Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemadatan adalah proses yang memakai tenaga dinamik untuk menjadikan
tanah lebih padat dan sekaligus mengeluarkan udara. Kadar air tanah tidak
berubah ketika tanah itu dipadatkan. Pemadatan (compaction) adalah proses naik
nya kerapatan tanah dan memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi
volume udara.
Jika tanah dilapangan membutuhkan perbaikan guna mendukung bangunan
diatas nya, atau tanah akan digunakan sebagai bahan timbunan, maka pemadatan
sering dilakukan, maksud pemadatan tanah antara lain :
a. Mempertinggi kuat geser tanah
b. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
c. Mengurangi permeabilitas
d. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan
lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pemadatan tanah?


2. Apa saja yang mempengaruhi hasil pemadatan tanah ?
3. Apa saja sifat tanah lempung yang dipadatkan?
4. Apa saja spesifikasi pemadatan tanah di lapangan?
5. Apa saja alat pemadat dalam prosuder pemadatan?
6. Bagaimana control kepadatan di lapangan?

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pemadatan tanah
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil peamdatan
tanah
3. Untuk mengetahui sifat tanah lempung dipadatkan
4. Untuk memahami bagaimana spesifikasi pemadatan tanah di lapangan
5. Untuk mengetahui alat-alat pemadat dan prosedur pemadatan
6. Untuk memahami control kepadatan di lapangan

1.3 Manfaat Makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai acuan dana referensi bagi mahasiswa yang akan mempelajari
mekanika tanah 1, umum nya pada bagian pemadatan tanah.
2. Sebagai tugas mata kuliah mekanika tanah 1

1
3. Sebagai sarana atau sumber pemberian informasi bagi pembaca
tentang materi pemadatan tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemadatan tanah


Istilah pemadatan berbeda sekali dengan istilah konsolidasi. Pemadatan
adalah proses yang memakai tenaga dinamik untuk menjadikan tanah lebih padat
dan sekaligus mengeluarkan udara. kadar air tanah tidak berubah ketika tanah itu
dipadatkan. Kadar air akan turun akibat proses konsolidasi. Pada nilai kadar air
yang rendah ,sebagian tanah cenderung menjadi kaku dan sukar untuk di
padatkan.

Dengan menambah kadar air, tanah menjadi lebih mudah di bentuk dan
dipadatkan sehingga akan di hasilkan kerapatan kering yang lebih tinggi. Akan
tetapi, pada kadar air yang tinggi kerapatan kering menjadi berkurang sejalan
dengan bertambahnya kadar air, yang mana air tersebut akan mengisi dan volume
tanah bertambah secara proporsional. Jika semua udara di dalam tanah dapat
dikenakan dengan pemadatan, maka tanah tersebut dalam keadaan jenuh
sempurna, dan mungkin akan menghasilkan nilai kerapatan kering maksimum
untuk suatu kadar air yang ditetapkan.

Prinsip-prinsip pemadatan tanah, pada awal pemadatan, berat volume


kering bertambah dengan ditambah nya kadar air. Pada kadar air nol (w = 0), berat
volume tanha basah (yb) sama dengan berat volume kering (yd), atau ketika kadar
air berangsur-angsur ditambah (dengan pemadatan usaha yang sama), berat
butiran tanah per volume satuan (yd) juga bertambah. Misal nya pada saaat kadar
air sama dengan wl, maka berat volume basah (yb) menjadi yb = y2. Berat volume
kering (yd) pada kadar air tersebut : yd(w=wl) = yd(w=0) + ∆yd. Kadar air saat berat
volume kering mencapai maksimum (ydmak) disebut kadar air optimum (wopt).

2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemadatan


1. Tebal lapisan yang dipadatkan.

Untuk mendapatkan suatu kepadatan tanah tertentu, makin tebal lapisan


yang akan dipadatkan, maka diperlukan alat pemadat yang makin berat.
Untuk mencapai kepadatan tertentu maka pemadatan harus dilaksanakan
lapis demi lapis bergantung dari jenis tanah dan alat pemadat yang
dipakai, misalnya untuk tanah lempung tebal lapisan 15cm, sedangkan
pasir dapat mencapai 40 cm.

