Anda di halaman 1dari 57

PERENCANAAN PELABUHAN

TUGAS A :
Rencanakan pelabuhan laut yang terletak dilokasi sesuai peta, sebagai
pelabuhan baru.
PENENTUAN LOKASI PELABUHAN
Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :
a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah

a. Arah Angin .
Dalam perencanaan ini diasumsikan :
- arah Angin

56 dari arah

barat
- durasi

90

: 2,5 jam

- kecepatan : 25 knots
Catatan

b. Keadaan Tinggi Gelombang.


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal
tidak melakukan bongkar muat.
Gelombang/ ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari
permukaan air laut mengalami perubahan yang disebabkan karena
antara lain :
-

Gerakan kapal

Gempa bumi

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
-

Letusan gunung berapi

Tiupan angin

Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk


diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada
dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang terjadi dalam kolam
diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu
jenis kapal dapat melakukan bongkar muat dengan aman.
Tabel 1.1 Maksimum ukuran tinggi gelombang berdasarkan ukuran kapal

Ukuran Kapal

Ukuran Tinggi Gelombang

1000 DWT

Maks 0,2 m

1000 3000 DWT

Maks 0,6 m

3000 15000 DWT

Maks 0,8 m

Kapal 120/120 (Roll On Roll Off)

Maks 0,2 m

Kapal Tanker

Maks 1,2 m

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Kramadibrata, hal 131.)

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam
pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

Hp = H
(Pers 2.1 Hal 41 Pelabuhan Dr. Ir. Bambang Triatmojo)

Dimana : Hp =

tinggi Gelombang pada setiap titik P dalam kolam


pelabuhan (m)

tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)

lebar pintu masuk (m)

lebar kolam pada titik P dalam pelabuhan (m)

jarak dari pintu masuk sampai ke titik P (m)

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Catatan :

Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak


kurang dari 15 m dari mulut.
b

H
D
Hp

Gambar 1.1 Penjelasan rumus 2.1

Bila ternyata dalam perhitungan Hp > Hijin = 0,6 m, maka perlu


dipasang Break Water agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang.
Break Water dipengaruhi oleh ombak, berupa :
o Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan
turunnya ombak.
o Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
c. Perbedaan Pasang Surut.
Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan
deklinasi dari benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat
terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air
terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan
perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar
dan konstruksi break water.
d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan.
Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan
pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau
yang direncanakan adalah pelabuhan umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :
-

Perencanaan dermaga

Penambahan bangunan-bangunan sipil

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
-

Perluasan pelabuhan

Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan


untuk pembuatan kapal

dll.

e. Luas Daerah Perairan Dimuka Pelabuhan Untuk Memutar


Kapal.
Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang
dari panjang kapal terbesar yang menggunakannya.
(sumber : Pelabuhan hal 37 Bambang Triadmojo )

Jadi :

D = 20% L + L

dimana : L = Panjang kapal


Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
TANKER : 20.000 DWT dengan L = 201 m, jadi :
(Tabel Kerakteristik Kapal Hal 22 Pelabuhan, Ir Bambang Triatmojo).

= 20% L + L

= 0.2(162) + 162 = 194,4 m

Rmin = D
Rmin = (194,4) = 92,2 m
f. Keamanan Terhadap Kebakaran.
Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus
dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada
tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.
g. Strategi.
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi,
tapi

perlu

pula

strategi

pertahanan

dan

keamanan

Dengan

memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa


sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati
sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada
agar tidak terganggu.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
h. Pemeriksaan Keadaan Tanah
Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk
keperluan :
o Perencanaan konstruksi pondasi
o Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai
Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara
lain dengan pengeboran (Boring) atau pun Sondir yang dilakukan pada
tempat-tempat tertentu. Dengan demikian dapat diketahui keadaan
tanah dasar termasuk jenis tanah serta sifat tanah dan lapisanlapisannya.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak
diperoleh.

Untuk

itu

diperlukan

menghitung

fetch

efektif

guna

memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai
lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah
data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi
gelombang

pada

lokasi

pelabuhan,

dengan

menggunakan

grafik

(terlampir).
Cara perhitungan/ pembuatan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis
lurus yang sejajar arah angin yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
o Garis tersebut akan mengenai daratan
o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan
garis sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang
sudutnya 5 sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai
daratan/pulau, diganti dengan garis yang baru dengan sudut
tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang
yang berpotongan tegak lurus dari arah angin (Xi).
g) Hitung cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan :
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena
daratan maka arah anginya akan kembali.
Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak
mengena daratan maka arah angin akan terus.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Tabel 2.1 Menghitung Fetch Efektif
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Sudut
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40

Cos
0,7071
0,76604
0,81915
0,86602
0,9063
0,93969
0,96592
0,9848
0,99619
1
0,99619
0,9848
0,96592
0,93969
0,9063
0,86602
0,81915
0,76604

Ri (km)
19,758
20,091
20,091
21,534
22,533
23,865
25,53
27,75
30,747
23,532
22,2
26,751
20,091
20,091
16,983
24,531
20,313
11,433

Ri Cos (km)
13,9708818
15,39050964
16,45754265
18,64887468
20,4216579
22,42570185
24,6599376
27,3282
30,62985393
23,532
22,115418
26,3443848
19,40629872
18,87931179
15,3916929
21,24433662
16,63939395
8,75813532

19

45

0,7071

10,101

7,1424171

16,90242

369,3865493

Fetch Effektif =

Edi Nurhadi Kulo

= 21,854 km

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
a. Tinggi Gelombang (Ho)

UL

= 46,3

UA = 0,71 Uw1,23

12,86

(Sumber :Pelabuhan Bambang Triatmojo pers.3.30, Hal 99)

RL =

(Sumber :Pelabuhan Bambang Triatmojo, Hal 100)

Dari Gambar 3.25 (Pelabuhan Bambang Triatmojo Hal 100) diperoleh :

Untuk

UL = 12,86

maka RL =

= 1,07

UW = R L * UL

= 1.07 * 12,86 = 13,7602

UA = 0,71 Uw1,23
Dengan

= 0,71 (13,7602)1,23 = 17,855

menggunakan

grafik

peramalan

gelombang

(Gambar

3.27

Pelabuhan Ir. Bambang Triatmojo Hal 102) untuk :

UA = 17,855
dan Fetch effektif = 21,854 Km diperoleh :
Tinggi Gelombang (Ho) = 1,27 m
Periode

(T)

= 4,45 Second

Ket : UL

kecepatan angin di darat (m/s)

UA

faktor tegangan angin

UW

kecepatan angin di laut (m/s)

RL

perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Selain berdasarkan UA dan Fetch effektif, perhitungan Ho dan T bisa juga


berdasarkan data UA

dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama,

yaitu :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Untuk UA =17,855

dan durasi 2,5 jam, diperoleh :

Tinggi Gelombang (Ho) = 1,15 m


Periode

(T)

= 4,25 second

Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih kecil, sehingga tinggi
dan periode gelombang adalah :
Tinggi Gelombang (Ho) = 1,15 m
Periode

(T)

= 4,25 second

Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang di gunakan adalah TANKER, yaitu


20.000 DWT. Dari Tabel 7.1 ( Pelabuhan Soedjono Kramadibrata, Hal 131 ),
Untuk ukuran kapal 20.000 DWT, tinggi gelombang maksimum (H ijin) = 1,2
m.
Ho = 1,15 m < HIZIN = 1,2 m

Maka

lokasi

pelabuhan

tidak

memerlukan

pemasangan

Break

Water.
b. Tinggi Gelombang Pecah (Hb)
Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :
Panjang gelombang (Lo)
Periode (T) = 4,25 detik
Tinggi gelombang (Ho) = 1,15 m
Kedalaman (m) = Kedalaman laut pada kontur pertama dari pantai
Jarak kontur dari darat
Dari peta diperoleh :

Kedalaman laut = 10 m

Jarak dari daratan = 0,1 cm

Maka :

m =

0,1 x 111.000 = 111 m

= 0,09

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Panjang gelombang (Lo)


Rumus :
Lo = 1.56 x T2
= 1.56 x (4,25)2 = 28,17 m 29 m
Jadi panjang gelombang (Lo) = 29 m

Tinggi gelombang pecah


Dari data-data yang ada : Tinggi Gelombang (Ho) = 1,15 m
Kelandaian Pantai (m)
Periode (T)

= 0,09
= 4,25 detik

Rumus :

= 0,0064

Dari grafik 3.22 (hal 92, pelabuhan Bambang Triadmojo) diperoleh :

=0,8
Jadi tinggi gelombang pecah (Hb) = 0.8 x Ho
= 0,8 x 1,15 m = 0,92m
Jadi tinggi gelombang pecah (Hb) = 0,92 m
Rumus :

= 0,00519 m

Dari grafik 3.23 (hal 93, pelabuhan Bambang Triadmojo) diperoleh :

= 0,82

db = Hb .(0,82) = 0,92 x 0,82


= 0,7544 m

Jadi kedalaman gelombang pecah (db) = 0,75 m


c. Energi Gelombang

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.
Rumus :

E =
(sumber :Perencanaan pelabuhan, hal 133 Soedjono Karmadibrata)

Di mana :

E = Energi rata-rata ( kg/det2 )

= Kerapatan Massa (= 1024 kg/m3)

= Gravitasi Bumi (= 9.81 m/det2)

= Tinggi gelombang (Ho) = 1,15 m

Maka didapat :

E =

E= 1660, 63

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan
adalah :
Tanker

: Volume =

20.000 DWT

A. Rencana Kedalaman Perairan


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang
akan menggunakan pelabuhan tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar
kolam pelabuhan berdasarkan full loaded draft (maksimum draft).
Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas
(clearance) sebesar 0,8 1,5 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 1,5 di atas air pasang sesuai
dengan besarnya kapal.
(sumber : Perencanaan Pelabuhan hal 251-253, Soedjono Karmadibrata).

MHW

Taraf Dermaga (0,5 1,5) m


Pasang Surut = 2 m

MLW
Sarat kapal
(draft)

Sarat kapal
(draft)

Clearance (0.8 1.5) m

Gambar 1.2. Dimensi kedalaman kolam pelabuhan

Dari data-data kapal yang direncanakan bertambat :


a. Tanker

20.000 DWT

Panjang

: 162 m

Lebar

: 24,9 m

Sarat kapal : 9,8 m

Clearance : 1,5 m

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Kedalaman perairan :
h

= Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + 1/3 tinggi ombak


= {9,8 + 0,75 + 1,5 + (1/3 x 1,15) }m
= 12,433 m

H = 12,433 m

Elevasi Pengerukan A

Dermaga

Free Board 1 m

Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 12,433 m
Untuk tinggi dermaga rencana =
12,433 m + Freeboard
13.433
H = 13,433
m

= (12.433 + 1)m =

Elevasi Pengerukan A

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
B. Lebar Alur Pelayaran
Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk
melayani kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan
ini, kapal dengan lebar terbesar yang akan beroperasi adalah Tanker : 20.000
DWT = 24.9 m.
o Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

1,5 B + 1,2 B

=
=

1,5 B + 1,2 B

Lebar Kapal= 24,9 m

Draft =
L

30,00

9,8 m
Panjang Kapal = 162 m

o Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus :

L = 1,5

B + (1,2

1,5 ) B + 30,00 + (1,2

1,5 ) B + 1,2 B

L = 1,5 (24,9) + 1,5 (24,9) + 30,00 + 1,5 (24,9) + 1,2 (24,9)


L = 147,03 m
(Perencanaan Pelabuhan S.Kramadibrata Hal 208)
o Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1,5 L

= 1,5 ( 162)

R = 0,75 L = 0,75 (162)

= 243 m
= 121,5 m

C. Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil
(dangkal) dari kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang
akan berlabuh.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Dari data, lokasi pelabuhan memiliki kedalaman 10 m, sedangkan untuk
kedalaman perairan rencana jenis kapal terbesar adalah 12,43 m. Jadi
kedalaman lokasi pelabuhan perlu di keruk 2,43 m.

D. Rencana Tambatan/ Panjang Dermaga


Dari data diketahui bahwa ukuran kapal yang akan menggunakan
fasilitas pelabuhan adalah :
a. Tanker

: 20.000 DWT

Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sbb :

d = n x L + (n-1) x 15 + (2 x 25)
Dimana : d = panjang dermaga
n = jumlah tambatan
L = panjang kapal yang ditambat

25

15

15

25

d
Sumber :Pelabuhan Bambang Triadmojo, hal 166-167

a. Tambatan Passanger : 20.000 DWT


Tonase yang diramalkan / tahun :
Tanker : 4.000.000 ton / tahun
Jumlah kapal yang berkunjung / tahun :
4.000.000 / 20.000 = 200 kapal
Jumlah kapal / hari :
200 / 315 = 0,634 kapal 1 kapal
Jumlah tambatan :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
1 buah

* Panjang Dermaga
d = 1 x 162 m + (n 1) x 15 + 50
d = 212 m
Keterangan : 1 tahun = 365 hari
Asumsi bahwa jumlah hari kerja selama 1 tahun = 315 hari

Lebar Dermaga
Dalam

merencanakan

lebar

dermaga

banyak

ditentukan

oleh

kegunaan dari dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang
mungkin ditangani pelabuhan/ dermaga tersebut.
Bp = 2a + b

Dimana : a

: lebar apron (min = 3 m)


Untuk lebar apron diambil dengan memperhitungkan dua jalur
kendaraan yaitu = 20 m

: lebar gudang (min = 60 m)


Diambil lebar gudang = 70 m

Bp : lebar dermaga untuk 1 tambatan


Jadi

Bp = ( 2 x 20m ) + 70 m = 110 m

KESIMPULAN :
Di dalam perencanaan tugas ini dipakai panjang dermaga total, namun di
dalam perencanaan hanya akan dilayani satu jenis kapal saja maka
panjang dermaga total :
dtotal = 212 m
Jadi : - total panjang dermaga = 212 m
- lebar dermaga

= 110 m

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

E. Terminal Penumpang
Untuk merencanakan terminal penumpang dipakai aman pada kapal
penumpang yaitu: Passenger boat 20.000 GT
Diasumsi

: Kapasitas

15.000 orang

Jumlah Penumpang /tahun

800000 orang

/tahun
Ditanya :
Perencanaan terminal penumpang = .?
Penyelesaian :

Jumlah kapal yang berlabuh /berangkat =

= 53,33 53

buah

Banyaknya kapal perhari :

= 0,168 1 buah

Banyaknya penumpang sekali berlabuh / berangkat 1 x 15.000 =


15.000 orang
Diperkirakan setiap orang membutuhkan + 3 m untuk senua kegiatan
di terminal.
Luas Lantai Terminal = 15.000 orang x 3 m
= 45.000 m
Jadi, Ukuran (p x l) adalah (300 x 150) m
Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan
dibuat minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang
berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap
lancer dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang
yang keluar masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana
jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Perlangkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo,
maupun pelabuhan lainnya diperlukan perlengkapan baik untuk usaha
pengawasan maupun pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu
adanya :

A. Kantor- kantor yang meliputi :


a. Kantor Syahbandar
b. Kantor Bea Cukai
c. Kantor Kesehatan
d. Kantor Imigrasi
e. Kantor Buruh Pelabuhan
f. Kantor Pelabuhan
B. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :
a. Suplai Air Bersih
b. Suplai Listrik
c. Jaringan Telekomunikasi
d. Suplai Bahan Bakar Minyak
e. Fasilitas Pemadam Kebakaran
f. Drainase dan Pembuangan Sampah
C. Prasarana pendukung lainnya :
a. Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api
b. Kapal-kapal Kerja
c. Fasilitas Perbaikan Kapal
d. dll

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Ware House/Transit Shed/Open Storage


Ware House :
Gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dalam jangka waktu
yang lama.
Transit Shed :
Gudang yang digunakan untuk manampung barang-barang yang sifatnya
sementara, karena nantinya barang tersebut masih akan diteruskan ketempat
yang lain.
Open Storage :
Gudang untuk menampung barang-barang yang dianggap tidak berbahaya
dan cukup aman untuk hujan dan terik matahari.
Tanker = 4.000.000 ton /tahun
Direncanakan

gudang

berupa

tanki

dengan

massa

penyimpanan

maximum 30 hari.
Liquid cargo = 4.000.000 ton /tahun
Asumsi : - jumlah cargo berupa minyak (bahan bakar) dengan berat
volume
= 1,83 ton
- direncanakan dibangun 2 buah tanki.

- Volume muatan =

Kapasitas 1 buah tanki =

= 10928.96 m3

= 5464,48 m3

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

V=

, dimana = V = Volume Tanki


D = Diameter tanki
r = Jari-jari tanki
t = tinggi tanki

Misal, diketahui diameter tanki = 30 m

t=

= 4,85 m 5 m

Jadi, tinggi tanki = 5 m dengan diameter = 30 m, sebanyak 2 tanki.

REKAPITULASI TUGAS A
I.

Lokasi Pelabuhan

TELUK MANADO

- Kecepatan Angin

= 25

- Tinggi gelombang ijin

= 1,2 m

- Beda Pasang Surut

= 2,75 m

- Lebar kolam kapal

= 194,4 m

II. Perhitungan Gelombang.

IV.

- Tinggi Gelombang

= 1,15 m

- Tinggi Gelombang Pecah

= 0,92 m

- Energi Gelombang

= 1660,63 Kg/det2

Perhitungan Sarana Lainnya.


- Panjang Dermaga / Tambatan :

Untuk Liquid Carrier (tanker)

= 212 m

- Kedalaman Perairan :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Untuk Liquid Carrier (tanker)

Lebar Alur Pelayaran

= 12,433 m
= 147,03 m

- Terminal :
= 45.000 m2

Luas Lantai Terminal

TUGAS B :
PEMILIHAN TIPE / BENTUK
STRUKTUR TAMBATAN
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang.
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan
dilayani (dalam tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan

barang

seperti ; barang potongan dan peti kemas), ukuran kapal, arah gelombang
dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang paling penting
adalah

tinjauan

ekonomi

untuk

mendapatkan

bangunan

yang

paling

ekonomis.
Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan
material beton bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar.
Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :
1. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER.

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
2. Gaya / beban vertikal, semua beban yang ada di atas dermaga.
Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang
pancang (pile group) dan
perencanaan,

tembok penahan tanah (retaining wall).

Dalam

poer dan plat lantai dermaga ditahan oleh kelompok tiang

pancang.

PERHITUNGAN GAYA - GAYA


YANG BEKERJA PADA STRUKTUR
A. CURRENT FORCE (Akibat Arus)
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang
terendam air juga kan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang
kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat.

Besar gaya yang

ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini :


a.

Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan (sejajar

kapal)
Rumus :
R = 0.14 . S. V2

.. Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 173

di mana :
R = Gaya akibat arus (ton)
S = Luas bagian kapal yang terendam air (m2)
V = Kecepatan arus = 0,10 m /det (dari data)

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal

Tanker

20.000 DWT dimana :


~ Panjang kapal = 162 m
~ Sarat kapal

= 9,8 m

S = B'

9,8 m

162 m

Maka :
S

luas kapal yang terendam air = 162 m x 9,8 m =

1587,6 m2
R

0,14 x 1587,6 x (0,10)

2,222 ton

b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (tegak
lurus kapal)
Rumus :

Dimana :

R = . . c . v . B

rapat massa air laut = 1024 kg/m = 1,024 t/m

c =

koofisien tekanan arus = 1,3

v =

kecepatan arus = 0,10 m/det

B = S = Luas bagian kapal yang terendam air = 1587,6


m2
Jadi,
R = . 1,024 t/m x 1,3 x (0,10m/det)2 x 1587,6 m
R = 105,67 ton
B.

WIND PRESSURE (Akibat Angin)

R = . . c . v . (A cos + B sin)
Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Dimana :

= sudut antara angin dan kapal = 56

c = koofisien tekanan arus = 1,3


A

= luas proyeksi arah melintang


= (kedalaman-sarat) x lebar kapal terbesar
= (11 9,8) x 24,9 = 29,88 m

= luas proyeksi arah memanjang


= (kedalaman-sarat) x panjang kapal terbesar
= (11 9,8) x 162 = 194,4 m

Jadi,
R

= x 1,024 t/m x 1,3 x (0,10 m/det) 2 x (29,98 cos56 + 194,4

sin56)
R

C.

= 0,4972

ton

WAVE FORCE (Akibat Ombak)

Fx =

Fy =
Dimana : cMx,cMy
h (kedalaman)

. D . Wo . H

.
. D . Wo . H
= 1,3 (kooisien energi arah x dan y)
= 11 m

Wo (berat jenis air laut)= 1,024 t/m


H (tinggi gelombang)

= 1,15 m

D (sarat kapal)

= 9,8 m (sarat kapal terbesar)

L (panjang gelombang) = 29 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga
Maka :

Fx =

.(9,8). (1,024) . (1,15)

. (9,8). (1,024) . (1,15)

= 16,103 ton

Fy =
=-9,84 ton
Fx = 16,103

F=

ton

=
=
= 12,746 ton
Fy = -9,84

ton

Fx = Gaya akibat gelombang


yang sejajar kapal

D. BERTHING FORCE (Akibat Benturan Kapal)


Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur
dermaga yang menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap
oleh FENDER.
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus
sebagai berikut
Rumus :

E=
( Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono
di mana :

Karmadibrata, hal 316)

= Energi kinetic ( ton meter )

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
g

= Gravitasi bumi = 9.81 m/det2

= Kecepatan kapal saat merambat (0.3 - 0.5) m/det

= Berat kapal ( W = Wa + D/T)


di mana :
Wa

/4 . D2 . L . Wo

D = Sarat kapal = 9,8 m (kapal terbesar)


L = Panjang kapal = 162 m
Wo

= Berat jenis air laut = 1,024 t/m3

D/T = Berat kapal = 20.000 DWT

jadi :

/4 . (9,8 )2 x 162 x 1,024 = 12512,872 Ton

Wa =

maka :
W

= 12512,872 + 20.000
= 32512,872 Ton

sehingga :

= 149,141 tm

Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F

= 2,222 + 105,67 + 1,111


F

= 109,003 ton

PERENCANAAN BOLDER dan FENDER


A. PERENCANAAN BOLDER
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang berlabuh ditambatkan ke
dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan
dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat
yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga. Bitt
dengan ukuran yang lebih besar disebut dengan bollard (corner mooring post)
yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempat yang agak jauh

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
dari sisi muka dermaga. (sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang triatmodjo, hal
209-210).
BOLLARD
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada
kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat
dermaga atau untuk membelok/ memutar terhadap ujung dermaga. Supaya
tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang)
maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga.
Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa
momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer pondasi.
Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul
momen (beban lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar (
TANKER 20.000 DWT ) : F = 109,003 ton

Momen Ultimate, Mu = beban lateral x tinggi kepala bollard (0,30 m)


= 109,003 ton x 0,30 m = 32,7009 tm
* Faktor keamanan

= 3

* Momen design (Mu) =

32,7009 tm x 3 = 98,1027 tm = 981027 kg.m = 98102700 kg

cm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Beban sementara (KD) = 0,6 (dari PBI 71)
* b = h = D

= 60 cm (direncanakan)

Tulangan disebar merata () = 0,2


Material :
1. Mutu Beton K - 225 ; ' bk = 225 kg / cm2
2. Mutu Baja U - 32 ; *au = 2780 kg / cm2
* Selimut beton = 3 cm
Dengan cara ULTIMATE :

Rumus :

Cu =

Cu =
Untuk :

Cu = 0,77

Cu = 0,77
= 0,2

( sumber : lihat tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton


bertulang oleh Ir. Wiratman Wangsadinata )
di peroleh :

100q = 32,9542
q = 0,329542

Penulangan :

As = q . b . h .

dimana :

b.h=

Maka :

= 2827.43 mm2

As = 0,329542 x 2827.43x

= 90.5

cm2
As= As maka

:
As

total

90,5 cm2 x 2

181 cm2

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Jumlah tulangan (n)


Dimana :

Diameter tulangan (D)

32 mm

x x (32 mm)2

Luas =

804.248 mm2

8.04248 cm2

= 22,505 buah

= 23 buah

Jadi dipakai tulangan 23 32 mm


Kontrol jarak tulangan :
- selimut beton (t)

3,0 cm

- keliling tulangan

.D

= . (60 3,0) cm

= 179.07 cm
- jarak antar tulangan :
jarak bersih

(17.907 3,0) cm
14.907 cm

1/10 x 179.07 cm = 17.907 cm

>

1,5 (lihat PBI 71)

>

1,5 x 3.2 cm

>

4.8 cm

Ok !!!

Tulangan pada POER


-

Ukuran POER diambil


-

Tulangan susut minimum :

(80 x 80 x 40) cm3


0,25 % x luas beton

= 0,0025 x 80 cm x 80 cm = 16 cm2

Jumlah Tulangan (n)


dimana :

= 20 mm

= x x 202
= 314,2 mm
= 3,142 cm

Sehingga :

n =

5,09 buah

= 6 buah

Jadi dipakai tulangan 6 20 mm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Jarak Tulangan :

cm = 25 cm
3 20

Bagian atas dipasang tulangan

Bagian bawah dipasang tulangan 3 20

Tulangan pembagi digunakan

8 10

8 10
3 20

40 cm

3 20

80 cm

Gambar : Tulangan pada Poer


Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER
pondasi dihitung menurut PBI 71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos,
berlaku :
Rumus

Ld
Dimana :

0,14 x

0,013D . *au

= tulangan

32 mm

As

= 804.248 mm2

8.04248 cm2

*au = 2780 kg/cm2


bk = 225 kg/cm2

maka

Ld

0,14 x

Edi Nurhadi Kulo

0,013(3.2) x 2780
110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
=

208.676 cm

115.648

cm.OK!
Jadi Ld diambil

209 cm

BITT
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak
dan jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam table
di bawah ini.
Tabel : Penempatan Bitt
Ukuran Kapal

Jarak Maksimum

Jumlah min/

(GRT)
~ 2.000

(m)
10-15

tambatan
4

2.001-5.000

20

5.001-20.000

25

20.001-50.000

35

50.001-100.000
45
8
(sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmodjo, hal 210)
B. PERENCANAAN FENDER
Fender

berfungsi

sebagai

bantalan

yang

ditempatkan

di

depan

dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga.
Gaya yang harus di tahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi
fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan
antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat
ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus
mengenai badan kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus
dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston
Super Arch) tipe V.
Perencanaan Fender Untuk Dermaga

KAPAL

POSISI KAPAL
SAAT MEMBENTUR
FENDER
FENDER

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar : Posisi kapal saat membentur fender

Data-data yang diperlukan :


-

Berat jenis air laut

(Wo)

Kecepatan waktu merapat (V)=

1,024 t/m3

0,15 m/det

(Pelabuhan Ir. Bambang Triatmodjo,hal 170)


-

Gravitasi bumi

(g)

9,81 m/det2

Untuk TANKER 30000 DWT


-

Panjang Kapal

(L)

162 m

Lebar Kapal

(B)

24,9 m

Berat Kapal

(D/T)

20.000

Sarat

(D)

9,8 m

maka :
W

Sehingga

Wa + DWT

(/4 . D2 . L . Wo) + DWT

(/4 x (9,8)2 x 162 x 1,024) + 30.000

42512,872 ton

E =

E =
Catatan : D
L
Wo
D/T
W
Wa
E

=
=
=
=
=
=
=

= 13,261 tm

sarat kapal
panjang kapal
berat jenis air laut (1,024 t/m)
berat kapal tonage
berat seluruh kapal dengan muatannya
massa kapal yang bermuatan penuh
Energi yang diserap

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan
E atau 50% E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(sumber : Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 205).
Jadi,

EF =

x 13,261 tm

= 6,6305 tm

Bidang Kontak waktu kapal merapat

= 0,08 . L
= 0,08 . 162 m

= 12,96 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap
fender menerima beban yang sama sebesar :

= 3,315 tm

(digunakan fender FV002-5-1)

E fender < E fender FV002-5-1( Energi =3,4 tm) OK!!


