Rencanakan pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta sebagai pelabuhan baru.
a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah
Arah angin diukur 5o dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang digunakan
adalah angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun pelabuhan seperti pada
gambar Peta pada Lampiran.
Tabel 1.1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan
jenis kapal
Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang
Barang Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
padat umum Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT) Maks. 1,2 m
Cair/gas
Barang LASH (Lighter Aboard Ship) Maks 0,6
Khusus Kapal Peti Kemas
BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
𝒃 𝒃
𝑯𝒑 = 𝑯 [√ − 𝟎. 𝟎𝟐𝟕𝟒 √𝑫 (𝟏 + √ )] … … … … … … … … … … … … … … … … . (1)
𝑩 𝑩
Catatan: Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m
dari mulut.
Breakwater
H
Hp Kolam Pelabuhan
P
B
Dermaga
Bila ternyata dalam perhitungan HP> Hizin = 0.2 m, maka perlu dipasang “Breakwater”
agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi olehombak, berupa:
• Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
• Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
𝑫 = 𝟐𝟎% 𝑳 + 𝑳 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … … … . (2)
dimana:
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
TANKER/LIQUID CARRIER: 20.000 DWT dengan L = 162 m, jadi:
D = 20% L + L
𝟐𝟎
D = 𝟏𝟎𝟎( 162 m) + 162 m
= 194,4 m
Rmin
Untuk mendapatkan parameter tanah c, γ, dan φ perlu diambil contoh tanah asli dan
diuji di laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu
harus mewakili dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk
mempertahankan kondisi tersebut harus dilakukan teknik tertentu, seperti boring.
Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi yang
akan digunakan.
2. PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu
diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak
antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang
pada lokasi pelabuhan dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan/pembuatan fetch efektif yaitu:
a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah
angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
• Garis tersebut akan mengenai daratan
• Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
d. Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga
terdapat beberapa garis lurus.
e. Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau, diganti
dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f. Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g. Hitung cosinus sudut tersebut.
h. Buat dalam bentuk tabel.
Catatan:
• Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.
• Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka
arah angin akan terus.
• Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya. Dalam
tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:1250 (1 cm pada peta
1 cm
Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1
Ri pada peta Ri Peta X Ri . Cos
No A Cos α Ri (km)
(cm) Skala α
1 45 0.7071 16.3 1222500 12.225 8.64
2 40 0.7660 14.6 1095000 10.95 8.39
3 35 0.8192 13.6 1020000 10.2 8.36
4 30 0.8660 12.8 960000 9.6 8.31
5 25 0.9063 12 900000 9 8.16
6 20 0.9397 11.5 862500 8.625 8.10
7 15 0.9659 11 825000 8.25 7.97
8 10 0.9848 10.8 810000 8.1 7.98
9 5 0.9962 10.6 795000 7.95 7.92
10 0 1.0000 10.5 787500 7.875 7.88
11 5 0.9962 10.4 780000 7.8 7.77
12 10 0.9848 10.5 787500 7.875 7.76
13 15 0.9659 10.6 795000 7.95 7.68
14 20 0.9397 10.8 810000 8.1 7.61
15 25 0.9063 11 825000 8.25 7.48
16 30 0.8660 11.5 862500 8.625 7.47
17 35 0.8192 12 900000 9 7.37
18 40 0.7660 12.6 945000 9.45 7.24
19 45 0.7071 13.6 1020000 10.2 7.21
Jumlah 16.9025 149.29
∑ 𝑅𝑖 cos 𝛼
Fetch Efektif = ∑ cos 𝛼
149,29
= 16,9025
= 8.832457661 km
𝑈𝑊
𝑅𝐿 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … … … … … … … … (4)
𝑈𝐿
(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)
Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat
dicari menggunakan bantuan Grafikhubungan kecepatan angin di darat dan laut.
