Anda di halaman 1dari 20

Universitas Hasanuddin

Program S2 Teknik Sipil Fakultas Teknik

METODE PERBAIKAN TANAH


Ardy Arsyad

BAB II PEMADATAN PERMUKAAN


Literatur: Soft Ground Improvement, Bergado et al. (1996), ASCE Publication

2.1 Pengantar

Pemadatan permukaan merupakan metode paling murah dan sederhana dalam


perbaikan tanah, yang didefenisikan sebagai proses untuk meningkatkan berat jenis
tanah dengan menekan partikel tanah masuk ke dalam kondisi yang lebih rapat dan
mengurangi pori udara. Proses penekanan partikel tanah itu baik dengan cara statis
maupun dinamis. Gambar 2.1 menjelaskan reduksi pori tanah diakibatkan pemadatan
(kompaksi).

Pada tanah tidak kohesif, kompaksi mengakibatkan tinggi kepadatan dan tingginya
sudut geser internal. Sedangkan pada tanah kohesif, kompaksi mengakibatkan makin
rapatnya susunan partikel tanah dan meningkatnya kohesi. Berkurangnya pori maka
makin berkurangnya potensi deformasi dan makin berkurangnya perubaha kadar
moisture. Reduksi pori juga secara langsung menurunkan permeabilitas tanah yang
disebabkan oleh makin terbatasnya saluran aliran terutama pada tanah kohesif.

Gambar 2.1 Proses Kompaksi

2.2 Uji Kompaksi

Prosedur uji kompaksi dikembangkan oleh Proctor (1933). Ada dua uji kompaksi yang
umum dilakukan: standar proctor dan modified proctor. Detail uji ada pada Tabel 2.1.
Detail lain dapat dilihat dari ASTM atau AASTHO standard. Perbedaan utama antara
proctor standard dan modified standar ada pada jumlah energy yang dilakukan.
Pengujian ini dilakikan dengan memadatkan tanah yang moist ke dalam standar mold
dengan menggunakan hammer khusus dan tinggi jatuh. Berat jenis tanah dan kadar
air tanah tersebut diukur selama pengujian dan diplot seperti pada Gambar 2.2.

Kurva Kompaksi
Pada kadar air yang rendah, lembaran kapiler tipis pada sekeliling partikel tanah
cenderung membangun tensile stress. Dengan penambahan air, partikel tersebut
mengembang dan menebalkan lembaran air, yang dapat melubrikasi partikel dan
membuatnya mudah memadat dalam kondisi yang lebih rapat dan padat. Hingga
kadar air mencapai kadarnya dimana kepadatan partikel tanah tidak lagi meningkat.
Pada kondisi ini, air menggantikan partikel tanah dalam mold dan oleh karena berat
jenis air lebih rendah dari berat jenis butiran mineral tanah, kurva kepadatan tanah
menurun. Gambar 2.3 memperlihatkan kadar air vs kepadatan selama proses
kompkasi. Contoh tipikal kompaksi test dapat dilihat pada table 2.2.

Plot berat jenis kering sebagai fungsi kadar air pada 100% saturation (zero voids)
sebagaimana pada Gambar 2.2. Kurva ini memperlihatkan batas atas dari berat jenis
kering, berat jenis kering pada segala level saturasi dapat diplot dengan formula:


" = ( =
1+ (
1+
+

Tabel 2.1 Detail Uji Kompaksi


Tabel 2.1 Lembar data uji kompaksi

Gambar 2.2. Kurva untuk standar proctor dan modified proctor


Gambar 2.3 Berat jenis tanah vs kadar air untuk tanah Silty Clay.

Uji kompaksi di laboratorium didesain untuk memodelkan pemadatan tanah yang


dilakukan di lapangan. Gambar 2.4 memperlihatkan perbandingan kompaksi
lapangan dan laboratorium pada kompaksi standar proctor. Untuk control kompaksi
lapangan, spesifikasi konstruksi mensyaratkan bahwa maksimum berat jenis tanah
yang dipadatkan berkisar antara 90% - 100% kepadatan laboratorium. Ilustrasinya
dapat dilihat pada Gambar 2.5 untuk kompaksi 95%.

Proctor standar cocok untuk aplikasi pemadatan pada backfill retaining wall, timbunan
pada jalan raya, dan bendung tanah yang rendah. Sedangkan modified proctor
digunakan pada aplikasi dengan beban besar seperti runway bandara, pondasi jalan,
dan bendung tanah tinggi.

2.3 Faktor Pengaruh Pada Kompaksi Tanah

KEPADATAN KERING

Berat jenis tanah total, t didefenisikan sebagai total massa tanah dibagi dengan
volume. Kepadatan kering, d, dapat diformulasikanL
,
" =
1+

dimana merupakan kadar air pada tanah.

KADAR AIR,

Pada kepadatan tertentu, kadar air pada berat jenis maksimum disebut kadar air
optimum. Pada kadar air rendah, tanah menjadi kaku dan sulit dipadatkan. Dengan
penambahan air sebagai lubrikan, tanah menjadi lembut, dan workable. Pada kadar
air tinggi, kombinasi tanah-udara mencegah penurunan kadar air. Jumlah total pori
meningkat seiring menigkatnya kadar air, yang berakibat menuruunya kepadatan
kering.

BESARAN KOMPAKSI

Dengan kadar air tertentu, peningkatan kompaksi mengakibatkan makin merapatnya


ruang dan memadatnya partikel tanah, dan meningkatnya berat jenis kering, hingga
volume udara berkurang dan kompaksi lanjutan tidak mampu menghasilkan
perubahan dalam volume tanah. Untuk semua jenis tanah, peningkatan kompkasi
mengakibatkan peningkatan berat jenis kering, max dan menurunnya kadar air
optimum, opt.

JENIS TANAH

Gambar 2.6 menunjukkan pengaruh jenis tanah pada karakteristik. Kurva datar
kompaksi mengindikasikan jenis pasir gradasi seragam (gradasi buruk).
Keseragaman ukuran partikel, metode pemadatan apapun tidak akan mempengaruhi
kepadatan (Gambar 2.7). Pada kondisi berbeda, puncak kepadatan dapat dilihat pada
kurva kompaksi well-graded sands. Packing tercapai ketika partikel lebih kecil terkunci
sendiri di dalam pori antara partikel lebih besar (Gambar 2.8). Pada Gambar 2.6, kurva
kompaksi tanah lanau memiliki nilai puncak sementara kurva kompaksi untuk tanah
lempung datar. Lanau merupakan tanah sensitive air dengan perubahan kadar air
yang kecil saja dapat mempengaruhi berat jenis kering pada energy kompaksi yang
sama. Sementara lempung lebih sensitive terhadap energy dimana perubahan kecil
energy dapat menghasilkan perubahan besar pada berat jenis kering.
Gambar 2.4 Perbandingan kompaksi lapangan dan lab. (1) Kompaksi statis lab 2000
psi, (2) modified proctor, (3) standard proctor, (4) kompaksi static lab 200 psi, (5)
kompaksi lapangan, dengan rubber-tired load, (6) kompaksi lapangan, sheetfoot roller
(Turnbull, 1950).

Gambar 2.5. Contoh perhitungan berat jenis tanah pada kadar air tertentu, dan plot
maksimum berat jenis tanah pada kadar air optimum.

2.4 Pengaruh Kompaksi Pada Struktur Tanah

Tanah yang terpadatkan cenderung memiliki struktur yang menggumpal ketika


dipadatkan pada kadar air optimum. Pada struktur ini, gaya antara partikel atraktif dan
partikel saling terikat satu sama lain. Peningkatan kadar air meningkatkan repulse
inter partikel dan penambahan gaya selama kompaksi, mengakibatkan semakin
teraturnya dan parallel-nya susunan partikel. Pada struktur ini, gaya negative pada
permukaan lempung diimbangi oleh katio pada sekeliling double layer. Gambar 2.9
menunjukkan pengaruh kompaksi pada struktur tanah.
Gambar 2.6 Hubungan berat jenis tanah kering dengan kadar air pada delapan jenis
tanah berbeda pada standar proctor (Johnson dan Sallberg, 1960).
Gambar 2.7. Model Kepadatan pada partikel tanah.

