Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PELABUHAN

Oleh :
WIEBBY AGNEY FACHRUZZY
NIM. 022110077
Prodi Teknik Sipil

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Pelabuhan Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Januari, 2024

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Islam Lamongan
Kampus : Jl. Veteran No. 53 A Lamongan 62211
Website : www.unisla.ac.id

1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan tugas perencanaan pelabuhan ini. Terima kasih kepada dosen
SAMSUL ARIF ,ST., MT karena sudah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
perencanaan pelabuhan ini. Terima kasih juga kepada teman – teman angkatan yang sudah
membantu menuangkan ilmunya kepada penulis dalam penyelesaian tugas perencanaan pelabuhan
ini.
Dalam tugas perencanaan pelabuhan ini bertujuan untuk mendesain pelabuhan yang baik
dan benar sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan. Dan manfaat buat penulis sendiri dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan menambah wawasan dalam mendesain pelabuhan yang
baik dan benar untuk kedepannya.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam penyelesaian tugas perencanaan
pelabuhan ini, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberi saran
jikalau pembaca merasa masih ada kekurangan dalam tugas perencanaan pelabuhan ini.

Lamongan, Januari 2024

Penulis,

Wiebby Agney Fachruzzy

2
DAFTAR ISI

PENENTUAN LOKASI PELABUHAN......................................................................... 1


I. Arah Angin ................................................................................................. 1
II. Keadaan Tinggi Gelombang ....................................................................... 1
III. Perbedaan Pasang Surut ............................................................................. 3
IV. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan ........................................................... 3
V. Luas Daerah di Depan Pelabuhan .............................................................. 4
VI. Keamanan Terhadap Kebakaran ................................................................ 4
VII. Strategi ....................................................................................................... 4
VIII. Pemeriksaan Keadaan Tanah ..................................................................... 4
PERHITUNGAN GELOMBANG .................................................................................. 6
I Menghitung Fetch Efektif .......................................................................... 7
II Tinggi Gelombang ..................................................................................... 8
III Tinggi Gelombang Pecah .......................................................................... 10
IV Energi Gelombang ..................................................................................... 10
PERENCANAAN BREAK WATER ............................................................................. 11
I Menentukan Elevasi Puncak ..................................................................... 12
II Menentukan Berat Dari Unit Armour ....................................................... 14
III Menentukan Lebar Crest ........................................................................... 15
IV Menentukan Tebal Lapisan Armour ......................................................... 16
V Menghitung Gaya-Gaya Pada Break Water .............................................. 16
REFRAKSI,DIFRAKSI,DAN REFLEKSI GELOMBANG ....................................... 21
I Refraksi ..................................................................................................... 22
II Difraksi ...................................................................................................... 23
III Refleksi ...................................................................................................... 23

PERENCANAAN DIMENSI TAMBATAN (BERTHING) DAN KONSTRUKSI


LAINNYA ....................................................................................................................... 24
I Rencana Kedalaman Perairan ................................................................... 24
II Panjang Dermaga ..................................................................................... 25
III Approach Entranche Channel .................................................................. 27
IV Pengerukan ............................................................................................... 28
V Perencanaan Gudang Penyimpanan ......................................................... 28
VI Terminal Penumpang ............................................................................... 30
VII Perencanaan Jalan .................................................................................... 30
VIII Perlengkapan Dermaga ............................................................................ 31
REKAPITULASI ...... .................................................................................................... 32

3
PENENTUAN LOKASI PELABUHAN

Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :


a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah

a. Arah Angin .
Dalam perencanaan ini diasumsikan :
U - Arah Angin : 25˚
- Durasi : 4 jam
- Kecepatan : 65 Km/Jam

S
b. Keadaan Tinggi Gelombang.
Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan
bongkar muat.
Gelombang/ ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air laut
mengalami perubahan yang disebabkan karena antara lain :
- Gerakan kapal
- Gempa bumi
- Letusan gunung berapi
- Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam
kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang
yang terjadi dalam kolam diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang
berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat
melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1.1 Maksimum ukuran tinggi gelombang berdasarkan ukuran kapal


Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang
1000 DWT Maks 0,2 m
1000 – 3000 DWT Maks 0,6 m
3000 – 15000 DWT Maks 0,8 m

1
Kapal 120/120 (Roll On Roll Off) Maks 0,2 m
Kapal Tanker Maks 1,2 m
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 34.)

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga
dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

HP = H [
√ b
B
– 0,027 √4 D (1+
b
B √
)]

(Pers 2.1 Hal 63“ Pelabuhan “ Dr. Ir. Bambang Triatmojo)

Dimana : Hp = tinggi Gelombang pada setiap titik P dalam kolam pelabuhan


(m)
H = tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)
b = lebar pintu masuk (m)
B = lebar kolam pada titik P dalam pelabuhan (m)
D = jarak dari pintu masuk sampai ke titik P (m)

Catatan : Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m dari
mulut.
b

Hp
P
B
Gambar 1.1 Penjelasan rumus 2.1

Bila ternyata dalam perhitungan Hp > Hijin = 0,6 m, maka perlu dipasang “Break Water”
agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak,
berupa :
o Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
o Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

c. Perbedaan Pasang Surut.


Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda
angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-
tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi
perlabuhan perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar dan
konstruksi break water.

2
d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan.
Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu
dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah
pelabuhan umum.

Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :


- Perencanaan dermaga
- Penambahan bangunan-bangunan sipil
- Perluasan pelabuhan
- Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan
kapal
- dll.

e. Luas Daerah Perairan Dimuka Pelabuhan Untuk Memutar Kapal.


Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu Container 50.000
DWT dengan L = 280 m, jadi :
(Tabel Kerakteristik Kapal Hal 37 “Pelabuhan”, Ir Bambang Triatmojo).
R = 1,5 L (diambil L terbesar)
= 1,5 x 250 m
= 375 m
D = 2R = 2 x 375 = 750 m

f. Keamanan Terhadap Kebakaran.


