Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah
SIA-306 Metode Konstruksi Dasar Program studi Teknik Sipil

Dosen:

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Muhammad Khaidar Al-Badar 222018267

Muhammad Ubaidah 222019131

Muhammad Fauzi Suherlan 222020047

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2022
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas / di dalam tanah /
air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya.
Sekarang ini perkembangan dibidang konstruksi sangat pesat ditandai oleh
banyaknya proyek berskala besar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, maupun
gabungan dari keduanya. Dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi, mempunyai
serangkaian aktivitas aktivitas yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penggunaan
metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui berbagai tahapan
pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah rangkaian kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan beserta pengawasan yang meliputi pekerjaan arsitektural, struktur,
mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan, beserta kelengkapannya masing - masing
dalam mewujudkan suatu bangunan.
Dalam sebuah pekerjaan konstruksi aspek teknologi berperan penting. Umumnya,
aplikasi teknologi banyak diterapkan pada metode – metode pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, cepat, praktis dan aman, sangat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, sehingga target waktu, mutu dan
biaya dapat tercapai.
Dalam menunjang metode pelaksanaan kontruksi, pekerjaan pertama yang harus
dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan merupakan tahap
pekerjaan yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek
konstruksi. Bahkan pekerjaan ini harus telah dipersiapkan pada saat tender proyek dan
dijadikan bagian dari penawaran tender proyek yang bersangkutan. Setelah menerima
paket penawaran tender, diadakan pengkajian dan pendalaman terhadap pekerjaan
persiapan yang hendak dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami miliki dalam penulisan laporan ini adalah
untuk mengetahui hal-hal berikut antaralain:

1. Pembersihan lapangan
2. Pemasangan bouwplank
3. Pembuatan pagar sementara

1.3 Maksud dan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam
pekerjaan persiapan yang umumnya dilakukan pada suatu proyek konstruksi sehingga
dapat memperluas pengetahuan terhadap apa yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
persiapan konstruksi yang umumnya dilaksanakan.
BAB II DESKRIPSI PEKERJAAN
2.1 Pengertian Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek kontruksi, pekerjaan pertama
yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik untuk
proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan airport, jembatan,
jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya, secara umum tidak banyak berbeda.
Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing proyek yang akan
dikerjakan.
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal yang harus dikerjakan kontraktor
sebelum memulai pekerjaan utama. Pekerjan persiapan harus direncanakan sebelum masa
pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Bahkan pekerjan ini harus telah disiapkan pada saat
tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender dari proyek bersangkutan.
Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil
perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
Pekerjaan persiapan yang secara umum dilakukan diantaranya yaitu perencanaan
rencana lapangan / site plan, pembuatan gambar kerja, pengukuran dan pemasangan
bowplank, pembersihan lahan, pembuatan pos jaga dan pagar proyek, pemasangan papan
nama proyek, pengadaan fasilitas sementara proyek, pengadaan listrik dan air kerja,
pengadaan los kerja besi dan kayu, dan mobilisasi dan demobilisasi.
2.2 Perencanaan Rencana Lapangan
Rencana lapangan atau site plan adalah konsep gambaran/ peta rencana
pembagian bangunan/ kavling dengan segala fasilitas penunjangnya termasuk tata guna
lahan dan perencanaan jalan dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Site plan yang
dibuat oleh pengembang perumahan harus menggambarkan mana saja fasilitas umum dan
sosial berikut dengan kavling efektif yang akan dipasarkan.
Gambar 2.1 Contoh Rencana Lapangan
Fungsi dari site plan tampak nyata secara fisik dari suatu lingkungan perumahan,
di mana dengan site plan maka dapat dilihat pada fisik rumah beserta prasarana
lingkungannya seperti: prasarana jalan dan fasilitas lingkungan yang terdapat di dalam
perumahan tersebut misalnya fasilitas kesehatan, pendidikan, pusat perbelanjaan dan
niaga, peribadatan, lapangan terbuka, dan lainnya. Sedangkan untuk fungsi administratif,
site plan dibutuhkan sebagai dokumen untuk mengajukan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB).
Adapun secara umum pemerintah daerah kabupaten atau kota membutuhkan site
plan untuk:
1. Mengetahui apa saja yang ingin dibangun oleh developer perumahan atau
yang akan ditambahkan pada suatu lahan.
2. Untuk mengukur atau menghitung Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan
koefisiensi dasar bangunan (KDB) apakah telah sesuai dengan perundang-
undangan yang telah berlaku ataukah tidak.