Gambar 2.8 Distribusi partikel tanah yang ideal untuk mendapatkan pemadatan
optimum.
Gambar 2.9 Pengaruh kompaksi pada struktur tanah (Lambe 1958a).

2.5 Pengaruh Kompaksi Engineering Behavior

KEKUATAN (STRENGTH)

Sampel tanah dipadatkan pada kadar air kering optimum akan lebih rigid dan kuat
ketimbang sampel yang dipadatkan pada kadar air basah optimum. Sampel 1 dan 2
pada Gambar 2.10 lebih kuat dibandingkan samoel 5 dan 6.

KOMPRESSIBILITAS

Pada konsolidasi satu dimensi, dan tegangan rendah, sampel tanah terpadatkan pada
kadar air basah optimum akan lebih kompresibel. Pada konsolidasi dengan tegangan
tinggi, kadar air kering cenderung lebih kompresibel karena struktur tanah sudah
kolaps setelah pemadatan. Gambar 2.11, karakteristik kompresibilitas tanah
terpadatkan.

PERMEABILITAS

Peningkatan kadar air akan menurunnya permeabilitas pada sisi kering dan sedikit
meningkat pada sisi basah (Gambar 2.12). Peningkatan kompaksi akan menurunkan
permeabilitas.

ABSORPSI AIR

Karena ada defisiensi air pada sisi kering kompaksi, maka akan leih potensial untuk
absorpsi air. Pada Gambar 2.13 potensi swelling karena absorpsi air akan meningkat
pada kondisi kadar air optimum kering dengan struktur menggumpal.

Gambar 10. Pengaruh kadar air pada struktur dan stress-strain relationship pada
sampel Kaolinite terpadatkan. (a) Stress vs strain relationship untuk sampel
terpadatkan. (b) derajat orientasi partikel vs kadar air. (c) Kepadatan kering vs kadar
air. (Seed dan Chan, 1959).
Gambar 2.11. Pengaruh kompaksi pada Struktur kompresi satu dimensi (a)
Konsolidasi tegangan rendah (b) konsolidasi tegangan tinggi. (Lambe, 1958b).

Gambar 2.12. Kompaksi Permeabilitas tes pada lempung Sibura (Lambe, 1958b).
Gambar. 2.13 Potensi absorpsi air pada tanah terpadatkan.

2.6 Prinsip Pemadatan pada Bendung dan Timbunan

KOMPAKSI OPTIMUM

Pada kondisi pondasi yang baik, pemadatan optimum kering lebih disukai, dimana
tidak terlalu banyak peningkat tekanan air pori, namun tingginya kekuatan dan lebih
rigid dari pemadatan dapat dihasilkan. Akan tetapi, pemadatan ini akan membuat
tanah lebih getas dan tidak dapat mengakomodir differential settlement yang besar.
PEMADATAN OPTIMUM BASAH

Pada kondisi tanah lunak dan kompresible, pemadatan dengan optimum basah lebih
disukai. Rendahnya kekuatan dengan tingginya tekanan air pori akan menghasilkan
tanah lebih fleksibel dan mengakomodir differential settlement yang besar.

Pada konstruksi tanah secara umum, untuk struktur penahan air, kompaksi basah
lebih digunakan untuk meminimalisir permeabilitas tanah dan untuk mengurangi
redusi kekuatan ketika tanah jenuh air. Perbandingan pemadatan kering dan
pemadatan basah dapat dilihat pada tabel 2.4.

