Anda di halaman 1dari 73

PERENCANAAN PELABUHAN

PELABUHAN
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar
muat barang, kran- kran (crane )untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan
tempat- tempat penyimpanan dimana kapal membongkar barang muatannya, dan gudang-
gudang dimana barang- barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau Negara dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar Negara, benua dan
bangsa.

Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :


a) Arah angin
b) Keadaan tinggi gelombang
c) Perbedaan pasang surut
d) Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e) Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f) Keamanan terhadap kebakaran
g) Strategi
h) Pemeriksaan keadaan tanah

ARAH ANGIN
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan survey
menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan dan
besarannya. Dalam tugas ini, arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah ditentukan
sebagai berikut:

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 1


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar 1. Arah Angin diukur dari arah utara searah jarum jam
Arah angin diukur 100° dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang digunakan
adalah angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun pelabuhan seperti pada
Gambar 1. Arah Angin diukur dari arah utara searah jarum jam

KEADAAN TINGGI GELOMBANG


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar
muat.
Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air laut
mengalami perubahan yang disebabkan karena :
a. Gerakan kapal
b. Gempa bumi
c. Letusan gunung berapi
d. Tiupan angin

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 2


PERENCANAAN PELABUHAN

Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam
kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang
terjadi dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat
melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis
kapal

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga
dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

(Pers 2.1 hal 63 “Perencanaan Pelabuhan“ oleh Bambang Triatmodjo)


dimana :
Hp = tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m)
H = tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)
b = lebar mulut (m)
D = jarak dari mulut ke titik P (m)
B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari - jari D dan
pada pusat titik tengah mulut (m)
CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 3
PERENCANAAN PELABUHAN

Catatan : Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m dari mulut

Bila ternyata dalam perhitungan Hp > H izin = 0.6 m, maka perlu dipasang “Breakwater” agar
air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi oleh ombak, berupa :
 Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
 Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

PERBEDAAN PASANG SURUT


Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda
angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan
ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan
perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar dan konstruksi
breakwater.

KEMUNGKINAN PERLUASAN PELABUHAN


Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu
dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan
umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 4


PERENCANAAN PELABUHAN

a. Perencanaan dermaga
b. Penambahan bangunan-bangunan sipil
c. Perluasan pelabuhan
d. Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal, dll.

LUAS DAERAH PERAIRAN DI MUKA PELABUHAN UNTUK MEMUTAR KAPAL


Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari panjang kapal
terbesar yang menggunakannya. (sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” hal 37 oleh Bambang
Triatmodjo)
Jadi,
D = 20%L + L
dimana,
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
CARGO : 30000 DWT dengan L = 186 m,
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)
jadi :

D = 20%L + L
D = (20/100)*(186m)+(186m) = 223m
R min = ½*D
R min = ½*223m =112m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 5


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar 3 – Menentukan Luas Daerah Perairan untuk Memutar Kapal

KEAMANAN TERHADAP KEBAKARAN


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan
menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

STRATEGI
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi
pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat
membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati
sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.

PEMERIKSAAN KEADAAN TANAH


Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan :
a) Perencanaan konstruksi pondasi. Penyelidikan tanah yang dilakukan bisa dengan beberapa
cara:
1) Pengambilan contoh tanah tidak terganggu
2) Pengambilan contoh tanah terganggu
Untuk mendapatkan parameter tanah c, γ, dan φ perlu diambil contoh tanah asli dan diuji
di laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu harus
mewakili dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk mempertahankan kondisi
tersebut harus dilakukan teknik tertentu, seperti boring.
Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi yang
akan digunakan.
b) Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai.

FETCH EFEKTIF
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu
diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 6


PERENCANAAN PELABUHAN

antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang
pada lokasi pelabuhan dengan menggunakan grafik (terlampir).

Cara perhitungan / pembuatan fetch efektif yaitu :

a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar
arah angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :

 Garis tersebut akan mengenai daratan


 Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, ke arah kiri dan kanan.
d. Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga
terdapat beberapa garis lurus.
e. Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau,
diganti dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f. Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g. Hitung cosinus sudut tersebut.
h. Buat dalam bentuk tabel.

Catatan :

 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.

 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan
maka arah angin akan terus.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 7


PERENCANAAN PELABUHAN

 Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya. Dalam
tugas ini, digunakan software AutoCad dengan skala peta 1:1 . Hal ini dapat diperiksa
pada skala batang yang ada pada peta seperti pada Gambar 4.

1000 m

(Gambar 4. Skala di peta)

Contoh perhitungan Fetch untuk R1 :


Data didapat dari data peta tugas.
R1 = 7.9815 cm (pada aplikasi Autocad)
Skala peta 1:1000, sehingga untuk
R1 = 7.9815 x 100000
= 798150 cm
= 7.9815 km
α = 45֯
maka panjang fetchnya:
R1 cos α1 = 7.9815 x cos 45
R1 cos α1 = 5.129718 km (Gambar 5. Contoh garis Fetch pada
peta)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 8


PERENCANAAN PELABUHAN

Perhitungan Fetch Efektif


Fetch Efektif =  Ri . Cos 
Ri Cos 
Sudut
No Cos  Ri . Cos  300.1780
( cm km =
16.9025
1 45 7.9815 7.9815 0.7071 5.6438 = 17.7594 km
2 40 8.3995 8.3995 0.7660 6.4344
3 35 11.4974 11.4974 0.8192 9.4181
4 30 11.8390 11.8390 0.8660 10.2529
5 25 12.5170 12.5170 0.9063 11.3443
6 20 19.7023 19.7023 0.9397 18.5141
7 15 19.1672 19.1672 0.9659 18.5141
8 10 18.7997 18.7997 0.9848 18.5141
9 5 18.5848 18.5848 0.9962 18.5141
10 0 18.5141 18.5141 1.0000 18.5141
11 5 18.5848 18.5848 0.9962 18.5141
12 10 18.7997 18.7997 0.9848 18.5141
13 15 19.1672 19.1672 0.9659 18.5141
14 20 19.7023 19.7023 0.9397 18.5141
15 25 20.4280 20.4280 0.9063 18.5141
16 30 21.3782 21.3782 0.8660 18.5141
17 35 22.6015 22.6015 0.8192 18.5141
18 40 24.1684 24.1684 0.7660 18.5141
19 45 23.1952 23.1952 0.7071 16.4015
16.9025 300.1780

(Tabel 2. Perhitungan Fetch Efektif)

Dari data di atas


Fetch Efektif = 17.7594 km

TINGGI GELOMBANG
UL = 40 knots

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 9


PERENCANAAN PELABUHAN

Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat dicari
menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut.

Grafik 1. Hubungan kecepatan angin di laut


(menggunakan autocad dengan skala 1:1)
(sumber :SPM, 1984 “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 124)

Cara membaca Grafik:

 Plot nilai UL pada bagian absis disesuaikan dengan satuannya (m/det ; mph ; kn).
 Kemudian tarik garis vertikal sampai menyentuh lengkung pada grafik.
 Tarik garis horizontal dari pertemuan garis vertikal dan lengkung pada grafik menuju
ordinat.
 Nilai pada bagian ordinat merupakan nilai RL.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 10


PERENCANAAN PELABUHAN

Interpolasi
Diketahui
x = 6.1618 y1 = 1
x1 = 7.3578 y2 = 0.5
x2 = 0
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

(0.5 − 1)(6.1618 − 7.3578)


y= +1
(0 − 7.3578)
y = 0.9187
Sehingga untuk data tugas ini:
UL = 40 knot = 20,5778 m/s, maka RL =Uw/UL = 0.9

UW = RL * UL
= 0.9 * 20.578
= 18.520 m/s
UA = 0,71 Uw1.23
= 0,71 (18.520)1.23
= 25.731 m/s

Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan periode
gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang
(Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 128) untuk :
UA = 25.731 m/s dan fetch efektif = 17.7594 diperoleh :

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 11


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik di bagi menjadi 2 bagian:


Cara 1

 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian bawah grafik, kemudian tarik garis ke
arah atas.
 Plot Tegangan Angin pada garis horizontal di bagian kiri grafik, kemudian tarik garis ke arah
kanan.
 Jika garis Tegangan Angin dan Fetch bertemu, di situlah nilai yang akan di ambil untuk
mendapatkan nilai Tinggi Gelombang ataupun periode atau nilai lainnya

Cara 2

 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian bawah grafik, kemudian tarik garis dari
titik tersebut ke arah atas grafik . Garis yang dibuat harus sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin yang ada pada grafik.
 Plot Tegangan angin pada garis horizontal di bagian kiri grafik, kemudian tarik hingga
bersentuhan dengan garis Fetch Efektif yang telah dibuat sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin.
 Titik persilangan garis tersebut akan menentukan nilai tinggi gelombang atau periode.