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan
menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

g. Strategi.
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula
strategi pertahanan dan keamanan . Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita
dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati
sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak
terganggu.
h. Pemeriksaan Keadaan Tanah
Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan :
o Perencanaan konstruksi pondasi
o Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai
Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain dengan
pengeboran (Boring) atau pun Sondir yang dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Dengan
demikian dapat diketahui keadaan tanah dasar termasuk jenis tanah serta sifat tanah dan
lapisan-lapisannya

3
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu
diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara
terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang
pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan/ pembuatan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar
arah angin yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
o Garis tersebut akan mengenai daratan
o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚
sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau,
diganti dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g) Hitung cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.

Catatan :
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginya akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka
arah angin akan terus.

4
Tabel 2.1 Menghitung Fetch Efektif

No Sudut Cos α Ri (cm) Ri Cos α (cm)


1 45 0.7071 2.15 1.520265
2 40 0.76604 2.25 1.72359
3 35 0.81915 2.5 2.047875
4 30 0.86602 3 2.59806
5 25 0.9063 3.3 2.99079
6 20 0.93969 4.1 3.852729
7 15 0.96592 8.9 8.596688
8 10 0.9848 11.7 11.52216
9 5 0.99619 14.2 14.145898
10 0 1 13.9 13.9
11 5 0.99619 20 19.9238
12 10 0.9848 19 18.7112
13 15 0.96592 17.9 17.289968
14 20 0.93969 17.1 16.068699
15 25 0.9063 16.5 14.95395
16 30 0.86602 16 13.85632
17 35 0.81915 15.8 12.94257
18 40 0.76604 15.7 12.026828
19 45 0.7071 15.7 11.10147
Σ= 16.90242 Σ= 199.77286

Fetch Effektif =
∑ Ri . cos ∝ =
199.77286
= 11.81918 cm
∑ cos ∝ 16.90242

Skala pada peta 1 : 50000


Feff = 11.81918 x 50000
= 590959 cm
= 5.90959 km

5
a. Tinggi Gelombang (Ho)
UL = 25 m/s

UA = 0.71 Uw1,23 (Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo pers.3.30, Hal 99)

Uw
RL = (Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo, Hal 100)
UL

Dari Gambar 3.25 (“Pelabuhan” Bambang Triatmojo Hal 100) diperoleh :

UW
Untuk UL = 25 m/s maka RL = = 0.9
UL
UW = RL x UL
m
= 0.9 x 25 = 22.5
s
= 0.71 Uw1,23 = 0.71 (22.5)1,23 = 32.7 m
A
U s

Dengan menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27 “Pelabuhan” Ir. Bambang
Triatmojo Hal 128) untuk :
m
UA = 32.7 dan Fetch effektif = 5.90959 km diperoleh :
s

6
 Tinggi Gelombang (Ho) = 1.24 m
 Periode (T) = 3.5 second

Ket : UL : kecepatan angin di darat (m/s)


UA : faktor tegangan angin
UW : kecepatan angin di laut (m/s)
RL : perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Selain berdasarkan UA dan Fetch effektif, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan data U A
dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu :
m
Untuk UA = 32.7 dan durasi 52 menit, diperoleh :
s
 Tinggi Gelombang (Ho) = 1.24 m
 Periode (T) = 3.5 second

Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih kecil, sehingga tinggi dan periode
gelombang adalah :
Tinggi Gelombang (Ho) = 1.24 m
Periode (T) = 3.5 second

Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang di gunakan adalah Cointainer, yaitu 50.000
DWT.Untuk ukuran kapal 50.000 DWT, tinggi gelombang maksimum (H ijin) = 1.2 m.

Ho = 1.24 m > HIZIN = 1.2 m

Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan “Break Water”.

Tinggi Gelombang Pecah


Ho = 1.24 m
T = 3.5 second
2
2
9.81 X (3.5)
Panjang Gelombang (Lo) = ¿ = = 19.135 m
2π 2 X (3.14)
Kelandaian (m) = Kedalaman Laut pada Kontur terluar dan Pantai
Jarak Kontur dari Darat
Dari data diperoleh : Kedalaman Laut = 20 m
Jarak Kontur dari darat = 1062 m
20
Maka : m = = 0.018 ≈ 0.02
1062
Ho 1.24
2
= 2 = 0.01031
¿ 9.81 X 3.5
Dari grafik diperoleh : H o = 1.24 = 0,01031
2 2
¿ 9.81 X 3.5
HB
= 0.99
HO

7
Hb = Ho x (0.99) = 1.23 m
Jadi, tinggi gelombang pecah = 1.23 m
HB 0.99
2
= 2 = 0.0082
¿ 9.81 X 3.5
H
Dari Grafik diperoleh : untuk 2B = 0.0082 dan m = 0.02
¿
dB
Maka : = 1.25 db= Hb .(1.25) = 1.23. (1.25)
Hb
= 1.5375 m (kedalaman gel.pecah)
Energi Gelombang
2
ρ . g . Ho Dimana :
E =
8 Kg
( 1000 ) . ( 9.81 ) .(1.24 )2 E = Energi rata-rata ( 2 )
= det
8 Kg
Ρ = kerapatan massa ( 3 ) – air laut
Kg m
E = 1885,482 det 2 m
g = percepatan gravitasi ( 2 )
det

Ho = Tinggi Gelombang (m)

Perencanaan Break Water

 Pengertian Break Water


Break Water adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang.
 Macam dan Tipe Break Water
 Break water yang dihubungan dengan pantai
 Break water lepas pantai
Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu :
a. Pemecah gelombang sisi miring
b. Pemecah gelombang sisi tegak
c. Pemecah gelombang campuran

Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi
oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan
batu buatan terdiri dari :
a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
b. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan.
c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga kakinya
berada pada bidang datar.
d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan lengan.