Cara mengukur GSB baik depan, belakang atau samping adalah jarak dari
garis batas lahan ke sisi terluar bangunan atau struktur tambahan lainnya.
Sehingga apabila sebuah rumah berada di sisi jalan, maka garis sempadannya
dapat diukur dari as atau garis tengah jalan tersebut sampai dengan sisi terluar
dari bangunan rumah.
KDB adalah persentase dari perbandingan antara luas area lantai dasar
bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/bidang tanah yang
dikuasai. Jika suatu rumah dengan luas lahan yang dibangun sebesar 200 m2
dan berada pada kavling dengan lahan seluas 1600 m2, maka Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) sebesar (200 m2:1600 m2) x 100% = 12,5%.
2.3 Pembuatan Gambar Kerja
Gambar kerja atau shop drawing merupakan komunikasi visual antara design
konsultan dan pelaksanaan dilapangan, dan juga gambar adalah merukapan bahasa teknik
paling sederhana yang di harapkan dapat di mengerti oleh orang awam sekalipun, oleh
karena itu hendaknya membuat shop drawing yang betul-dapat di mengerti agar proyek
dapat berjalan lancar.
Pada tahapan pembuatan gambar kerja atau shop drawing adalah hasil dari
pengembangan rancangan yang telah disepakati guna menejemahkan konsep rancangan
dalam bentuk gambar terperinci dan uraian-uraian teknis sehingga dapat menjelaskan
proses pelaksanaan dan pengawasan kontruksi.

Gambar 2.2 Contoh Gambar Kerja


Adanya shop drawing atau gambar kerja pada sebuah proyek yang memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan menengah hingga tinggi, dalam pelaksanaanya membuat
shop drawing ini tidak semudah yang di bayangkan, terutama bagi mereka yang tidak
banyak berkutat di dunia engineering dan analisa. Gambar kerja atau shop drawing ini
harus dipahami oleh semua pihak yang terkait yaitu kontraktor, konsultan pengawas atau
MK atau owner. Pembuatannya pun harus memperhatikan beberapa objek pengguna
seperti supervisor, mandor, dan juga pekerja. Bagi yang akan melaksanakan project
tersebut harus memperhatikan kemampuan. Selain itu juga bisa memahami gambar dan
juga memersepsikan apa yang tertuang di dalam gambar tersebut, namun untuk mandor
akan memiliki pemahaman yang berbeda. Dengan pemahaman ini tidak akan banyak
membuang waktu untuk melakukan diskusi gambar dan juga menghindari adanya
kesalahan dalam pelaksanaan akibat kesalahan persepsi ini. Shop drawing akan menjadi
jembatan dan juga media yang sangat efektif untuk menjalin komunikasi yang baik
terutama bagi pelaksana agar tidak menimbulkan kesalahan komunikasi.
2.4 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Bouwplank merupakan pembatas area kerja konstruksi yang sangat penting di
awal sebuah proyek pembangunan rumah atau bangunan lainnya. Biaya pemasangan
bouwplank tetap harus dimasukkan dalam perhitungan RAB meskipun pada akhirnya
bouwplank akan dibongkar.

Gambar 2.3 Pemasangan Bouwplank


Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan
gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga
sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai. Syarat-syarat
memasang bouwplank adalah:

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.


2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang
akibat pelaksanaan galian.
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan
semua).
6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) dari pada pondasi dan
dinding batu bata.