Dari cara 1 dan cara 2, hasilnya memiliki nilai berbeda. Dan dari cara tersebut, kita mengambil
nilai tinggi gelombang dan periode yang nilainya tinggi.

Keterangan :
UL = kecepatan angin di darat (m/s)
UA = faktor tegangan angin
UW = kecepatan angin di laut (m/s)
RL = perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 12


PERENCANAAN PELABUHAN

Grafik 2. Peramalan Gelombang (skala 1:1)


UA dan Panjang Fetch

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 13


PERENCANAAN PELABUHAN

*Tinggi Gelombang
Ho = 1.75 m

Interpolasi
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)
*Periode
Dik:
X = 2.39 y1 = 5
X1 = 3.25 y2 = 4.5
X2 = 0
(4.5−5)(2.39−3.25)
y= +5
(0−3.25)
y = 4.84

*ket : ukuran garis diukur dari autocad


Cara membaca grafik:

 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian bawah grafik, kemudian tarik garis ke arah
atas.
 Plot Tegangan Angin pada garis horizontal di bagian kiri grafik, kemudian tarik garis ke arah
kanan.
 Jika garis Tegangan Angin dan Fetch bertemu, di situlah nilai yang akan di ambil untuk
mendapatkan nilai Tinggi Gelombang ataupun periode atau nilai lainnya

Dari Grafik 1 di dapat:


Tinggi gelombang (Ho) = 1.75 m
Periode (T) = 4.84 d

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 14


PERENCANAAN PELABUHAN

Grafik
3.
Perama
lan
Gelomb
ang
(skala
1:1)
UA dan
panjang
Fetch
ditarik
sejajar
durasi
kecepat
an

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 15


PERENCANAAN PELABUHAN

Interpolasi
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

*Tinggi Gelombang
Dik:
X = 0.61 y1 = 3
X1 = 2.90 y2 = 2.5
X2 = 0
(2.5−3)(0.61−2.90)
y= +3
(0−2.90)
y = 2.61

*Periode
Dik:
X = 1.55 y1 = 7
X1 = 4.67 y2 = 6
X2 = 0
(6−7)(1.55−4.67)
y= +7
(0−4.67)
y = 6.33

*ket : ukuran garis diukur dari autocad


Cara membaca grafik:
 Plot nilai Fetch Efektif pada garis vertical dibagian bawah grafik, kemudian tarik garis dari
titik tersebut ke arah atas grafik . Garis yang dibuat harus sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin yang ada pada grafik.
 Plot Tegangan angin pada garis horizontal di bagian kiri grafik, kemudian tarik hingga
bersentuhan dengan garis Fetch Efektif yang telah dibuat sejajar dengan garis nilai durasi
kecepatan angin.
 Titik persilangan garis tersebut akan menentukan nilai tinggi gelombang atau periode.

Dari Grafik 2 di dapat:


Tinggi gelombang (Ho) = 2.61 m
Periode (T) = 6.33 d

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 16


PERENCANAAN PELABUHAN

Grafik 4. Peramalan Gelombang


UA dan Durasi (dalam tugas durasi = 4 jam)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 17


PERENCANAAN PELABUHAN

Selain berdasarkan UA dan fetch efektif, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan data UA
dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu untuk :
UA = 25,731 m/s dan durasi 4 jam, diperoleh :
Interpolasi
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

*Tinggi Gelombang
Dik:
X = 1.72 y1 = 3
X1 = 2.99 y2 = 2.5
X2 = 0
(2.5−3)(1.72−2.99)
y= +3
(0−2.99)
y = 2.79

*Periode
Dik:
X = 3.04 y1 = 7
X1 = 4.71 y2 = 6
X2 = 0
(6−7)(3.04−4.67)
y= +7
(0−4.67)
y = 6.65

*ket : ukuran garis diukur dari autocad


Cara membaca grafik:
 Plot garis yang sejajar dengan durasi kecepatan angin dari bawah grafik, kemudian tarik garis
dari titik tersebut ke arah atas grafik, untuk tugas digunakan durasi 4 jam.
 Plot Tegangan angin pada garis horizontal di bagian kiri grafik, kemudian tarik hingga
bersentuhan dengan garis yang telah dibuat sejajar dengan garis nilai durasi kecepatan angin.
 Titik persilangan garis tersebut akan menentukan nilai tinggi gelombang atau periode.
Dari Grafik 3 di dapat:
Tinggi gelombang (Ho) = 2.79 m
Periode (T) = 6.65 d

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 18


PERENCANAAN PELABUHAN

Dari ke tiga data yang di dapat untuk nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga
tinggi dan periode gelombang adalah :
Tinggi gelombang (Ho) = 2.79 m
Periode (T) = 6.65 d

Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran tinggi gelombang
izin. Dalam tugas ini direncanakan 4 jenis kapal yang akan berlabuh:

PASSENGER CARGO DRY BULK FISHING BOAT


DATA
8000 GT 30000 DWT 20000 DWT 1000 DWT
Panjang Kapal (m) 142 186 170 67
Lebar (m) 19.2 27.1 23.7 10.8
Draft (m) 5.8 10.9 9.8 3.9
Tabel 3. Data Kapal yang akan Berlabuh
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)

Sehingga untuk kapal terkecil 1000 DWT, tinggi gelombang maksimum (Hizin)= 0,2 m

Tabel 4. Tinggi Gelombang yang diperkenankan dengan besar ukuran dan jenis kapal
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144)

Ho = 2.79 m > Hizin = 0.2 m

Maka, untuk bisa masuknya kapal dengan ukuran 1000 DWT ke pelabuhan diperlukan
pembangunan breakwater.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 19


PERENCANAAN PELABUHAN

TINGGI GELOMBANG PECAH (HB)


Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :

 Panjang gelombang (Lo)


 Periode (T) = 6.65 detik
 Tinggi gelombang (Ho) = 2.79 m

Untuk kelandaian dibuat potongan dari peta dengan menggunakan Software AutoCAD 2013.
Kelandaian dihitung sesuai dari kontur yang terbaca di peta dan terdekat dari titik pelabuhan. Maka
didapat kontur dengan kedalaman -220 m. Lalu dibuat garis bantu dari kontur 0 (daratan) sampai ke
kontur kedalaman -220 m. Kemudian diukur jarak dari daratan sampai kedalaman -220 m sehingga
didapatkan jarak dari daratan dan kedalaman yang di buat dalam tabel.

Gambar 6. Kontur peta kedalaman 220 meter


(skala 1:1)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 20


PERENCANAAN PELABUHAN

Dari peta diperoleh :


Data didapat dari peta tugas, untuk jarak kedalaman mis. -9.2 m
Jarak dari daratan Kedalaman
= 0.0612 cm (pada aplikasi autoCAD) dengan skala 1:1000
No sehingga untuk

cm m m -9.2 m = 0.0612 x 100000


1 0 0 0
2 0.0068 7 -1
= 6120 cm
3 0.0136 14 -2 = 61 m
4 0.0204 20 -3
5 0.0272 27 -4
6 0.034 34 -5
7 0.0408 41 -6
8 0.0476 48 -7
9 0.0544 54 -8
10 0.0612 61 -9.2
Tabel 5. Perhitungan Kedalaman Laut
(Skala 1:1000)

0
Jarak (m)
0 7 14 20 27 34 41 48 54 61
-1

-2

-3
Kedalaman (m)

-4

-5

-6

-7

-8

-9

-10
Jarak (m)

Grafik 5. Potongan memanjang I-I kedalaman 9.2 m

Kedalaman Laut = 9.2 m


Jarak dari daratan ke kedalaman 9.2 m = 612 m
Maka:
9.2 𝑚
m = 612 𝑚 = 0.01503267974 ≈ 0.02

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 21


PERENCANAAN PELABUHAN

Panjang Gelombang Lo
Rumus:
Lo = 1.56 x T2
Diketahui:
T = 6.65 detik
Lo = 1.56 x 6.652
= 68.9871 m
≈ 69 m

Jadi, panjang gelombang (Lo) = 69 m

Tinggi Gelombang Pecah


Dari data-data yang ada:

 Kelandaian = 0.02
 Periode (T) = 6.65 detik
 Tinggi gelombang (Ho) = 2.79 m

Rumus:
Ho / gT2 = 2.79 / (9.81 x 6.652) diketahui : g = 9.81 m/det2
= 0.00643

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 22


PERENCANAAN PELABUHAN

Grafik 6. Penentuan Tinggi Gelombang Pecah


Menggunakan autocad dengan skala 1:1
(sumber :SPM, 1984 “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 23


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik:

 Plot nilai Ho/gT2 pada grafik


 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung sesuai nilai m
(kelandaian)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai Ho/gT2 .