Perancanaan break water dengan sisi miring mempunyai keuntungan :

8
a. Elevasi puncak bangunan rendah
b. Gelombang refleksi kecil
c. Kerusakan berangsur-angsur
d. Perbaikan murah
e. Harga murah

Dalam perencanaan break water, dipilih model “Rubber Mound”

LWSmax

Tetrapods Batu Alam LWSmin

Batu Alam

Batu Alam

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh
lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu.
Beton atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.

o Penentuan Elevasi Puncak


o Ho = 1.24 m
o T = 3.5 second
2
2
9.81 X (3.5)
o Panjang Gelombang (Lo) = ¿ = = 19.135 m
2π 2 X (3.14)
Tg θ Tg 26.565
0.5
o Bilangan Irribaren = H = 1.24 0.5 = 1.9641 m
( ) ( )
Lo 19.135

9
o Plot ke grafik

Ru
o Plot ke grafik didapatkan nilai =0.74
H
o Nilai runup = Ru = 0.74 x 1.24 = 0.85 x 1.24 = 1.054

10
Elevasi Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0.5 m =
HWL + Ru + Tinggi Kebebasan = 1.0 + 1.054 + 0.5 = 2.554 m
Free Board (Jagaan ) = ½ x Tinggi Gelombang = ½ x 1.24 = 0.62 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 2.554 + 0.62 = 3.174 m
Kedalaman breakwater diambil kedalaman pada ujung kolam pelabuhan yang direncakan sedalam
20 m
Tinggi Break Water = Kedalaman Break Water + Elevasi Crest =20+3.174 =23.174 m
=24 m

o Menentukan Berat Dari Unit Armour.


γr . H 3

Rumus Hudson : W =
K D (Sr−1 ) 3 .Ctg α

Dimana : W = Berat Unit Armour


γr = Specific Weight dari Unit Armour
H = Tinggi Gelombang (ft)
KD = Damage Cooficient
Sr = Specific Grafity dari Unit Armour
α = Sudut kemiringan Break Water
γw= Specifik Weight Air laut (Lbs/cuft)

Diketahui : Syarat pembuatan Break Water terpenuhi, yaitu :


Ho > H iijin = 1.24 m > 1.2 m
 γr batu alam = 2.65 ton/m3
 γr tetrapod = 2.4 ton/m3
 γw = 1.03 ton/m3
 Sr = 2.65/1.03 = 2.57 (Batu Pecah), 2.33 (Batu Pecah)
 H = 1.00
 θ = 1.5 dan KA (lapis lindung) = 1.04 (tetrapod) & 1.15 (batu alam)
 KD = 8 (Tetrapod) , 4 (Batu Pecah)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
3
2.4 ×1.24
W = = 0.294 ton
8׿¿
W1 = 0.294 x Fk = 0.294 x 1.5 = 0.441 ton
W1 = 441 Kg
Lapisan I (Batu Alam) :

11
3
2.65× 1.24
W = = 0.358 ton
4׿¿
W1 = 0.358 x Fk = 0.358 x 1.5 = 0.537 ton
W1 = 537 Kg
W1 = W1t + W1b = 0.441 + 0.537 =0.978 ton
Lapisan II
W 1 0.978
W2 = = = 0.0978 ton
10 10
W2 = 97.8 Kg
Lapisan III :
W 1 0.978
W3 = = = 0.00163 ton
600 600
W3 = 1.63 Kg

o Menentukan Lebar Crest.


B = n . KA . ( W/ γr ) 1/3
n = jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)
Lapis I : B1 = 3 . 1.04 . (0.978 / 2.4)1/3 /2 + 3 . 1.15 . (0.978 / 2.65)1/3 /2
= 2.394 = 2.4 m
Lapis II : B2 = 3 . 1.15 . (0.0978 / 2.65)1/3 = 1.149 m = 1.2 m
Lapis III : B3 = 3 . 1.15 . (0.00163 / 2.65)1/3 = 0.293 m = 0.3 m

o Menentukan Tebal Lapisan Armour.


T = m . KA ( W/ γr ) 1/3
m = Jumlah armour -1 = n – 1 = 2
Lapis I : T1 = (2 . 1.04 (0.978/2.4)1/3 + 2 . 1.15 (0.978/2.65)1/3 )/2 = 2.367 m
Lapis II : T2 = 2 . 1.15 (0.0978/2.65)1/3 = 0.766 m

o Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Break Water.


1
Cotg θ = 1.5 = 1.5
tan θ
tg θ = 0.6667 maka θ = 33.69˚
Lebar Dasar Break Water :

B
( 2 ) . T . Break Water
B = + Lebar Crest Lapis I
tg .(33.69)˚
( 2 ) X 24
= + 2.4 m
tg.(33.69)˚
= 74.4 m = 75 m

12
 a = Tinggi Break Water - t1 – t2
= 24 – 2.367 – 0.766
= 20.9 m
a 20.9
 b = = = 31.4 m
tgθ tg 33.69
 c = √ (a)2 +(b)2 = √ (20.9)2 +(31.4 )2 = 37.719 m
1.2−0.3
 d = = 0.45 m
2
 e = √ (d)2 +(t 2)2 = √ (0.45)2 +(0.766)2 = 0.888 m
2.4−1.2
 f = = 0.6 m
2
 g = √ (f )2+(t 1)2 = √ (0.6 )2 +(2.367)2 = 2.441 m
( 1.5 xH )+(Elevasi crest + freeboard) ( 1.5 x 1.24 )+(3.174)
 h = == = 9.075 m
sin ⁡(33.69)˚ sin ⁡( 33.69)˚
t1 2.367
 i = f + ( ) = 0.6 + = 4.15 m
tgθ tg(33.69)
( 1.5 xH )+ ( Elevasi crest+ freeboard )−t 1 2.667
 j = = = 4.808 m
sin ⁡θ sin(33.69)
t2 0.766
 k = d + ( ) = 0.45 + ( ) = 1.599 m
tgθ tg(33.69)
 l = ( B−Lebar Crest Lap .3 ) – b = ( 75−0.3 ) – 31.4 = 5.95 m
2 2
( Elevasi crest+ freeboard ) + H−t 1 3.174+1.24−2.367
 m = = = 3.690 m
sin ⁡θ sin ⁡(33.69)˚
( Elevasi crest+ freeboard ) + H 3.174 +1.24
 n = = = 7.957 m
sin ⁡θ sin ⁡(33.69)˚
Tinggi BreakWater 24
 o = ( )–n =( ) – 7.957 = 35.31 m
sin ⁡θ sin ⁡(33.69)˚

Gaya-gaya yang bekerja pada break water adalah :


i. Akibat Beban Sendiri Break Water.
Menghitung Berat Sendiri Break Water :
- Lapisan I (Tetrapod + Batu Alam)
Luas = A1 + A2 + A3
A1 = (Lebar Crest Lap 1 + Lebar Crest Lap 2 + 2 x i x t1/2)
= ( 2.4 + 1.2 + 2 x 4.15 x 2.367/2) = 13.423 m2
A2 = ( A1 x i x sin 33.69)
= ( 13.423 x 4.15 x Sin 33.69) = 30.899 m2
A3 = m ( i x sin 33.69 )
= 3.690 ( 4.15 x sin 33.69) = 8.494 m2
Luas Total = 13.423 + 30.899 + 8.494 = 52.816 m2
Berat = 52.816 m² / 2 x (2.4 + 2.65) ton/m³
= 133.3604 t/m
13
- Lapisan II Batu Alam
Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
B1 = (Lebar Crest Lap 2 + Lebar Crest Lap 3 + 2 x k x t2/2
= ( 1.2 + 0.3 + 2 x 1.599 x 0.766/2) = 2.724 m2
B2 = ( Elevasi crest + freeboard)-t2-t1+(lebar crest lap 1 x 1/sin 33.69 x e))
= ( 3.174 – 0.766 – 2.367 +( 2.4/Sin 33.69 x 0.888)) = 3.883 m2
B3 = ( 1.157 x (( Elevasi Crest + FreeBoard + H)-(t1+t2))/sin 33.69)
= -0.541 m2

B4 = ( n + o – h) ( l x sin 33.69)
= ( 7.957 +35.31 – 9.075 ) x (5.95 x sin 33.69) = 113.645 m2
B5 = ( o x (l x sin 33.69 )
= 35.31 x ( 5.95 x sin 33.69) = 116.539 m2
Berat Total = 2.724 + 3.883 + -0.541 + 113.645 + 116.539 = 236.25 m2
Berat = 236.25 m² x (2.65) ton/m³
= 626.062 ton/m3

- Lapisan III Batu Alam


Luas = [ (B-(2xl)+Lebar Crest Lap 3 )]x a/2
20.9
= [((75-(2 x 5.95)) + 0.3]x
2
= 662.53 m²
Berat = 662.53 m² x (2.65) ton/m³
= 1755.7045 t/m

Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Break Water :


Σ W = W1 + W2 + W3
= 133.3604 t/m + 626.062 t/m + 1755.7045 t/m
= 2515.1269 t/m
Untuk jalur selebar 1 m , Total Berat Break Water :
Σ W = 2515.1269 t

b. Akibat Beban Gempa


Koofisien gempa diambil koofisien terkecil dari koofisien gempa = 0.3
Jadi, Beban gempa = 0.3 x 2515.1269 t/m = 754.538 ton/m
Jadi, sepanjang 1 m = 754.538 ton

c. Akibat Angin
Fw = W . A . K W = tekanan angin = c.v2
dimana
c = koef. Angin = 0.00256
v = kec. Angin = 25 m/s = 44 Knots
A = luas penampang Break Water
K = 1,5 (factor keamanan)
Tekanan Angin (W) = cv² = (0.00256) x (44)² = 4.956

14
1.7

X1

X2
\
X1 = (Elevasi Crest + freeboard) – H = 3.174 – 1.24 = 1.934 m
x1 1.934
X2 = = = 2.9 m
tg α tg 33.69
1
A = (Lebar Crest Lap 1 +( Lebar Crest Lap 1 + 2 x X2))x X1)
2
1
= (2.4 + (2.4 + 2 x X2))x X1
2
1
= (2.4 + (2.4 + 2 x 2.9)) x 1.934 = 10.25 m²
2
Fw = 4.956 x 10.25 x 1.5
= 76.198 t/m
Jadi,
Total Gaya Vertikal :
Σ V = Akibat Berat Sendiri Break Water
= 2515.1269 ton/m

Total Gaya Horizontal :


Σ H = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 754.538 ton/m + 76.198 ton/m
= 830.736 ton/m
Kontrol Stabilitas Break Water.
a. Terhadap Geser
∑ V . tan ∅
Syarat : ≥ 1,5
∑H
2515.1269 X tan 33.69
≥ 1,5
830.736
2.018 ≥ 1,5 . . . . . OK !!
b. Terhadap Guling
M lawan guling
Syarat : > 2
M guling
Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah break water.

M guling = ΣH . (3.174/2)
3.174 m
ΣH = 830.736 x 1.587
ΣV = 1318.378 ton m
15 guling = ΣV . (75/2)
M lawan
= 2515.1269 x 37.5
= 94317.258 ton m
75 m
94317.258
» = 71.54 > 2 . . . . . OK!!
1318.378
c. Terhadap Eksentrisitas
Syarat |e| < ē
ē = 1/6 . B = 1/6 . (75) = 12.5 m
|e| = B/2 - x
M M lawan guling− M 94317.258−1318.378
x = netto = =
guling
=36.97 m
∑v ∑v 2515.1269
75
|e| = ( ) - 36.97 = 0.53 m
2
|e| = 0.53 m < ē = 12.5 m ….. OK!
Kesimpulan : Dari kontrol stabilitas break water terhadap geser , guling , eksentrisitas
ternyata break water tersebut cukup aman !!

REFRAKSI, DIFRAKSI, DAN REFLEKSI GELOMBANG

1) Refraksi Gelombang
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh penambahan kedalaman laut. Didaerah dimana
kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dalam. Gelombang
menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut
mempengaruhi gelombang. Di daerah ini apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang
yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil dari
pada bagian air yang lebih dalam. Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan
berusaha sejajar dengan garis kedalaman laut. Garis orthogonal gelombang yaitu gais yang
tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan menunjukan arah penjalaran gelombang,
juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut.
2) Difraksi Gelombang

16
Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan, seperti pemecah gelombang atau
pulau maka gelombang tersebut akan membelok disekitar ujung rintangan dan masuk di
daerah terlindung dibelakangnya. Dalam difraksi gelombang ini terjadi transfer energi dalam
arah tegak lurus penjalaran gelombang menuju daerh terlindung. Apabila tidak terjadi
difraksi daerah belakang rintangan akan tenang. Tetapi karena proses difraksi maka daerah
tersebut terpengaruh oleh gelombang datang, transfer energi ke daerah belakang rintangan
menyebabkan terbentuknya gelombang di daerah tersebut. Meskipun tidak sebesar diluar
daerah terlindung.
3) Refleksi Gelombang
Gelombang yang membentur atau mengenai suatu bangunan akan dipantulkan sebagian atau
seluruhnya. Refleksi gelombang di dalam pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di
dalam perairan pelabuhan. Fluktuasi muka air ini akan menyebabkan gerakan kapal yang
dihambat dan dapat menimbulkan tegangan yang besar pada tali penambat. Untuk
mendapatkan ketenangan di kolam maka bangunan-bangunan yang ada di pelabuhan harus
bias menyerap / menghancurkan gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring
dan terbuat dari kumpulan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak
disbanding bangunan tegak.