3,315 < 3,4 tm .................OK !!
Dari tabel dimensi kapasitas FENDER BRIDGSTONE SUPER ARCH (lihat
lampiran tabel B-7, Pelabuhan ,Ir. Bambang Triatmodjo, hal.292),
diperoleh :
A

300 cm

Gaya (R)

52 ton

310 cm

Energi (E)

3,4 tm

71,5 cm

Jarak FENDER =

bidang kontak ( 2 x panjang fender )

12,96 m

6,76 m

- ( 2 x 3,1 m )

310 cm
Dipakai 8 buah lubang

Edi Nurhadi

Gambar FENDER
TIPE FV002-5-1
KuloSebanyak 1 buah110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar : Fender Tipe FV002-5-1

PERENCANAAN KONSTRUKSI DERMAGA


Untuk struktur dermaga, lantai dermaga direncanakan menumpu di
atas tiang pancang (pile group).
TIANG PANCANG KELOMPOK (PILES GROUP)
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban
vertikal dan beban horizontal. Dalam mendisain, gaya horizontal diambil gaya
reaksi FENDER terbesar yaitu untuk TANKER 20000 DWT; dimana untuk
FENDER tipe FV002-5-1 dengan R = 52 ton.
Tinjau sekelompok tiang pancang :
-

Lebar dermaga yang didukung oleh piles group = 17 m

Panjang dermaga total

= 212 m

Ukuran tiang pancang

= ( 50 x 50 ) cm2

Jarak tiang pancang arah memanjang

= 3,0 m

Beban hidup pada apron diambil

= 0,5 t/m2

R (gaya yang dapat dipikul oleh fender)

= 52 ton

Luas apron yg dipikul tiang pancang kelompok = 17 x 212 = 3604 m2


1m

3m

1m

R RRR

15 m

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Gambar : Kelompok tiang pancang

Menghitung Tiang Pancang yang Ditanam


Data :
Kedalaman
N

04
4

46
6

68
7

8 10
9

Untuk perhitungan dapat dilihat pada CRITICAL FOR PORT & HARBOUR
FACILITIES IN JAPAN dan TECHNICAL STANDART FOR PORT IN INDONESIA
1980
Dimana :

N pada kedalaman (
Kh

)=N

0,15 N

Untuk perencanaan konstruksi dermaga dipakai mutu beton = K225


E

Rumus

9600

b . h3

144000 kg/cm4

50 . 503 =

520833.33 cm4

9600

Untuk N = 4

0,003162

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

cm

3,1626 m

285,71 cm =

0,0035

2,8571 m

Untuk N = 7

316,26

Untuk N = 6

274,95 cm =

0,003637 cm

2,7495 m

Untuk N = 9

Letak

258,20 cm =

0,003873 cm

2,5820 m

(kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu

= 3.1626

m.Berada di antara (0 4) meter. Jadi tiang pancang di asumsikan terjepit


pada kedalaman 3.162 meter, dan harus ditanam pada kedalaman minimal
:

h=

948,77 cm =

Edi Nurhadi Kulo

9,488 m

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
catatan :ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS) yaitu : permukaan
tanah sesungguhnya.

Gaya Pada Tiang Pancang


Disain gaya horizontal adalah reaksi R = 86 ton, gaya horizontal ini
dimisalkan bekerja pada kelompok tiang pancang yang dipancang.
1m

3m

1m

7m
9m

11 m
13 m
18 m

15 m
17 m

Gambar : Kelompok tiang pancang

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Rumus

dimana :

Khi

hi

panjang tiang pancang

kedalaman perairan + panjang tiang pancang


yang masuk kedalam tanah

hA = (17 + 9,488)

KhA
hB = ( 15 + 9,488)

KhB
hC = (13 + 9,488)

KhC
hD = (11+ 9,488)

KhD
hE = (9 + 9,488)

KhE
hF

=
=

= 34,53 kg/cm
24,488 m

=
=

= 42,6 kg/cm
22,488 m

=
=

= 53,331 kg/cm
20,488 m

=
=

= 68,04 kg/cm
18,488 m

= (7+ 9,488)

KhF

26,488 m

= 88,7 kg/cm
=

16.488 m

= 118,62 kg/cm

Maka :
Khi = [34,53 + 42,6 + 53,331 + 68,04 + 88,7 + 118,62 ] kg/cm
= 405,821 kg/cm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Rumus

HA

kg

HC

kg

HD

kg

HB

kg

HE

kg

HF

kg

Momen Yang Terjadi Akibat Gaya Horizontal :

M = 1/2

= 3,162 m

MA = 0,5*( 17 + 3,162 )*

= 73778,9 kgm

MB = 0,5*( 15+ 3,162 )*

= 81979,91

MC = 0,5*( 13 + 3,162 )*

kgm

= 91327,422 kgm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
MD = 0,5*( 11 + 3,162 )*

= 102099,523 kgm

ME = 0,5*( 9 + 3,162 )*

= 114304,314 kgm

MF = 0,5*(7 + 3,162 )*

= 127723,64 kgm

Maka, untuk desain tulangan digunakan Mmaks = 127723,64 kgm


Perhitungan Efisiensi Tiang Pancang
Perhitungan daya dukung tanah untuk Pondasi Tiang Pancang adalah :
Rumus :
qult

Qujung + Qgesekan

Diketahui

Data

1,85 t/m3

34o

Lebar tiang pancang

Atiang =

0,5 x 0,5 = 0,25 m2

(tanah pasir)

= 50 cm = 0,5 m

PV DIAGRAM

Perhitungan Q terhadap beban di atasnya

= 1,85
= 200

I
II

PV

Qgesk
9,488 m

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Qujung

Jenis pasir adalah pasir lepas ( di laut )