Dari grafik (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal. 117) diperoleh:
Cara interpolasi untuk mendapatkan Hb/Ho’
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

Dik:
X = 5.18 y1 = 1.5
X1 = 41.59 y2 = 1
X2 = 0
(1−1.5)(5.18−41.59)
y= + 1.5
(0−41.59)
y = 1.06

Hb/Ho’ = 1.06 (Grafik dapat dilihat pada halaman sebelumnya)


Hb = 1.06 x Ho
= 1.06 x 2.79 m
= 2.96 m
Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 2.96 m
Rumus:
Hb / gT2 = 2.96 m / (9.81 x 6.652 )
= 0.00682

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 24


PERENCANAAN PELABUHAN

Grafik 7. Penentuan kedalaman Gelombang Pecah


Menggunakan autocad dengan skala 1:1
(sumber :SPM, 1984 “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 25


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik:


 Plot nilai Hb/gT2 pada grafik
 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung sesuai nilai m
(kelandaian)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai db/H

Selanjutnya untuk menentukan kedalaman gelombang pecah, dari grafik “Penentuan Kedalaman
Gelombang Pecah” (Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, hal. 118)
diperoleh:
Interpolasi untuk mendapatkan db/Hb (Grafik dapat dilihat pada halaman sebelumnya)
(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

Dik:
X = 30.56 y1 = 1.2
X1 = 31.32 y2 = 1
X2 = 0
(1−1.2)(30.56−31.32)
y= + 1.2
(0−31.32)
y = 1.195

db/Hb = 1.195
db = Hb x 1.195
= 2.96 x 1.195
= 3.54 m
Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 3.54 m

ENERGI GELOMBANG
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.

Maka diperoleh :
(1024)(9.81)((2.79)2 )
E = = 9774.34 kg/det2
8

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 26


PERENCANAAN PELABUHAN

RENCANA KEDALAMAN PERAIRAN


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan menggunakan pelabuhan
tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar kolam pelabuhan berdasarkan full loaded draft
(maximum draft). Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar
0,8 – 1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 m di atas air pasang sesuai dengan besarnya kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).

Untuk pasang surut digunakan sesuai data tugas yang ada, didapat MHW – MLW = 2 – 0.5 = 1.5 m
Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk panjang dan lebar
kapal akan digunakan data Kapal Cargo dan untuk data sarat kapal digunakan juga data Kapal Cargo:

Diketahui :
Kapal Berat Panjang Lebar (m) Draft (m)
(m)
Passenger 8.000 GT 142 19.2 5.8
Cargo 30.000 DWT 186 27.1 10.9
Dry Bulk 20.000 DWT 23.7 9.8
Fishing boat 1000 DWT 170 10.8 3.9
67

Tabel 6. Data Karakteristik Kapal


(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, tabel hal 37)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 27


PERENCANAAN PELABUHAN

Kapal Draft (m)


Passenger 5.8
Cargo 10.9
Dry Bulk 9.8
Fishing Boat 3.9
Tabel 7. Data Sarat Kapal

Kedalaman Perairan untuk Kapal Passenger (Penumpang)


 Sarat kapal : 5.8
 Clearance :1m
 Tinggi ombak : 2.79 m
 Beda pasang surut : 1.5 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 5.8 + 1.5 + 1 + 1/3*2.79
= 9.23 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Cargo


 Sarat kapal : 10.9
 Clearance :1m
 Beda pasang surut : 1.5 m
 Tinggi ombak : 2.79 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 10.9 + 1.5 + 1 + 1/3*2.79
= 14.33 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Dry Bulk


 Sarat kapal : 9.8
 Clearance :1m
 Beda pasang surut : 1.5 m
 Tinggi ombak : 2.79 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 28


PERENCANAAN PELABUHAN

= 9.8 + 1.5 + 1 + 1/3*2.79


= 13.23 m

Kedalaman Perairan untuk Kapal Fishing Boat


 Sarat kapal : 3.9
 Clearance :1m
 Beda pasang surut : 1.5 m
 Tinggi ombak : 2.79 m
 Kedalaman Perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance +1/3 tinggi ombak
= 3.9 + 1.5 + 1 + 1/3*2.79
= 7.33 m

Contoh:

H = 15.33m
10.9 m

1.5 m
1/3 x 2.79 = 0.93
m

Gambar 8. Dimensi kedalaman perairan kapal maksimum

Jadi,

Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 14.33 m

Untuk tinggi dermaga rencana = 13.33 m + free board (= 1 m)

= 15.33 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 29


PERENCANAAN PELABUHAN

LEBAR ALUR PELAYARAN


Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar yang akan beroperasi adalah
Kapal Cargo : 30000 DWT = 27.1 m.

Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

Gambar 9. Lebar alur pelayaran untuk 2 jalur


Untuk lebar alur pelayaran dipakai rumus:
L = 1.5 B + (1.2 s/d 1.5) B + 30 + (1.2 s/d 1.5) B + 1.5 B
(Sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 34.)

 Untuk Kapal Passenger (Penumpang)


 Lebar kapal (B) : 19.2 m
 Panjang Kapal : 142 m
L = 1.5 (19.2 m) + 1.5 (19.2 m) + 30 + 1.5 (19.2 m) + 1.5 (19.2 m) = 145.2 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 145.2 m = 217.8 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 145.2 m = 108.9 m

 Untuk Kapal Cargo


 Lebar kapal : 27.1 m
 Panjang Kapal : 186 m
L = 1.5 (27.1 m) + 1.5 (27.1 m) + 30 + 1.5 (27.1 m) + 1.5 (27.1 m) = 192.6 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 192.6 m = 288.9 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 30


PERENCANAAN PELABUHAN

R = 0.75 * L = 0.75 * 192.6 m = 144.45 m

 Untuk Kapal Dry Bulk


 Lebar kapal : 23.7 m
 Panjang Kapal : 170 m
L = 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) + 30 + 1.5 (23.7 m) + 1.5 (23.7 m) = 172.2 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 172.2 m = 258.3 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 172.2 m = 129.15 m

 Untuk Fishing Boat


 Lebar kapal : 10.8 m
 Panjang Kapal : 67 m
L = 1.5 (10.8 m) + 1.5 (10.8 m) + 30 + 1.5 (10.8 m) + 1.5 (10.8 m) = 94.8 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1.5 * L = 1.5 * 94.8 m = 319.5 m
R = 0.75 * L = 0.75 * 94.8 m = 159.75 m

Rencana Tambatan / Panjang Dermaga dan Lebar Dermaga


Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sebagai berikut :
𝐿𝑝 = 𝑛 𝐿𝑜𝑎 + (𝑛 + 1) × 10% × 𝐿𝑜𝑎
dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 31


PERENCANAAN PELABUHAN

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)


Dalam tugas ini, ada 4 jenis kapal yang direncanakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan

 Tambatan Passenger (Penumpang) 8000 GT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 2.500.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.500.000/3500 = 714,286 kapal
Jumlah kapal/hari : 714,286/365 = 1,957 kapal
Jumlah kapal/jam : 1,957/24 = 0,0815 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,0815/60 = 0, 00136 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 10 Jam/Kapal
= 36000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,100 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00167 kapal
 0,00136
Jumlah Tambatan (N) = = = 0,814 tambatan
 0,00167
 