Material bouwplank terdiri dari beberapa bahan bangunan sederhana yang bisa
dibeli di toko bangunan terdekat. Material bouwplank tergantung dari variasi bahan yang
ingin digunakan namun biasanya sama. Berikut adalah daftar material untuk bouwplank
sesuai dengan PERMEN PUPR 28/PRT/M/2016.

1. Kayu Balok atau Usuk 5/7 (Kayu Kelas C)


2. Paku 2" - 3"
3. Benang
4. Kayu Papan 3/20 (Kayu Kelas C)

Ongkos pengerjaan pemasangan bouwplank harus dicatat dan masuk dalam


perhitungan biaya RAB. Dalam membuat bouwplank dalam skala besar, biasanya tidak
hanya 1 jenis tukang yang bekerja. Berikut adalah beberapa tukang yang terlibat dalam
pekerjaan pemasangan bouwplank sesuai dengan PERMEN PUPR 28/PRT/M/2016.

1. Pekerja
2. Tukang kayu
3. Kepala tukang
4. Mandor

Volume pekerjaan bouwplank dihitung pada saat pengukuran dan pemasangan


bouwplank. Jadi volume akan dihitung berdasarkan panjang bouwplank atau dengan kata
lain volume bouwplank tergantung panjang keliling bangunan. Pengukuran dan
pemasangan bouwplank diukur dengan satuan meter lari atau meter panjang.

2.5 Pembersihan Lahan


Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari
semua pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang
tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh
direksi Pekerjaan.
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari
sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang
pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama
proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek,
dan lain-lain.

Gambar 2.4 Pembersihan Lahan


Pekerjaan pembersihan ini dilakukan sampai saluran lama terlihat bebas dari
segala puing-puing dan tumbuhan liar. Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup
besar, maka dapat dilakukan penebangan sesuai izin dari Direksi.
Dalam pekerjaan pembersihan lapangan dan peralatan tentu tidak ada material
yang dibutuhkan karena outputnya adalah lokasi proyek yang bersih dan terbebas dari
pengotor yang menghambat jalannya proyek. Untuk itu peralatan yang dibutuhkan
biasanya berupa sapu, serok, pemotong rumput, sekop, dan cangkul.
2.6 Pembuatan Pos Jaga dan Pagar Proyek
Bangunan pos jaga berupa bangunan yang tidak terlalu luas, tempat untuk
bertugasnya security proyek untuk mengawasi pihak-pihak yang boleh masuk kedalam
lokasi proyek dengan memeriksa kelengkapan safety, identitas, surat jalan dan
sebagainya. Bangunan pos jagar umumnya ditempatkan di lokasi berdekatan dengan
pintu pagar proyek, berupa bangunan dengan tutup atap seng dan lantainya terbuat dari
beton atau triplek. Umumnya dinding bangunan pos jaga tidak penuh, terbuat dari triplek
2 sisi. Bangunan pos jaga difungsikan menempatkan mesin absensi karyawan proyek.

Gambar 2.5 Pos Jaga dan Pagar Proyek


Pagar proyek terbuat dari bahan seng atau zincalum sheet dan di perkuat rangka
dari siku baja atau kayu kaso atau kayu gelam. Pagar Proyek seperti yang disebutkan
diatas dibuat dengan rapi dan memenuhi unsur estetika, sekaligus dapat dijadikan papan
promosi, bangunan yang akan dibangun.