2. Kadar Air Tanah.

3
Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan, jika kadar
air dinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai
pelumas antara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan tetapi bila kadar
air terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk memperoleh
kepadatan maximum, diperlukan kadar air yang optimum. Untuk
mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum diadakan
percobaan pemadatan dilaboratorium yang dikenal dengan:

• Standard Proctor Compaction Test; dan

• Modified Compaction Test

3. Pengaruh macam tanah

Macam tanah, seperti distribusi ukuran butir, bentuk butiran, berat


jenis dan macam mineral lempung yang terdapat dalam tanah sangat
berpengaruh dalam berat volume maksimum dan kadar optimumnya .
memperlihatkan sifat-sifat khusus kurva pemadatan yang diperoleh dari
beberapa macam tanah yang di uji melalui prosedur pemadatan ASTM D-
698. Untuk kurva yang mendekati lonceng (bel), umumnya diperoleh pada
tanah-tanah berlempung.

Gambar 2.1

4. Ppengaruhusahapemadatan

Energy pemadatan pervolume satuan (E) dinyatakan oleh persamaan:


𝑁𝑏𝑁𝑙𝑊𝐻
E= 𝑉
dengan :

4
Nb= jumlah pukulan perlapisan

Nl = jumlah lapisan

W = berat pemukul

H = tinggi jatuh pemukul

V = volume mould

Pada uji standar proctor :

(25)(3)(5,5)(1) 𝑙𝑏
E= 1 = 12375 𝑓𝑡 − (592,5𝑘𝑗/𝑚3 )
( ) 𝑓𝑡
30

Gambar 2.2

Jika usaha pemadatan pervolume satuan (E) berubah ,maka bentuk


kurva hubungan kadar air terhadap berat volume kering juga berubah. Pada
gambar 2.7 di perlihatkan hasil uji pemadatan tanah lempung berpasir dengan
moul dari standar proctor. Jumlah lapisan pada saat pemadatan didalam
mould sama, yaitu 3 lapisan, akan tetapi jumlah pukulan pada tiap lapisan
dibedakan, yaitu antara 20 sampai 50 kali pukulan. Besarnya energi
pemadatan dihitung dengan menggunakan persamaan. Hasilnya diperlihatkan
di dalam table.

5
Tabel 2.1 hitungan energi pemadatan

2.3 sifat-sifat tanah lempung dipadatkan

Sifat-sifat teknis tanah lempung setelah pemadatan bergantung pada cara


dan usaha pemdatan, macam tanah, dan kadar air nya. Pada usaha pemadatan yang
lebih besar diperoleh kepadatan yang lebih tinggi. Biasa nya, posisi kadar air
tanah yang dipadatkan, didasarkan pada posisi-posisi kadar air sisi kering
optimum (dry side of optimum), dekat optimum atau optimum, dan sisi basah
optimum (wet side of optimum).

Pemadatan tanah dengan kadar air basah optimum akan mempengaruhi


susunan kuat geser, serta sifat kemampatan tanah. Pada usaha pemadatan yang
sama, dengan penambahan kadar air, penyesuaian susunan butir jadi bertambah.
Pada kering optimum, tanah selalu terflokulasi. Sebaliknya, pada basah optimum
susuna tanah menjadi terdispresi beraturan.

Gamabar 3.1 pengaruh pemadatan pada susunan tanah (lambe,1958)

Permeabilitas tanah berkurang dengan penambahan kadar air nya pada


usaha pemadatan yang sama, dan mencapai minimum pada kadar air optimum
nya.

6
Gambar 3.2 perubahan permeabilitas dengan kadar air yang diberikan
(lambe,1958)

Kompresibilitas atau sifat mudah mampat lempung yang dipadatkan


adalah fungsi dari tingkat tekanan yang dibebankan pada tanah. Pada tingkah
tekanan yang relatif rendah, lempung yang dipadatkan pada basah optimum akan
mempunyai sifat lebih mudah mampat atau kompresibel. Sedang pada tingkat
tekanan yang tinggi adalah kebalikannya (tidak mudah mampat).

Gambar 2.3 perubahan kemampatan pada kadar air yang diberikan (lambe,1958)

7
Sifat pengembangan tanah lempung yang dipadatakan, akan lebih besar
pada lempung yang dipadatkan pada kering optimum dari pada lempung yang
dipadatkan pada basah optimum. lempung yang dipadatka pada kering optimum
rlatif kekurangan air. Oleh karena itu, lempung ini mempenyuai kecendrungan
yang lebih besar untuk menyerap air.

2.4 spesifikasi pemadatan tanah di lapangan

tujuan pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki


sifat-sifat teknis nya. oleh karena itu sifat teknis timbunan sangat penting
diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat volume kering nya. prosedur
pelaksanaan dilapangan pada umum nya diterangkan di bawah ini. Terdapat dua
kategori spesikasi untuk pekerjaan tanah:

1. spesifikasi hasil akhir dari pemadatan

2. spesifikasi untuk cara pemadatan

untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relative atau persen kepadatan


tertentu di spesifikasi kan (kepadatan relative adalah nilai berat volume kering di
lapangan dengan berat volume kering maksimum di laboraturium menurut
percobaan standar, seperti percobaan standar proctor atau modifikasi
proctor).dalam spesifikasi hasil akhir (banyak digunakan dalam proyek proyek
jalan raya dan pondasi bangunan, sepanjang kontraktor mampu mencapai
spesifikasi kepada relative nya, alat maupun cara apa saja yang di gunakan,
diizinkan

pertimbangan ekonimi dalam proleh hasil pemadatan dapat di ilustrasikan


seperti pada gambar 3.1. gambar tersebut memperlihatkan 3 macam kurva hasil
pemadatan di lapangan pada tanah yang sama, hanya dengan usaha pemadatan
yang berbeda. Angaplah kurva A mewakili kurva pemadatan yang di proleh dari
alat pemadat yang telah ada.

8
Gambar 3.1 pertimbangan ekonomis dalam memperoleh hasil pemadatan

2.5 Alat-alat pemadat dan prosedur pemadatan


Macam alat penggilas (pemadat) yang akan dipakai bergantung pada tipe
tanah yang akan dipadatkan. Penggilas roda halus atau roda drum (smooth wheel,
smooth drum roller) (gambar 5.1) dapat memadatkan tanah 100% di bawah
rodanya, dengan tekanan kontak pada tanah sekitar 380kpa dan dapat digunakan
hampir untuk semua jenis tanah.

Gambar 5.1

Penggilas 9neumatic atau penggilas roda karet (gambar 5.2) dapat


menggilas 80% dari total area yang tertutup oleh roda nya dan tekanan ban dapat
700kpa. Seperti penggilas roda halus, penggilas roda karet dapat digunakan pada
tanah granuler dan kohesip pada timbunan jalan raya atau pembangunan
bendungan.

9
Gambar 5.2
Saat ini yang paling banyak di pakai adalah penggilas kaki kambing
(gambar 5.3) seperti tercermin dalam nama nya, pada drum dilengkapi dengan
tonjolan_tonjolan atau kaki kaki kambing yang telapak nya berbentuk bulat atau
persegi. Luas telapak berkisar antara 30 – 80cm.

Gambar 5.3
Penggilas berkaki menonjol yang lain adalah tamping foot roller
(gambar5.4). pada penggilas ini, 40% dari luas keseluruhan tanah yang tertutup
roda tertekan. Tekanan kontak pada tanah berkisar 1400 sampai 8400kpa
bergantung pada pada pengisian air pada drum. Alat ini sangat baik untuk
memadat kan tanah tanah berbutir halus.

Gambar 5.4

10
2.6 kontrol kepadatan di lapangan
ada dua macam cara untuk mengontrol keapdatan tanah pada lapangan, yaitu
dengan pemindahan tanah dan cara langsung. Cara dengan pemindahan tanah
adalah sebagai berikut :
1. digali lubang pada permukan tanah timbunan yang dipadatkan.
2. Di tentukan kadar air nya
3. Diukur volume dari tanah yang digali. Cara yang biasa di pakai adalah
metoda kerucut pasir (sand cone) dan balon karet (rubber balloon).
4. Dihitung berat volume basah. Karena berat dari tanah yang digali dapat
ditentukan dan volme nya telah diperoleh dari butir, .maka berat volume
basah dapat digunakan.
5. Bandingkan berat volume kering lapangan dengan berat volume kering
maksimum nya, kemudian hitung kepadatan relatifnya.

gambar 6.1 alat uji pemadatan di lapangan (a) Metoda kerucut pasir. (b)
Metoda balon karet. (c) Metoda nuklir

11
BAB III
PEMBAHASAN SOAL
1. Untuk mengetahui berat volume tanah dilapangan, dilakukan percobaan
kerucut pasir. Tanah seberat 3,58 kg digali dari lubang dipermukaan
tanah. Lubang diisi dengan 2,45 kg pasir kering sampai memenuhi
lubang tersebut. Jika dengan pasir yang sama membutuhkan 5,65 kg
untuk mengisi cetakan dengan volume 0,0037 m3, tentukan berat volume
basah tanah tersebut.
Jawab:
0,0037 m3
Volume lubang = x 2,45 kg
5,65 𝑘𝑔
= 0,0016 m3