 1

𝜌 = 0,814 < 1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Cargo 30000 DWT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 2.000.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.000.000/(0.7 x 30000) = 95,238 kapal
Jumlah kapal/hari : 95,238 /365 = 0,261 kapal
Jumlah kapal/jam : 0,261/24 = 0,011 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,011/60 = 0, 000183 kapal

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 32


PERENCANAAN PELABUHAN

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 15 Jam/Kapal
= 54000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,067 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00112 kapal
 0,000183
Jumlah Tambatan (N) = = = 0,163 tambatan
 0,00112
 
 1

𝜌 = 0,163 < 1
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Dry Bulk 20000 GT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 750.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 750.000/(0.7 x 20000) = 53,571 kapal
Jumlah kapal/hari : 53,571 /365 = 0,147 kapal
Jumlah kapal/jam : 0,147/24 = 0,00613 kapal
Jumlah kapal/menit : 0,00613/60 = 0, 000102 kapal

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 15 Jam/Kapal
= 54000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,067 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,00112 kapal

 0,000102
Jumlah Tambatan (N) = = = 0,091 tambatan
 0,00112

 
 1

𝜌 = 0,091 < 1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

 Tambatan Fishing boat 1.000 DWT


Tingkat Kedatangan (λ)
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 7.000 ton/hari
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 7.000/(0.7 x 1000) = 10 kapal
Jumlah kapal/jam : 10/24 = 0.416 kapal
Jumlah kapal/menit : 0.416/60 = 0,0069 kapal

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 33


PERENCANAAN PELABUHAN

Waktu Pelayanan (μ)


Waktu Pelayanan (WP) = 5 Jam/Kapal
= 18000 Detik/kapal
Dalam 1 jam terlayani = 0,200 kapal
Dalam 1 menit terlayani = 0,003 kapal

 0,0069
Jumlah Tambatan (N) = = = 2.3 tambatan
 0,003

 
 1

𝜌 = 2,3 > 1

Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 2 buah

Untuk hasil perhitungan dan berdasarkan draft dari tiap kapal akan dibuat:
- 1 tambatan untuk Kapal Passenger
- 1 tambatan untuk Kapal Cargo
- 1 tambatan untuk Kapal Dry Bulk
- 2 tambatan untuk Kapal Fishing Boat

Untuk tugas, kapal Cargo dan kapal Dry Bulk akan dibuat 1 dermaga karena memiliki draft yang hamper sama
sehingga memungkinkan kapal- kapal tersebut bisa bertambat pada dermaga yang sama. Untuk kapal
Passenger akan dibuat 1 dermaga dan kapal Fishing Boat akan dibuat 1 dermaga.

a. Panjang Dermaga

- Tambatan untuk Kapal Passenger


𝐿𝑝 = 𝑛 𝐿𝑜𝑎 + (𝑛 + 1) × 10% × 𝐿𝑜𝑎
= 1 x 142 m + (1+1) x 10% x 142 m
= 170.4 m

- Tambatan untuk Kapal Cargo


𝐿𝑝 = 𝑛 𝐿𝑜𝑎 + (𝑛 + 1) × 10% × 𝐿𝑜𝑎
= 1 x 186 m + (1+1) x 10% x 186 m
= 223.2 m

- Tambatan untuk Kapal Dry Bulk


𝐿𝑝 = 𝑛 𝐿𝑜𝑎 + (𝑛 + 1) × 10% × 𝐿𝑜𝑎
= 1 x 170 m + (1+1) x 10% x 170 m
= 204 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 34


PERENCANAAN PELABUHAN

Panjang Dermaga untuk Kapal Cargo dan Kapal Dry Bulk


Lp = 223.2 m + 204 m
= 427.2 m

- Tambatan untuk Kapal Fishing Boat


𝐿𝑝 = 𝑛 𝐿𝑜𝑎 + (𝑛 + 1) × 10% × 𝐿𝑜𝑎
= 2 x 67 m + (2+1) x 10% x 67 m
= 154.1 m

b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga
tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan atau dermaga
tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan dan gudang barang.

Jadi, panjang total dermaga = 751.7 m dan lebar dermaga = 20 m.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 35


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN BREAKWATER

Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan
gelombang.

Macam dan Tipe Breakwater:


o Breakwater yang dihubungan dengan pantai
o Breakwater lepas pantai

Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu:

o Pemecah gelombang sisi miring


o Pemecah gelombang sisi tegak
o Pemecah gelombang campuran
Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapisan
pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri
dari:

o Tetrapod  mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung


o Tribar  mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
o Ouddripod  mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketiga kakinya berada pada bidang datar

o Dolos  terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan
dengan lengan

Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki keuntungan:

o Elevasi puncak bangunan rendah


o Gelombang refleksi kecil
o Kerusakan berangsur-angsur
o Perbaikan murah
o Harga murah

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 36


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar –Contoh Layout Breakwater Tipe Rubble Mound

Gambar 9 – Contoh Layout Breakwater Tipe Rubble Mound

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 37


PERENCANAAN PELABUHAN

LWS max
Tetrapods
LWS min

Batu Alam

Batu Alam

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis
pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu.Beton atau batu buatan ini berupa
tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dan sebagainya.

a. Menentukan Berat Dari Unit Armour

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 168)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 38


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 8

Tabel 9

(Sumber : “Pe

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 39


PERENCANAAN PELABUHAN

Diketahui, syarat pembuatan Breakwater terpenuhi yaitu:


Ho > H ijin = 2.79 m > 0.2 m
- ɣr batu alam = 165 lbs/cuft
- ɣr tetrapod = 140 lbs/cuft
- ɣw = 64 lbs/cuft
- Sr = 165/64 = 2.578
- H = 2.79 m = 9.154 ft
- Cot θ = 1.5
- KA (lapis lindung) = 1.04 (tetrapod) dan 1.15 (batu alam)
- KD = 5.0 (tabel 5.2)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
140 ×9.154 3
W = = 3644 lbs
5.0 ×(2.578−1)3 ×1.5

W1 = 3644 lbs * Fk = 3644 * 1,5 = 5466 lbs

Lapisan II :
𝑊1 5466
W2 = = = 546.6 lbs
10 10

Lapisan III :
𝑊1 5466
W3 = 600 = 600
= 9.11 lbs

b. Menentukan Lebar Crest


1
W 3
B = n ∗ KA ∗ (γ )
r
n = Jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)
1
5466 3
 Lapis 1 B1 = 3 ∗ 1.04 ∗ ( 140 ) = 10.585 ft = 3.226 m ≈ 3.2 m
1
546.6 3
 Lapis 2 B2 = 3 ∗ 1.15 ∗ ( ) = 5.143 ft = 1.568 m ≈ 1.6 m
165
1
9.11 3
 Lapis 2 B3 = 3 ∗ 1.15 ∗ ( 165 ) = 1.314 ft = 0.400 m ≈ 0.4 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 40


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 10. Dimensi Tertapod

Di interpolasi tinggi tetrapod (H) dari berat butir tetrapod senilai 3,0 ton berdasarkan Tabel 5.4.
Variabel lain dihitung menggunakan rumus sesuai Tabel 5.4.
5−3
𝐻 = 1.95 − ( ) (1.95 − 1.44) = 1.61 𝑚
5−2

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 41


PERENCANAAN PELABUHAN

W (ton)

2,00 3,00 5,00

V (m^3) 0.83 1.17 2.08

H (m) 1.44 1.61 1.95

A (m) 0.43 0.49 0.59

B (m) 0.22 0.24 0.29

C (m) 0.69 0.77 0.93

D (m) 0.68 0.76 0.92

E (m) 0.34 0.38 0.46

F (m) 0.93 1.04 1.26

G (m) 0.31 0.35 0.42

I (m) 0.87 0.98 1.18

J (m) 0.44 0.49 0.59

K (m) 1.57 1.76 2.13

L (m) 1.73 1.93 2.34

TLL (m) 1.96 2.19 2.65

JBLL (bh) 11.74 9.37 6.39

Tabel 11 – Hasil Interpolasi Tinggi (H) Tetrapod

W1 = 5466 lbs ≈ 2.733 ton ≈ 3 ton


W₂ = 546.6 lbs ≈ 0.273 ton ≈ 0.3 ton
W₃ = 9.11 lbs ≈ 0.005 ton

Lapisan II :
𝑊 3
W₂ = 101 = 10 = 0,3 t

Lapisan III :
𝑊 1 3
W₃ = 200 = 200 = 0,015 t

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 42


PERENCANAAN PELABUHAN

c. Menentukan Tebal Lapisan Armour.

