambahan


kadar air, pada saat kadar air nol (w=0), berat volume tanah basah (γb) =
berat kering (γd).

Ketika kadar air ditambahkan (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran
tanah padat per satuan volume (γd) juga bertambah. Misal pada saat kadar air =
w1, maka γb = γ2.

𝛾𝑑(𝑤 = 𝑤𝑙) = 𝛾𝑑(𝑤 = 0) + ∆𝛾𝑑


Pada saat kadar air lebih besar dari kadar air tertentu, yaitu w = w2 (saat kadar air

optimum), kenaikan kadar air justru mengurangi berat colume keringnya. Hal ini

disebabkan karena air mengisi rongga pori yang sebelumnya diisi oleh butiran

padat. Kadar air saat berat volume kering mencapai maksimum (γdmaks) disebut

kadar air optimum (wopt). Jadi air bertindak sebagai cairan pelembut (Softening

agent) pada tanah yang dipadatkan.

3.4. Quality Control

1. Uji Laboratorium

Proctor (1933) telah mengamati bahwa ada hubungan antara kadar air dan

berat volume kering tanah padat. Dimana pada berbagai jenis tanah, terdapat

satu nilai optimum tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimum.

Hubungan berat volume (γd) dengan berat volume basah (γb) dan kadar air

(w) dinyatakan :

𝛾𝑏
γd =
1+𝑤

Berat volume kering setelah pemadatan bergantung dari jenis tanah, kadar

air dan usaha yang diberikan oleh alat penumbuknya. Karakteristik

kepadatan tanah dinilai dari pengujian standar di laboratorium.

2. Uji Lapangan

Pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan = menentukan berat volume

keringnya kemudian membandingkan dengan berat volume kering

maksimum tanah tersebut.


Pengukuran dengan 2 langkah yaitu :

a Mencari berat volume tanah basah.

b Mencari berat volume tanah kering dari kadar airnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Pemadatan tanah menggunakan vibro compaction sangat baik dan efisien,

tidak sulit dalam pengerjaannya.

2. Pada proses pemadatan menggunakan vibro compaction harus

memperhatikan titik dan jarak pemadatan, frekuensi getaran dan

penempatan alat.

3. Pemadatan tanah menggunakan vibro compaction sangatlah baik

digunakan untuk tanah yang dominan pasir atau tanah berbutir kasar.

4. Pada proses pemadatan menggunakan vibro compaction, proses pemadatan

harus di pantau secara berkala agar kepadatan didapat sesuai dengan

rencana yang dibutuhkan.

5. Hasil pemadatan dapat dengan mudah diperiksa.

6. Ramah lingkungan.

7. Tingkat kebisingan dan getaran rendah.


8. Sangat cocok untuk profil tanah dengan permukaan air yang tinggi.

4.2. Saran

1. Pada pengerjaan tugas, sebaiknya mahasiswa lebih aktif untuk mencari

informasi yang didapat guna untuk melengkapi makalah ini.

2. Sebaiknya dalam penyusunan laporan harus memperhatikan kalimat yang

baik dan baku agar informasi yang didapat dapat dipahami pembaca

dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai