Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PERENCANAAN PELABUHAN

2.1 Data-data Perencanaan


2.1.1 Data Primer
a. Direncanakan jumlah kapal yang akan merapat ke dermaga 2 buah kapal
b. Tipe Kapal = Kapal Barang
c. Gross Tonnage = 15000 Ton
d. Kecepatan merapat/sandar kapal = 0.15 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4 L ; L = Panjang kapal
e. Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.50 m
Dengan muka air relata (MSL) = 0.00 m
f. Elevasi dasar laut pada jarak = 110 m = -8 m
Jarak dari pantai/daratan diambil 10 s.d.25 m
g. Jenis tanah pada dasar laut (Sea Bed) adalah Clay (Sompressible Soil) dengan nilai SPT <
20 digunakan konstruksi dasar dermaga Tipe Tiang Panjang
Data hasil Sondir diperoleh:
P = Nilai konis tanah diambil = 45 kg/cm
C = Harga Cleef rata-rata = 607.50 kg/cm
Pada kedalaman tanah = 25 kg/cm
h. Kecepatan Arus Tegak Lurus Pantai = 0.15 Knots
i. Beban angin Tegak Lurus Pantai = 40.0 Kg/m
j. Data Gelombang : a. Tinggi gelombang = 0.20 m
b. Kecepatan gelombang = 0.20 m/det
k. Koefisien Gempa = 0.15
l. Beban Hidup Mereta di Atas Dermaga = 110 kg/cm
m. Beban truk = 10 Ton
n. Beban Crane Kup + Forkilft = 20 Ton
o. Lebar Apron = 25 m
p. Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada
Perencanaan Pelabuhan.
2.2 Perencanaan Dermaga
Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1) . 10% . Loa
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan Bambang Triatmodjo, Hal. 214)
Dimana :
Lp : Panjang Dermaga
Loa : Panjang Kapal yang ditambat
n : Jumlah Kapal yang ditambat

(Sumber : Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214)

Berdasarkan Nilai Gross Tonnage dari soal sebesar = 15000 ton maka nilai karateristik
kapal adalah :
Dapat dilihat pada Tabel 1.2 Karakteristik kapal ( Bambang Triatmodjo Perencanaan
Pelabuhan, Hal 37)

Panjang Lebar Draft Ket


No Bobot
Loa ( m ) (m) (m)
1 15000 153 22.3 9.3

Sketsa Karakteristik Kapal Rencana

a. Panjang Kapal (Loa) = 153 m


b. Lebar Kapal (B) = 22.3 m Berdasarkan Tabel
c. Draft Kapal (d) = 9.3 m

2.2.1 Panjang Dermaga


Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1).10% . Loa
( Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214 )

Lp = 2 x 153 + 2 + 1 10% x 153


= 351.9 m 352 m
2.2.2 Lebar Dermaga
Lebar Apron = 25 m
Lebar Area Parkir = 50 m (direncanakan)
Lebar Area Bebas = 15 m (direncanakan)
Direncanakan apron dengan satu jalur KA dan suatu jalur kendaraan ad = 9.0 m,
maka diperoleh lebar jalan e = 10.5 m
Dapat dilihat pada gambar 6.29 penentuan lebar apron ( Bambang Triatmodjo Perencanaan
Pelabuhan, Hal 216)

Rumus Umum
2 xA
b=
(d - e)
Dengan:
A : Luas Gudang
L : Panjang Kapal yang ditambat
b : Lebar Gudang
a : Lebar Apron
e : Lebar Jalan
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 215)

Rumus Umum : d = Lp - 2e
d = 351.9 - 2x 10.5
= 330.9 m
Direncanakan Luas Gudang 5000 m maka, Lebar Gudang :
3 xA
b=
(d -2e)
3 x 5000
=
330.9 - 21
= 48.402711 49 m
Maka Lebar Minimum Dermaga adalah
L = Lebar apron + lebar gudang + lebar jalan + lebar parkir + lebar area bebas
= 25 + 49 + 10.5 + 50 + 15
= 149.5 m 150 m
2.2.3 Kedalaman Dasar Kolam Dermaga
Pada umumnya kedalaman dasar kolam dermaga ditetapkan berdasarkan syarat draft
maksimum (Max. Draft) yang bertambat ditambah dengan jarak aman (clearance) sebesar 0,8 -
1,0 m di bawah badan kapal. Jarak aman ini ditentukan berdasarkan ketentuan operasional
pelabuhan (penambat kapal) dengan atau tanpa kapal tunda dan konstruksi dermaga. sedangkan
taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 -1,5 m di atas HWL sesuai dengan besar kapal.

Dik : a: Clearence = 0,8 - 1,0 (digunakan 1,0 m)


b: Taraf Dermaga = 0,5 - 1,5 (digunakan 1,5 m)

Sketsa Kedalaman Dasar Kolam Dermaga


Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono, hal. 311

Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.50 m, maka :


a. HWL = 1.25 m
b. MSL = 0.00 m
c. LWL = -1.25 m

Maka, kedalaman minimum kolam dermaga pada muatan maksimum


Hmin = - LWL + Draft kapal + Clearence
= - 1.25 + 9.3 + 1.0
= - 11.55 m

Berdasarkan gambar sebelumnya, kolam dermaga saat kondisi normal adalah :


Hnormal = Draft + Clereance
= 9.30 + 1.00
= 10.30 m

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman kolam


dermaga minimum adalah - 11.55 m

2.2.4 Elevasi dermaga

Elevasi dermaga = HWL + Taraf dermaga

Dimana, taraf dermaga (0,5 - 1,5), maka diambil yang taraf dermaga terbesar
1,5 m yang merupakan taraf dermaga maksimum.

Elevasi dermaga = HWL + Taraf dermaga


= 1.25 + 1.50
= 2.75 m
2.3 Dimensi Alur (Lebar Alur Di Depan dan Di Luar Pelabuhan)
2.3.1 Lebar alur di depan pelabuhan
Dik: Lebar kapal (B) = 22.3 m 23
Lebar keamanan = 1.5 x B= 33.45 m 34
Jalur gerak = 1.8 x B= 40.14 m 41
Lebar keamanan antar kapal = 1.0 x B= 22.30 m 23

(Sumber referensi sketsa Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 153)


Sehingga, total lebar alur di depan pelabuhan adalah
= 2 x lebar keamanan + 2 x jalur gerak + lebar keamanan antar kapal
= 2 x 34 + 2 x 41 + 23
= 173 m

2.3.2 Lebar Alur Luar Pelabuhan


Karena alur di luar pelabuhan maka harus lebih besar dari pada di depan pelabuhan agar kapal
bisa bermanuver dengan aman di bawah pengaruh gelombang arus topografi.

d
d

B B

10.B

Maka, direncanakan lebar alur di luar pelabuhan adalah 10.B atau


= 10 x B
= 10 x 22.3
= 223 m

2.3.3 Kedalaman Alur Pelayaran


Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di laur masuk harus cukup
besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan
penuh.
Kedalaman air dalam alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 16. Kedalaman Alur Pelayaran, pada Teori Perencanaan
Pelabuhan hal. 27 atau dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Dengan:
d : Draft kapal
d
G : Gerak vertikal kapal karena
gelombang dan squat
G
R : Ruang kebebasan bersih
P : Ketelitian pengukuran
P
S : Pengendapan sedimen antara
R
dua pengerukan
S
K : Toleransi pengukuran
K

(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 147)

Kedalaman air total adalah :


H= d + G + R + P + S + K

Dimana :
d = 9.30 + 0.30 = 9.60 m
(0,3 adalah angka koreksi minimum kerena adanya salinitas dan kondisi muatan)
hbruto = Ruang kebebasan bruto
= 15% . d
= 15% . 9.30
= 1.395 m
R = 0,5 m (untuk dasar laut berpasir) Dipakai R = 0.5 m
= 1 m (untuk dasar laut terdapat karang laut)
G = 20% dari draft kapal = 20% x 9.30 = 1.86 m
P = 10% dari draft kapal = 10% x 9.30 = 0.93 m
S = 10% dari draft kapal = 10% x 9.30 = 0.93 m
K = 10% dari draft kapal = 10% x 9.30 = 0.93 m
Catatan:
Untuk memeperhitungakan nilai P,S dan K digunakan faktor keamanan sebesar
10% dari draft kapal
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 150)

Maka kedalaman alur total (H) adalah :


H=d+G+R+P+S+K
= 9.60 + 1.86 + 0.5 + 0.93 + 0.93 + 0.93
= 14.75 m

2.3.4 Kolam Putar (Turning Basin)


Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan
lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang
menggunakannya.
Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal
tunda, luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang
total kapal (Loa)
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 156)
a. Luas kolam putar minimum
A = x r2 r = 1,5 x Loa = 229.50
= 3.14 x 229.50
= 165468.470463 m
b. Luas kolam putar minimum dengan menggunakan kapal tunda
A = x r2 r = Loa
= 3.14 x 153
= 73541.5424279 m
c. Kedalaman kolam putar
Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena, angin dan arus pasang surut,
kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti
gelombang muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.

Dapat dilihat pada Tabel 4.4 Perencanaan pelabuhan Bambang Triatmojo, Hal. 157
pada tabel di bawah
No Bobot ( ton ) Kedalaman ( m ) Ket
1 15000 11

Dari tabel di atas di peroleh nilai Kedalaman kolam putar sedalam = 11.00
Catatan :
Apabila dalam perencanaan terdapat bobot kapal yang tidak tersedia secara langsung
maka dapat diselesaikan dengan metode interpolasi

Sketsa Kolam Putar

2.4 Perencanaan Squat


Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal.
Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan kedalaman air.

Gambar Squat

(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 149)


Besar Squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang didasarkan dengan percobaan
dilaboratorium (Bruun.P.,1981)
Fr
z = 2.4 x
Lpp 1- Fr
Dengan:
z : Squat
: Volume air air yang dipindahkan (m)
Lpp : Panjang garis air (m)
V
Fr : Angka froude = tidak berdimensi
g.h
V : Kecepatan (m/dtk)
g : Percepatan gravitasi (m/dtk)
h : Kedalaman air (m)
2.4.1 Volume air laut yang dipindahkan
W 15000 ton
= = = 14634.15 m
air laut 1.025 ton/m
2.4.2 Panjang Garis Air
Lpp = 0,846.Loa1,0193 = 0.846 . 153 1,0193
= 142.6351 m

2.4.3 Angka Froude (Fr)


V 0.15
Fr= =
g.h 9.81 x 9.30
= 0.0157042
Maka nilai Squat (z) adalah
Fr
z = 2.4 x
Lpp2 1- Fr
14634.15 0.0157 2
= 2.4 x
142.64 2 1 - 0.01570418 2
= 0.00043 m

Pengaruh Squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung
menggunakan draft terkoreksi ditambah dengan clearance.
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
Draft kapal terkoreksi = 9.60 m
Clearence = 1.00 m
gan nilai SPT <

u pada
lai karateristik


Perencanaan

Sketsa perencanaan dermaga tipe Wharf


yarat draft
ce) sebesar 0,8 -
operasional
maga. sedangkan
apal.
m
m
m
m

Lebar
Leba keaman Leba
r an r
kea antar kea
man kapal man
an 180% B an
150 150
%B %B

B B

1,5.B 1,8.B 1,0.B 1,8.B 1,5.B

total panjang 7,6.B

uhan agar kapal


l kapal karena

asan bersih

sedimen antara
dalah luasan
yang

nakan kapal
dengan panjang

pasang surut,
am seperti

m
ecara langsung

kecepatan kapal.

engan percobaan


Dari hasil analisis SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum sebagai berikut :
Momen tumpuan Max = 976.984 kN.m
Momen lapangan Max = 867.978 kN.m
Gaya geser (lintang) Max = 1461.059 kN
Gaya normal Max = 2847.470 kN

2.7.3 Penulangan balok induk


1) Penulangan Daerah Tumpuan
Mu = Mmax = 976.984 kN.m
= 976984000.000 N.mm

Dimensi balok = 500 x 700 mm2

Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (tul) = 25 mm
Diametet begel (begel) = 12 mm

d = h - (d' + begel + . tul)


= 700 - 75 + 12 + 25
= 600.5 mm

Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
b d 2
976984000.000
=
0.8 500 600.5 2
= 6.77332 N/mm2

Nilai m
fy 400
m = = = 15.68627
0.85 fc' 0.85 30

Rasio penulangan
1.4 1.4
min = = = 0.00350
fy 400

1 2 m k
perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 15.686 6.773
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.02010

max
= 0.75 b

0.85 fc' 1 600


b = x
b = x
fy 600 + fy
0.85 30 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
max = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat : min < perlu < max


0.00350 < 0.02010 < 0.02438
Karena, min > perlu
maka digunakan: = min = 0.00350

Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = b d
= 0.00350 500 600.5
= 1050.875 mm2

Luas tulangan pokok (AsD16)


AsD25 = D 2
= 25 2
= 490.874 mm2

Jumlah tulangan (n)


Asperlu 1050.875
n = = = 2.141 3 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 3D25

2) Penulangan Daerah Lapangan


Mu = Mmax = 867.978 kN.m
= 867978300.000 N.mm

Dimensi balok = 500 x 700 mm2

Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (tul) = 25 mm
Diametet begel (begel) = 12 mm

d = h - (d' + begel + . tul)


= 700 - 75 + 12 + 25
= 600.5 mm

Lebar efektif (bef)


L 3500
= = 875 mm
4 4
bw + 16 . hf = 500 + 16 300 = 5300 mm
As ke As = 3500 mm
Digunakan bef terkecil :
Jadi, bef = 875 mm

Momen tahanan (MR)


MR = 0.85 fc' bef hf d - hf
= 0.8 0.85 30 875 300 600.5 - 300
= 2412427500.000 N.mm

Syarat: MR > MU
2412427500.000 N.mm > 867978300.000 N.mm

Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
bef d 2
867978300.000
=
0.8 875 600.5 2
= 3.43862 N/mm2

Nilai m
fy 400
m = = = 15.6862745
0.85 fc' 0.85 30

Rasio penulangan
1.4 1.4
min = = = 0.00350
fy 400

1 2 m k
perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 15.6862745 3.43862
= 1 - 1 -
15.6862745098 400
= 0.00927

max
= 0.75 b

0.85 fc' 1 600


b = x
fy 600 + fy
0.85 30 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
max = 0.75 0.03251
= 0.02438
Syarat: min < perlu < max
0.00350 < 0.00927 < 0.02438
min > perlu Tetap digunakan perlu untuk daerah lapangan.
Maka digunakan: = perlu = 0.00927

Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = bef d
= 0.00927 875 600.5
= 4871.141 mm 2

Luas tulangan pokok (AsD25)


AsD25 = D2
= 25 2
= 490.874 mm 2

Jumlah tulangan (n)


Asperlu 4871.141
n = = = 9.923 10 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 10D25

3) Penulangan Geser (Sengkang)


Vu = 1461.059 kN

Ukuran balok = 500 x 700 mm2

Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (tul) = 16 mm
Diameter begel (begel) = 10 mm

d = h - (d' + begel + . tul)


= 700 - 75 + 10 + 16
= 607 mm
Kekuatan Nominal Geser Penampang (Vc)
1
Vc = fc' b d
6
1
= 30 500 607
6
= 277056.327 N
= 277.056 kN

Vc = 0.6 277.056
= 166.234 kN
Syarat : Vc < Vu
166.234 kN < 1461.059 kN dibutuhkan tulangan geser