T = m * KA ( W/ γr ) 1/3

m = Jumlah armour – 1 = 3 – 1 = 2

Lapis I : T1 = 2 * 1,04 * (3,0 / 2,4)1/3 = 2,24 m~ 2,3 m


Lapis II : T2 = 2 * 1,15 * (0,3/ 2,65)1/3 = 1,11 m ~ 1,1 m

d. Jumlah Batu Pelindung


Jumlah butir batu pelindung tiap luas 10 m2
2
𝑃 𝛾𝑟 3
𝑁 = 𝐴𝑛𝐾∆ [1 − ][ ]
100 𝑊
2
50 2,4 3
𝑁1 = 10𝑥2𝑥1,04 [1 − ][ ] = 9
100 3,0
2
37 2,65 3
𝑁2 = 10𝑥3𝑥1,15 [1 − ][ ] = 93
100 0,3

e. Menentukan Elevasi dari Crest

Tinggi gelombang (H) = 2,79 m


Panjang Gelombang (L) = 69 m
HWL = 2.0 m
LWL = 0.5 m
Beda pasang surut (Zo) = 1,5 m

Panjang gelombang dihitung dengan rumus :

H /L = 2,79 / 69 = 0,04
tgθ = 1,5

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 43


PERENCANAAN PELABUHAN

1,5
Ir = = 7,46 ≈ 7,5
(2,79/69)0.5

Diinterpolasi nilai Ir =7.5 untuk memperoleh nilai R/H pada grafik run-up gelombang.

Grafik 8 – Grafik Run-up Gelombang

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 44


PERENCANAAN PELABUHAN

Cara membaca grafik:


 Plot nilai Ir pada grafik
 Tarik garis vertikal ke arah atas hingga menyentuh salah satu lengkung (tetrapod)
 Tarik haris horizontal menuju ordinat hingga bisa didapat nilai R/H

Interpolasi untuk mendapatkan R/H


(𝒚𝟐 − 𝒚𝟏)(𝒙 − 𝒙𝟏)
𝒚= + 𝒚𝟏
(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏)

Dik:
X = 3.78 y1 = 1
X1 = 10.67 y2 = 0.75
X2 = 0
(0.75−1)(3.78−10.67)
y= +1
(0−10.67)
y = 0.84
R/H = 0.84

Dari grafik diatas, dapat diperoleh R/H = 0.84 → R = 0.84 * H = 0.84 * 2.79 m = 2.34 m
Elevasi crest min harus berada pada
R +2 * Zo = 2.34 + 2 * 1.5 = 5.34 m
Free board (jagaan) = ½ * tinggi gelombang
= ½ * 2.79
= 1.39 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 5.34 m + 1.39 m = 6.73 m

Untuk perencanaan tinggi breakwater, dihitung untuk tiap STA dengan rumus :
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi breakwater rencana + (Elevasi crest sesudah ditambah free
board = 6.73 m)

Untuk mengeahui dimensi breakwater, peru dibuat potongan melintng setiap stasioning untuk
mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri (Hkiri ), tinggi sisi kanan
(Hkanan ), lebar bawah bagian kiri dan kanan (Bkiri dan Bkanan ). Untuk dimensi dapat dilihat pada
tabel berikut :

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 45


PERENCANAAN PELABUHAN

h H B kiri h kiri H kiri B kanan h kanan H kanan B total


STA
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
0 + 000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3.200
0 + 025 0.800 7.800 11.700 0.500 7.500 12.300 1.200 8.200 27.200
0 + 050 2.000 9.000 13.500 1.500 8.500 14.700 2.800 9.800 31.400
0 + 075 3.100 10.100 15.150 2.300 9.300 16.350 3.900 10.900 34.700
0 + 100 4.500 11.500 17.250 4.100 11.100 17.850 4.900 11.900 38.300
0 + 125 5.900 12.900 19.350 5.800 12.800 19.500 6.000 13.000 42.050
0 + 150 7.400 14.400 21.600 7.400 14.400 21.600 7.400 14.400 46.400
0 + 175 8.500 15.500 23.250 8.500 15.500 23.250 8.500 15.500 49.700
0 + 200 10.000 17.000 25.500 10.100 17.100 25.350 9.900 16.900 54.050
0 + 225 15.000 22.000 33.000 15.500 22.500 32.850 14.900 21.900 69.050
0 + 250 17.000 24.000 36.000 17.500 24.500 35.850 16.900 23.900 75.050
0 + 275 18.800 25.800 38.700 19.200 26.200 38.100 18.400 25.400 80.000
0 + 300 25.000 32.000 48.000 25.800 32.800 47.250 24.500 31.500 98.450
0 + 325 28.000 35.000 52.500 29.000 36.000 51.900 27.600 34.600 107.600
0 + 350 35.000 42.000 63.000 36.800 43.800 61.500 34.000 41.000 127.700
0 + 375 40.000 47.000 70.500 41.500 48.500 67.500 38.000 45.000 141.200
0 + 400 44.000 51.000 76.500 45.000 52.000 75.000 43.000 50.000 154.700
0 + 425 46.500 53.500 80.250 47.000 54.000 79.050 45.700 52.700 162.500
0 + 450 48.000 55.000 82.500 48.800 55.800 81.750 47.500 54.500 167.450
0 + 475 50.000 57.000 85.500 50.500 57.500 84.750 49.500 56.500 173.450
0 + 500 52.000 59.000 88.500 52.800 59.800 87.750 51.500 58.500 179.450
0 + 525 54.500 61.500 92.250 55.000 62.000 91.500 54.000 61.000 186.950
0 + 550 59.000 66.000 99.000 61.000 68.000 93.000 55.000 62.000 195.200
0 + 575 64.000 71.000 106.500 64.800 71.800 103.500 62.000 69.000 213.200
0 + 600 73.000 80.000 120.000 74.000 81.000 107.850 64.900 71.900 231.050
0 + 625 77.000 84.000 126.000 84.000 91.000 119.700 72.800 79.800 248.900
0 + 650 76.500 83.500 125.250 83.000 90.000 108.750 65.500 72.500 237.200
0 + 675 68.000 75.000 112.500 76.500 83.500 106.500 64.000 71.000 222.200
0 + 700 64.000 71.000 106.500 73.600 80.600 102.000 61.000 68.000 211.700
0 + 725 63.000 70.000 105.000 68.000 75.000 100.500 60.000 67.000 208.700
0 + 750 62.000 69.000 103.500 65.000 72.000 97.500 58.000 65.000 204.200
0 + 775 61.000 68.000 102.000 65.000 72.000 96.000 57.000 64.000 201.200
0 + 800 61.000 68.000 102.000 64.800 71.800 95.250 56.500 63.500 200.450
0 + 825 62.000 69.000 103.500 65.000 72.000 94.500 56.000 63.000 201.200
0 + 850 62.000 69.000 103.500 66.000 73.000 93.750 55.500 62.500 200.450
0 + 875 62.000 69.000 103.500 66.500 73.500 93.000 55.000 62.000 199.700
0 + 900 62.000 69.000 103.500 67.000 74.000 93.000 55.000 62.000 199.700

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 46


PERENCANAAN PELABUHAN

0 + 925 64.000 71.000 106.500 70.000 77.000 94.500 56.000 63.000 204.200
0 + 950 64.400 71.400 107.100 71.000 78.000 96.000 57.000 64.000 206.300
0 + 975 65.500 72.500 108.750 72.000 79.000 103.500 62.000 69.000 215.450
1 + 000 67.000 74.000 111.000 72.500 79.500 105.000 63.000 70.000 219.200
1 + 025 68.000 75.000 112.500 73.000 80.000 105.750 63.500 70.500 221.450
1 + 050 70.000 77.000 115.500 74.000 81.000 106.500 64.000 71.000 225.200
1 + 075 70.500 77.500 116.250 75.000 82.000 108.000 65.000 72.000 227.450
1 + 100 73.000 80.000 120.000 75.500 82.500 108.750 65.500 72.500 231.950
1 + 125 73.300 80.300 120.450 77.000 84.000 109.500 66.000 73.000 233.150
1 + 150 73.000 80.000 120.000 76.500 83.500 109.500 66.000 73.000 232.700
1 + 175 72.800 79.800 119.700 76.000 83.000 109.500 66.000 73.000 232.400
1 + 200 72.800 79.800 119.700 76.000 83.000 109.500 66.000 73.000 232.400
1 + 225 73.000 80.000 120.000 77.000 84.000 110.250 66.500 73.500 233.450
1 + 250 73.500 80.500 120.750 77.500 84.500 111.000 67.000 74.000 234.950
1 + 275 74.000 81.000 121.500 79.000 86.000 114.000 69.000 76.000 238.700
1 + 300 77.000 84.000 126.000 81.000 88.000 120.000 73.000 80.000 249.200
1 + 325 78.000 85.000 127.500 82.500 89.500 120.750 73.500 80.500 251.450
1 + 350 79.000 86.000 129.000 83.500 90.500 121.050 73.700 80.700 253.250
1 + 375 82.000 89.000 133.500 86.000 93.000 123.000 75.000 82.000 259.700
1 + 400 84.000 91.000 136.500 91.900 98.900 132.000 81.000 88.000 271.700
1 + 425 90.000 97.000 145.500 93.000 100.000 134.700 82.800 89.800 283.400
1 + 450 92.500 99.500 149.250 95.000 102.000 142.500 88.000 95.000 294.950
1 + 475 93.500 100.500 150.750 96.000 103.000 148.350 91.900 98.900 302.300
1 + 500 95.000 102.000 153.000 98.000 105.000 150.000 93.000 100.000 306.200
1 + 525 98.500 105.500 158.250 102.000 109.000 152.250 94.500 101.500 313.700
1 + 550 102.000 109.000 163.500 104.000 111.000 162.000 101.000 108.000 328.700
1 + 575 104.000 111.000 166.500 105.000 112.000 163.500 102.000 109.000 333.200
1 + 600 105.000 112.000 168.000 107.000 114.000 166.500 104.000 111.000 337.700
1 + 625 106.000 113.000 169.500 108.000 115.000 168.000 105.000 112.000 340.700
1 + 650 107.000 114.000 171.000 109.000 116.000 169.500 106.000 113.000 343.700
1 + 675 108.500 115.500 173.250 111.000 118.000 171.000 107.000 114.000 347.450
1 + 700 111.000 118.000 177.000 115.000 122.000 174.000 109.000 116.000 354.200
1 + 725 114.000 121.000 181.500 117.500 124.500 177.000 111.000 118.000 361.700
1 + 750 117.000 124.000 186.000 120.000 127.000 183.000 115.000 122.000 372.200
1 + 775 119.600 126.600 189.900 124.000 131.000 184.500 116.000 123.000 377.600
1 + 800 121.000 128.000 192.000 126.000 133.000 189.000 119.000 126.000 384.200
1 + 825 125.000 132.000 198.000 128.000 135.000 193.500 122.000 129.000 394.700
1 + 850 126.500 133.500 200.250 132.000 139.000 196.500 124.000 131.000 399.950
1 + 875 128.000 135.000 202.500 137.000 144.000 198.000 125.000 132.000 403.700
1 + 900 130.000 137.000 205.500 138.500 145.500 201.000 127.000 134.000 409.700

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 47


PERENCANAAN PELABUHAN

140.000
Potongan Memanjang
120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0.000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75

Jarak (m)

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 48


PERENCANAAN PELABUHAN

f. Menghitung Gaya-Gaya yang Bekerja pada Breakwater


Untuk menghitung gaya yang bekerja, diambil data pada breakwater STA
1+900 dengan dimensi paling besar. h = 130 m; B = 409.7 m

1
Cot θ = 1,5 𝑡𝑔 (𝜃) = 2/3

tg θ = 2/3 maka θ = 33,69

Lebar Dasar Breakwater :

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 49


PERENCANAAN PELABUHAN

- a = Tinggi Breakwater – T1 – T2 = 130 – 2.3 -1.1 = 126.6 m


126.6
- b = = 189.9 m
𝑡𝑔 33.69

- c = √𝑎2 + 𝑏 2 = √126.62 + 189.92 = 227.150 m


𝐵2 − 𝐵3 1.6−0.4
- d = = = 0.6 m
2 2

- e = √𝑑2 + 𝑇2 2 = √0.62 + 1.12 = 1.253 m


𝐵1 − 𝐵2 3.2− 1.6
- f = = = 0.8 m
2 2

- g = √𝑓 2 + 𝑇1 2 = √0.82 + 2.32 = 2.435 m

(cot θ x H)+ 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑒𝑠𝑡


- h =
sin θ
(1.5 x 2.79)+ 6.73
=
sin 33.69
= 19.677 m
𝑇1
- i =f+( )
𝑡𝑔θ
2.3
= 0.8 + ( )
𝑡𝑔33.69

= 4.25 m
( 𝑖−𝑇1 )
- j =
sin θ
( 4.25−2.3)
=
sin 33.69

= 3.515 m

𝑇2
- k =d+
𝑡𝑔θ
1.1
= 0.6 +
𝑡𝑔33.69
= 2.25 m
𝐵− 𝐵3
- l =( )–b
2
409.7− 0.4
=(
2
) – 189.9
= 14.75 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 50


PERENCANAAN PELABUHAN

𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑒𝑠𝑡 + 𝐻−𝑇1


- m =
sin θ
6.73+2.79−2.3
=
sin 33.69
= 13.016 m
𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑒𝑠𝑡 + 𝐻
- n =
sin θ
6.73+2.79
=
sin 33.69
= 17.163 m
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
- o = −𝑛
sin θ
130
= − 17.163
sin 33.69

= 217.198 m

Akibat Beban Sendiri Breakwater

- Lapisan I Tetrapod
Luas = A1 + A2 + A3
𝑇
= (B1 + B2 + (2 x i) x 1) + (B1 x i sin θ) + (m x (i sin θ)
2
2.3
= (3.2 + 1.6 + (2 𝑥 4.25) 𝑥 2
) + (3.2 𝑥 4.25 𝑥 sin 33.69) + (13.016 𝑥 (4.25 𝑥 sin 33.69))

= 14.575 m2 + 7.544 m2 + 30.685 m2


= 52.804 m2
Berat = 52.804 m2 x (140 x 0.016) t/m3
= 118.281 t/m
- Lapisan II Batu Alam
Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
𝑇2 1
= (𝐵2 + 𝐵3 (2 × 𝑘) × 2
) + ((𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑒𝑠𝑡 − 𝑇2 – 𝑇1 ) + 1.5 × (sin 𝜃) × 𝑙)
(𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑒𝑠𝑡+𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔)− (𝑇1 − 𝑇2 )
+ (𝑙 × ) + (1 × (sin 𝜃 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟))
sin 𝜃
+ (1 × sin 𝜃 × 𝑜)
1.1 1
= (1.6 + 0.4 (2 × 2.25) × 2
) + ((6.73 − 1.1– 2.3) + 1.5 × (sin 33.69) × 14.75)
(6.73+2.79)− (2.3− 1.1)
+ (14.75 × sin 33.69
) +(1(sin 33.69 × 130))+(1 × sin 33.69 × 217.198)
= 2.59 m2 + 43 m + 221.237 m2 + 72.111 m2 + 120.480 m2
2

= 459.418 m2
Berat = 459.418 m2 x (165 x 0.016) t/m3
CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 51
PERENCANAAN PELABUHAN

= 1212.864 t/m

- Lapisan III Batu Alam

Luas = C
126.6
= [(409.7 − (2 × 1)) + 0.4] × 2

= 25832.73 m2
Berat = 25832.73 x (165 x 0.016) ton/m³
= 68198.407 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Breakwater :
Σ W = W₁ + W₂ + W₃
= 118.281 t/m + 1212.864 t/m + 68198.407 t/m
= 69529.552 t/m
Untuk jalur selebar 1 m, total berat breakwater :
ΣW = 69529552 kg

ii. Akibat Beban Gempa


Koefisien gempa diambil koefisien terkecil dari koefisien gempa = 0,3.