2.7 Kompaksi Permukaan

Di lapangan, tanah dipadatkan dalam 3 cara:

- Rolling dan kneading


- Ramming
- Vibrasi

Roller terdiri dari smooth wheel, pneumatic, dan sheefoot. Rammers terdiri dari beban
yang dijatuhkan melalui pembakaran internal atau pneumatic. Vibrasi teridir dari jenis
out-balance atau jenis pulsating hydraulic pada plate atau roller. Tabel 2.5, rangkuman
jenis karakteristik kompaksi dan peralatannya.

CONVENTIONAL SMOOTH WHEEL ROLLER

Smooth drum roller tidak cocok untuk pemadatan tanah karena tekananya rendah
dengan kontak area drum dengan tanah yang luas. Peralatan ini digunakan untuk
pemadatan tanah granular pondasi jalan dan landasan pesawat udara dan untuk
menutup lapisan tanah lempung.

PNEUMATIC TIRE ROLLER

Pneumatic tire roller memiliki kneading, khsusunya dengan weaving (wobble) wheel
path. Berbagai variasi jumlah as roda dapat digunakan. Beban kompaksi dapat
divariasikan dengan mengatur balas. Tekanan kontak diatur dengan mengatur
tekanan udara ban, Peralatan ini efektif untuk pemadatan tanah kohesif dan tanah
non-kohesif.
Table 2.3 Kadar air optimum untuk Modified Proctor

Table 2.4 Perbandingan Pemadatan Basah dan Pemadatan Kering


Tabel 2.5. Karakteristik Tanah dan Peratalan Pemadatan yang direkomendasi

SHEEPSFOOT ROLLER

Alat ini memiliki drum dengan studs. Sheepfoot roller dapat memadatkan tanah
dengan kombinasi tamping dan kneading. Drum dapat diisi dengan air atau pasir untuk
meningkatkan beratnya. Peralatan ini cocok dipakai untuk tanah lanau dan lempung.
Dengan keberadaan studs, peralatan ini menghasilkan ikatan yang kuat antar partikel
tanah. Olehnya itu, sheepfoot roller dianjurkan dipakai untuk pemadatan struktur
penahan air, seperti bendung tanah, atau bendung batuan, irigasi dan saluran control
banjir, dll.

VIBRATOR ROLLER DAN RAMMER

Vibrator roller meliputi vibrating drum, vibrating pneumatic tire, dan vibrating plat.
Motor menghasilkan berat eksentrik sehingga frekuensi tinggi, amplitude rendah, dan
oscilasi drum terjadi. Kisaran frekuensi disetting mendekati frekuensi alami tanah
sehingga dapat beresonansi. Vibrator drum roller cocok untuk pemadatan tanah
granural dengan sedikit tanah halus dengan tebal tanah mencapai 1 meter. Vibrating
plate cocok untuk pemadatan lapis pondasi jalan. Untuk kompaksi denga area
terbatas dan dekat dengan struktur, vibrator rammer cocok digunakan.

2.8 Pengukuran Kompasi di Lapangan

CORE CUTTER METHOD


SAND REPLACEMENT METHOD

RUBBER BALLOON METHOD


NUCLEAR MOISTURE-DENSITY METHOD

2.9 Prosedur Pemadatan Tanah

PENYELIDIKAN AWAL
Uji proctor standar atau modified proctor dilakukan untuk mendapat kadar air
optimum. Uji indeks dilakukan seperti batas atterberg (LL, dan PL), dan ukuran butiran
(GS), digunakan untuk mengklasifikasi tanah dan jenis pemadatan yang sesuai.

UJI LAPANGAN
Luas are pengujian disiapkan 15 x 20 m. Kemudian material timbunan dihampar di
area tersebut dalam 3 lajur dengan lebar 5 m. Kedalaman timbunan antara 15 45
cm dalam kadar air alami. Kepadatan kering diukur dalam tiap-tiap lajur timbunan.
Gunakan kadar air optimum dari hasil uji lab, dan kadar air alami. Jika kadar air nya
sama, maka gunakan 3% dari kadar air optimum.

Anda mungkin juga menyukai