2.7 Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan nama tidak hanya sebagai komponen pelengkap ketentuan pelaksanaan
kegiatan proyek. Namun lebih dari itu, papan nama proyek sebagai bentuk transparansi
atas semua kegiatan yang di biayai uang negara yang di kutip dari pajak rakyat.
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomer 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik (KIP), rakyat berhak mengetahui dan mengawasi setiap
kegiatan pembangunan yang di biayai lewat anggaran negara (APBN dan APBD).
Keterbukaan atau transparansi dari pada pelaksanaan proyek harus di mulai dari awal
kegiatan sampai akhir pembangunan, tidak boleh sedikitpun ada hal yang di tutupi,
semisal tidak memasang papan nama proyek.
Gambar 2.6 Papan Nama Proyek
Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek tidak hanya sekedar kewajiban
dari kontraktor pelaksana. Namun di dalam dokumen kontrak kerja pelaksanaan juga
sudah di sebut item anggaran pembuatan dan pemasangan papan nama proyek. Didalam
papan nama proyek, setidaknya memuat tentang nama proyek, nomer kontrak proyek,
nilai anggaran, sumber anggaran, volume pekerjaan, masa pelaksanaan, nama kontraktor
pelaksana dan nama konsultan pengawas.
2.8 Pengadaan Fasilitas Sementara Proyek
Penempatan fasilitas–fasilitas sementara pada lokasi yang optimal berarti jarak
tempuh antar fasilitas satu dengan yang lain dapat minimal sehingga biaya operasional
juga dapat menjadi minimal. Fasilitas-fasilitas proyek yang dimaksud antara lain:

1. Kantor proyek (dikenal dengan istilah direksi keet)


2. Gudang material dan peralatan
3. Base camp staf proyek dan barak pekerja
4. Los kerja besi dan kayu
5. Pos jaga dan pagar kerja
6. Jalan kerja
7. Penempatan alat berat, tower crane dan lift barang
8. Lokasi pembuatan komponen precast
Gambar 2.7 Kantor Proyek Sementara
Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah
sementara. Oleh karena itu, fasilitas-fasilitas tersebut dibuat tidak permanen, namun tetap
harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan sebagai tempat kerja. Karena sifatnya
tidak permanen maka desain fasilitas-fasilitas ini sebisa mungkin dibangun dengan biaya
konstruksi yang semurah mungkin. Salah satu cara adalah dengan membuat konstruksi
bangunan kantor yang dapat digunakan berulang kali (sistem rakitan).

2.9 Pengadaan Listrik dan Air Kerja


Kebutuhan tenaga listrik yakni jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor
untuk meleksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya
listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri,
tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan,
AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan lain-lain.

Gambar 2.7 Listrik dan Air Kerja

Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik,


pemotongan besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat
bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan menciptakan meteran listrik gres
dengan pengajuan ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM
(Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti
tolilet, pencucian kenderaan proyek, dan keperluan lain yang membutuhkan air.
Air kerja sangat diharapkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air
kerja berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan adukan pekerjaan
lainnya. Untuk pengadaan air kerja diharapkan satu buah mesin pompa untuk distribusi
air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan
pemantekan untuk mendapat sumber air, lalu dilakukan pemasangan pipa dan kran air.
Air untuk keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup
juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar
sejumlah biaya yang telah ditentukan.
2.10 Pengadaan Los Kerja Besi dan Kayu
Los kerja besi merupakan tempat untuk pemotongan maupun pembelokan besi
beton sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Sementara itu, los kerja kayu
digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.

Gambar 2.9 Kantor Proyek Sementara

Kedua fasilitas tersebut dibangun tanpa dinding (los) tetapi tetap diberi penutup
atap. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari los kerja besi dan kayu harus dapat menjamin
keselamatan dan ketentraman para pekerja yang bekerja di tempat tersebut.
2.11 Mobilisasi dan Demobilisasi
Kegiatan mobilisasi adalah suatu pekerjaan untuk mempersiapkan sumber daya
yang digunakan dalam seluruh pelaksanaan suatu proyek. Sumber daya yang harus
dipersiapkan adalah alat yang digunakan, material, serta tenaga kerja.

Gambar 2.10 Kantor Proyek Sementara

Sedangkan kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi
tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
BAB III ANALISIS TEKNIS PEKERJAAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai sekenario tata letak bangunan dengan
peraturan-peraturan atau izin-zin yang diperlukan , peralatan yang digunnakan, syarat –
syarat pelaksanaan dari setiap sub pekerjaan.

3.1 Data Proyek


Tabel 1 Data Umum Proyek

1 Nama Proyek Pembangunan Rumah

2 Pemilik Proyek Kementrian Pekerjaan Umum

3 Kontraktor Kelompok 1 MKD kelas A

3.1.1 Lokasi Proyek

Gambar 3.1 Lokasi Proyek

Proyek ini berlokasi di Jalan Cikutra Baru Raya Bandung.