(“Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)
1.028
10,28
Rumus Interpolasi
(y2 − y1)
𝑌= (𝑥 − 𝑥1) + 𝑦1
(x2 − x1)
Diketahui :
X = 10.28
x1 = 10
x2 = 15
y1 = 1.0
y2 = 1.5
(1.5−1.0)
𝑌= (10.28 − 10) + 1.0 = 1.028
(15−10)
UW = RL x UL
= 1.028 x 10.28
= 10.56784 m/s
UA = 0,71 Uw1.23
= 0,71 (10.56784)1.23
= 12.905 m/s
Setelah didapat nilai UA, berikutnya akan dicari nilai tinggi gelombang (Ho) dan
periode gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan
gelombang (Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 128)
untuk:
UA = 12.905 m/s dan fetch efektif = 8.83 km diperoleh:
Keterangan:
• UL = kecepatan angin di darat (m/s)
• UA = faktor tegangan angin
• UW = kecepatan angin di laut (m/s)
• RL = perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat
8.83
12.9
Selain berdasarkan UA dan fetch efektif, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan
data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu untuk:
UA =12.905 m/s dan durasi 1,02 jam (Format) , diperoleh:
o Tinggi Gelombang (Ho) = 0.6 meter (Grafik 1)
o Periode (T) = 2.9 detik (Grafik 1)
12.9
Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga tinggi dan
periode gelombang adalah:
Karena 𝑯𝒐 lebih besar dari gelombang maks yang diizinkan (𝑯𝒊𝒛𝒊𝒏 ) maka
lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan “Breakwater”.
Menentukan Kelandaian :
Tabel 2.4 :
= 0.0070223 m
Grafik 2.4 :
1.17 m = 0.08
0.0070
223
Dari Gambar (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal.
Hb = 1,17 * Ho
= 1,17 * 0.62 m
= 0.7254 m Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 0.7254 m
Menentukan Kedalaman gelombang pecah
Grafik 2.5 :
m = 0.08
0.0082
16
𝐻𝑏 0.7254
=
𝑔𝑇 2 9,81 (3.00)2
= 0.008216 m
𝑑𝑏
Maka didapat = 1.0
𝐻𝑏
db = Hb * 1.0
= 0.7254 m 1.0
= 0.7254 m
Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 0.7254 m
𝜌 . 𝑔 . 𝐻𝑜 2
𝐸= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (6)
8
dimana,
E = energi rata-rata (kg/det2 )
ρ = kerapatan massa (1024 kg/m3)
g = gravitasi bumi (9,81 m/det2)
H = tinggi gelombang (Ho)
maka diperoleh :
(1024)(9,81)(0.62)2
E = 8
= 482.68 kg/det²
Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah:
Tabel 3.1 – Data Jenis Kapal yang Direncanakan Akan Berlabuh
TANKER/LIQUID FISHING
PASSENGER CARGO CONTAINER
DATA CARRIER BOAT
2000 GRT 2000 DWT 10.000 DWT 20.000 DWT 3 X 10 DWT
Panjang Kapal 88 m 81 m 135 m 162 m 51 m
Lebar 13.2 m 12.2 m 20.8 m 24.9 m 10.2 m
Sarat Kapal 4.11 m 4.9 m 7.6 m 9.8 m 2.9 m
Clearance 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m
Pasang Surut = 1 m
MLW
Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
9.8 m
H = 12.0067 m
Clearance (1.0) m
Gambar 3.2
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 12.0067 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 12.0067 m + free board (= 1m)
Gambar 3.3
3.2 Lebar Alur Pelayaran
Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang
akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar yang
akan beroperasi adalah Contaier : 20000 DWT = 24.9 m.
Ada 3 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah tambatan
harus dihitung sesuai kebutuhan.
• Tambatan Passenger 2000 GT = 100 penumpang
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 200.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 200.000/100 = 2000 kapal
Jumlah kapal/hari : 2000/365 = 5.479 kapal ~5 kapal
Kedatangan kapal : 5/24 = 0.208 kapal/jam
Waktu pelayanan = 2jam/kapal
Maka Jumlah tambatan yang dibutuhkan : 0.208*2 = 0.416 buah ~ 1 buah
• Cargo 2000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 400.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 400.000/3.040 = 131.579 kapal
Jumlah kapal/hari : 131.579/365 = 0.36 kapal ~ 1 kapal
Kedatangan kapal : 1/24 = 0.04 kapal/jam
d = 105.6 m
• Cargo
10
d = jml tambatan* panjang kapal + (jml tambatan + 1) * 100 * panjang kapal
10
d = 1* 81 m + (1 + 1) * 100 * 81 m
d = 97.2 m
• Container
10
d = jml tambatan* panjang kapal + (jml tambatan + 1) * 100 * panjang kapal
10
d = 1 * 135 m + (1 + 1) * 100 * 135 m
d = 162 m
jadi panjang demaga adalah 105.6 m + 97.2 m + 162 m = 364.8 m ≈ 365 m
b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga
tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
pelabuhan/dermaga tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan dan
gudang barang.