Perhitungan Difraksi, Refraksi, dan Refleksi

 Refraksi Gelombang
Diketahui :
- Tinggi gelombang = 1.24 m
- Periode gelombang = 3.5 detik
- Arah gelombang = 30˚
- Jarak gelombang dari ujung rintangan (r) = 355.5 m

Arah datang gelombang pada salah satu titik misalnya : 20 m


Lo = 1.56 .(3.5)² = 19.11 m
L 19.11
Co = o = = 5.46 m/s
T 3.5
d 20
= = 1.04
Lo 19.11
d
Untuk nilai diatas dari table A-1 didapat :
Lo
d 20
= 1.04 L= = 19.99 m
Lo 1.00001
L 19.99
C1 = = = 5.71 m/s
T 3.5
C1 5.71
sin a1 = ( ) sin ao = x sin 30˚
Co 5.46
a1 = 31.52 ˚

Jadi, koofisien refraksi :

17

Kr = √ cos ¿ ¿ ¿ ¿ =
cos(30)
cos(31.52¿)
¿ = 1.01

 Difraksi Gelombang
Misalnya : kedalaman air dibelakang break water = 20 m
Lo = 1.56 T²
d 20
= 1.56 (3.5)² = 19.11 = = 1.04 m
Lo 19.11
Maka dari table A-1 diperoleh :
d 20
= 1.00001 L= = 19.99 m
L 1.00001
Jarak ke titik A ke ujung rintangan : r = 355.5 m
r = 355.5 = 17.78 = gunakan nilai r terbesar yaitu = 10
L 19.99 L
r
Dengan menggunakan table 3.5 untuk nilai = 10
L
Didapat θ = 130˚ dan β = 40˚ , sehingga koofisien refraksi K’ = 0.06
H’o = K’.Kr.Ho =0.06 x 1.01 x 1.24 = 0.07514 m

 Refleksi Gelombang
Hr
x = dimana : Hr = Tinggi Gelombang refleksi
Hi
Hi = Tinggi Gelombang datang = 1.24 m
x = koofisien refleksi = 0.5
Hr = x . Hi
= 0.5 x 1.24 m
= 0.62 m
Tipe Bangunan X

Dinding vertical dengan puncak diatas air 0,7 – 1,0


Dinding vertical dengan puncak terendam 0,5 – 0,7

Tumpukan batu sisi miring 0,3 – 0,6

Tumpukan blok beton 0,3 – 0,6


Bangunan vertical dengan peredam energy 0,05 – 0,2

PERENCANAAN DIMENSI TAMBATAN (BERTHING)


DAN KONSTRUKSI LAINNYA

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :
- Passenger : Volume = 30.000 GT

18
- Cargo : Volume = 20.000 DWT
- Container : Volume = 50.000 DWT

 Rencana Kedalaman Perairan


Disesuaikan dengan kapal yang akan menggunakan pelabuhan tersebut. Kedalaman
pelabuhan ditetapkan berdasarkan Full Load Draft (max draft) dari kapal yang tertambat
dengan jarak aman / ruang bebas sebesar 0,8 m sampai 1 m dibawah luas kapal. Taraf
dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 diatas muka air pasang sesuai dengan besarnya kapal.

1. Container 50.000 DWT


Panjang = 250 m
Lebar = 32.3 m
Sarat = 12.6 m
Clearance ( Ruang bebas) = 1 m
Pasang surut = (HWS – LWS) = 1 – 1 = 0 m
Kedalaman perairan :
h = tinggi kapal (sarat) + clearance + pasang surut + 1/3 ombak
= 12.6 + 1 + 0 + 1/3.(1)
= 13.93
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 13.93 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 13.93 m + Freeboard = (13.93 + 0.62)m
= 14.55 m

Dermaga

Free Board
Muka air rencana 0.62m

Sarat kapal
(draft)
H = 14.55 m 12.6 m

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut : 0m
Gelombang : 1/3 * 1 = 0.33

Clearance (1) m

Elevasi Pengerukan Alur

Rencana Tambatan / Panjang Dermaga


Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :
- Passenger : 30.000 GT
- Cargo : 20.000 DWT
- Container : 50.000 DWT
Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sbb :

d = n x L + (n-1) x50 + 2 x 50
19
Dimana : n = jumlah tambatan
L = panjang kapal

50 m L 50 m 50m L 50 m L 50 m

d d d

I. Tambatan PASSENGER
Tonnage kapal yang diramalkan adalah 60.000 orang /tahun. Perhitungan jumlah tambatan
yang dilakukan dengan cara analitis, dengan asumsi :
- jumlah kapal perkapal
60000
- jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 2 buah
30000
2
- jumlah kapal perhari = = 0.005 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n x L + ( n – 1 ) x 50 + 2 x 50
d = 1 x 230 + ( 1 - 1 ) x 50 + 100 = 330 m
II. Tambatan CARGO.
Tonage kapal yang diramalkan adalah :
General cargo : 800.000 ton /tahun
800000
- jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 40 buah
20000
40
- jumlah kapal perhari = = 0.109 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n x L + ( n – 1 ) x 50 + 2 x 50
d = 1 x 177 + ( 1 - 1 ) x 50 + 100 = 277 m
III. Tambatan CONTAINER.
Tonnage yang diramalkan :
Container : 400.000 ton/tahun
400000
- jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 20 buah
20000
20
- jumlah kapal perhari = = 0.05 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n x L + ( n – 1 ) x 50 + 2 x 50

