Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN PELABUHAN

TUGAS A :
Rencanakan pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta sebagai pelabuhan baru.

PENENTUAN LOKASI PELABUHAN

Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan:

a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah

1. Arah Angin
Dalam perencanaan sesungguhnya, arah angin ditentukan dengan melakukan
survey menggunakan alat anemometer sehingga nantinya bisa didapat arah angin dominan
dan besarannya. Dalam tugas ini arah angin dominan, durasi dan kecepatannya sudah
ditentukan sebagai berikut:
 arah angin : 81˚ dari arah utara
 durasi : 1/2 jam
 kecepatan : 29 km/jam

Arah angin diukur 81o dari arah utara berlawanan jarum jam. Arah angin laut yang
digunakan adalah angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun
pelabuhan seperti pada gambar Peta pada Lampiran.

2. Keadaan Tinggi Gelombang


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak
melakukan bongkar muat.
Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air
laut mengalami perubahan yang disebabkan karena:

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

 Gerakan kapal
 Gempa bumi
 Letusan gunung berapi
 Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar
dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi
gelombang yang terjadi dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal
yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal
dapat melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan


dengan besar ukuran dan jenis kapal

Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang


Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
padat umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT) Maks. 1,2 m
Cair/gas
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
Khusus BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan
dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

Hp=H [√ b
B ( √ )]
−0.027 4 √ D 1+
b
B
… … … … … … … … … … … … … … … ….(1)

(Pers 2.1 hal 63 “Perencanaan Pelabuhan“ oleh Bambang Triatmodjo)


dimana:
HP = tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m)
H = tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)
b = lebar mulut (m)

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan


jari-jari Ddan pada pusat titik tengah mulut (m)
D = jarak dari mulut ke titik P (m)

Catatan: Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m
dari mulut.

H Breakwater

Hp Kolam Pelabuhan
P
B

Dermaga
Gambar – Penjelasan Persamaan (1)

Bila ternyata dalam perhitungan HP> Hizin = 0.2 m, maka perlu dipasang
“Breakwater” agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Breakwater dipengaruhi
olehombak, berupa:

 Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
 Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
3. Perbedaan Pasang Surut
Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari
benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini,
terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam
menentukan lokasi perlabuhan perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat
merusak dasar dan konstruksi breakwater.
4. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan
Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan
perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah
pelabuhan umum.

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk:


 Perencanaan dermaga
 Penambahan bangunan-bangunan sipil
 Perluasan pelabuhan
 Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal,
dll.
5. Luas Daerah Perairan di Muka Pelabuhan Untuk Memutar Kapal
Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari
panjang kapal terbesar yang menggunakannya. (sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” hal
37 oleh Bambang Triatmodjo)
Jadi,
D=20 % L+ L… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. … … … … … … . ( 2 )

dimana:

L = Panjang kapal

Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
CONTAINER: 40000DWT dengan L = 208 m, jadi:

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” olehBambang Triatmodjo, tabel hal 40)

D = 20% L + L
20
D = (208 m) + 208 m
100
= 249.4 m
Rmin =½D
Rmin =½(249.4m)
= 124.8m

Rmin

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar –Menentukan Luas Daerah Perairan untuk Memutar Kapal

6. Keamanan Terhadap Kebakaran


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain
dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah
terbakar.
7. Strategi
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu
pula strategi pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas,
kita dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan
mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak
terganggu.
8. Pemeriksaan Keadaan Tanah
Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan:
 Perencanaan konstruksi pondasi
Penyelidikan tanah yang dilakukan bisa dengan beberapa cara:
 Pengambilan contoh tanah tidak terganggu
 Pengambilan contoh tanah terganggu

Untuk mendapatkan parameter tanah c, γ, dan φ perlu diambil contoh tanah asli dan
diuji di laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu
harus mewakili dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk
mempertahankan kondisi tersebut harus dilakukan teknik tertentu, seperti boring.

Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi
yang akan digunakan.

 Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh.
Untuk itu diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch
adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan
diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka
dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan dengan menggunakan grafik
(terlampir).
Cara perhitungan/pembuatan fetch efektif yaitu:
a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar
arah angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
 Garis tersebut akan mengenai daratan
 Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
d. Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚
sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e. Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau,
diganti dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f. Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g. Hitung cosinus sudut tersebut.
h. Buat dalam bentuk tabel.
Catatan:
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan
maka arah angin akan terus.
 Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya.
Dalam tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:1000 (1 cm
pada peta = 1000 meter di lapangan). Hal ini dapat diperiksa pada skala batang yang
ada pada peta seperti pada Gambar 3.

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

1 cm

Gambar – Membuat Skala


Peta 1:1250

Contoh perhitungan Fetch untuk R1:


Data didapat dari peta seperti pada Gambar.
R1 = 11 cm (pada peta)
Skala peta 1:1250, sehingga untuk
R1 = 11. 1250
= 13750 km
α1 = 45o

maka panjang fetchnya:


R1 cos ∝=13750 . cos 45
R1 cos ∝=9722,718 km

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1.

Ri
No. α Cos α
cm km
1 45 0.70711 11 13750
2 40 0.76604 11.8 14750
3 35 0.81915 12.8 16000
4 30 0.86603 13.2 16500
5 25 0.90631 12.4 15500
6 20 0.93969 11.8 14750
7 15 0.96593 11.4 14250
8 10 0.98481 10.8 13500
9 5 0.99619 10.6 13250
10 0 1 10.4 13000
11 5 0.99619 10.3 12875
12 10 0.98481 10.2 12750
13 15 0.96593 10.4 13000
14 20 0.93969 10.5 13125
15 25 0.90631 10.6 13250
16 30 0.86603 11 13750
17 35 0.81915 11.4 14250
18 40 0.76604 12 15000
19 45 0.70711 0.6
JUMLAH
16.9025

Σ Ri cos α
Fetch Efektif =
Σ cos α
227468
=
16.9025
= 13.548

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

1) Tinggi Gelombang (Ho)


1 km/jam = 0.2778 m/s
Data Tugas:
UL = 29 km/jam = 8.056 m/det

U A =0,71 U W 1.23 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3)


(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, pers. 3.30 hal
124)

UW
R L= … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. … … … … … … … … … … …( 4)
UL
(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)

Untuk mengetahui nilai UW perlu diketahui nilai RL terlebih dahulu. Nilai RL dapat
dicari menggunakan bantuan Grafik hubungan kecepatan angin di darat dan laut.
(“Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 124)

1,2

8.056

Gambar – Grafik hubungan kecepatan angin di laut dan darat


(sumber: SPM, 1984)
Cara membaca Grafik:

 Plot nilai UL pada bagian absis disesuaikan dengan satuannya (m/s ; mph ; kn).
UL = 8.056 m/s

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Pada grafik yang dilampirkan, jarak antar selisih nilai UL 5 m/s = 2 cm, sehingga:
2 cm
Setiap kenaikan UL 1 m/s, jaraknya = =0.4 cm
5
8.056 – 5 = 3.056 m/s  3.056 x 0.4 cm = 1.2224 cm  1.2 cm
Jadi nilai UL = 8.056 m/s berada pada 1.2 cm dari UL 5 m/s.
 Kemudian tarik garis vertikal (garis AB) sampai menyentuh lengkung pada grafik.
 Tarik garis horizontal (garis BC) dari pertemuan garis vertikal dan lengkung pada
grafik menuju ordinat.
 Nilai pada bagian ordinat merupakan nilai RL.
Pada grafik terlampir, jarak antar selisih nilai RL 0.5 = 2.2 cm, sehingga:
2.2 cm
Setiap kenaikan RL 0.1, jaraknya = =0.44
5
1.692
Jarak titik C dari ordinat 0.5 = 1.692 cm  =0385
0.44/10
Nilai RL = 0.5 + 0.385 = 0.885

Sehingga untuk data tugas ini diperoleh:


UW
UL = 8.056 m/s, maka RL = = 0.885
UL
UW = RL * UL
= 0.885*8.056
= 7.13 m/s
UA = 0.71 Uw1.23
= 0.71 (7.13)1.23
= 7.9535 m/s
Setelah didapat nilai UA dan fetch efektif, berikutnya akan dicari nilai tinggi
gelombang (Ho) dan periode gelombang (T). Nilai tersebut dapat dicari dengan
menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27. “Perencanaan Pelabuhan”
oleh Bambang Triatmodjo, hal 128).

UA = 7.9535 m/s dan fetch efektif = 13.548 km diperoleh :

Grafik
Dari grafik 1 di dapat :

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Tinggi Gelombang (Ho) = 0.7 m


Periode (T) = 4.139 detik
Durasi = 6.171 jam

 Plot nilai Fetch Efektif pada bagian ordinat dan nilai Faktor Tegangan Angin (UA)
pada bagian absis.
Untuk UA;
pada grafik yang dilampirkan, jarak antar selisih nilai UA 7 ~ 8 m/s = 0.7 cm,
sehingga:
0.7 cm
Setiap kenaikan UA 1 m/s, jaraknya = =0.35 cm
2
7.9535 – 7 = 0.9535 m/s  0.9535 x 0.35 cm = 0.333725 cm  0.3 cm
Jadi nilai UA = 7.9535 m/s berada pada 0.3 cm dari UA 7 m/s.
Untuk Fetch Efektif;
pada grafik yang dilampirkan, jarak antar selisih nilai Fetch 7 ~ 8 km = 0.7 cm,
sehingga:
0.7 cm
Setiap kenaikan fetch 1 km, jaraknya = =0.14 cm
5
13.548 – 7 = 6.548  6.548 x 0.14 cm = 0.91672 cm  0.92 cm
Jadi nilai Fetch = 13.548 km berada pada 0.92 cm dari 7 km.

Keterangan:
UL = kecepatan angin di darat (m/s)
UA = faktor tegangan angin
UW = kecepatan angin di laut (m/s)
RL = perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat
UA= 7.9535 m/s dan durasi 1/2 jam, diperoleh:
o Tinggi Gelombang (Ho) = 0.7 meter
o Periode (T) = 4.171 detik

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar – Grafik peramalan gelombang (sumber: SPM, 1984)

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Dalam peraturan perencanaan pelabuhan, jenis kapal berpengaruh pada ukuran


tinggi gelombang ijin. Dalam tugas ini direncanakan 5 jenis kapal yang akan berlabuh:

Tabel 3 – Data Jenis Kapal yang akan Berlabuh

CONTAINE
PASSENGER CARGO TANKER Fishing Boat
DATA R
30000 GT 50000 DWT 50000 DWT 50000 DWT 1000 DWT
Panjang Kapal 230m 216 m 280 m 222 m 64 m
Lebar 27.5m 31.5 m 35.8 m 32.6 m 10.4 m
Sarat Kapal 8,5 m 12.4 m 13.0 m 11.9 m 4.2 m
Clearance 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m
Sehingga untuk kapal terkecil 5000 DWT, tinggi gelombang maksimum (Hizin) = 0,8m.
Tabel 4 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan
jenis kapal

Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang


Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang padat Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT) Maks. 1,2 m
Cair/gas
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
Khusus BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
H o =1.283m> H izin=0.8 m
Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan “Breakwater”.

2) Tinggi Gelombang Pecah (Hb)


Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data:
o Panjang gelombang (Lo)
o Periode (T) = 4.611 detik
o Tinggi gelombang (Ho) = 1.283m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

o Kelandaian (m)

Dari peta diperoleh:


Skala. Digambar 1cm = dilapangan 1500 m

jarak
kedalaman
cm m
0 0 0.000
-2 0.0264 39.600
-4 0.0486 72.900
-6 0.0801 120.150
-8 0.0965 144.750
-10 0.1154 173.100
-12 0.1445 216.750
-14 0.1567 235.050
-16 0.1709 256.350
-18 0.2554 383.100
-20 0.3442 516.300
-22 0.4861 729.150
-24 0.554 831.000
-26 0.6314 947.100
-28 0.6703 1005.450
-30 0.7447 1117.050
-32 0.7901 1185.150
-34 0.9263 1389.450

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

0
0.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1000.000 1200.000 1400.000

-5
f(x) = − 0.02 x − 5.18
R² = 0.93
-10

-15

-20

-25

-30

-35

-40

Maka kelandaiannya adalam. m = y’ = -0.0227 = 2.27%


Panjang gelombang (Lo)
Rumus :
Lo=1.56 x T 2 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(5)
Lo = 1,56 * (4.139)2
= 26.72 m ≈ 27 m
Jadi, panjang gelombang (Lo) = 27 m

Tinggi gelombang pecah


Dari data-data yang ada:
Tinggi Gelombang (Ho) = 0.7 m
Kelandaian Pantai (m) = 0.0227
Periode (T) = 4.139 detik

Rumus :
Ho 0.7
=
¿ 2
9.81 ( 4.139 )2
= 0.00416

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

1.1

Dari Gambar (sumber: “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal.