Berat volume basah:


Yb = w/v = 3,58 kg/0,0016 m3 = 2237.5 kg/m3

2. Untuk menentukan kadar air, tanah basah seberat 27 gram, dan berat
kering 24 gram dipakai sebagai benda uji. Jika berat jenis tanah 2.45 dan
berat volume basah 18,92 KN/m3 tentukan kadar air, berat volume
kering dan derajat kejenuhannya.
Jawab:

Kadar air: w = ww/ws = 3/24 = 0,125 = 12,5 %


𝑤 27 𝑥 1000 𝑥 1000 𝑥 1000
V = 𝑦𝑏 = = 11020 mm3
2,45 𝑥 1000 𝑥 1000

24 𝑥 1000 𝑥 1000 𝑥 1000


Vs = ws/ Gsyw = = 9796 mm3
2,45 𝑥 1000 𝑥 1000

Vv = V – Vs = 11020 – 9796 = 1224 mm3


Vw = Ww / yw = 3/1 = 3 cm3 = 3000 mm3
S = 3000/1224 = 2,45

3. Jelaskan perbedaan sifat tanah pada pemadatan kering optimum dan


basah optimum!
Jawab:

Sifat Perbandingan

Susunan

 Susunan butir  Kering optimum lebih acak


 Kekurangan air  Kering optimum lebih
kekurangan air, akibat nya lebih
menyerap air, lebih mudah

12
mengembang, mempunyai
tekanan pori lebih rendah.
 Sifat permanen  Kering optimum lebih sensitif
untuk berubah.

Permeabilitasnya

 Ukuran besar nya  Kering optimum lebih lolos air.


 Sifat permanen  Permeabilitas kering optimum
terkurangi lebih banyak oleh
penyerapan.

Sifat mudah mampat

 Ukuran besar nya  basah optimum lebih mudah


mampat dalam interval tekanan
yang lebih rendah, kering
optimum dalam interval tekanan
tinggi.
 Konsolidasi pada kering
 kecepatan
optimum lebih cepat.

Kuat geser

 Selama pelaksanaan:
Tak terdrainase  kering optimum sangat tinggi.
Terdrainase  kering optimum agak lebih
tinggi.
 Sesudah penjenuhan:
Tak terdrainase  kering optimum agak lebih
tinggi jika pengembangan
dicegah, basah optimum dapat
lebih tinggi jika pengembangan
diizinkan.

Terdrainase  Kering optimum kira-kira sama


atau sedikit lebih besar.

 Tegangan air pori pada  Basah optimum lebih tinggi.


keruntuhan geser
 Modulus regangan-tegangan  Kering optimum sangat lebih
besar.

 sensitivitas  Kering optimum lebih condong


ke sensitif.

13
4. Gambarkan bentuk kurva pemadatan

5.

Jabarkan maksud dari grafik di atas!


Jawab:

Susunan tanah pada titik C lebih teratur dari pada di titik A. Jika usaha
pemadatan tanah ditambah , susunan tanah cendrung untuk lebih
beraturan penyesuaian nya, bahkan berlaku juga pada kondisi kering
optimum. Contoh dalam titik E lebih teratur A, sedang pada kondisi
basah optimum, susunan pada titik D akan lebih teratur dari pada titik C.

14
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tingkat kepadatan tanah diukur dari niali berat volume keringnya. Berat
volume kering tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air. Dengan demikian,
tanah yang telah selesai dipadatkan di lapangan, dan berubah kadar air nya (missal
nya oleh hujan), maka berat volume kering tetap tidak berubah. Sepanjang volume
tanah tetap.
Tanah granuler dipandang paling mudah penanganan nya untuk pekerjaan
lapanagan. Material ini dapat memberikan kuat geser yang tinggi dengan sedikit
perubahan volume sesudah didapatkan. Permeabilitas tanah granuler yang tinggi
dapat menguntungkan maupun merugikan.
Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabil dan mampu
memberikan kuat geser yang cukup dan sedikit kecendrungan perubahan volume.
Tapi, lanau sangan sulit dipadatkan bila keadaan basah karena permeabilitas nya
rendah.
Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat
memberikan kuat geser tinggi. Stabilitas terhadapt sifat kembang kusut tergantung
dari jenis kandungan mineral nya.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya
makalah ini mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat
lebih sempurna lagi. Dan alangkah baiknya jika isi dari makalah ini dapat
dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
memahami materi tentang pemadatan tanah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Christady hardiyatmo, Hary. 2012. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press

16

Anda mungkin juga menyukai