Untuk pasir lepas ,

Dc

10 d ; dimana d = diameter = 0,50

Dc

10 (0,50)

PV

.L

1,85 t/m3 x 5 m

9,25 t/m2

Luas PV diagram

= 5,0 meter

LI (bagian segitiga)

(5 m) (9,25 t/m2) = 23,125

LII (bagian persegi)

4,488 m x 9,25 t/m2 = 41,514

t/m
t/m

Total

= 64,639

t/m
Maka :
Qujung = qujung
L/D

x Aujung

qujung = PV. Nq

= 9,488/0,5 = 19

Dengan L/D = 19 dan = 340 maka, dari garafik 8.20 B.M.Das Fourth
Edition, diperoleh Nq = 44.
Pada grafik 8.21 B.M Das Fourth Edition, diperoleh K = 1,4.
Jadi :
= 9,25 t/m2 x 44 =

qujung

Aujung = (0,5 m x 0,5 m)

Sehingga

Qujung

= 407 t/m2 x 0,25 m2

407 t/m2
0,25 m2

= 101,75 ton
Qgesekan

K tg x Keliling x luas PV diagram


Tg

= 0,45 (untuk beton)

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Keliling

= 2* *r = 2*3,14*0,25 = 1.57

m
Qgesekan

=
=

Jadi
qult

(1,4) (0,45) x 1,57x 64,639

63,934 ton

:
=

Qujung + Qgesekan

101,75 ton + 63,934 ton

165,684 ton

Diambil Faktor Keamanan (FK)


Sehingga didapat Qizin

=
=

331,368 ton

Mencari Daerah Aman Retainning Wall (Tembok Penahan Tanah)


Untuk mencegah berkurangnya kekuatan tiang pancang, maka dipasang
RIP RAP sampai batas daerah aman Retainning Wall.
Rumus

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Kh

Kh

Koefisien Gempa =

1,85 t/m3

340

Arc tg Kh

dimana :

=
jadi

=
=

Arc tg Kh

Arc tg (0,109)

6,210

0,05

0,109

Letak daerah aman


- =
=

340 6,210
28

Retainning Wall

Gambar : Letak Daerah Aman

Penulangan Tiang Pancang


Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan
momen maksimum, yaitu pada kepala tiang pancang.
Diketahui

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Total gaya vertikal = Q = N = 331,368 ton = 331368 kg = 3313680
N
Mmaks = 127723,64 kgm
Direncanakan menggunakan

Baja : U 48

Beton: K-225
Eksentrisitas

e =

= 0,385 m = 385 mm

Luas Pile, Ac = 500*500 = 250000 mm2


Kuat Tekan Beton = 25 MPa
= 0.85

0,73

*
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang diperoleh

fc = 25 MPa

; r = 0.01

= 0.01 * 1.20 = 0.012


Luas Tulangan As =
Digunakan 12

*Ac = 0.012*250000 = 3000 mm2

( As ada = 3401 mm2 )

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Perhitungan Tulangan pada Balok Penghubung Antar Tiang Pancang
Analisa Pembebanan :
o Akibat Beban Mati :

Beban Plat Poer : 3m x 3m x 0,2m x 2400 kg/m3

Beban Balok

= 4320

: 3m x 0,3 x (0,5-0,2)m x 2400 kg/m3

= 648

DL = 4878
o Akibat Beban Hidup :

LL = 3 m x 3 m x 250
Jadi, qu

= 2250

= 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (4878 kg/m) + 1,6 (2250 kg/m)
= 9453,6 kg/m

Momen yang terjadi :

Momen tumpuan

q . l2 =

. 9453,6. 32 = 3545,1

Momen tumpuan

q . l2 =

. 9453,6. 32 = 8508,24 Kg m

Momen lapangan

q . l2 =

. 9453,6. 32 = 7735 Kg m

Momen lapangan

q . l2 =

. 9453,6. 32 = 5317,65 Kg m

Kg m

Untuk Perencanaan digunakan momen desain :


M Tumpuan, Mu = 8508,24 Kgm
M Lapangan, Mu = 7735 Kg m

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

DESAIN TULANGAN BALOK


1. PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN

data : Mmax = 8508,24 kgm


Mu

= 1,5 x 8508,24
= 12762,36 kgm
= 127623600 Nmm

50 cm

fc'

= K225 = 225 kg/cm2


= 25 MPa

fy

= U32

= 4000 kg/cm2
= 400 MPa

30 cm

d'

= 5 cm = 50 mm

= 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es

= 200000 Mpa

* Menghitung Tulangan BALANCE


Rumus :

Xb =

=
Ab = 1 . Xb

. 450 = 270 mm
; untuk fc' = 25 MPa < 30 MPa

di mana :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
1 = 0.85
Ab = 0.85 . 270 cm = 229.5 mm

Asmax

= 0,75 * Ab
= 0.75 * 229.5 = 172.125 mm
T=C

As1 . fy

= 0.85 . fc' . b . Asmax

As1 . 400

= 0.85 . 25 . 300 . 172.125

As1

= 2743.242 mm2

* Kekuatan Nominal Penampang

Rumus :

Mn1

As1 . fy . (d -

= 2743.242 . 400 (450 -

= 399347455 Nmm

M2

= 150145411,8 Nmm

- M1 = 150145411,8 Nmm - 399347455 Nmm


= -249202043,2 Nmm

Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan

Untuk Tarik, Gunakan Tulangan

As = 9*(1/4)*

*(322)

= 3217 mm2 > 2744 mm2ok!

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun

dalam memudahkan pekerjaan tetap di pasang :

2. PENULANGAN PADA DAERAH LAPANGAN


M

data : Mmax = 7735 kgm


Mu

= 1,5 x 7735
= 11602,5 kgm
= 116025000 Nmm

50 cm

fc'

= K225 = 225 kg/cm2


= 25 MPa

fy

= U32

= 4000 kg/cm2
= 400 MPa

30 cm

d'

= 5 cm = 50 mm

= 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es

= 200000 Mpa

* Menghitung Tulangan BALANCE


Rumus :

Xb =

. 450

= 270 mm
Ab = 1 . Xb

; untuk fc' = 25 MPa < 30 MPa

di mana :
1 = 0.85
Ab = 0.85 . 270 cm = 229.5 mm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Asmax

= 0.75 . Ab
= 0.75 . 229.5 = 172.125 cm

As1 . fy

= 0.85 . fc' . b . Asmax

As1 . 400

= 0.85 . 25 . 300 . 172.125

As1

= 2743.2 mm2

* Kekuatan Nominal Penampang

Rumus :

Mn1

As1 . fy = (d -

= 2743.2 . 400 (450 -

= 399347455 Nmm

M2

= 136500000 Nmm

- M1

= 136500000Nmm - 399347455 Nmm

= -262847455 Nmm
Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan
Tulangan Tarik :
As = 4*(1/4)*

*(322)

= 3217 mm2 > 2743.2 mm2


Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun

dalam memudahkan pekerjaan tetap di pasang :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

PERHITUNGAN PENULANGAN PLAT LANTAI DERMAGA


* Tebal Plat

= 30 cm

* Pembebanan di tinjau per-satu meter :


1. Beban Hidup (LL)
2. Beban Mati

= 2.0 t/m2 * 1 m = 2 t/m

(DL) = 0.30 m * 2,4 t/m3 * 1 m = 0.72 t/m

qu = 1,2 DL + 1,4 LL = 1,4 ( 0,72 ) + 1,7 ( 2 ) = 4,408 t/m


Asumsi : Plat dianggap terjepit Elastis pada ke empat sisinya oleh balok yang
ada (Type II. PBI - 71. hal 203
3.0 m
Ly
= 1
Lx
Ly
3.0 m

Lx

plat 2 arah (panel tipe II)


Perhitungan momen :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Keempat sisinya menerus. tabel tipe II

MLx

= + 0.001 * qu *

* 21

= + 0.001 * 4.408 * ( 3.0 )2 * 21


= + 0.833112 tm

MLy

= + 0.001 * qu *

* 21

= + 0.001 * 4.408 * ( 3.0 )2 * 21


= + 0.833112 tm

Mtx

= -0.001 * qu *

* 52

= -0.001 * 4.408 * ( 3.0 )2 * 52


= -2.062944 tm

Mty

= -0.001 * qu *

* 52

= -0.001 * 4.408 * ( 3.0 )2 * 52


= -2.062944 tm
Jadi momen desain tulangan arah X = Y untuk :
# Tumpuan

Mdesain

= 2,062944 tm

# Lapangan

Mdesain

= 0,833112 tm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

1. PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN

h = 300 mm

sengkang
b = 1000 mm
data-data :
Mdesain = 2,062944 tm = 20629440 Nmm
fc'

= 25 MPa

fy

= 400 MPa

= 30 cm = 300 mm

d'

= 5 cm = 50 mm

= 300 mm - 50 mm = 250 mm

Es

= 200000 Mpa

* Menghitung Tulangan BALANCE

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
Rumus :

Xb =

. 250 = 150 mm

Xada = 0.75 * Xb = 0.75 * 150 = 112.5


X = 1 * Xada
di mana :
1 = 0.85 untuk fc' < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm = 95.625 mm
T=C
C = As1 . fy

( As1 = 8 * *

=*

* ( 16 )2 = 1609 mm2 )

C = 1609 * 400
= 643600 Nmm

Mn1 = C * ( d 0,5 * a )
= 643600 * ( 250 0,5 * 95,625 ) = 130127875 Nmm
Cek :

Mn1 <

( Syarat tulangan rangkap )

= 24269930 Nmm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Mn1 = 130127875 Nmm >

= 24269930 Nmm

Tulangan tekan tidak leleh


Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan.
Kontrol Jarak dan Lebar :

8*

* + 7 * jarak tulangan + selimut beton < b

8 * 1.6 cm + 7 * 11 cm + 5 cm < 100 cm


94.8 cm < 100 cm OK !

2. PENULANGAN PADA DAERAH LAPANGAN

h = 300 mm

sengkang
b = 1000 mm
data-data :
Mdesain

= 0,833112 tm = 8331120 Nmm

fc'

= 25 MPa

fy

= 400 MPa

= 30 cm = 300 mm

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN
d'

= 5 cm = 50 mm

= 300 mm - 50 mm = 250 mm

Es

= 200000 Mpa

* Menghitung Tulangan BALANCE


Rumus :

Xb =

. 250 = 150 mm

Xada = 0.75 * Xb = 0.75 * 150 = 112.5


X = 1 * Xada
di mana :
1 = 0.85 untuk fc' < 30 MPa
a = 0.85 * 112.5 mm = 95.625 mm
T=C
C = As1 . fy

( As1 = 6 * *

=*

* ( 16 )2 = 1207 mm2 )

C = 1207 * 400
= 482800 Nmm

Mn1

= C * ( d - 0.5 * a )
= 482800 * ( 250 0.5 * 95.625 ) = 97616125 Nmm

Cek :

Edi Nurhadi Kulo

110211034

PERENCANAAN PELABUHAN

Mn1 <

( Syarat tulangan rangkap )

= 9801317,65 Nmm

Mn1 = 97616125 Nmm >

= 9801317,65 Nmm

Tulangan tekan tidak leleh


Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan

Edi Nurhadi Kulo

110211034

Anda mungkin juga menyukai