Jadi, Beban gempa = 0,3 * 69529.552 t/m


= 20858.866 t/m
= 20858866 kg/m
Jadi, sepanjang 1 m = 20858866 kg

iii. Akibat Angin


Fw = W.A.K

dimana,
W = tekanan angin = c.v2
c = koefisien angin = 0,00256
v = kecepatan angin = 40 knots = 20.578 m/s
A = luas penampang Breakwater
K = faktor keamanan = 1,3
CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 52
PERENCANAAN PELABUHAN

W = c x v²
= (0,00256) x (20.578)²
= 1.084 t/m³

X₁

X₂

x₁ = 6.73m – 2.79 m = 3.94 m


𝑥1 3.94
x₂ = = = 5.91m
𝑡𝑔 𝛼 𝑡𝑔 33.69
1
A = (3.515 + (3.515 + 2 × x₂)). x₁)
2
1
= (3.515 + (3.515 + 2 × 5.91)) × 3.94)
2
= 31.968 m²
Fw = 1.084 t/m³ × 31.968 m² × 1.3
= 45.049 t/m

Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Breakwater
= 69529.552 t/m
Total Gaya Horizontal :
ΣH = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 20858.866 t/m + 45.049 t/m
= 20903.915 t/m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 53


PERENCANAAN PELABUHAN

Kontrol Stabilitas Breakwater

1) Terhadap Geser
∑𝑉 tan 𝜃
Syarat : ≥ 1,5
∑𝐻

69529.552 tan 33,69


≥ 1,5
20903.915
2.217 ≥ 1,5 (OK!)

2) Terhadap Guling
𝑴𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒍𝒊𝒏𝒈
Syarat : >2
𝑴𝒈𝒖𝒍𝒊𝒏𝒈

Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah breakwater.

M guling = ΣH . (130/2)
= 20903.915 x (130/2)
130 m ΣH
= 1358754.475 tm
ΣV
M lawan guling = ΣV . (409.7/2)
409.7 m
= 69529.552 x (409.7/2)
= 14243128.73 tm
14243128.73
>2
1358754.475
10.483 >2 (Ok!)

3) Terhadap Eksentrisitas
Syarat : |e| < ē
1
ē = xB
6
1
= x 409.7 m
6
= 68.283 m
𝑀𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
𝑥̅ =
∑𝑉
𝑀𝑙𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 − 𝑀𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔
=
∑𝑉
14243128.73−1358754.475
=
69529.552

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 54


PERENCANAAN PELABUHAN

= 185.308 m
𝐵
|e| = - 𝑥̅
2
409.7
|e| =( ) – 185.308
2

= 19.542 m
|e| = 19.542 m < ē = 68.283 m (Ok)

4) Terhadap Daya Dukung Tanah


∑𝑉 𝑀
Syarat : σ₁₂ = +𝑊 <𝜎𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 0.1 kg/cm2
𝐹

F =Bx1m = 409.7 m2
M =ΣV x |e| = 69529.552 t/m x 19.542 m = 1358746.505 t
1 1
W = x 1 x B2 = x 1 m * (409.7 m)² = 27975.682 m3
6 6

69529.552 1358746.505
σ12 = + ≤ 𝜎𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
409.7 27975.682
σ12 = 169.709 + 48.569 ≤ 𝜎𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ

σ1 = 218.278 ton/m2 = 0.22 kg/cm2 ≤ 0.1 (Tidak Ok)


σ2 = 121.14 ton/m2 = 0.12 kg/cm2 ≤ 0.1 (Tidak Ok)

Kesimpulan :
Dari kontrol stabilitas breakwater terhadap daya dukung tanah tidak aman,sedangkan
kontrol terhadap geser, guling, dan eksentrisitas adalah aman.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 55


PERENCANAAN PELABUHAN

PEMILIHAN TIPE / BENTUK STRUKTUR TAMBATAN


Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan
kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan penumpang.

Pemillihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam tugas ini
dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti kemas),
ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang paling
penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis. Pada
tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton bertulang yang
dihitung dengan pengaruh beban luar. Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :

a. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER


b. Gaya / beban vertical, semua beban yang ada di atas dermaga

Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile group) dan
tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai dermaga
ditahan oleh kelompok tiang pancang.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 56


PERENCANAAN PELABUHAN

PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

1) Wind Pressure (Akibat Angin)


Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan
kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke
dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga; sedang jika arahnya
meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat.
Besar gaya angina tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung
dengan rumus berikut ini.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal =95֯
c = koefisien tekanan arus = 1.3
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman – draft) x lebar kapal terbesar
= (15.33 – 10.9) x 27.1 m
= 120.053 m2
B = luas proyeksi arah memanjang
= (kedalaman – draft) x panjang kapal terbesar
= (15.33 – 10.9) x 186 m
= 823.98 m2
Jadi,
1
R = x 1025 kg/m3 x 1.3 x (0.10 m/det)2 x ((120.053 m2 cos (90֯) + 823.98 m2 sin (90֯))
2
= 5489.767 kg.m/det2
= 548.977 kgf

2) Current Force (Akibat Arus)


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan
alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut
ini :

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 57


PERENCANAAN PELABUHAN

dimana,
R = gaya akibat arus (kgf)
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m2)
ɣw = rapat massa air laut (1025 kg/m3)
Vc = kecepatan arus (m/det)
Cc = koefisien tekanan arus
*) Nilai Cc adalah faktor untuk menghitung gaya lateral dan memanjang. Nilai Cc
tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan.

(Sumber: “Perencanaan Pelabuhan” pleh Bambang Triatmodjo, hal 223)

Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal CARGO 30000 DWT,
dimana:
Panjang kapal = 186 m
Sarat kapal = 10.9 m

10.9 m

186 m

maka,

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 58


PERENCANAAN PELABUHAN

Ac = luas tampang kapal yang terendam air


= 186 m x 10.9 m
= 2027.4 m2

a. Gaya arus melintang (lateral)

𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 15.33 𝑚


=
𝑠𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 10.9 𝑚

= 1.41

Interpolasi:

1.41−1.1
Cc = x (3.0 -5.0) + 5.0
1.5−1.1

= 3.45

Jadi,

0.10 𝑚/𝑑𝑒𝑡²
R = 3.2 x 1025 kg/m3 x 2027.4 m2 x ( )
2 𝑥 9.8 𝑚/𝑑𝑒𝑡²

= 33927.918 kgf

b. Gaya arus memanjang (longitudinal)


Diambil nilai Cc = 0.5
0.10 𝑚/𝑑𝑒𝑡²
R = 0.5 x 1025 kg/m3 x 2027.4 m2 x ( )
2 𝑥 9.8 𝑚/𝑑𝑒𝑡²
= 5301.237 kgf

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 59


PERENCANAAN PELABUHAN

3) Wave Force (akibat ombak)

dimana,
cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1.3
h = kedalaman = 15.33 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m3
H = tinggi gelombang = 2.79 m
d = sarat kapal terbesar = 10.9 m
l = panjang gelombang = 69 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga
Maka,

2𝜋15.33 15.33−10.9
1.3 𝑥 sinh( ) 𝑥 𝑠𝑖𝑛ℎ( ) 𝜋𝑐𝑜𝑠95
Fx = 69
2𝜋15.33
69
𝑥 (
8
) 𝑥 10. 92 𝑥 1025 𝑥 2.792
𝑐𝑜𝑠ℎ( 69 )

= -950.365 kgm

2𝜋15.33 15.33−10.9
1.3 𝑥 sinh( ) 𝑥 𝑠𝑖𝑛ℎ( ) 𝜋𝑠𝑖𝑛95
Fy = 69
2𝜋15.33
69
𝑥 (
8
) 𝑥 10. 92 𝑥 1025 𝑥 2.792
𝑐𝑜𝑠ℎ( 69 )

= 10862.717 kgm

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 60


PERENCANAAN PELABUHAN

2
F = √(𝐹𝑥 )2 + (𝐹𝑦 ) -950.365 kgm

= √(−950.365)2 + (10862.717)2

= 10904.211 kgm

Fx= gaya akibat gelombang yang sejajar kapal


10862.717kgm
10862.717 kgm
Fy= gaya akibat gelombang yang tegak lurus kapal

4) Berthing Force (akibat benturan kapal)


Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur sruktur dermaga yang
menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER.
Besar energy yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut:

dimana,
E = energi kinetik
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 95 dengan tambatan
*) untuk kapal besar biasamya kecepatan dihitung v = (7.5 – 15) cm/det dan untuk
kapal kecil diambil v = 30 cm/det.

dimana,
D = sarat kapal = 10.9 m
L = panjang kapal = 186 m

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 61


PERENCANAAN PELABUHAN

Wo = berat jenis air laut = 1.025 t/m3


D/T = berat kapal = 30000 DWT

Jadi,
𝜋
Wa = x (10.9 m)2 x 186 m x 1.025 t/m3
4
= 17790.153 ton

maka,
W = 17790.153 ton + 30000
= 47790.153 ton

sehingga,
1 47790.153 𝑡𝑜𝑛 𝑥 (0.10 𝑚/𝑑𝑒𝑡)2
E = x
2 9.81 𝑚/𝑑𝑒𝑡 2

= 24.358 tm
= 24358 kgm

Gaya total yang bekerja dan akan diteruskan ke dermaga adalah:


F = 548.977 kg + 33927.918 kg + 5301.237 kg + 10904.211 kg
= 56802.343 kg

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 62


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN BOLDER

Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan
dengan menggunakan tali ke alat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini
dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya
tarikan kapal pada alt penambat yang disebabkan oleh tipuan angin dan arus pada badan
kapal disebut dengan gaya tambat (mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada
dermaga dan harus mampu menahan gaya tarikan kapal.
(Sumber: “Perencanaan Pelabuhan” pleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi
badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk
membelok/memutar terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran
kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih
dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik
lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer
pondasi.

Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban
lateral). Direncanakan memikul beban Tarik lateral sebesar : F = 56802.343 kg

Gambar 10. Penulangan Bollard

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 63


PERENCANAAN PELABUHAN

Momen ultimate (Mu) = beban lateral x tinggi kepala bollard (0.30 m)

= 56802.343 kg x 0.30 m

= 17040.703 kgm

Faktor keamanan =3

Momen design (Mu) = 17040.703 kgm x 3

= 51122.109 kgm

= 5112210.9 kgcm

Beban sementara (KD) = 0.6 (dari PBI ’71)

 b=h=D = 30 cm (direncanakan)
Tulangan disebar merata (δ) = 0.4
Material :
a. Mutu Beton K-225 𝜎′ bk = 225 kg/cm2
b. Mutu Baja U-32 𝜎 ∗ 𝑎𝑢 = 2780 kg kg/cm2
 Selimut beton = 3 cm
Dengan cara ULTIMATE, berikut rumusnya:


Cu =
𝑀𝑢

2 𝑥 𝐾𝐷 𝑥 𝜎′𝑏𝑘 𝑥 𝑏

30
=
5112210.9

2 𝑥 0.2 𝑥 225 𝑥 30

= 0.69

Cu = 0.69 δ = 0.4
Diperoleh:
100N = 548 Nm
= 5.48 Nm
= 0.0548 tm
CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 64
PERENCANAAN PELABUHAN

(Sumber: Tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton bertulang oleh Ir.
Wiratman Wangsadinata)

Penulangan:

2 𝑥 𝐾𝐷 𝑥 𝜎′𝑏𝑘
As =qxbxh
𝜎∗𝑎𝑢

dimana,

𝜋 𝐷2
bxh =
4

𝜋 (30 𝑐𝑚)2
=
4

= 706.858 cm2

maka,

2 𝑥 0.6 𝑥 225
As = 0.0548 x 706.858 cm2 x
2780

= 3.76 cm2

As’ = As

Sehingga,

As total = 3.76 cm2 x 2

= 7.52 cm2

Jumlah Tulangan

𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
n = 1
𝜋 𝐷2
4

Dimana diameter tulangan (D) = 20 mm

1
Luas = 𝜋 202
4

= 314.159 mm2

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 65


PERENCANAAN PELABUHAN

= 3.142 cm2

7.52 𝑐𝑚²
n =
3.142 𝑐𝑚 ²

= 2.393

= 3 buah

Jadi, dipakai tulangan sebanyak 3 Ø 20 mm

Kontrol jarak Tulangan:

- selimut beton (t) = 3 cm

- keliling tulangan = 𝜋 x D = 𝜋 x ( 30 – 3) cm

= 84.823 cm

- jarak antar tulangan = 1/10 x 84.823 cm

= 8.482 cm

- jarak bersih > 1.5 Ø (liht PBI ’71)

(8.842 – 3) cm > 1.5 x 2 cm

5.482 cm > 3 cm (ok)

Tulangan pada POER

 Ukuran POER diambil = (60 x 60 x 30) cm3


 Tulangan susut minimum = 0.25 % x luas beton
= 0.0025 x 60 cm x 60 cm
= 9 cm2
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
 Jumlah Tulangan (n) = 1
𝜋 𝐷2
4

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 66


PERENCANAAN PELABUHAN

Dimana,

D = 14 mm

1
L = 𝜋 (14)2
4

= 153.938 mm2

= 1.54 cm2

Sehingga,

9
n =
1.54
= 6 buah

Jadi dipakai tulangan 6 Ø 14 mm

𝑏−2 𝑥 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛


 Jarak Tulangan = 𝑛
60−(2 𝑥 3)
=
3
= 18 cm

Bagian atas dipasang tulangan 3 Ø 14

Bagian bawah dipasang tulangan 3 Ø 14

Tulangan pembagi digunakan 6 Ø 10

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 67


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar 11. Penulangan pada Poer

Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung menurut
PBI ’71 pasal 8.6 hal. 74 untuk batang polos, berlaku:
Rumus
𝐴 𝑥 𝜎∗𝑎𝑢
Ld = 0.14 x > 0.013 D x 𝜎 ∗ 𝑎𝑢
√𝜎′ bk

Dimana,
D = Ø tulangan = 19 mm
As = 283.529 mm2 = 2.835 cm2
𝜎′ bk = 225 kg/cm2
𝜎 ∗ 𝑎𝑢 = 2780 kg kg/cm2
2.835 𝑥 2780
Ld = 0.14 x > 0.013 (1.9) x 2780
√225

= 73.559 > 68.666 OK


Jadi, Ld diambil 74 cm.

Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan jumlah minimum bitt
untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah ini.

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 69


PERENCANAAN PELABUHAN

Tabel 13. Penempatan Bitt

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 284)

PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap
energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga tergantung
pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena
ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V.

Perencanaan Fender untuk Dermaga

Gambar 12. Posisi kapal saat membentur fender

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 70


PERENCANAAN PELABUHAN

Data-data yang diperlukan:

 Berat jenis air laut (Wo) = 1.025 t/m3


 Kecepatan waktu merapat (V) = 0.15 m/det
 Gravitasi bumi (g) = 9.81 m/det2

Untuk CARGO 30000 DWT


- Panjang Kapal (L) = 186 m
- Lebar Kapal (B) = 27.1 m
- Berat Kapal (DWT) = 30000
- Sarat (D) = 10.9 m

Maka,
W = Wa + DWT
𝜋
=( 4 𝑥 𝐷2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑊𝑜) + DWT
𝜋
=( 4 𝑥 (10.9 𝑚)2 𝑥 186 𝑚 𝑥 1.025 t/m3) + 30000
= 47790.153 ton

Sehingga,
𝑊 𝑥 𝑉2
E = sin2 α
2𝑔
47790.153 𝑥 (0.15)2
=
2 𝑥 9.81
= 54.805 tm

Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan atau 50% E,
setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo)

Jadi,
1
EF = 2 𝑥 54.805 tm

= 27.403 tm
Bidang Kontak waktu kapal merapat
= 0.08 x L
= 0.08 x 186 m
= 14.88 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima
beban yang sama sebesar:

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 71


PERENCANAAN PELABUHAN

27.403
tm = 13.702 tm (digunakan fender FV006-3-1)
2

E fender < E fender FV006-3-1 (Energi = 14 tm)


13.702 tm < 14 tm (ok)
Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V) diperoleh:
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64.5 cm
Gaya (R) = 86 ton
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata 4.6 hal 414)

Jarak Fender
Diketahui kedalaman air = 14.33 m

Tabel 14. Jarak antar Fender berdasarkan kedalaman air


(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo hal 279)
Jadi, jarak antar fender = 15 m

Gambar 13. Fender tipe FV006-3-1

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 72


PERENCANAAN PELABUHAN

CLAUDIA RAWUNG - 14021101150 64

Anda mungkin juga menyukai