20
d = 1 x 280 + ( 1 - 1 ) x 50 + 100 = 380 m
Kesimpulan :
Jadi panjang dermaga diambil dari kapal rencana yaitu Container 50.000 DWT = 380 m
Dan untuk kapal Cargo dan Passenger panjang dermaga = 330 m

Approach Entranche Channel


Dredging, Borrow, dan Dumping Area adalah alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan
dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan.
Direncanakan kapal akan memutar dengan buritan menghadap laut lepas ke dalam kolam
dekat Break Water dengan bantuan arus dan angin, kemudian kapal ditarik dengan kapal tunda
untuk merapat ke dermaga.
o Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

1.5 B + 1.2 B 30.00 1.5 B + 1.2 B

B = Lebar Kapal Draft = 12.6 m


L = Panjang Kapal
Diambil B yang terbesar diantara semua jenis kapal yang ada yakni Kapal Container
dengan B = 32.3 m & L = 250 m.

o Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus :


L = 1.5 B + (1.2 s/d 1.5 ) B + 30.00 + (1.2 s/d 1.5 ) B + 1.2 B
L = 1.5 (32.3) + 1.2 (32.3) + 30.00 + 1.5 (32.3) + 1.2 (32.3)
L = 204.42 m
(Perencanaan Pelabuhan S.Kramadibrata Hal 208)
o Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 3 L = 3 ( 250) = 750 m
R = 1.5 L = 1.5 (250) = 375 m
o Buang Sauh (Waiting Cargo HeadLine)
Singgle = L + 6 Draft = 204.42 + 6 (12.6) = 280.02 m
Double = L + 4.5 Draft = 204.42 + 4.5 (12.6) = 261.12 m

Pengerukan

21
Pengerukan diperlukan bila kedalaman perairan dilokasi perairan lebih kecil atau kurang dari
kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh. Dari data/peta,
lokasi pelabuhan yang direncanakan memiliki kedalaman 20 m, sedangkan kedalaman
perairan yang dibutuhkan/ direncanakan untuk jenis kapal terbesar = 14.55 m.
Jadi tidak perlu diadakan pengerukan.

Ware House/Transit Shed/Open Storage


Ware House :
Gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dalam jangka waktu yang lama.
Transit Shed :
Gudang yang digunakan untuk manampung barang-barang yang sifatnya sementara, karena
nantinya barang tersebut masih akan diteruskan ketempat yang lain.
Open Storage :
Gudang untuk menampung barang-barang yang dianggap tidak berbahaya dan cukup aman
untuk hujan dan terik matahari.
Akan direncanakan gudang yang menampung jenis container (Peti Kemas).
1. Container = 400.000 ton / tahun
Barang /muatan kapal dalam bentuk container dapat ditampung sebelumnya dalam Open
Storage (Container Yard).
400000
Volume Barang = = 1095.890 ton /hari
365
1095.890 x 10
Luas Lapangan Penimbunan Container = = 3652.967 m² = 3700 m2
3

Bentuk dan ukuran Peti Kemas menurut ISO adalah sebagai berikut :
Kapasitas
Penyebutan L W H A B
(ton)
40 ft 40’0’’ 8’0” 1 8’0” 7’5” 35
39’4 ”
30 ft 29’11¾” 8’0” 8 29’3¾” 7’5” 25
20 ft 19’10½” 8’0” 8’0” 19’2½” 7’5” 20
10 ft 9’9¼” 8’0” 8’0” 8’0” 7’5” 10
11
9’4 ”
8

Gambar Peti Kemas


L
22
Ukuran Palet dan Peti Kemas :

Palet Peti Kemas


URAIAN
Kekuatan (Ukuran)
Kelas 5 1-(0,9x0,75) -
Kelas 4 1,5-(1,12x0,91) -
Palet Kelas 3 2-(1,37x1,12) -
Kelas 2 2,5-(2,24x1,37) -
Kelas 1 3-(2,75x2,24) -
PK uk.5 feet - 5-(2,24x1,46x2,44)
PK uk.7 feet - 7-(2,44x1,97x2,44)
Peti PK uk.10 feet - 10-(2,44x2,99x2,44)
Kemas PK uk.20 feet - 20-(2,24x6,06x2,44)
PK uk.30 feet - 25-(2,24x9,13x2,44)
PK uk.40 feet - 30-(2,44x12,19x2,44)

Terminal Penumpang
Untuk merencanakan terminal penumpang dipakai aman pada kapal penumpang yaitu:
Passenger boat 30.000 GT
Diasumsi : Kapasitas = 3000 orang
Jumlah Penumpang /tahun = 60.000 orang /tahun
Ditanya :
Perencanaan terminal penumpang = …….?
Penyelesaian :
Jumlah kapal yang berlabuh /berangkat = 60000 = 10
2 X 3000
10
Banyaknya kapal perhari : = 0.027 ≈ 1 buah
365
Banyaknya penumpang sekali berlabuh / berangkat 1 x 3000 = 3000 orang
Diperkirakan setiap orang membutuhkan + 3 m² untuk semua kegiatan di terminal.
Luas Lantai Terminal = 3000 orang x 3 m² = 9000 m²

Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal,
baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancer dalam
pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masuk pelabuhan.

23
Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur
lalu-lintas yang lain.

Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, container maupun
pelabuhan lainnya, diperlukan perlengkapan, baik untuk usaha pengawasan maupun
pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya :
A. Kantor- kantor yang meliputi :
a. Kantor Syahbandar
b. Kantor Bea Cukai
c. Kantor Kesehatan
d. Kantor Imigrasi
e. Kantor Buruh Pelabuhan
f. Kantor Pelabuhan
B. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :
a. Suplai Air Bersih
b. Suplai Listrik
c. Jaringan Telekomunikasi
d. Suplai Bahan Bakar Minyak
e. Fasilitas Pemadam Kebakaran
f. Drainase dan Pembuangan Sampah
C. Prasarana pendukung lainnya :
a. Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api
b. Kapal-kapal Kerja
c. Fasilitas Perbaikan Kapal
d. dll

I. Lokasi Pelabuhan : “PELABUHAN MANADO”


- Kecepatan Angin = 25 m/s
- Tinggi gelombang ijin = 1.2 m
- Beda Pasang Surut = 0m
- Lebar kolam kapal = 1062 m