Syarat Keseimbangan Geser


Vu
Vs = - Vc

1461.059
= - 277.056
0.6
= 2158.04200633 kN
= 2158042.006 N

1 1
fc' b d = 30 500 607
3 3

= 554112.654 N
= 554.113 kN

Syarat : 1
Vs < fc' b d
3
2158.042 kN > 554.113 kN

Digunakan spasi tulangan maksimum (Smaks)


1
Smaks = d
2
1
= 607
2
= 303.5 mm

Kebutuhan tulangan geser memakai 10 (Sperlu) daerah tumpuan


Av fy d
Sperlu =
Vs
10 2 400 607
=
2158042.006
= 8.836 mm 8 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 8 mm


Tulangan geser yang digunakan 10-8 mm

Kebutuhan tulangan geser memakai 10 (Sperlu) daerah lapangan


Av 3 fy
Sperlu =
b

10 2 3 400
=
500
= 188.496 mm 180 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 180 mm


Tulangan geser yang digunakan 10-180 mm
4) Penulangan Torsi
Dik : Dimensi balok :
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 700 mm
Diameter sengkang (sengkang) = 10 mm
Tebal selimut beton (ts) = 75 mm
Torsi ultimate (Tu)
Mu lapangan 867978300.000
Tu = =
0.8
= 1084972875.000 N.mm
Mutu beton (fc') = 30 MPa
Mutu baja (fy) = 400 MPa
torsi = 0.6

b1 = b - 2 . ts - 2 sengkang
= 500 - 2 75 - 2 12
= 338 mm

h1 = h - 2 ts - 2 sengkang
= 700 - 2 75 - 2 12
= 538 mm

fc'
Tc = x b2 x h
15
30 2
= x 500 x 700
15
= 63900965.042 N.mm

Tc = 0.6 63900965.042
= 38340579.025 N.mm

Syarat : Tc < Tu
38340579.025 N.mm < 1084972875.000 N.mm Perlu tulangan torsi

Ts = Tu - Tc
= 1084972875.000 - 38340579.025
= 1046632295.975 N.mm

Perhitungan tulangan longitudinal torsi


h1 538
2 + 2 +
b1 338
t = = = 1.20 2
3 3

b1 + h1 2 Tu - Tc
At = x
b1 h1 t x fy
338 + 538 2 1046632295.975
= x
= x
338 538 1.20 0.6 400
= 0.00482 x 7285043.576

= 35094.357 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :
At
Perkiraan luasan total tulangan =
4
35094.357
=
4
= 8773.589 mm2

Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter tulangan 16 mm


Luas tulangan (AsD16) = D2
= 3.14 16 2
= 201.062 mm2
Luas total tulangan (As4D16) = 4 AsD16
= 4 201.062
= 804.248 mm2

804.248 mm2 < 8773.589 mm2 Dapat digunakan.

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya.

2.8 Perencanaan Pile Cap


Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan serta kemudahan) dalam pengerjaannya, maka
direncanakan dengan penamapang yang sama. Ditinjau Pile Cap yang menerima beban paling besar
yaitu di tengah bentang.
Balok Arah Y

Pile Cap
4,6 m

Balok Arah X

4,6 m

4,6 m 4,6 m
Balok Arah Y

Pile Cap
2,3 m
Balok Arah X

2,3 m

2,3 m 2,3 m

Direncanakan Dimensi Pile Cap :


Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm = 0.5 m
Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.5 m
Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm = 0.25 m
Diketahui :
beton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
air = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
Panjang pelat (Lpelat) = 3.5 m
Lebar pelat (bpelat) = 3.5 m
Tebal pelat (tpelat) = 0.3 m

Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)


Panjang balok (Lbalok) = 3.5 m
Lebar balok (bbalok) = 0.5 m
Tinggi balok (hbalok) = 0.7 m

2.8.1 Pembebanan Pile Cap (PC)


1) Beban Mati (PDL)
Berat sendiri PC = LPC bPC hPC beton
= 0.5 0.5 0.25 24
= 1.50 kN

Berat genangan air hujan = Lpelat bpelat tinggi genangan air hujan air
= 3.5 3.5 0.05 10
= 6.13 kN

Berat sendiri pelat = Lpelat bpelat tpelat beton


= 3.5 3.5 0.3 24
= 88.200 kN
Berat sendiri balok
Balok arah X = Lbalok arah X bbalok (hbalok - tpelat) beton
= 3.5 0.5 0.7 - 0.3 24
= 16.80 kN

Balok arah Y = Lbalok arah Y bbalok (hbalok - tpelat) beton


= 3.5 0.5 0.7 - 0.3 24
= 16.80 kN

Total berat sendiri balok = Balok arah X + Balok arah Y


= 16.80 + 16.80
= 33.60 kN

Total beban mati (PDL) = Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok
= 1.50 + 6.13 + 88.20 + 33.60
= 129.43 kN

2) Beban Hidup (PLL)


Beban hidup di atas dermaga
Diketahui : Beban merata di atas dermaga = 110 kg/m2
= 1.10 kN/m2

Sehingga, beban di atas dermaga = Beban merata Lpelat bpelat


= 1.10 3.5 3.5
= 13.48 kN
Beban truck
Diketahui : Beban truk (P) = 10 ton
= 100 kN
Beban crane cup + forklift
Diketahui : Beban crane cup + forklift (P) = 20 ton
= 200 kN

Total beban hidup (PLL) = Beban hidup di atas dermaga + Beban truck +
(Beban crane cup + forklift)
= 13.48 + 100 + 200
= 313.48 kN

3) Beban Terfaktor (Pult)


Pult = 1.2 PDL + 1.6 PLL
= 1.2 129.43 + 1.6 313.48
= 656.87 kN

2.8.2 Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap


Pn maks = 0.80 0.85 fc' Ag - Ast + fy Ast
Dimana:
= 0,65 (untuk sengkang persegi) ; 0,70 (untuk sengkang bulat/sengkang
spiral). Digunkan sengkang persegi dengan = 0.65
fc' = kuat tekan beton = 30 MPa
fy = tegangan leleh baja = 400 MPa
Ag = luas penampang beton Pile Cap
= LPC bPC
= 500 500
= 250000 mm2
Ast = luas tulangan kolom

Rasio tulangan :
g = Rasio penulangan, dimana : 0.01 < g < 0.08
Digunakan, g = 0.03

Ast
g = Ast = g Ag
Ag

Ast = g Ag
= 0.03 250000
= 7500 mm2

Pn maks = 0.80 0.85 fc' Ag - Ast + fy Ast


= 0.80 0.65 0.85 30 250000 - 7500 + 400
7500
= 4775550.000 N
= 4775.550 kN

Syarat : Pn maks > Pult


4775.550 kN > 656.870 kN

Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.
Dimensi Pile Cap (PC) :
Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm
Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm
Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm

2.8.3 Beban Pile Cap Ditinjau Permeter (q)


q = Pult 1 m
= 656.870 1 m
= 656.870 kN/m'

q = 700,480 kN/m'

4,6 m 4,6 m 4,6 m


4,6 m 4,6 m 4,6 m

Gaya yang bekerja akibat beban merata (q) pada Pile Cap :
Vu

Gaya yang bekerja pada Pile Cap


Gaya yang bekerja pada bagian pinggir
Vu = q L L = Panjang tinjauan perpanel
= 656.87 3.5
= 1149.523 kN

Gaya yang bekerja pada bagian lengan


Vu = 1.15 q L
= 1.15 656.87 3.5
= 1321.951 kN

Diperoleh Vu maks = 1321.951 kN

Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada Pile Cap (M)
M = Vu maks L
= 1321.951 3.5
= 4626.828 kN.m
300
Perlu tulangan torsi
Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok

3.5
400

Anda mungkin juga menyukai