Batas wilayah proyek pembagunan rumah:

Utara : Jl.Simpang Pahlawan 1


Selatan : Rumah Penduduk

Barat : Perumahan

Timur : Jl. Cikutra Baru Raya

3.1.2 Data Teknis Proyek

Gambar 3. 2 Site Plan Proyek


Gambar 3.3 Gambar Kerja Bangunan
Gambar 1.4 Detail Pondasi

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan


 Pembersihan Area Pekerjaan
Pembersihan area pekerjaan merupakan tahap awal dalam berjalannya suatu
pekerjaan di dalam bidang konstruksi. Pembersihan dilakukan untuk mensterilkan
area proyek dari berbagai macam halangan. Permbersihan bertujuan agar
memudahkan pemasangan fondasi dari pembangunan bangunan.
Pembersihan dari area pekerjaan ini mencakup pembersihan lahan dari berbagai
halangan seperti dari pohon, semak-semak, atau dari puing-puing dari hancurnya
bangunan.
o Peralatan yang digunakan
1. Ekskavator

Gambar 3.4 Ekskavator


Ekskavator merupakan alat berat yang berfungsi untuk penggalian dari
sebuah laha, dan bisa juga digunakan untuk mengangkat sisa sisa
puing bangunan untuk membersih area pekerjaan. Ekskavator sendiri
bisa melakukan berbagai pekerjaan untuk pembersihan area pekerjaan
dengan cepat.

2. Mobil pengangkut

Gambar 3.5 Mobil Pengangkut


Mobil pengangkut berfungsi untuk mengangkut sisa-sisa puing
bangunan, serta sampah dari sisa sisa pembersihan area pekerjaan.
 Pembuatan Papan Nama dan Pemasangan Pagar Proyek

Gambar 3.6 Papan Nama Proyek

Papan Nama proyek merupakan suatu tata tertib yang harus dilakukan oleh
kontraktor bangunan, yaitu sebagai tanda sedang melaksanakana pekerjaan proyek. Papan
nama dipasang ditempat yang strategis atau sesuai petunjuk Direksi Teknik. Papan nama
juga harus menunjukkan nama proyek, tahun anggaran sumber anggaran, nilai proyek dan
nama kontraktor pelaksana.

Gambar 3.7 Pagar proyek


Fungsi dari pagar pengaman proyek antara lain yaitu Membatasi area proyek untuk
menjamin keamanan dan keselamatan karena di area proyek terdapat banyak risiko
bahaya. Mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke area proyek. Mencegah
terjadinya pencurian barang / material di area proyek.

 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouplank

1.Bahan yang di gunakan antara lain :

-Kayu patok

-Papan kayu kelas C

-Paku

-Benang

2.Peralatan yang di gunakan antara lain :

-Palu/hammer

-Gergaji tangan

-Selang waterpass

-Pensil atau Spidol

 Pembuatan Los Kerja

Los kerja besi merupakan tempat untuk pemotongan maupun pembelokan besi
beton sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Sementara itu, los kerja kayu
digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.

1.Pembuatan los kerja besi :


Gambar 3.8 Los kerja besi

2.Pembuatan los kerja kayu :

Gambar 3.9 Los kerja kayu

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek kontruksi, pekerjaan pertama
yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik untuk
proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan airport, jembatan,
jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya, secara umum tidak banyak berbeda.
Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing proyek yang akan
dikerjakan.
Pekerjan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi. Bahkan pekerjan ini harus telah disiapkan pada saat tender proyek dan
dijadikan bagian dari penawaran tender dari proyek bersangkutan. Perencanaannya dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun
bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek konstruksi
tersebut.
4.2 Saran
Adapun dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan untuk
itu penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari dan memahami kembali terkait
dengan pekerjaan persiapan.

Anda mungkin juga menyukai