II. Perhitungan Gelombang.


- Tinggi Gelombang = 1.24 m
- Tinggi Gelombang Pecah = 1.5375 m
- Energi Gelombang = 1885.482 Kg/det2

III. Perencanaan Break Water.


- Tinggi Break Water = 24 m
- Kedalaman Break Water = 75 m

IV. Perhitungan Sarana Lainnya.


- Panjang Dermaga / Tambatan :

24
o Untuk Container = 380 m
- Kedalaman Perairan :
o Untuk Container = 13.93 m
- Lebar Alur Pelayaran = 204.42 m
- Gudang :
 Luas Lapangan Penimbunan Container = 3700 m2
- Terminal :
Luas Lantai Terminal = 9000 m2

LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN :

1. Pemilihan Tipe atau Bentuk Struktur Tambatan


2. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada struktur :
a. Current Force (Akibat Arus)
b. Wind Pressure (Akibat Angin)
c. Berthing Force (Akibat Benturan /Getaran)
d. Wave Force (Akibat Gelombang)
3. Perencanaan Bolder dan Fender
4. Perhitungan Struktur
a. Tiang Pancang
b. Dermaga
5. Gambar Potongan dan Detail

PEMILIHAN TIPE / BENTUK


STRUKTUR TAMBATAN

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang.

25
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam
tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti
kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang
paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.

Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton
bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar.
Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :
1. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER.
2. Gaya / beban vertikal, semua beban yang ada di atas dermaga.

Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile group) dan
tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai dermaga
ditahan oleh kelompok tiang pancang.

PERHITUNGAN GAYA - GAYA


YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

A. CURRENT FORCE (Akibat Arus)

26
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga kan
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat
penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini :
a. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan (sejajar kapal)
Rumus :
R = 0.14 . S. V2 …….. Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 173
di mana :
R = Gaya akibat arus (ton/m)
S = Luas bagian kapal yang terendam air (m2)
V = Kecepatan arus = 0.10 m /det (ditentukan)

Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal Container 50.000 DWT
dimana :
~ Panjang kapal = 250 m
~ Sarat kapal = 12.6 m

S = B' 12.6 m

Maka :
S = luas kapal yang terendam 250
air =m 250 m x 12.6 m = 3150 m2
R = 0.14 x 3150 x (0.10)²
R = 4.41 t/m

b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (tegak lurus kapal)
Rumus :

R = ½ . ρ . c . v² . B’
Dimana : ρ = rapat massa air laut = 1024 kg/m³ = 1.024 t/m³
c = koofisien tekanan arus = 1.3
v = kecepatan arus = 0.10 m/det (ditentukan)
B’ = S = Luas bagian kapal yang terendam air = 3150 m2
Jadi,
R = ½ . 1.024 t/m³ x 1.3 x (0.10m/det)2 x 3150 m²
R = 20.966 tm

B. WIND PRESSURE (Akibat Angin)

Dimana : R = ½ . ρ . c . v² . (A cos²θ + B sin²θ)

θ = sudut antara angin dan kapal = 50˚

27
c = koofisien tekanan arus = 1.3
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman-sarat) x lebar kapal terbesar
= (14.55 – 12.6) x 32.3 = 62.985 m²
B = luas proyeksi arah memanjang
= (kedalaman-sarat) x panjang kapal terbesar
= (14.55 – 12.6) x 250 = 487.5 m²
Jadi,
R = ½ x 1.024 t/m³ x 1.3 x (0.10 m/det)2 x (62.985 cos² 50˚+ 487.5 sin² 50˚)
R = 2.077 tm

C. WAVE FORCE (Akibat Ombak)

( hl ). sinh ⁡¿ ¿ πcosα
Fx = c . Mx . sinh 2 π .
8
. D² . Wo . H²

Fy = c . My . sinh ( 2 π . ) .sinh ⁡¿ ¿
h πcosα
. D² . Wo . H²
l 8

Dimana : cMx,cMy = 1.3 (kooisien energi arah x dan y)


h (kedalaman) = 14.55 m
Wo (berat jenis air laut) = 1.024 t/m³
H (tinggi gelombang) = 1m
D (sarat kapal) = 12.6 m (sarat kapal terbesar)
L (panjang gelombang) = 19.135 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga
Maka :

(
Fx 1.3 . sinh 2 π .
14.55
19.135 )
. sinh ⁡¿ ¿
π cos 50
8
..(12.6)². (1.024) . (1)²

= 36.53 ton

(
Fy =1.3 . sinh 2 π .
14.55
19.135 )
. sinh ⁡¿ ¿
π sin 50
8
.. (12.6)². (1.024) . (1)²

= 43.54 ton

Fx = 36.53 ton
F = √(Fx)2 +(Fy)2
= √ (36.53)2 +43.53 ¿ 2 ¿
= 56.82 ton
28
Fx = Gaya akibat gelombang
yang sejajar kapal
F

Fy = 43.53 ton

D. BERTHING FORCE (Akibat Benturan Kapal)

Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga yang
menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER.
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut
Rumus :
1 W .V 2
E=
2 g

( Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono Karmadibrata, hal 316)

di mana : E = Energi kinetic ( ton meter )


g = Gravitasi bumi = 9.81 m/det2
V = Kecepatan kapal saat merambat (0.15) m/det
Untuk Container 50.000 DWT
W = Berat kapal ( W = Wa + D/T)
di mana :
π
Wa = . D2 . L . Wo
4
D = Sarat kapal = 12.6 m (kapal terbesar)
L = Panjang kapal = 250 m
Wo = Berat jenis air laut = 1.024 t/m3
D/T = Berat kapal = 50.000 DWT

jadi : Wa = π /4 . (12.6 )2 x 250 x 1.024 = 31920.59 Ton


maka :
W = 31920.59 + 50.000
= 81920.59 Ton
sehingga :
E = 81920.58 ¿ ¿= 93.94 tm
Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F = 4.41 + 20.966 + 2.077 + 56.82 + 93.94
F = 178.213 ton