117) diperoleh :
Hb
= 1.1 (Grafik dapat dilihat pada halaman berikutnya)
Ho'
Hb = 1.1 * Ho
= 1.1 * 0.7 m
= 0.78 m
Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 0.78 m
Rumus :
Hb 0.78
=
¿2
9.81 ( 4.139 )2
= 0,00464m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

1,181
,18

db
Didapat = 1,18
Hb
db = Hb * 1,18
= 0.78 m * 1.18
= 0.92 m

Jadi, kedalaman gelombang pecah (db) = 0.92 m

3) Energi Gelombang
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.

Rumus :

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

ρ . g . Ho 2
E= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(6)
8

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan”oleh Soedjono Karmadibrata, hal 133)

dimana,
E = energi rata-rata (kg/det2 )
ρ = kerapatan massa (1024 kg/m3)
g = gravitasi bumi (9.81 m/det2)
H = tinggi gelombang (Ho)

maka diperoleh :
( 1024 ) ( 9.81 ) (0.7)2
E =
8
= 615.283 kg/det²

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah:

Tabel 5 – Data Jenis Kapal yang Direncanakan Akan Berlabuh

PASSENGER CONTAINER TANKER DRY BULK


DATA
30000 GT 20000 DWT 5000 DWT 40000 DWT
Panjang Kapal 230 m 177 m 104 m 208 m
Lebar 27.5 m 23.4 m 16.2 m 30.2 m
Sarat Kapal 8,5 m 10.0 m 6.5 m 11.4 m
Clearance 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m

1) Rencana Kedalaman Perairan


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan
menggunakan pelabuhan tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar kolam pelabuhan
berdasarkan full loaded draft (maximum draft).
Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar 0,8
- 1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 - 1,0 m di atas air pasang sesuai dengan
besarnya kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).

MHW Taraf Dermaga (0,5 – 1,5) m

Pasang Surut = 1 m
MLW

Sarat kapal Sarat kapal


(draft) (draft)

Clearance (0,8 – 1,0) m

Gambar - Dimensi kedalaman kolam pelabuhan

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk
panjang dan lebar kapal akan digunakan data kapal container sedangkan untuk data sarat
kapal digunakan data kapal cargo:
o Sarat kapal : 11.4 m
o Clearance : 1.0 m
Kedalaman perairan:
H = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 11.4 m + 1.0 m + 1,0 m + (⅓ * 0.78 m)
= 13.63

Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
11.4 m
H = 13.63 m

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut: 1.0 m
Gelombang: ⅓ * 0.7 = 0.23 m

Clearance (1.0) m

Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 13.63 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 13.63 m + free board (= 1m)
= 14.63 m

Dermaga
0,000m
Free Board 1
Muka air m
rencana
Sarat kapal
H = 13.63 m
(draft)
11.4 m

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut: 1,0 m
Gelombang: ⅓ * 0.7 m = 0.23 m

Clearance (1,0) m

Elevasi Pengerukan Alur


MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)
PERENCANAAN PELABUHAN

2) Lebar Alur Pelayaran


Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal
yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar
yang akan beroperasi adalah Dry Bulk : 40000 DWT = 30.2 m.

a. Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

Gambar 12 – Sketsa Alur Pelayaran Dua Arah


Lebar kapal (B) = 30.2 m
Panjang kapal (L) = 208 m

b. Untuk lebar alur pelayaran dipakai rumus:

L = 1,5 B + (1,2 s/d 1,5 ) B + 30,00 + (1,2 s/d 1,5 ) B + 1,2 B


(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 341)
L = 1.5 (30.2 m) + 1.5 (30.2 m) + 30.00 + 1.5 (30.2 m) + 1.2 (30.2 m)
= 188.54 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus:
d = 1.50 L = 1.50 * 188.54 m = 282.81 m
R = 0.75 L = 0.75 * 188.54 m = 141.405 m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

3) Rencana Tambatan / Panjang Dermaga dan Lebar Dermaga


Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sebagai berikut :

L p=n Loa + ( n+1 ) x 10 % x Loa … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .(7)


dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat

Gambar – Dimensi Dermaga


(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)

Ada 5 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan.
 Tambatan Passenger 30000 GT = 1500 penumpang
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 2.000.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.000.000/1500 = 1333.33 kapal
Jumlah kapal/hari : 1333.33/365 = 3,26 kapal ~4 kapal
Kedatangan kapal : 4/24 = 0.166 kapal/jam
Waktu pelayanan = 6 jam/kapal
Maka Jumlah tambatan yang dibutuhkan : 0.166*2 = 0.332 buah ~ 1 buah
Maka Jumlah tambatan yang dibutuhkan : 0.04*4 = 0.16 buah ~ 1 buah
 Container 20.000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 2.500.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 2.500.000/27.500 = 90,90 kapal
Jumlah kapal/hari : 90,90/365 = 0,249 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

 Tanker 5000 DWT


Data tonase yang diramalkan/tahun = 700.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 700.000/6.740 = 10,385 kapal
Jumlah kapal/hari : 10,385/365 = 0,284 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah
 Dry bulk 40000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 3.100.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 3.100.000/51.100 = 60,665 kapal
Jumlah kapal/hari : 60,665/365 = 0.166 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

Dari hasil perhitungan, tambatan untuk kapal penumpang (passenger)


membutuhkan 2 tambatan khusus, sedangkan untuk kapal jenis cargo 1 tambatan khusus,
container membutuhkan 1 tambatan, tanker membutuhkan 1 tambatan, dan fishing boat
membutuhkan 1 tambatan.
a. Panjang Dermaga
 Passenger
10
d = 1* 230 m + (1+ 1) * * 230 m
100
d = 5.336 m
 Container
10
d = 1 * 177 m + (1 + 1) * * 177 m
100
d = 3.168 m
 Tanker
10
d = 1 * 104 m + (1 + 1) * * 104 m
100
d = 1.102 m
 Dry bulk
10
d = 1 * 208 m + (1 + 1) * * 208 m
100
d = 4.368 m
jadi panjang demaga adalah 5.336 m + 3.168 m + 1.102 m + 4.368 m
= 13.974 m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari
dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
pelabuhan/dermaga tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan
dan gudang barang.
Kesimpulan :
Jadi, panjang total dermaga = 14000 m dan lebar dermaga = 20 m

6) Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat
minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk
tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancar
dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar
masukpelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan
tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.

7) Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari
kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.Untuk tugas
ini tidak dilakukan pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana
yaitu kedalaman 14.63 m.
8) Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, maupun
pelabuhan lainnya diperlukan perlengkapan baik untuk usaha pengawasan maupun
pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya :
a. Kantor- kantor yang meliputi :
o Kantor Syahbandar
o Kantor Bea Cukai
o Kantor Kesehatan
o Kantor Imigrasi
o Kantor Buruh Pelabuhan

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

o Kantor Pelabuhan
b. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :
o Suplai Air Bersih
o Suplai Listrik
o Jaringan Telekomunikasi
o Suplai Bahan Bakar Minyak
o Fasilitas Pemadam Kebakaran
o Drainase dan Pembuangan Sampah
c. Prasarana pendukung lainnya :
o Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api
o Kapal-kapal Kerja
o Fasilitas Perbaikan Kapal
o Dll

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

PERENCANAAN BREAKWATER
Breakwater adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang.

Macam dan Tipe Breakwater:


o Breakwater yang dihubungan dengan pantai
o Breakwater lepas pantai

Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu:


o Pemecah gelombang sisi miring
o Pemecah gelombang sisi tegak
o Pemecah gelombang campuran

Perencanaan breakwater sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk
tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari:
o Tetrapod  mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
o Tribar  mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan
o Ouddripod mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketigakakinya berada pada bidang datar
o Dolos  terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan
dengan lengan
Dalam perencanaan breakwater, dipilih model “Rubble Mound” karena memiliki
keuntungan:
o Elevasi puncak bangunan rendah
o Gelombang refleksi kecil
o Kerusakan berangsur-angsur
o Perbaikan murah
o Harga murah

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Gambar – Contoh Layout Breakwater Tipe Rubble Mound

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

SKETSA BREAK
WATER
Tipe
High RUBBER
Water Level MOUND
Tetrapods
Low Water Level Batu Alam

INTI
Batu Alam

LWS max
Tetrapods
LWS min

Batu Alam

Batu Alam

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu.Beton
atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dan sebagainya.

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

a. Menentukan Berat Dari Unit Armour

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 168)

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 169)

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 173)

Diketahui, syarat pembuatan Breakwater terpenuhi, yaitu :


Ho > H ijin = 0,7 m > 0,8 m
- γr batu alam = 162.312698 = 163 lbs/cuft
- γr tetrapod = 149.827105 = 150 lbs/cuft
- γw = 64.300799 = 65 lbs/cuft
- Sr = 163/65 = 2.50769
- H = 0.7 m = 2.29659 ft
- WCot θ = 2.0
- KA (lapis lindung) = 1.04 (tetrapod) dan 1.15 (batu alam)
- KD = 5.0 (table 5.2)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
150 x 2.29659³
W = = 53.8 lbs
5.0 x ( 2.5−1 )3 x 2
W₁ = W * Fk = 53.8 * 1.5 = 80.7 lbs
Digunakan tetrapods W1 = 81 t
Lapisan II :
W1 81
W₂ = = = 8.1 lbs
10 10

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Lapisan III :
W1 81
W₃ = = = 0.405 lbs
200 200

b. Menentukan Lebar Crest

B = n * KA * ( W/ γr ) 1/3
n = jumlah unit armour
Lapis I : B1 = 2 * 1.04 * (81/ 150)1/3 = 1.694 ft = 0.516 m ~ 0.5 m
Lapis II : B2 = 3 * 1.15 * (8.1 / 163)1/3 = 1.263 ft = 0.385 m ~ 0.4 m
Lapis III : B3 = 3 * 1.15 * (0.405 / 163)1/3 = 0.467 ft = 0.142 m ~ 0.1 m

c. Menentukan Tebal Lapisan Armour.

T = m * KA ( W/ γr ) 1/3
m = Jumlah armour = 3-1 = 2
Lapis I : T1 = 2 * 1,04 * (81 / 150)1/3 = 1.694 ft = 0.516 m ~ 0.5 m
Lapis II : T2 = 2 * 1,15 * (8.1/ 163)1/3 = 0.846 ft = 0.257 m ~ 0.3 m

d. Jumlah Batu Pelindung


Jumlah butir batu pelindung tiap luas 10 m2
2
P γr
N= AnK ∆ 1−[ 100 W ][ ] 3

2
50 150 3
N 1=10 x 2 x 1,04 1− [
100 ][ ]
81
=15.68=16

2
37 163 3
N 2=10 x 3 x 1,15 1− [
100 ][ ]
8.1
=115.41 = 115

e. Menentukan Elevasi dari Crest

Tinggi gelombang (H) = 0.7 m


Panjang Gelombang (L) = 27 m
HWL = 3.1 m
LWL = 2.0 m
Beda pasang surut (Zo) = 0.9 m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Panjang gelombang dihitung dengan rumus :


H
/L = 0.7 / 27 = 0.0259 & tgα = 1:2 (tabel 5.2)

1/2
Ir = = 3.105 = 3
( 0.7/27 )0.5

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Dari grafik diperoleh R/H = 0,9 R  R = 0,9 * H = 0,9 * 1,283 m = 1,16 m

Gambar – Grafik Runup Gelombang

- Elevasi crest min. harus berada pada


R + HWL = (1,16+ 1,8) m = 2,96 m
- Free board (jagaan) = ½ . tinggi gelombang
= ½ * 1,283 m
= 0,64 m
- Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 2,96 m + 0,64 m = 3,60
m

Untuk perencanaan tinggi breakwater dihitung untuk tiap STA dengan rumus:
Kedalaman Breakwater (h) = Tinggi Breakwater Rencana + (Elevasi crest sesudah
ditambah free board = 3,6 m)
Untuk mengetahui dimensi breakwater, perlu dibuat potongan melintang setiap stationing
untuk mengetahui tinggi breakwater pada bagian tengah (H), tinggi sisi kiri (H kiri), tinggi
sisi kanan (Hkanan), lebar bawah bagian kiri dan kanan (Bkiri dan Bkanan). Untuk dimensi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Lebar Atas = 1,6 m
m = 1.5

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

DIMENSI BREAKWATER
h H B kiri h kiri H kiri B kanan h kanan H kanan B total
STA
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
0 + 000 2.300 5.900 8.850 0.000 3.600 10.650 3.500 7.100 21.100
0 + 100 8.000 11.600 17.400 2.600 6.200 17.850 8.300 11.900 36.850
0 + 200 11.700 15.300 22.950 10.200 13.800 24.750 12.900 16.500 49.300
0 + 300 13.300 16.900 25.350 12.200 15.800 25.800 13.600 17.200 52.750
0 + 400 13.700 17.300 25.950 13.300 16.900 26.550 14.100 17.700 54.100
0 + 500 14.200 17.800 26.700 13.800 17.400 27.300 14.600 18.200 55.600
0 + 600 14.700 18.300 27.450 14.600 18.200 27.600 14.800 18.400 56.650
0 + 700 15.200 18.800 28.200 15.300 18.900 28.050 15.100 18.700 57.850
0 + 800 15.600 19.200 28.800 15.800 19.400 28.650 15.500 19.100 59.050
0 + 900 16.200 19.800 29.700 16.600 20.200 29.250 15.900 19.500 60.550
1 + 0 16.700 20.300 30.450 17.000 20.600 30.000 16.400 20.000 62.050
1 + 100 17.100 20.700 31.050 17.300 20.900 30.600 16.800 20.400 63.250
1 + 200 17.000 20.600 30.900 17.400 21.000 30.000 16.400 20.000 62.500
1 + 300 16.800 20.400 30.600 17.900 21.500 29.700 16.200 19.800 61.900
1 + 400 16.600 20.200 30.300 17.100 20.700 30.000 16.400 20.000 61.900
1 + 500 16.800 20.400 30.600 17.300 20.900 30.450 16.700 20.300 62.650
1 + 600 17.000 20.600 30.900 17.300 20.900 30.450 16.700 20.300 62.950

POTONGAN MEMANJANG BREAKWATER

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Breakwater

Untuk menghitung gaya yang bekerja, diambil data pada Breakwater STA1+000
dengan dimensi paling besar. h = 25,8 m, B = 87,55 m

1
Cot θ = 1,5  = 2/3
tg(θ)
tg θ = 2/3 maka θ = 33,69
Lebar Dasar Breakwater :

2H=2*1,283=2,566 m diambil 4 m
H = 1,283 diambil 2 m
c=h−T 1−T 2
¿ 25,8−1,6−1,2=23 m

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

2∗c
d= +B3
tanθ
2∗23
¿ + 0,5=69,5 m
tan 33,69
T 1+T 2 1,6+1,2
r adalah tebal lapis rerata= = =1,4 m
2 2
i. Akibat Beban Sendiri Breakwater
- Lapisan III Batu Alam
Luas = A4+A5
B 3+d B−d
¿
2
∗c+( 2 )
+ 2r ∗2r =159.8 m

0,5+69,5 87,55−69,5
¿
2
∗23+( 2 )
+2∗1,4 ∗2∗1,4=838,11 m2

Berat = 838,11 m² x 2,65 ton/m³


= 2220,996 t/m
- Lapisan I Tetrapod
Luas = A1+A2+A3
(2∗2 H∗EC +T 1)∗sinθ B 1+ B2
¿ ∗T 1+ ∗T 1+(2∗H∗EC +T 1)∗sinθ + ¿ ∗T 1 ¿
2 2 2
(2∗4∗3,6+1,6)∗sin 33,69 1,6+1,2
¿ ∗1,6+ ∗1,6+(2∗2∗3,6+1,6)∗sin33,69+ ¿ ∗1,6=22.83
2 2 2
Berat =22.83 m² x 2,4 ton/m³
= 54.793 t/m
- Lapisan II Batu Alam
B+ B 1
Luas total= ∗h+ 2r∗2 r
2
87,55+1,6
Luas total= ∗25,8+ 2∗1,4∗2∗1,4=1157,875 m2
2
Luas Lapis II =Luas total−Luas Lap I −Luas Lap III
Luas Lapis II =1157,875−22.83−838,111=296,93 m 2

Berat = 296,932 * 2,65 ton/m³


= 786,87 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Breakwater :
Σ W = W₁ + W₂ + W₃

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

= 54,793 t/m + 786,87 t/m + 2220,996 t/m


= 3062,6611 t/m
Untuk jalur selebar 1 m, total berat breakwater :
ΣW = 3062661,1 kg

ii. Akibat Beban Gempa


Koefisien gempa diambil koefisien terkecil dari koefisien gempa = 0,3.

Jadi, Beban gempa = 0,3 *3062,6611 t/m


= 918,798 t/m
= 918798 kg/m

Jadi, sepanjang 1 m = 918798 kg

iii. Akibat Angin


Fw = W.A.K

dimana,
W = tekananangin = c.v2
c = koefisien angin = 0,00256
v = kecepatan angin = 44 km/jam = 23,758 knot
A = luas penampang Breakwater
K = faktor keamanan = 1,3

W = c*v²
= (0,00256) * (23,758)²
= 1,445 t/m³

1,0 m

X₁

X₂

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

x₁ =3,6 m –1,283 m = 2,32 m


x1 2,317
x₂ = = = 3,48 m
tg α tg 33,69
A = ½ (1,0 + (1,0 + 2 * x₂)). x₁)
= ½ (1,0 + (1,0 + 2 * (3,48)) * 2,32)
= 9,73 m²

Fw =1,445 t/m³ *9,73 m² * 1,3


= 18,285 t/m

Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Breakwater
= 3062,66 t/m
Total Gaya Horizontal :
ΣH = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
=918,798t/m + 18,285 t/m
= 937,083 t/m

Kontrol Stabilitas Breakwater

i. Terhadap Geser
∑ V tan θ
Syarat : ≥ 1,5
∑H
3062,66 tan 33,69
≥ 1,5
937,083
2,1789 ≥ 1,5 (OK!)

ii. Terhadap Guling


M lawan guling
Syarat : >2
M guling
Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah breakwater.

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

M guling = ΣH . (25,8/2)
= 937,083* 25,8/2
ΣH = 12088,4 ton m
22,8 m
ΣV
M lawan guling = ΣV . (87,55/2)
=3062,66* 87,55/2
= 134068 ton m
87,55 m
134068
>2
12088,4
11,091 > 2 (Ok)

iii. Terhadap Eksentrisitas


Syarat : |e| <ē
ē = 1/6 . B
= 1/6 * 87,55
= 14,5917 m
M netto
x́ =
∑V
M lawan guling −M guling
=
∑V
¿ 134068 – 12088,4
=
3062,66
= 39,828 m
|e| = B/2 - x́

|e| = ( 87,55
2 )
–39,828

= 3,95 m
|e| = 3,95 m < ē = 14,5917 m (Ok)

iv. Terhadap Daya Dukung Tanah


∑V M
Syarat : σ₁₂ = +¿ ¿ <σ tanah = 0.1 kg/cm2
F W

F =B*1m = 87,55 m2
M = ΣV . e = 3062,66t/m *14,5917 m = 44689,3 t
W = 1/6 . 1 . B2 = 1/6 * 1 m * (87,55 m)² = 1277,5 m3

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)


PERENCANAAN PELABUHAN

3062,66 44689,3
σ12 = +¿ ¿ ≤ σ tanah
87,55 1277,5
σ12 = 34,9819+ 34,9819≤ σ tanah

σ1 = 69,9637 ton/m2 = 0,07kg/cm2 ≤ 0,1 (Ok)


σ2 = 0 ton/m2 = 0 kg/cm2 ≤ 0,1 (Ok)
Kesimpulan :
Dari kontrol stabilitas breakwater terhadap geser, guling, eksentrisitas dan daya dukung
tanah, ternyata breakwater tersebut cukup aman.

MUHAMMAD AGUNG PRATAMA ( 14021101155)

Anda mungkin juga menyukai