Kesimpulan :
Jadi, panjang total dermaga = 365 m dan lebar dermaga = 20 m
4. PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang.
Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk
tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari:
o Tetrapod → mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
o Tribar → mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
o Ouddripod →mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketigakakinya berada pada bidang datar
o Dolos → terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan
dengan lengan
Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki
keuntungan:
o Elevasi puncak bangunan rendah
o Gelombang refleksi kecil
o Kerusakan berangsur-angsur
o Perbaikan murah
o Harga murah
Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu.Beton atau
batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dan sebagainya.
Lapisan II :
𝑊1 5
W₂ = = = 0,5 t
10 10
Lapisan III :
𝑊 5
W₃ 1
= 200 = 200 = 0,025 t
B = n * KA * ( W/ γr ) 1/3
n = jumlah unit armour
Lapis I : B1 = 2 * 1,04 * (5,0/ 2,4)1/3 = 2,65 m ~ 2.7 m
Lapis II : B2 = 3 * 1,15 * (0,5 / 2,65)1/3 = 1,97 m ~ 2 m
Lapis III : B3 = 3 * 1,15 * (0,025 / 2,65)1/3 = 0,72 m ~ 0,8 m
T = m * KA ( W/ γr ) 1/3
m = Jumlah armour
Lapis I : T1 = 2 * 1,04 * (5,0 / 2,4)1/3 = 2,65 m ~ 2,7 m
Lapis II : T2 = 3 * 1,15 * (0,5 / 2,65)1/3 = 1,97 m ~ 2 m
H 1
/L = 0.62/14 = 0,044 & tgα = cot 𝛼 =1,5
1,5
Ir = (0.62/14)0.5 = 7.12
0.875
7.12
Untuk perencanaan tinggi breakwater dihitung untuk tiap STA dengan rumus:
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi Breakwater Rencana + (Elevasi crest sesudah
ditambah free board = 2.85 m)
Untuk mengetahui dimensi breakwater, perlu dibuat potongan melintang setiap stationing
untuk mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri (H kiri), tinggi sisi
kanan (Hkanan), lebar bawah bagian kiri dan kanan (Bkiri dan Bkanan). Untuk dimensi dapat dilihat
pada tabel berikut:
1
Cot θ = 1,5 →𝑡𝑔 (𝜃) = 2/3
51.075 + 2.7
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∗ 16.125 + 2 ∗ 2.35 ∗ 2 ∗ 2.35 = 455.65 𝑚2
2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑝𝑖𝑠 𝐼𝐼 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑝 𝐼 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑝 𝐼𝐼𝐼
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑝𝑖𝑠 𝐼𝐼 = 455.65 − 31.95 − 196.938 = 226.762 𝑚2
W = c*v²
= (0,00256) * (10.799)²
= 0.298 t/m³
1,0 m
X₁
X₂
Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Breakwater
= 1378.868 t/m
Total Gaya Horizontal :
ΣH = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 413.6604 t/m + 5.927 t/m
= 419.5874 t/m
M guling = ΣH . (16.125/2)
ΣH = 419.5874 * (16.125/2)
16.125 m = 3382.923 ton m
ΣV
M lawan guling = ΣV . (51.075 /2)
= 1378.868 * (51.075/2)
51.075 m = 35212.84 ton m
35212.84
3382.923
>2
= 23.084 m
|e| = B/2 - 𝑥̅
51.075
|e| =( )–23.084
2
= 2.4535 m
|e| = 2.4535 m < ē = 8.5125 m (Ok)
F =B*1m = 51.075 m2
M = ΣV . e = 1378.868 t/m * 8.5125 m = 11737.61 t
W = 1/6 . 1 . B2 = 1/6 * 1 m * (51.075 m)² = 434.776 m3
1378.868 11737.61
σ12 = + ≤ 𝜎𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
51.075 434.776
REKAPITULASI
1. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN
Arah Angin = 5° dari Utara
1.1 ARAH ANGIN Durasi = 1.02 Jam
Kecepatan = 20 Km/jam
1.2 KEADAAN TINGGI GELOMBANG HP > Hizin sehingga perlu di pasang breakwater
1.3 PERBEDAAN PASANG SURUT -
1.4 KEMUNGKINAN PERLUASAN -
LUAS DAERAH PERAIRAN L Ukuran Kapal Terbesar = 162 meter
1.5 DI MUKA PELABUHAN D = 194.4 meter
UNTUK MEMUTAR KAPAL Rmin = 97.2 meter
1.6 KEAMANAN TERHADAP KEBAKARAN -
1.7 STRATEGI -
1.8 PEMERIKSAAN KEADAAN TANAH -
2. PERHITUNGAN GELOMBANG
FETCH
= 0.0070223 meter
= 0.008216 meter
kedalaman gelombang
= 0.7254 meter
pecah db
2.3 ENERGI GELOMBANG E = 482.68 kg/det2
ē = 8.5125 meter
KONTROL STABILITAS BREAKWATER = 23.084 meter
4.7.3
TERHADAP EKSENTRISITAS
= 2.4535 m < 8.5125 (OKK)
= 0.1 kg / cm2
F = 51.075 m2
KONTROL STABILITAS BREAKWATER M = 11737.61 t
4.7.4
TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH W = 434.776 m3
σ1 = 0.053 kg / cm2 ≤ 0.1 (OKK)
σ2 = 0 kg / cm2 ≤ 0.1 (OKK)
AMAN
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang.
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam
tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti: barang potongan dan peti
kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan
yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling
ekonomis.
Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton
bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar.
Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile
group) dan tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai
dermaga ditahan oleh kelompok tiang pancang.
1
𝑅= 𝜌 . 𝑐 . 𝑣 2 . (𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 + 𝐵 𝑠𝑖𝑛2 𝜃)
2
dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal = 90o
c = koefisien tekanan arus = 1,3
v = 7.5 – 15 m/det = 10 m/det (diambil)
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman - draft) * lebar kapal terbesar
= (12.0067 m – 9.8 m) * 24.9 m
= 54.94688 m²
Jadi,
1
R = 2 * 1025 kg/m³ * 1,3 * (10 m/det)² * ((54.9 m² cos²(90o) + 357.5 m²
sin²(90o))
= 2381.746478 kgm/det²
= 238.1746478 kgf
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga
akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga
dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan
berikut ini :
𝑉𝑐 2
𝑅 = 𝐶𝑐 𝛾𝑤 𝐴𝑐 ( )
2𝑔
dimana,
Nilai Cc tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan.
GT, dimana :
S = B' 9.8 m
162 m
maka,
= 162 m × 9.8 m
= 1587.6 m²
= 1.225173469
Interpolasi :
1.225– 1,1
Cc = × (3.0 – 5.0) + 5.0
1,5 – 1,1
= 4.374
Jadi,
(0.10 𝑚/det )2
R = 4.374 × 1025 kg/m³ × 1587.6 m² × ( 2 ∗ 9.8 𝑚/𝑑𝑒𝑡² )
= 3627.92 kgf
(0.10 𝑚/det )2
R = 0.5 × 1025 kg/m³ × 1587.6 m² × ( )
2 ∗ 9.8 𝑚/𝑑𝑒𝑡²
= 414.70 kgf
2𝜋 . ℎ (ℎ − 𝑑)
𝑐𝑀𝑥 . sinh ( ) . sinh (2𝜋 ) 𝜋 cos 𝛼
𝑙 𝑙
𝐹𝑥 = . . 𝑑 2 . 𝑊𝑜 . 𝐻 2
2𝜋 . ℎ 8
cosh ( 𝑙 )
2𝜋 . ℎ (ℎ − 𝑑)
𝑐𝑀𝑦 . sinh ( ) . sinh (2𝜋 ) 𝜋 sin 𝛼
𝑙 𝑙
𝐹𝑦 = . . 𝑑 2 . 𝑊𝑜 . 𝐻 2
2𝜋 . ℎ 8
cosh ( )
𝑙
dimana,
cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1.3
h = kedalaman = 12.0067 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m³
H = tinggi gelombang = 0.62 m
d = sarat kapal terbesar = 9.8 m
l = panjang gelombang = 14 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga maka,
= 0 kgm
2𝜋∗12.0067 (12.0067−9.8)
1.3 × sinh( ) . sinh(2𝜋 ) 𝜋 sin 90
Fy = 14
2𝜋∗12.0067
14
. . (9.8)2 . 1025 . (0.62)2
cosh( ) 8
14
= 12808.83 kgm
2
Fx = 0 F = √(𝐹𝑥 )2 + (𝐹𝑦 )
kgm
= √(0)2 + 12808.83 2
= 12808.83 kgm
F
Fx = gaya akibat gelombang yang sejajar
kapal
Fy = gaya akibat gelombang yang tegak lurus
kapal
Fy = 12808.83 kgm
Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga yang
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut.
1 𝑊 . 𝑣2
𝐸= .
2 𝑔
dimana,
E = energi kinetic
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
*) Untuk kapal besar biasanya kecepatan dihitung v = (7,5 - 15) cm/det dan
𝜋
Wa = . D² . L . Wo
4
W = Wa + D/T
jadi,
𝜋
Wa = 4 × (9.8 m)² × 162 m × 1025 t/m³
= 12525091.6577 ton
maka,
= 12545091.6577 ton
sehingga,
= 6394.032 t.m
= 6394032 kgm
Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
= 17089.628 kg
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan
dengan menggunakan tali ke alat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini
dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya
tarikan kapal pada alat penambat yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus pada badan
kapal disebut dengan gaya tambat (mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada
a. Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi
badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk
kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih
dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik
lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer
pondasi.
b. Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban
BOLLARD
POER PONDASI
FENDER
= 17089.62801 kg × 0.30 m
= 5126.9 kg.m
Faktor keamanan =3
= 15380.67 kg.m
= 1538066.52 kg.cm
*b=h=D = 30 cm (direncanakan)
Material :
* Selimut beton = 3 cm
ℎ
𝐶𝑢 =
√ 𝑀𝑢
2 × 𝐾𝐷 × 𝜎 ′ 𝑏𝑘 × 𝑏
30
𝐶𝑢 =
√ 1538066.52
2 × 0.6 × 225 × 30
= 2.177
Ir.Wiratman Wangsadinata)
diperoleh :
𝜆
100q = 100 x 2 𝑥 (1− 𝛿)
0.850
= 100 x 2 𝑥 (1− 0.2) = 53.14409722 tm
q = 0.5314
➢ Penulangan
2 × 𝐾𝐷 × 𝜎 ′ 𝑏𝑘
𝐴𝑠 = 𝑞. 𝑏. ℎ
𝜎 × 𝑎𝑢
Dimana,
𝜋×𝐷 2 𝜋×(30)2
b.h = =
4 4
= 706.858 cm2
Maka,
2×0.6×225′𝑏𝑘
As = (0.5314)(706.858)
2780
= 36.484 cm2
As’’ = As
Sehingga,
= 72.96866298 cm2
➢ Jumlah Tulangan
𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
n = 1
×𝜋𝐷2
4
= 283.529 mm2
= 2.835 cm2
72.96866298
n = 2.853
= 25.7 ≈ 26 buah
: 0.0025 × 60 cm × 60 cm = 9 cm2
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
o Jumlah tulangan (n) = 1
𝜋 𝐷²
4
Dimana, D = 14
1
L = 4 × 𝜋 × 142
= 153.938 mm²
= 1.54 cm²
9
Sehingga, n = 1.54
= 5.847 ≈ 6 buah
o Jarak tulangan
➢ Panjang penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi
dihitung menurut PBI ’71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku :
Rumus :
𝐴 × 𝜎 × 𝑎𝑢
𝐿𝑑 = 0.14 × > 0.013𝐷 × 𝜎 × 𝑎𝑢
√𝜎′𝑏𝑘
Dimana,
D = tulangan = 19 mm
× au = 2780 kg/cm2
Maka,
2.835 × 2780
Ld = 0.14 × ≥ 0.013× 19 × 2780 = 68.666 cm
√225
= 73.566 cm
➢ Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan
jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah
ini.
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh
dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang
diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan
kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi
dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch)
tipeV.
POSISI KAPAL
SAAT
MEMBENTUR
KAPAL
FENDER
FENDER
dimana,
D = sarat kapal
L = panjang kapal
Maka,
W = Wa + DWT
𝜋
= ( × 𝐷 2 × 𝐿 × 𝑊𝑜) + 𝐷𝑊𝑇
4
𝜋
= ( × 9.82 × 162 × 1025) + 20000
4
= 32525.09166 ton
Sehingga,
𝑊 . 𝑉2
E = 𝑠𝑖𝑛²𝛼
2𝑔
32525.09166 × 0.152
= 𝑠𝑖𝑛²(90)
2×9.81
= 29.8108 t.m
Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E atau
Jadi,
1
EF = ×𝐸
2
1
= 2 × 29.8108
= 14.90540718 t.m
= 0.08 × L
= 0.08 × 162 m
= 12.960 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima
Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V), diperoleh:
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64,5 cm
414)
➢ Jarak Fender
+ + + +
+ + + +
Untuk struktur dermaga, lantai dermaga direncanakan menumpu di atas tiang pancang
(pile group)
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban vertikal dan beban
horizontal. Dalam mendisain, gaya horizontal diambil gaya reaksi FENDER terbesar
yaitu untuk CONTAINER 20000 DWT ; dimana untuk FENDER tipe FV006-3-1 dengan
R = 86 ton.
= 7300 m2
Data :
Kedalaman (0 – 4) (4 – 6) (6 – 8) (8 – 10)
N 2 4 6 8
Untuk perhitungan dapat dilihat pada Critical For Port & Harbour Facilities In Japan
1
N pada kedalaman (𝛽) =N
Kh = 0.15 N
Rumus :
4 𝐾ℎ . 𝐷
𝛽 =√ 4𝐸𝐼
• Untuk N = 4
4 (0,15 𝑥 4) 𝑥 50
𝛽 = √4 𝑥 144000 𝑥 520833,33
= 0.003162
1 1
= 0,003162 = 316.227766 ≈ 3.162 m
𝛽
• Untuk N = 6
4 (0,15 𝑥 6) 𝑥 50
= √4 𝑥 144000 = 0,003499
𝑥 520833,33
1 1
= 0,003499 = 285.744 cm = 2.8574 m
𝛽
• Untuk N = 7
4 (0,15 𝑥 7) 𝑥 50
= √4 𝑥 144000 = 0,003637
𝑥 520833,33
1 1
= = 274.9416 cm = 2.7494 m
𝛽 0.003499636
• Untuk N = 9
4 (0,15 𝑥 9) 𝑥 50
= √4 𝑥 144000 = 0,003873
𝑥 520833,33
1 1
= 0,003873 = 258.1989 cm = 2.5819 m
𝛽
1 1
Letak (kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu = 3.1622 m. Berada di
𝛽 𝛽
antara (0 - 4) meter. Jadi tiang pancang diasumsikan terjepit pada kedalaman 3.1622
meter dan harus ditanam pada kedalaman minimal :
3 3
h =𝛽 = 0.0031622 = 9.49 m ≈ 10 m
Catatan : Ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS), yaitu permukaan tanah
sesungguhnya.
Maka,
Khi = (56.493 + 57.172 + 57.862 + 58.563 + 59.275 + 59.999)kg/cm
b. Mencari Nilai Hi
𝐾ℎ𝑖
Hi =∑ *R
𝐾ℎ𝑖
R = 86 Ton = 86000 kg
56.493 kg/cm
HA = * 86000 kg = 13906.42 kg
349.36 kg/cm
57.172 kg/cm
HB = * 86000 kg = 14073.54 kg
349.36 kg/cm
57.862 kg/cm
HC = * 86000 kg = 14243.36 kg
349.36 kg/cm
58.563 kg/cm
HD = * 86000 kg = 14415.92 kg
349.36 kg/cm
59.275 kg/cm
HE = * 86000 kg = 14591.28 kg
349.36 kg/cm
59.999 kg/cm
HF = * 86000 kg = 14769.49 kg
349.36 kg/cm
1 1
𝑀= (ℎ𝑖 + 𝛽) 𝐻𝑖
2
1
= 3.1622 m
𝛽
Data :
C = 0 (tanah pasir)
= 1,85 t/m3
= 34o
B = Lebar tiang pancang = 50 cm = 0,5 m
Atiang = 0.5 m x 0.5 m = 0,25 m2
Perhitungan Q terhadap beban di atasnya
PV DIAGRAM
Qgesk
L Dc = 5,0 m
I
= 1,85 t/m³
= 340
11 m
II PV
Qujung
Jenis pasir adalah pasir lepas (di laut)
Untuk pasir Lepas
Dc = 10d (d=diameter = 0.5)
Dc = 5 m
PV = γ . Dc
= 1,85 t/m3 x 5m
= 9.25 t/m2
Luas PV diagram
L1 (Bagian segitiga) = (1/2)*Dc*PV
= (1/2) * 5 * 9.25
= 23.125 t/m
L2 (Bagian persegi) = (h-Dc)*PV
= (9.49 – 5)*9.25
= 41.5 t/m
Luas Total PV = L1 + L2
= 23.125 t/m + 41.5 t/m
= 64.63 t/m
Maka,
Q ujung = q ujung * A ujung
q ujung = PV * Nq
L/D = h/d
= 9.49/0.5
= 18.97 ≈ 19
Dengan
L/D = 19
ф = 340
dari grafik 8.20 Braja M Das didapat (Nq = 44)
dari grafik 8.21 Braja M Das didapat (K = 1.4)
Jadi,
q ujung = PV x Nq = 9.25 t/m2 x 44 = 407 t/m2
A ujung = d2 = (0.5 m)2 = 0.25 m2
sehingga,
Q ujung = q ujung * A ujung
= 407 t/m2 x 0.25 m2
= 101.75 ton
Daya dukung gesekan (Qs)
tan δ = 0.45 (untuk beton)
keliling = 2*π*r
= 2 x π x (0.5/2)
= 1.57 m
Sehingga,
Qs = K tan δ x keliling x luas PV diagram
= 1.4 x 0.45 x 1.57 x 64.63
= 63.96 ton
Jadi,
Qultimate = Q ujung + Q gesekan
= 101.75 ton + 63.96 ton
= 165.71 ton
Diambil faktor keamaman = 2
Sehingga,
Qizin = Qult x faktor keamanan
= 165.71 ton x 2
= 331.41 ton
1,85
Kh’ = 1,85−1 * 0,05 = 0,109
Jadi,
= Arc tg Kh’
= Arc tg (0,109)
= 6,210
Retaining Wall
-
Analisa Pembebanan :
- Akibat Beban Mati
▪ Beban Plat Poer : 3 m * 3 m * 0,2 m * 2400 kg/m3 = 4320 kg/m
▪ Beban Balok : 3 m * 0,3 * (0,5 – 0,2) m * 2400 kg/m3= 648 kg/m
DL = 4968 kg/m
- Akibat Beban Hidup
LL = 3 m * 3 m * 250 kg/m³ = 2250 kg/m
Jadi,
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (4968 kg/m) + 1,6 (2250 kg/m)
= 9561.6 kg/m
Momen yang terjadi :
1 1
- Momen tumpuan = 24 q . l2 = 24 * 9561.6 * 32 = 3585.6 kgm
1 1
- Momen tumpuan = 10 q . l2 = 10 * 9561.6 *32 = 8605.44 kgm
1 1
- Momen lapangan = 11 q . l2 = 11 * 9561.6 * 32 = 7823.13 kgm
1 1
- Momen lapangan = 16 q . l2 = 16 * 9561.6 * 32 = 5378.4 kgm
Qu = qu*L/2
= 9561.6 *3/2
= 14342.4 kg (0-L/4)
Qu = 18253,8-qu*L/4
= 18253,8– 9561.6 *3/4
= 11082.6 kg (L/4 – L/2)
0.003
= 400 𝑥 450
0.003+ 200000
= 270 mm
Ab = β1 x Xb
= 0.85 x 270 mm
= 229.5 mm
Asmax = 0.75 x Ab
= 0.75 x 229.5 mm
= 172.125 mm
T = C
As1 x fy = 0.85 x f’c x b x Asmax
As1 x 400 = 0.85 x 30 x 300 x 172.125
As1 = 1097296.88/400
= 2743.24 mm2
= 399347481.4 Nmm
Mu 126585807.3 Nmm
=
ɸ 0.85
= 148924479 Nmm
Mu
Mn2` = - Mn1
ɸ
▪ Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22mm
0.003
= 400 𝑥 450
0.003+ 200000
= 270 mm
Ab = β1 x Xb
= 0.85 x 270 mm
= 229.5 mm
Asmax = 0.75 x Ab
= 0.75 x 229.5 mm
= 172.125 mm
T = C
As1 x fy = 0.85 x f’c x b x Asmax
As1 x 400 = 0.85 x 30 x 300 x 172.125
As1 = 1097296.88/400
= 2743.24 mm2
= 399347481.4 Nmm
Mu 115078006.6 Nmm
=
ɸ 0.85
= 135385890 Nmm
Mu
Mn2` = - Mn1
ɸ
▪ Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22mm
Asumsi : Plat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya oleh balok yang ada (Type
II. PBI - 71. hal 203
3.0 m
Ly
= 1
Lx
Ly
3.0 m
Lx
𝐼𝑦 3
=3 =1 plat 2 arah (panel tipe II)
𝐼𝑥
Perhitungan momen :
▪ Mtx = - 0,001 * qu * 𝐼𝑥 2 * 52
= - 0,001 * 4.064 t/m * (3,0)2 * 52
= - 1.901952 t.m
▪ Mty = - 0,001 * qu * 𝐼𝑥 2 * 52
= - 0,001 * 4.064 t/m * (3,0)2 * 52
= - 1.901952 t.m
Jadi, momen desain tulangan arah X = Y untuk :
o Tumpuan : Mdesain = 1.901952 t.m = 1725.422 kg.m
o Lapangan : Mdesain = 0.768096 t.m = 696.805 kg.m
Data-data:
Mdesain = 1.901952 t.m
= 18651777.58 Nmm
f’c = 25 MPa
fy = 400 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = h – d’
= 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa
β1 = 0.85
ɸ = 0.85
0.003
= 400 𝑥 250
0.003+ 200000
= 150 mm
𝑓𝑦
εsb =
𝐸𝑠
400
=
200000
= 0.002
Xada = 0.75 x Xb
= 0.75 x 150 mm
= 112.5 mm
X = β1 x Xada
= 0.85 x 112.5 mm
= 95.625 m
Dimana :
β1 = 0.85 untuk f’c < 30 mpa
a = β1 x Xada
= 0.85 x 112.5 mm
= 95.625 m
Tulangan 8φ16mm
As1 = 8 x (1/4) x π x (162)
= 1608.495 mm2
T =C
C = As1 x fy
= 1608.495 mm2 x 400
= 643398.18 N
ΣM =0
Mn1 = C x (d - 0.5xa)
= 643398.18 N x (250 mm – (0.5 x 95.625m))
= 130087069 Nmm
Cek :
Mu
Mn1 < (syarat tulangan rangkap)
ɸ
18651777.58 Nmm
130087069 Nmm < 0.85
Data-data:
Mdesain = 0.768096 t.m
= 7532448.638 Nmm
f’c = 25 MPa
fy = 400 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d’ = 5 cm = 50 mm
d = h – d’
= 300 mm – 50 mm = 250 mm
Es = 200000 MPa
β1 = 0.85
ɸ = 0.85
Menghitung tulangan balance :
0.003
Xb = 𝑓𝑦 𝑥𝑑
0.003+ 𝐸𝑠
0.003
= 400 𝑥 250
0.003+ 200000
= 150 mm
𝑓𝑦
εsb =
𝐸𝑠
400
=
200000
= 0.002
Xada = 0.75 x Xb
= 0.75 x 150 mm
= 112.5 mm
X = β1 x Xada
= 0.85 x 112.5 mm
= 95.625 m
Dimana :
β1 = 0.85 untuk f’c < 30 mpa
a = β1 x Xada
= 0.85 x 112.5 mm
= 95.625 m
Tulangan 6φ16mm
As1 = 6 x (1/4) x π x (162)
= 1206.37 mm2
T =C
C = As1 x fy
= 1206.37 mm2 x 400
= 482548.63 N
ΣM =0
Mn1 = C x (d - 0.5xa)
= 482548.63 N x (250 mm – (0.5 x 95.625m))
= 97565301.4 Nmm
Cek :
Mu
Mn1 < ɸ
(syarat tulangan rangkap)
7532448.638 Nmm
97565301.4 Nmm < 0.85
97565301.4 Nmm < 8861704.28 Nmm …….. (Tulangan Tekan Tidak Leleh)