29
PERENCANAAN BOLDER dan FENDER

A. PERENCANAAN BOLDER

Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan
mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan dan badan kapal. Tali-tali penambat
tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi
dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut dengan bollard (corner mooring post) yang
diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga.
(sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang triatmodjo, hal 209-210).
BOLLARD
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai,
juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk membelok/ memutar
terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar
muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga.
Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa momen. Beban lateral ini
diteruskan pada tiang pancang lewat poer pondasi.
Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban
lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar ( CONTAINER 30.000 DWT ) : F =
150 ton

Momen Ultimate, Mu = 150 ton x tinggi kepala bollard ( 0.4 m ) = 60 tm


* Faktor keamanan = 3
* Momen design (Mu) = 60 tm x 3 = 180 tm = 180000 kgm
= 18000000 kg cm

Mu = 180 tm = 1800000000 Nmm


fc’ = 22.5 MPa
fy’ = 240 MPa
β1 = 0.85
b = 40 cm
h = 40 cm
Tulangan disebar merata () = 0.2

30
Beban sementara (KD) = 0.6 (dari PBI ‘71)

Dengan cara ULTIMATE :


h
Rumus : Cu =
√ 30983700
'
2. KD . f . c . b
h

Untuk :
Cu =

Cu = 0.97
√ 30983700
2 x 0.6 . 225 x 40
Cu = 0.97

 = 0.2

( sumber : lihat tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton bertulang oleh Ir. Wiratman
Wangsadinata )

di peroleh : 100q = 35.40


q = 0.354
2. KD . f ' c
Penulangan : As = q . b . h .
fy
2 2
π . D π . 40
dimana : b.h= = = 1256.63 mm2
4 4
2 X 0.6 X 225
Maka : As = 0.354 x 1256.3 x = 43.2 cm2
2780
As’= As maka :
As total = 43.2 cm2 x 2 = 86.4

Total tulangan
Jumlah tulangan (n) = 1
. π . ∅2
4
Dimana : ø = 32 mm = 3.2 cm
Luas = ¼ x  x (32 mm)2
= 804.24 mm2
= 8.04 cm2
86.4
n = = 10.74 buah = 11 buah
8.04
Jadi dipakai tulangan 11  32 mm

Kontrol jarak tulangan :


- selimut beton (t) : 5 cm
- keliling tulangan : .D =  . (40 – 5) cm
= 109.95 cm
- jarak antar tulangan : 1/11 x 109.95 cm = 9.9 cm
- jarak bersih > 1.5  (lihat PBI ’71)
(9.9 – 5.0) cm > 1.5 x 3.2 cm
4.9 cm > 4.8 cm …………… Ok !!!

31
32
Tulangan pada POER
- Ukuran POER diambil : (80 x 80 x 40) cm3
- Tulangan susut minimum : 0.25 % x luas beton
= 0.0025 x 80 cm x 80 cm = 16 cm2
Total tulangan
- Jumlah Tulangan (n) : 1
. π . D2
4
dimana : D = 19 mm
L = ¼ x  x 192
= 283.528 mm
= 2.83 cm
16
Sehingga : n = = 5.653 buah = 6 buah
2.83
Jadi dipakai tulangan 6  19 mm

b−2∗selimut beton 80−2∗2


- Jarak Tulangan : = cm = 25.33 cm
n 3

* Bagian atas dipasang tulangan 3  19


* Bagian bawah dipasang tulangan 3  19
* Tulangan pembagi digunakan 8  10
8  10
3  19

40 cm

3  19

80 cm

Gambar : Tulangan pada Poer

 Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung
menurut PBI ’71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku :
Rumus :
Ld = 0.14 x A . σ∗au  0.013D . *au
√ σ .bk
'

Dimana : D = tulangan = 32 mm
2
As = 804.248 mm = 8.04248 cm2
1. Mutu Beton K - 225 ; ' bk = 225 kg / cm2
2. Mutu Baja U - 32 ; *au = 2780 kg / cm2

33
8.04248∗2780
maka : Ld = 0.14 x  0.013(3.2) x 2780
√ 225
= 208.676 cm  115.648 cm….OK!
Jadi Ld diambil = 209 cm
BITT
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan jumlah
minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam table di bawah ini.
Tabel : Penempatan Bitt
Ukuran Kapal (GRT) Jarak Maksimum (m) Jumlah min/ tambatan
~ 2.000 10-15 4
2.001-5.000 20 6
5.001-20.000 25 6
20.001-50.000 35 8
50.001-100.000 45 8
(sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmodjo, hal 210)

B. PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga
tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan
dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal.
Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V.
Perencanaan Fender Untuk Dermaga

Gambar : Posisi kapal saat membentur fender

Data-data yang diperlukan :


- Berat jenis air laut (Wo) = 1.024 t/m3
- Kecepatan waktu merapat (V) = 0.15 m/det

34
(Pelabuhan Ir. Bambang Triatmodjo,hal 170)
- Gravitasi bumi (g) = 9.81 m/det2

Untuk CONTAINER 50000 DWT


- Panjang Kapal (L) = 250 m
- Lebar Kapal (B) = 32.3 m
- Berat Kapal (D/T) = 50.000
- Sarat (D) = 12.6 m

maka :
W = Wa + DWT
= (/4 . D2 . L . Wo) + DWT
= (/4 x (12.6)2 x 250 x 1.024) + 50.000
= 31970.591 ton
Sehingga :
2
W .V
E = sin2 α
2g
( 31970.591 ) .(0.15)2
E = (sin2 10) = 1.105 tm
2(9.81)

Catatan : D = sarat kapal


L = panjang kapal
Wo = berat jenis air laut (1.024 t/m³)
D/T = berat kapal tonage
W = berat seluruh kapal dengan muatannya
Wa = massa kapal yang bermuatan penuh
Energi yang
E diserap olehyang
= Energi sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E atau 50% E,
diserap
setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(sumber : Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 205).
Jadi, EF = ½ x 1.105 tm= 0.55 tm

Bidang Kontak waktu kapal merapat = 0.08 . L


= 0.08 .250 m
= 20 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima beban
yang sama sebesar :
0.92
=0.46 tm (digunakan fender karet seibu tipe FV002-1-4)
2
E fender < E fender FV002-1-4 ( Energi =0.51 tm) ……………OK!!
0.46 < 0.51 tm .................OK !!
Dengan R = 8 ton

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai